Anda di halaman 1dari 8

TEORI KEPERAWATAN JEAN ORLANDO

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keperawatan sebagai integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan
professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan.Pada perkembangannya ilmu keperawatan
selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan
yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.Demikian juga dengan pelayanan
keperawatan di Indonesia,kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara professional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi
bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besa
rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses
keperawatan.Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau
suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses,peristiwa atau kejadian yang didasari fakta yang
telah di observasi.Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui
oleh perawat professional.
1.2 Rumusan Masalah:
1. Bagaimana Biografi Jean Orlando
2. Bagaimana Teori yang dikemukakan oleh Jean Orlando
3. Bagaimana Paradigma Keperawatan menurut Jean Orlando
1.3
1.
2.
3.

Tujuan:
Menjelaskan Biografi Jean Orlando
Menjelaskan Teori yang dikemukakan oleh Jean Orlando
Menjelaskan Paradigma Keperawatan menurut Jean Orlando

1.4
1.
2.
3.

Manfaat:
Agar mahasiswa dapat mengetahui Biografi Jean Orlando
Agar mahasiswa dapat mengetahui Teori yang dikemukakan oleh Jean Orlando
Agar mahasiswa dapat mengetahui Paradigma Keperawatan menurut Jean Orlando

BAB II
PEMBAHASAN
3.1 BIOGRAFI JEAN ORLANDO
Ida Jean Orlando atau dikenal dengan Jean Orlando dilahirkan pada 12 Agustus 1926,
lulusan Diploma pada Medical College New York tahun 1947, memperoleh Gelar B.S pada
Perawatan Kesehatan Publik, di Universitas St. Johns Brooklyn tahun 1951, dan kemudian
memperoleh gelar M.A bidang konseling kesehatan mental pada Universitas Columbia New
York tahun 1954. Setelah menyelesaikan pendidikan terakhirnya, Orlando kemudian bekerja di
Sekolah Keperawatan New Haven Conneticut, selama 8 tahuan, pada tahun 1958, ia menjadi

asosiasi peneliti dan investigator untuk proyek negara mengenai Konsep kesehatan Mental pada
Kurikulum Dasar. Proyek ini memfokuskan pada mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
integritas prinsip kesehatan mental untuk kurikulum dasar pendidikan keperawatan. Setelah 3
tahun ia melakukan pencatatan hasil penelitian dan ia menghabiskan waktu selama 4 tahun untuk
menganalisa data yang diperolehnya pada penelitian tersebut, kemudian ia melaporkan
penemuannya tersebut pada buku pertamanya yang diluncurkan pada tahun 1958 berjudul The
Dynamic nurse-patient relationship: Function, process and principle of Professional Nursing
Practice. Namun buku ini baru dipublikasikan pada tahun 1961. buku inilah yang
memformulasikan Teori Dasar Keperawatan Orlando dan dicetak kedalam lima bahasa yaitu :
Bahasa Jepang, Hebrew, Prancis, Portugis dan Belanda. Pada tahun 1962 sampai dengan tahun
1972 Orlando bekerja sebagai Konsultan bidang Keprawatan Klinik di Rumah sakit Mc Lean
Belmont. Dan ia memberikan laporan hasil kerjanya selama 10 tahun dirumah sakit tersebut
melalui buku keduanya yang berjudul : The Discipline anda Teaching of Nursing Process : An
Evaluative Study. Orlando memberikan beberapa kontribusi penting dalam teori dan praktek
keperawatan.
3.2 TEORI YANG DIKEMUKAKAN JEAN ORLANDO
Konsep Utama Dalam Teori Proses Keperawatan menurut Orlando, keperawatan bersifat
unik dan independent karena berhubungan langsung dengan kebutuhan pasien yang harus
dibantu, nyata atau potensial serta pada situasi langsung. Teori Orlando berfokus pada pasien
sebagai individu, artinya masing masing orang berada pada situasi yang berbeda. Orlando
mendefinisikan kebutuhan sebagai permintaan/kebutuhan pasien dimana bila disuplai, dikurangi,
atau menurunkan distress secara langsung atau bahkan meningkatkan perasaan
tercukupi/wellbeing.
Teori keperawatan Orlando menekankan ada hubungan timbal balik antara pasien dan
perawat, apa yang mereka katakan dan kerjakan akan saling mempengaruhi. Perawat sebagai
orang pertama yang mengidentifikasi dan menekankan elemen-elemen pada proses keperawatan
serta hal-hal kritis penting dari partisipasi pasien dalam proses keperawatan. Proses aktual
interaksi perawat-pasien sama halnya dengan interaksi antara dua orang . Ketika perawat
menggunakan proses ini untuk mengkomunikasikan reaksinya dalam merawat pasien, orlando
menyebutnya sebagai nursing procces discipline. Hal ini merupakan alat yang dapat perawat
gunakan untuk melaksanakan fungsinya dalam merawat pasien.
Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi perawat
profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegeraan, disiplin proses
keperawatan serta kemajuan:
1. Tanggung jawab perawat
Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien butuhkan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik dan rasa aman ketika dalam mendapatkan
pengobatan atau dalam pemantauan. Perawat harus mengetahui kebutuhan pasien untuk
membantu memenuhinya. Perawat harus mengetahui benar peran profesionalnya, aktivitas
perawat profesional yaitu tindakan yang dilakukan perawat secara bebas dan bertanggung jawab
guna mencapai tujuan dalam membantu pasien. Ada beberapa aktivitas spontan dan rutin yang
bukan aktivitas profesional perawat yang dapat dilakukan oleh perawat, sebaiknya hal ini

