Oleh:
FAHMI ARIEF
061614353007
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Implementasi pembangunan pertanian sangat terkait dengan pembangunan
wilayah khususnya pedesaan. Reorientasi pendekatan ini didasarkan pada
kenyataan bahwa resource endowment para petani, khususnya lahan sangat
terbatas, sehingga petani berusaha mengoptimalkan sumberdaya tersebut dengan
diversifikasi usaha. Bidang usaha yang dimiliki, diusahakan untuk budidaya
tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan, serta pengusahaan ternak dan
ikan. Lebih jauh lagi, dalam satu unit terkecil wilayah misalnya desa, akan
dijumpai berbagai jenis tanaman atau hewan yang diusahakan secara terpadu.
Sempitnya lahan yang dimiliki, terutama lahan untuk usaha pertanian, mendorong
untuk meningkatkan pendapatan dari sektor lain. Memelihara ternak dan
mengusahakan tanaman merupakan salah satu cara untuk menambah hasil
(Gunawan, 1992).
Pola integrasi antara sapi perah dan salak pondoh dilakukan terutama
untuk memanfaatkan limbah peternakan sebagai pupuk bagi tanaman salak untuk
meningkatkan pendapatan. Salak pondoh (Salacca edulis) tergolong salak
komersial dan merupakan salak unggul, disukai karena rasanya manis dan
aromanya spesifik (Soehartanto et al., 1989).pemeliharaan salak pondoh. Pada
awal penanaman kebutuhkan pupuk kandang 2 kg/tanaman dan setelah tanaman
salak pondoh berbuah dosis pupuk kandang ditingkatkan menjadi 4 kg/pohon
(Nazaruddin dan Muchlisah, 1994). Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan
sektor peternakan dan usahatani khususnya usaha ternak sapi perah dengan salak
pondok untuk meningkatkan keuntungan dalam suatu usaha.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sistem
integritas suatu usaha peternakan sapi perah dengan salak pondoh.
1.3
Batasan masalah
:
:
:
:
:
:
Chordata
Mamalia
Artiodactyla
Animalia
Bovidae
Bos
Species
: Bos Taurus
kedepan kearah perut dan melebar sampai diantara paha. Produksi susu
tinggi. Tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan
setiap tahun beranak (Wahiduddin, 2008). Sapi Perah Friesian Holstein
dapat dilihat pada gambar 2.1.
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Monocotyledonae
: Palmales
: Palmae
: Salacca
: Salacca edulis
Menurut Suter (1988), panjang buah salak berkisar antara 4,46-6,13 cm,
diameter 4,28-5,67 cm, dan berat buah berkisar antara 34,79-83,47 g. Variasi
panjang, diameter, dan berat buah salak dipengaruhi oleh kultivar serta letak
buah salak pada tandannya. Tanaman salak pondoh merupakan tanaman
berumah dua, sehingga dapat diketemukan tanaman jantan dan tanaman
betina. Bunga jantan tersusun seperti genteng, bertangkai dan berwarna coklat
kemerah-merahan. Sedangkan bunga betina tersusun dari 1-3 bulir, bertangkai
panjang dan mekar sekitar 1-3 hari. Perakaran salak pondoh terdiri dari akar
serabut, yang sebagian besar berada di dalam tanah dan sebagian lagi muncul
dipermukaan tanah. Perkembangan akar salak pondoh dipengaruhi oleh cara
pengolahan tanah, pemupukan, tekstur tanah, sifat fisik dan kimia tanah, air
tanah, lapisan bawah tanah, dan lain-lain. Sedangkan batang salak pondoh
termasuk pendek dan hampir tidak kelihatan secara jelas, karena selain ruasruasnya padat juga tertutup oleh pelepah daun yang tumbuhnya memanjang
(Hieronymus Budi Santoso, 1990).
