Pengaruh Pengemasan Vakum Dan Suhu Penyimpanan Terhadap Sifat Mutu Daging Domba Lokal
Pengaruh Pengemasan Vakum Dan Suhu Penyimpanan Terhadap Sifat Mutu Daging Domba Lokal
ABSTRACT
Meat as protein source with complete nutrition is easily deteriorated because of microorganism growth.
Presevation to delay meat deterioration is done by vacuum packaging. This research is done to study the
effect of vacuum packaging and non vacuum packaging stored in room temperature (26 28C) and chiling
room (10C) on mutton quality. Six male local sheep (aged 1.5 2 years) were divided into two period of
slaughtering. For each period, three sheep were slaughtered and sample was taken from thingh for 100 gram
cutting meat. Sample from every sheep was made for treatment of vacuum packing and non vacuum packing
then stored in room temperature and observed every 12 hour, there were 0, 12, 24 and 36 hours after cutting.
The same sampling was done to the second periode of slaughtering, but was stored in cool temperature of
10c and observed every day, on: 0,1,2,3,4,5,6 and 7 daysof storage. Statistical analysis applied was block
randomized design with factorial 2 x 4 for storage in room temperature and 2 x 8 for storage in cool
temperature (10C) were repeated three times for three sheeps. Result showed that there was no significant
different in value of pH, water holding capacity, tenderness and meat colour resulted from vacuum packing
and non vacuum packing. Storage in room temperature resulted in highly significant different on holding
capacity, weight loss, and tenderness. There was a significant increase of bacterial total from vacuum packing
and non vacuum packing during storage. The vacuum packing resulted in the highest bacterial total in 36
hours storage, but from non vacuum packing the highest bacterial total happened at 24 hour storage. Meat that
was stored seven days in 10C resulted in decreased in value of pH, water holding capacity, tenderness, meat
color: increased value of l, a and b, and bacterial total. Vacuum packing increased weight loss at seven day
storage, but the vacuum packing was not significantly affected weight loss.
Key Words: Vacuum, Non Vacuum Packing, Storage, Quality, Mutton
ABSTRAK
Daging sebagai sumber protein dengan nutrisi lengkap, peka terhadap kerusakan bahkan kebusukan
daging akibat berkembangbiakan mikroorganisme sehingga diupayakan untuk mencegah atau memperlambat
terjadinya kebusukan daging dengan cara pengemasan vakum (hampa udara). Tujuan dari penelitian ini
adalah mempelajari pengaruh pengemasan vakum dan non vakum pada penyimpanan suhu kamar (26 - 28
C) dan suhu dingin 10C. Domba lokal jantan berumur 1,5 2 tahun sebanyak enam ekor dibagi dua kali
pemotongan. Setiap kali pemotongan sebanyak tiga ekor diambil daging bagian paha di potong masingmasing seberat 100 gram. Setiap ekor dibuat perlakuan pengemasan vakum dan non vakum yang disimpan
pada suhu kamar pengamatan dilakukan setiap 12 jam yaitu 0, 12, 24 dan 36 jam setelah pemotongan.
Pemotongan berikutnya dengan perlakuan sama namun dilakukan penyimpanan pada suhu dingin 10C dan
dilakukan pengamatan setiap satu hari sekali yaitu 0,1,2,3,4,5,6 dan 7 hari. Analis statistik digunakan
Rancangan Acak Kelompok berpola faktorial 2 x 4 untuk penyimpanan suhu kamar dan 2 x 8 untuk
penyimpanan suhu dingin 10C, diulang 3 kali dari tiga ekor domba. Hasil yang diperoleh bahwa cara
pengemasan vakum maupun non vakum ternyata tidak berpengaruh secara nyata terhadap nilai pH, daya
mengikat air, keempukan dan warna daging (untuk nilai kecerahan (l), kekuningan (b) dan kemerahan (a).
Penyimpanan pada suhu kamar terjadi peningkatan secara sangat nyata terhadap daya mengikat air, susut
bobot daging, keempukan, warna daging meliputi nilai kecerahan (l), nilai kemerahan (a) dan nilai
kekuningan (b). Terjadinya peningkatan total bakteri pada pengemasan vakum maupun non vakum selama
645
penyimpanan. Namun pada pengemasan vakum kenaikan total bakteri secara sangat nyata baru terjadi pada
penyimpanan 36 jam, sedangkan pada penyimpanan non vakum sudah terjadi sejak 24 jam. Daging yang
disimpan 7 hari pada suhu 10C terjadi penurunan nilai pH, daya mengikat air , keempukan, warna daging,
terjadinya peningkatan nilai kecerahan (l), nilai kemerahan (a) dan nilai kekuningan (b) serta total bakteri.
Pada pengemasan non vakum terjadi peningkatan susut bobot daging selama 7 hari penyimpanan, sedangkan
pada pengemasan vakum tidak terdapat perbedaan susut bobot daging secara nyata.
Kata Kunci: Pengemasan Vakum, Pengemasan Nonvakum, Penyimpanan, Mutu, Daging Domba
PENDAHULUAN
Domba
merupakan
ternak
yang
populasinya tersebar luas, hampir disetiap
daerah Indonesia (MURTIDJO, 1993). Selain
harganya relatif murah, pemeliharaannyapun
mudah dan tidak memerlukan perawatan yang
intensif. Faktor umur dan penanganan setelah
pemotongan
berperan
banyak
untuk
mendapatkan daging bermutu tinggi.