dikurangi agar perawat lebih terfokus pada aktivitas-aktivitas yang benar-benar menjadi
kewenangannya.
2. Mengenal perilaku pasien
Mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengobservasi apa yang dikatakan pasien
maupun perilaku nonverbal yang ditunjukan pasien.
3. Reaksi segera
Reaksi segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien. Reaksi segera
adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan persepsi individu pasien , berfikir dan
merasakan.
4. Disiplin proses keperawatan
Menurut George (1995 hlm 162) mengartikan disiplin proses keperawatan sebagai
interaksi total (totally interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara
perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku
tersebut dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk
membantunya serta untuk melakukan tidakan yang tepat.
5. Kemajuan / peningkatan
Peningkatan berari tumbuh lebih, pasien menjadi lebih berguna dan produktif.
Disiplin Proses Keperawatan Dalam Teori Proses Keperawatan Orlando
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa disiplin proses keperawatan dalam nursing
procces theory dikenal dengan sebutan proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin proses
keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya yang sifatnya segera,
mengidentifikasi permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, menanyakan untuk
validasi atau perbaikan. Disiplin proses keperawatan didasarkan pada proses bagaimana
seseorang bertindak. Tujuan dari proses disiplin ketika digunakan antara perawat dan pasien
adalah untuk membantu pemenuhan kebutuhan pasien. Peningkatan perilaku pasien merupakan
indikasi dari pemenuhan kebutuhan sebagai hasil yang diharapkan.
1. Perilaku Pasien
Disiplin proses keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perilaku pasien . seluruh
perilaku pasien yang tidak sesuai dengan permasalahan dapat dianggap sebagai ekpresi yang
membutuhkan pertolongan, ini sangat berarti pada pasien tertentu dalam kondisi gawat harus
dipahami. Orlando menekankan hal ini pada prinsip pertamanya Dengan diketahuinya perilaku
pasien , atau tidak diketahuinya yang seharusnya ada hal tersebut menunjukkan pasien
membutuhkan suatu bantuan.
Perilaku pasien dapat verbal dan non verbal. Inkonsistensi antara dua perilaku ini dapat
dijadikan faktor kesiapan perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien. Perilaku verbal yang
menunjukkan perlunya pertolongan seperti keluhan, permintaan, pertanyaan, kebutuhan dan lain
sebagainya. Sedangkan perilaku nonverbal misalnya heart rate, edema, aktivitas motorik:
senyum, berjalan, menghindar kontak mata dan lain sebagainya. Walaupun seluruh perilaku
pasien dapat menjadi indikasi perlunya bantuan tetapi jika hal itu tidak dikomunikasikan dapat
menimbulkan masalah dalam interaksi perawat-pasien. Tidak efektifnya perilaku pasien
merupakan indikasi dalam memelihara hubungan perawat-pasien, ketidakakuratan dalam
mengidentifikasi kebutuhan pasien yang diperlukan perawat, atau reaksi negatif pasien terhadap
tindakan perawat. Penyelesaian masalah tidak efektifnya perilaku pasien layak diprioritaskan.