Kriteria buah yang sudah siap dipanan dapat ditentukan melalui umur
buah atau dengan memperhatikan penampakan buah. Umur panan buah salak
pondoh adalah sekitar 5,5-6 bulan, sedangkan bila melihat dari penampakan
buahnya, salak pondoh yang siap dipanen memiliki warna kulit buah bersih
dan mengilap, bila dipegang terasa empuk dan kulitnya tidak keras serta
beraroma khas (Widji Anarsis, 1996). Buah salak terdiri dari tiga bagian, yaitu
kulit buah, daging buah yang diselubungi selaput tipis dan biji. Setiap buah
salak pondoh memiliki satu biji, berwarna coklat kehitam-hitaman, keras, dan
pada biji terdapat sisi cembung dan sisi datar (Hieronymus Budi Santoso,
1990).
2.2 Potensi Usaha Susu Ternak Sapi Perah Dan Salak Pondok
Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang memiliki
karakteristik laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dibarengi dengan laju
pertumbuhan yang pesat. Peningkatan jumlah penduduk saat ini memberikan
dampak yang besar terhadap peningkatan permintaan (demand) produk pangan
masyarakat. Selain itu, perkembangan masyarakat saat ini lebih ke arah yang lebih
merupakan
setiap
modal
yang
3. Transportasi
Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan
oleh manusia atau mesin. Transportasi ternak sapi perah dan salak pondok dapat
dilakukan melalui rute darat maupun laut. Rute darat dilalu dengan menggunakan
sepede motor, mobil, dan truk. Sedangkan untuk rute darat dapat dilalui
menggunakan kapal. Dalam pengangkutan jarak jauh, perlu peralatan pendingin
untuk menjaga kesegaran, karena air susu segar kesegarannya hanya mampu
bertahan lebih dari 3 jam sejak diperah dari induk. Produk harus diangkut dalam
kendaraan yang bersih dan menggunakan alat pendingin, pada kondisi yang sesuai
dan tidak diletakkan bersama-sama dengan benda-benda lain.
1.4.2 Usaha
1. Subsistem Agroinput
Sebelum memulai beternak sapi perah, ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan dan diperhitungkan secara matang. Persiapan dan perhitungan ini
sangat menentukan keberhasilan peternakan. Paling tidak, ada tiga hal yang harus
dipersiapkan dan dipertimbangkan yaitu : seleksi bibit sapi perah, kandang,
pakan, dan ketersediaan air.
1.
2.
kandang yang sesuai dengan sapi jenis tersebut juga merupakan salah
satu cara
ternak yang
paling
penting.
Sedikit
berbeda
dengan
pakan
pokok
(Macro).
Jadi
sumber
utama
untuk
penggunaan
makanan
pokok,
perlu
juga
peternakan
harus
digunakan tidak hanya untuk minum sapi namun juga digunakan untuk
memnadikan sapid an membersihkan kandang. Khusus untuk minum,
sebaiknya sapi diberikan minum secara adlibitum atau tidak terbatas
jumlahnya (sekenyangnya).
5. Pengolahan Limbah Dari Ternak Sapi Perah
Limbah peternakan umumnya meliputi semua kotoran yang
dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan, baik berupa limbah
padat dan cairan, gas,ataupun yang memiliki banyak manfaat. Manfaat
kompos
diantaranya
dapat
memperbaiki
struktur
hara
tanah,
1.800 rumpun per hektar. Selain itu, ada tambahan bahwa untuk tanah
yang subur, jarak tanam antara tumbuhan satu dengan yang lain lebih.
8. Penanaman Salak Pondoh
Penanaman bibit salak pondoh sebaiknya dilakasanakan pada
awal musim hujan yaitu sekitar bulan Nopember. Sebab selain udara
yang sejuk, juga tersedianya air yang cukup pada musim hujan,
sehingga tumbuhan salak pondoh cepat tumbuh dengan baik. Proses
penanaman dilakukan setelah bibit disiapkan dan dipilih / diseleksi bibit
yang berkualitas.