Daging sebagai sumber protein hewani
dengan nutrisi tinggi sangat peka terhadap
kerusakan bahkan kebusukan daging akibat
berkembangbiaknya mikroba. Titik kritis
terhadap kerusakan oleh mikroba adalah saat
pemotongan dan penyimpanan. Penyimpanan
dingin dan pengemasan vakum merupakan
salah
satu
cara
untuk
mencegah
berkembangnya
mikroba.
Selain
itu
penyimpanan dapat digunakan sebagai proses
pelayuan yang dapat meningkatkan keempukan
daging (SOEPARNO, 1992).
Sampai saat ini informasi kualitatif juga
kuantitatif sifat fisik dan mutu dari daging
domba di Indonesia, khususnya yang disimpan
dalam kemasan vakum masih sangat terbatas.
Untuk itu perlu dilakukan penelitian guna
meningkatkan mutu daging domba setelah
pemotongan.
Tujuan dari penelitian ini adalah
mempelajari pengaruh pengemasan vakum dan
non vakum pada penyimpanan suhu kamar dan
suhu dingin 10C terhadap mutu daging domba
lokal.
MATERI DAN METODE
Domba yang digunakan pada penelitian ini
adalah domba lokal jantan berumur 1,5 2
tahun, sebanyak 6 ekor. Setelah pemotongan
dan pengulitan, diambil daging paha dan
dipotong-potong dengan berat per potong 100
gram. Pemotongan dilakukan dua kali.
Pemotongan pertama dilakukan terhadap tiga
ekor domba yang sebagian daging domba
646
Parameter
Susut bobot
(%)
Lama
penyimpanan
(jam)
NV
12
0,397
0,353b
24
1,040a
0,353b
36
1,267
0,283
3,665
3,718C
12
5,874
5,420B
24
7,244A
5,897B
36
0
Total bakteri
(Log jumlah
koloni/ml)
Cara
pengemasan
7,356
7,356
dapat menstimulan pertumbuhan mikroorganisme secara simultan, hal ini terjadi lebih
besar pada kemasan non vakum dibandingkan
kemasan vakum (OFFER dan TRINICH, 1983).
Seperti diketahui kemasan vakum dapat
menekan
pertumbuhan
mikroorganisme
sehingga dapat menekan susut bobot daging.
Susut bobot daging dengan pengemasan
non vakum pada penyimpanan suhu rendah
(10C) menunjukkan penyimpanan hari
ketujuh sangat nyata lebih tinggi susut bobot
daging dibandingkan dengan penyimpanan
selama 0 6 hari. sedangkan dengan
pengemasan vakum susut bobot daging tidak
berbeda nyata sampai hari ke tujuh (Tabel 2)
Menurut OFFER dan KNIGHT (1988),
penyimpanan suhu rendah akan menstimulasi
evaporasi dari permukaan daging, karena
tekanan uap air pada permukaan daging lebih
tinggi daripada aliran udara sekelilingnya.
Tebal tipisnya lemak eksternal yang melekat
pada daging juga dapat mempengaruhi
penghambatan laju evaporasi air (SOEPARNO,
1992). Penggunaan kemasan vakum ternyata
dapat menekan evaporasi sehingga selama
penyimpanan persen susut bobot daging
menjadi relatif rendah.
Pengemasan vakum pada penyimpanan
suhu kamar maupun suhu 10C tidak
terjadinya peningkatan susut bobot daging,
Lama
penyimpanan
(jam)
Cara pengemasan
NV
0,150
0,207BC
0,280C
0,666BC
0,350
0,493BC
0,450B
0,553BC
0,837
0,407BC
0,677BC
0,353BC
2,093A
0,347BC
647
648
Tabel 3. Nilai pH, daya mengikat air, keempukan , warna dan total bakteri dari cara pengemasan dan lama penyimpanan pada suhu dingin (10C)
perlakuan
cara pengemasan
Non
Vakum
Vakum
Nilai pH
6,19A
5,96A
6,07A
5,61A
5,42B
5,75AB
5,42B
5,37B
5,74
5,66
2,33B
3,33C
38,00A
43,67A
49,68A
35,00AB
24,33B
40,67AB
28,00
31,00
8,40A
7,28AB
7,34AB
5,15ABC
3,72ABC
4,01ABC
2,34C
3,45C
5,79
4,92
37,77B
43,55A
42,65A
42,30A
42,28A
43,22A
43,39A
42,11A
42,30
41,94
9,94 C
12,16AB
11,90AB
11,60AB
11,99AB
11,81AB
11,27B
12,61A
11,09
11,82
0,44B
3,77A
2,66A
3,12A
2,71A
3,31A
3,04A
3,13A
2,97
2,82
4,08C
4,52C
5,57B
7,06A
7,48A
5,88
5,59
Keempukkan ( Kg/cm )
Warna
Subskrip huruf besar pada setiap lajur adalah berbeda sangat nyata secara statistik
648
parameter
Tabel 4. Nilai pH, daya mengikat air, keempukan , dan warna dari cara pengemasan dan lama penyimpanan
pada suhu kamar
perlakuan
cara pengemasan
parameter
12
24
36
Nonvakum
Vakum
Nilai pH
5,87
5,58
5,36
5,79
5,70
5,59
2,33B
35,00A
22,33AB
44,67A
26,50
27,50
Keempukkan ( Kg/cm2)
6,31AB
7,68A
4,76AB
3,25B
5,42
5,58
38,17B
42,25A
42,07A
42,03A
40,90
41,37
12,17A
11,55A
13,2B
11,31B
12,15
11,97
3,01B
3,70B
3,41B
4,45A
3,85
3,44
Warna
Subskrip huruf besar pada setiap lajur dan baris adalah berbeda sangat nyata secara statistik
649
650
651
652
2.
3.
Domba.
653