Reaksi dan tindakan perawat harus dirancang untuk menyelesaikan perilaku seperti halnya
memenuhi kebutuhan yang emergency.
2. Reaksi Perawat
Perilaku pasien menjadi stimulus bagi perawat , reaksi ini terdiri dari 3 bagian yaitu
pertama perawat merasakan melalui indranya, kedua yaitu perawat berfikir secara otomatis, dan
ketiga adanya hasil pemikiran sebagai suatu yang dirasakan. Contoh perawat melihat pasien
merintih, perawat berfikir bahwa pasien mengalami nyeri kemudian memberikan perhatian
Persepsi, berfikir, dan merasakan terjadi secara otomatis dan hampir simultan. Oleh
karena itu perawat harus belajar mengidentifikasi setiap bagian dari reaksinya. Hal ini akan
membantu dalam menganalisis reaksi yang menentukan mengapa ia berespon demikian. Perawat
harus dapat menggunakan reaksinya untuk tujuan membantu pasien.
Displin proses keperawatan menentukan bagaimana perawat membagi reaksinya dengan
pasien. Orlando menawarkan prinsip untuk menjelaskan penggunaan dalam hal berbagi
beberapa observasi dilakukan dan dieksplorasi dengan pasien adalah penting untuk memastikan
dan memenuhi kebutuhannya atau mengenal yang tidak dapat dipenuhi oleh pasien pada waktu
itu.
Orlando (1972) menyampaikan 3 kriteria untuk memastikan keberhasilan
perawat dalam mengeksplor dan bereaksi dengan pasien, yaitu :
a) Perawat harus menemuinya dan konsisten terhadap apa yang dikatakannya dan mengatakan
perilaku nonverbalnya kepada pasien
b) Perawat harus dapat mengkomunikasikannya dengan jelas terhadap apa yang akan
diekspresikannya
c) Perawat harus menanyakan kembali kepada pasien langsung untuk perbaikan atau klarifikasi.
3. Tindakan Perawat
Setelah memvalidasi dan memperbaiki reaksi perawat terhadap perilaku pasien, perawat
dapat melengkapi proses disiplin dengan tindakan keperawatan, Orlando menyatakan bahwa apa
yang dikatakan dan dilakukan oleh perawat dengan atau untuk kebaikan pasien adalah
merupakan suatu tidakan profesional perawatan. Perawat harus menentukan tindakan yang sesuai
untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien. Prinsip yang menjadi petunjuk tindakan menurut
Orlando yaitu perawat harus mengawali dengan mengekplorasi untuk memastikan bagaimana
mempengaruhi pasien melalui tindakan atau kata-katanya.
Perawat dapat bertindak dengan dua cara yaitu : tindakan otomatis dan tindakan terencana.
Hanya tindakan terencana yang memenuhi fungsi profesional perawat. Sedangkan tindakan
otomatis dilakukan bila kebutuhan pasien yang mendesak, misalnya tindakan pemberian obat
atas intruksi medis. Dibawah ini merupakan kriteria tindakan keperawatan yang direncanakan:
1.
Tindakan merupakan hasil dari indentifikasi kebutuhan pasien dengan
memvalidasi reaksi perawat terhadap perilaku pasien.
2. Perawat menjelaskan maksud tindakan kepada pasien dan sesuai untuk
memenuhi kebituhan pasien.
3. Perawat memvalidasi efektifitas tindakan, segera setelah dilakukan secara
lengkap
4. Perawat membebaskan stimulasi yang tidak berhubungan dengan kebutuhan
pasien ketika melakukan tindakan.