2. Subsistem Budidaya
Tata laksana budidaya dalam suatu peternakan dan usahatani memegang
peranan penting karena keberhasilan suatu usaha peternakan tersebut sangat
dipengaruhi oleh baik tidaknya tata laksana pemeliharaannya. Manejemen
pemeliharaan sapi perah dan salak pondoh terdiri sebagai berikut ;
a. Budidaya Sapi Perah
Pemeliharaan pedet
Pedet yang baru lahir tersebut dikeringkan atau membiarkan induk
menjilatinya sehingga pedet tidak kedinginan apabila cuaca dalam keadaan
dingin. Sedangkan pedet yang baru lahir perlu disiapkan kandang dengan
memberikan alas berupa jerami kering atau serbuk gergaji. Pedet sapi
perah disapih pada umur 3-4 bulan, tergantung dari kondisi pedet. Cara
penyapihan pedet sedikit demi sedikit susu yang diberikan dikurangi.
Sebaliknya, pemberian konsentrat dan hijauan ditingkatkan sampai pada
saatnya pedet itu disapih sehingga terbiasa dan tidak mengalami stress.
Manajemen dara
Sapi dara adalah sapi pada masa antara lepas sapih sampai laktasi
pertama kali yaitu berkisar antara umur 12 minggu sampai dengan 2 tahun.
Setelah berumur 3 bulan sapi dara ditempatkan di dalam kandang
kelompok yang berjumlah antara 3-4 ekor, dengan jenis kelamin, umur dan
berat badan yang seragam. Tujuan pemeliharaan sapi dara yaitu untuk
mengganti induk replacement untuk sapi perah yang mempunyai
kemampuan produksi rendah serta untuk pengembangan usaha. sapi
sebaiknya dimandikan setiap hari dan pembersihan kotoran yang
menempel dikulit. Sanitasi dilakukan setiap 2 kali sehari setiap pagi dan
sore dengan tujuan menjaga kebersihan kandang karena berhubungan
dengan kesehatan ternak.
Manajemen laktasi
Manajemen perawatan sapi laktasi bertujuan untuk memperoleh
produksi susu yang bagus dan optimal. Pakan sapi perah laktasi terbagi
menjadi dua golongan yaitu pakan kasar dan pakan penguat atau
konsentrat. Kadar serat kasar yang terlalu tinggi menyebabkan ransum
sulit
untuk
dicerna,
sebaliknya
jika
kadar
serar
kasar
rendah
terdiri dari 60% hijauan dan 40% limbah pengolahan pangan (bekatul dan
bungkil), sedangkan pemberian pakan konsentrat diberikan sebelum
hijauan, bertujuan untuk merangsang pertumbuhan mikrobia rumen.
Hijauan diberikan sepanjang hari secara ad libitum, hijauan juga diselingi
dengan jerami padi sebanyak 1 kg yang diberikan dua kali sehari.
Konsentrat berfungsi sebagai suplai energi tambahan dan protein, lebih
Manajemen pemerahan
Pemerahan adalah tindakan mengeluarkan susu dari ambing.
Pemerahan bertujuan untuk mendapatkan produksi susu yang maksimal.
Terdapat tiga tahap pemerahan yaitu pra pemerahan, pelaksanaan
pemerahan dan pasca pemerahan. Tujuan dari pemerahan adalah untuk
mendapatkan jumlah susu maksimal dari ambingnya.
Fase persiapan
Tahap-tahap persiapan pemerahan meliputi menenangkan
sapi, membersihkan kandang, membersihkan bagian tubuh sapi,
mengikat ekor, mencuci ambing dan puting. Sebelum pemerahan
dimulai,
pemerah
mencuci
tangan
bersih-bersih
dan
tangan antara lain yaitu whole hand milking, kneevelen dan streppen,
diantara ketiga metode tersebut yang terbaik adalah dengan
menggunakan metode whole hand milking dan apabila tidak karena
sesuatu hal maka hendaknya menggunakan metode tersebut.
Pemerahan dengan tangan
pangkal puting susu antar ibu jari dan jari tengah, kedua jari kita
tekan pelan, menariknya kebawah hingga air susu keluar dan cara
yang mempergunakan lima jari yaitu ibu jari diatas dan keempat jari
lainnya memegang puting, menariknya dengan pelan hingga air susu
dapat keluar dengan baik.
Pasca pemerahan
Setelah selesai pemerahan diping atau penuntasan pemerahan
agar tidak menimbulkan penyakit mastitis. Setalah didapatkan air
susu dilakukan pengukuran antara lain berat jenis dan kadar lemak
susu. Pada bagian puting dicelupkan dalam larutan disinfektan untuk
menghindari terjadinya mastitis. Setelah susu diperah kemudian
dibawa ke kamar susu penanganan susu
Sanitasi
Kandang dibersihkan setiap hari minimal 2 kali, bersama dengan
memandikan sapi laktasi. Usaha pemeliharaan kesehatan ternak sapi perah
selain melalui pembersihan kandang, juga dengan kebersihan ternak,
peralatan dan petugas kandang. Kandang sapi perah harus bersih supaya
saat pemerahan
Pengadaan bibit
Bibit adalah calon individu tanaman yang baru diperoleh secara
generatif (seksual) atau vegetatif (Aseksual). Bibit yang baik akan
menghasilkan tanaman yang baik. Sebaliknya bibit yang kurang baik
jarang menghasilkan tanaman yang baik.
c. Penyemaian Dalam Polibag
Penyemaian dalam polibag (kantong pelastik) untuk
penuyemaian ini diperlukan poly bag berukuran 29 X 18 cm.
d. Pencangkokan
Penanaman bibit
Penanaman bibit dilakukan dengan cara membenamkan media
tanam area kebun salak diperlukan 4 10 % pohon jantang. Ditanam
tersebar antara pohon betina untuk penyerbukan buatan. Penanaman pohon
jantan di pinggir kebun akan memudahkan dalam mendapatkan tongkol
bunga jantan yang menyerbuk.
Pemupukan
Untuk dapat tumbuh dan berkembang serta berproduksi optimal,
tanaman memerlukan nutrisi, mineral atau untur hara dalam keadaan
cukup. Maka tanah perlu dipupuk. Pupuk yang digunakan pupuk organic
atau pupuk anorganik.
Panen
Salak pondoh termasuk buah yang mudah rusak atau membusuk
dan tidak tanan lama dalam penyimpanan panennya harus dilakukan
secara tepat. Yaitu salak pondoh yang sudah dipanen atau dipetik
disimpan dalam peti kayu yang memiliki sela, pada peti tersebut diberi
lapisan kertas guna mengurangi kadar air dalam udaranya. Karena buah
salak akan cepat membusuk kengan keadaan udara yang lembab. Jadi
simpang salak pondoh ditempat yang sejuk dan kering.
a. Waktu dan Cara Panen
Buah salak pondoh akan matang setelah 5 7 bulan sejak
penyerbukan. Di Indonesia panen raya pada bulan November dan
bulan desember. Untuk memanen adalah menjelang buah matang di
pohon. Pada saat itu buah memiliki rasa enak dan aroma yang khas.
Salak yang telah matang kulitnya tampak bersih dan mengkilat dan
apabila dipegang tidak terlalu kasar. Buah salak dipanen dengan
cara memotong pangkal tangkai dompol dengan pisau atau sabit
yang ujungnya bengkok membentuk kait yang tajam.
b. Penanganan Pasca Panen.
Buah salak yang sudah dipanen tidak dapat dibiarkan
begitu saja. Sehingga kualitasnya tetap baik sampai kekonsumen.
c. Penyimpanan.
Penyimpanan biasanya dilakukan sebelum dan selam
pemasaran. Cukup ventilasi dengan sirkulasi udara yang baik.
Dalam penyimpanan sebaiknya buah salak tidak dimasukan
kedalam karung, untuk menghindari kemungkinan terserang hama
atau tertular penyakit.
3. Subsistem Pengolahan
Produktivitas ternak diukur berdasarkan lamanya masa laktasi, lama masa
puncak laktasi, lama masa kering dan jumlah susu yang dihasilkan oleh ternak.
Pengolahan susu dimulai dari sapi perah masa laktasi sampai menhasilkan susu
segar. Pengolahan limbah sapi perah menghasilkan pupuk sebagai hasil akhir yang
kemudian digunakan untuk pupuk penanaman salak pondoh. Salak pondoh yang
panen akan langsung dijual.
4. Subsistem Pemasaran
Sistem pemasaran merupakan cara memasarkan hasil. Untuk peternakan,
sistem ini bertujuan untuk memasarkan hasil peternakan. Sistem pemasaran
dikenal dengan sistem pemasaran tunggal, pemasaran berganda dan pemasaran
bertahap. Untuk usaha ternak dan usahatani ini menggunakan sistem pemasaran
berganda. Sistem pemasaran berganda ini memakai lebih dari satu cara untuk
memasarkan produknya. Pada sistem ini bukan hanya kepada pengumpul saja
suatu produk dipasarkan, tetapi juga kepada distributor, pedagang besar, pabrik
makanan, hotel, restoran ataupun konsumen akhir.
5. Subsistem Konsumen
Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh manusia karena mengandung nilai gizi cukup tinggi. Pada
pemasarannya kepada konsumen susu dijual bisa dalam bentuk susu segar,
sebagian besar digunakan sebagai bahan makanan yaitu yogurt dan keju yang
bernilai gizi tinggi. Salak pondoh yang dipanen dijual langsung ke konsumen
yang selanjutnya salak bisa diolah jadi bahan makanan.
1.4.3 Stabilitator
1. Pemerintah
Sebelum memulai suatu usaha ternak diperlukan izin dari pemerintah. Izin
Usaha Peternakan adalah izin tertulis yang diberikan oleh Menteri atau pejabat
lain yang diberi wewenang olehnya, yang memberikan hak untuk melaksanakan
perusahaan peternakan.
Dalam arah kebijakan pembangunan nasional, pembangunan sektor
pertanian diarahkan untuk meningkatkan pendapatan kesejahteraan, daya beli,
taraf hidup, kapasitas dan kemandirian serta akses masyarakat pertanian dalam
proses pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas produksi serta
distribusi dan keanekaragaman hasil pertanian.
Pembangunan pertanian diarahkan pada pengembangan sistem pertanian
yang berkelanjutan yang berbudaya industri, maju dan efisien ditingkatkan dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembangunan pertanian memang
sudah saatnya menganut pendekatan industri bukan lagi agraris, artinya
menangani pertanian secara industri bukan lagi tergantung sepenuhnya kepada
faktor alam. Pengertian industri dalam hal ini bukan semata-mata mendirikan
pabrik, tetapi yang lebih mendasar adalah mentransformasikan budaya (pola pikir,
sikap mental dan perilaku) masyarakat industri di kalangan para petani.
Industri susu di Indonesia tidak lepas dari intervensi Pemerintah dalam
bentuk kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk memberikan perlindungan
kepada peternak, IPS dan pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Beberapa
kebijakan yang penting untuk ditinjau diuraikan secara rinci di bawah ini ;
mengimpor.
Kebijakan tarif impor
Kebijakan tarif impor dikenakan pada impor bahan baku susu
impor dan produk SUSU olahan . Untuk bahan baku susu impor seperti ;
skim milk powder, anhydrous milk fat, butter milk, lactose dikenakan
sebesar 5%, bertujuan untuk melindungi peternak sapi perah. Sedangkan
produk susu olahan seperti susu bubuk, keju dan mentega dikenakan
sebesar 30%, bertujuan untuk melindungi IPS . Kebijakan ini telah
mengalami perubahan melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor
16/KMK/01/1998 yang menegaskan bahwa tarif bea masuk bahan baku
susu dan produk jadi yang sebelumnya bervariasi 5-30% diubah menjadi
5% dan tidak ada perubahan antara bahan baku dan produk jadi.
Pengolahan Susu (IPS). Kegiatan utama Unit Usaha Simpan Pinjam (UUSP)
adalah melayani kebutuhan modal usaha bagi para anggotanya. Seiring dengan
perkembangan selanjutnya unit simpan pinjam tidak hanya melayani para
anggotanya, akan tetapi juga melayani pinjaman dan tabungan calon anggota
terutama para pedagang atau pengusaha kecil menengah. KUD berfungsi
memberikan pelayanan atau pembinaan teknis kepada para peternak anggotanya
dalam hal budidaya dan perkembangan skala usahanya, pengembangan populasi
ternak, pelayanan pengobatan atau kesehatan ternak, pelayanan pakan ternak, dan
pembinaan serta penyuluhan kepada peternak. Salah satu lembaga pembiayaan
dalam usaha tani adalah kredit usaha tani (KUT). Kredit Usaha Tani adalah kredit
modal kerja yang disalurkan melalui lembaga keuangan (bank), koperasi atau
KUD (Koperasi Unit Desa) dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang
digunakan untuk membiayai usahatani dalam intensifikasi tanaman padi, palawija
dan hortikultura. Kredit yang dimaksud merupakan tambahan modal sebagaimana
yang dijelaskan dalam Undang-undang pokok perbankan; bahwa kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan
tujuan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain dalam hal mana
pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan jumlah bunga yang telah ditentukan atau ditetapkan sebelumnya.
Dalam koperasi usaha tani, kelompok masyarakat yang umum ditemui
pada tingkat pedesaan adalah petani. Petani termasuk kelompok kaum produsen
oleh karena pekerjaannya antara lain membudidayakan tanaman seperti padi,
jagung, buah-buah, sayuran, dsb. Bagi petani, yang menjadi perhatiannya untuk
dikoperasikan adalah bagaimana mendapatkan sarana produksi tepat waktu, lalu
bagaimana menjual hasilnya dengan harga yang pantas pada waktu musim panen.
Begitu pula selanjutnya, bagaimana caranya agar mereka tidak menjadi
korban lintah darat yang setiap peminjaman selalu dibebani bunga yang berat.
Untuk memenuhi keperluan ini, maka jenis koperasi serba usaha adalah jenis
usaha yang paling sesuai untuk petani. Oleh karena itu, pengembangan koperasi
unit desa (KUD) baik sekali untuk dihidupkan di lingkungan ekonominya.
Sebagai koperasi ganda usaha, diharapkan agar koperasi di pedesaan akan dapat
melayani berbagai keperluan petani produsen setempat.
3. Ramalan Pasar
Prediksi terhadap permintaan konsumen terhadap susu sapi yang
didasarkan pada pola trend terkini masyarakat akan keperluan susu sapi .
2.3 Analisa Usaha Ternak Sapi Perah
Analisa ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa jangka waktu
produksi susu selama 1 tahun dilakukan secara pendekatan dengan skala
usaha 12 ekor sapi perah. Pemberian pakan dilakukan dengan menggunakan
pakan hijauan rata-rata sebanyak 8 kg per ekor/hari dan pakan konsentrat
rata-rata sebanyak 1,5 kg per ekor/hari.
Data teknis dan ekonomis yang diberikan sebagai berikut :
Biaya Tetap
No
1
2
3
4
No
Biaya Operasional
1 Pakan hijauan 8 kg x 12 ekor x Rp. 250 x 365 hari
2 Pakan konsetrat 1,5 kg x 12 ekor Rp. 2600 x 365 hari
Harga
Rp. 15.000.000,00
Rp. 96.000.000,00
Rp. 4.000.000,00
Rp. 2.000.000,00
Rp. 117.000.000,00
Harga
Rp. 8.760.000,00
Rp. 17.082.000,00
3
4
tahun
5 Biaya lainya
Total
Biaya Operasional
Rp. 540.000,00
Rp. 12.000.000,00
Rp. 5.500.000,00
Rp. 43.882.000,00
Pendapatan
No
Pendapatan
1
Susu 10 liter x 12 ekor x 365 hari x Rp. 4.000
2
Pedet 6 ekor x Rp. 1.750.000
Total
Harga
Rp. 175.000.000,00
Rp. 10.500.000,00
Rp. 185.700.000,00
Biaya Tetap
No
1
2
Harga
Rp. 14.897,00
Rp. 1.083.871,00
Rp. 1.098,768,00
Biaya Operasional
No
1
2
3
Biaya Operasional
Pupuk Organik
Pupuk Anorganik
Tenaga kerja
Total
Harga
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 4.600.556,00
Rp. 4.600.556,00
Pendapatan
No
Pendapatan
1
Penjualan Salak Pondoh per 1 hektar
Total
Harga
Rp. 19.522.600,00
Rp. 19.522.600,00
Cash Flow Usaha Sapi Perah dan Salak Pondoh Selama 1 Tahun
No
1
2
3
4
5
6
Keterangan
Investasi
Penerimaan
Biaya Operasional
Laba Kotor
Pajak
Laba Bersih
0
Rp. 122.699.324,00
Tahun
1
Rp. 205.222.600,00
Rp. 48.482.556,00
Rp. 156.740.034,00
Rp. 10.755.000,00
Rp. 145.985.034,00
Jadi untuk pendapatan usaha susu ternak sapi perah dan salak pondoh laba
bersihnya dalam jangka waktu 1 tahun adalah Rp. 145.985.034,00
Penunjang
(pendukung)
Penyuluhan atau
Penelitian ;
Perguruan tinggi
dan peternak lain
Usaha
Subsistem agroinput :
- Seleksi bibit
- Persiapan pakan
- Persiapan kandang
- Ketersediaan air
- Pengolahan Limbah
- Bibit salak pondoh
SubsistemBudidaya ;
- Penyiapan lahan
- Pemeliharaan pedet
- Manajemen dara
- Manajemen Laktasi
- Manajemen pemberian
pakan
- Manajemen
pemerahan
- Sanitasi
- Kontrol penyakit
- Pengadaan bibit
- Penanaman salak
- Kontrol hama
- Panen
Stabilisator
Pemerintah ;
-
Memberikan Izin
Usaha
Memberikan
Kebijakan-kebijakan
Himpunan
Pemerintah
Peternak
Dinas
Ayam
Layer
peternakan
Modal ;
Asosisasi ;
sendiri atau
pinjaman Bank/
Mitra.
Subsistem pengolahan :
- Susu segar
- Salak pondoh
Subsistem pemasaran:
- Distributor
- Pedagang besar
- Pabrik makanan
- Hotel
- Restoran
- Konsumen akhir.
Transfortasi ;
Mobil, sepeda
motor, truk.
Ramalan Pasar ;
Subsistem Konsumen :
-
Individu
Bahan makanan
Mengikuti Tren
masyarakat terkini
PENUTUP
Kesimpulan
Peningkatan jumlah penduduk memberikan dampak yang besar terhadap
peningkatan permintaan (demand) produk pangan masyarakat. Salah satu produk
pangan yang terus mengalami peningkatan permintaan setiap tahunnya adalah
susu. Dengan meningkatnya kebutuhan susu dapat membuka peluang usaha ternak
sapi perah untuk menghasilkan susu sapi segar. Dengan
sistem
integrasi
Subsistem
pemasaran
-- usaha
rumah
tangga
ternak sapi perah dengan budidaya salak pondoh
dapat
dapat memberikan
- pasar tradisional
DAFTAR PUSTAKA
Sudono, A., R.F. Rosdiana dan B.S. Setiawan. 2003. Beternak Sapi Perah Secara
Intensif. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.