Tindakan otomatis tidak akan memenuhi kriteria tersebut. Beberapa contoh tindakan
otomatis tindakan rutinitas, melaksanakan instruksi dokter, tindakan perlindungan kesehatan
secara umum. Semua itu tidak membutuhkan validasi reaksi perawat
4. Fungsi Profesional
Tindakan yang tidak profesional dapat menghambat perawat dalam menyelesaikan fungsi
profesionalnya, dan dapat menyebabkan tidak adekuatnya perawatan pasien. Perawat harus tetap
menyadari bahwa aktivitas termasuk profesional jika aktivitas tersebut direncanakan untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan pasien.
Disiplin proses keperawatan adalah serangkaian tindakan dengan suatu perilaku pasien yang
membutuhkan bantuan. Perawat harus bereaksi terhadap perilaku pasien dengan
mempersepsikan, berfikir dan merasakan. Perawat membagi aspek reaksinya dengan pasien,
meyakinkan bahwa tindakan verbal dan nonverbalnya adalah konsisten dengan reaksinya, dan
mengidentifikasi reaksi sebagai dirinya sendiri, dan perawat mengunjungi pasien untuk
memvalidasi reaksinya. Membagi reaksinya oleh perawat membantu pasien untuk menggunakan
proses yang sama agar lebih efektif perlu komunikasinya. Selajutnya tindakan yang sesuai untuk
menyelesaikan kebutuhan adalah saling menguntungkan antar pasien dan perawat. Setelah
perawat bertindak, perawat segera katakan kepada pasien jika tindakannya berhasil interaksi.
Secara keseluruhan interaksi , perawat meyakinkan bahwa perawat bebas terhadap stimulasi
tambahan yang bertentangan dengan reaksinya terhadap pasien.

3.1 PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT JEAN ORLANDO


Asumsi Orlando terhadap metaparadigma keperawatan hampir seluruhnya terkandung dalam
teorinya. Sama dengan teori-teori keperawatan pendahulunya asumsinya tidak spesifik, namun
demikian Schmieding (1993) mendapatkan dari tulisan Orlando mengenai empat area yang
ditekuninya :
1. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang didefinisikan
sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi profesional yaitu membantu mengenali dan
menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat
untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang
disiplin proses keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat
dan tindakan perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien. Asumsi lain Orlando adalah
bahwa perawat harus menurunkan ketidaknyamanan baik fisik maupun mental pasien serta tidak
boleh menyebabkan pasien distress.
2. Manusia
Manusia bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang dalam
situasi tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan bantuan, dan akan
mengalami distress jika mereka tidak dapat memenuhinya. Hal ini dijadikan dasar pernyataan
bahwa perawat profesional harus berhubungan dengan seseorang yang tidak dapat menemukan
sendiri kebutuhan mereka untuk dibantu. Dia juga menyatakan bahwa masing masing pasien

unik dan perawat profesional dapat mengenali perilaku yang sama pada pasien yang berbeda
dimana tiap pasien memberikan tanda perbedaan kebutuhan.
3. Sehat
Orlando tidak mendefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi bahwa bebas dari
ketidaknyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera berkontribusi terhadap
sehat. Perasaan adekuat dan sejahtera dalam memenuhi kebutuhannya berkontribusi terhadap
sehat.
4. Lingkungan
Orlando juga tidak mendefinisikan lingkungan. Dia berasumsi bahwa lingkungan
merupakan situasi keperawatan yang terjadi ketika perawat dan pasien berinteraksi, dan antara
perawat-pasien mempersepsikan, berfikir, merasakan dan bertindak dalam situasi yang bersifat
segera. Pasien dapat mengalami distress terhadap lingkungan therapeutik dalam mencapai
tujuannya, perawat perlu mengobservasi perilaku pasien untuk mengetahui tanda-tanda distress.
Perbandingan Disiplin Proses Keperawatan Orlando dengan Proses Keperawatan
Sebenarnya pada umumnya kedua proses tersebut memiliki karakteristik yang sama,
sebagai contoh keduanya bersifat interpersonal dan membutuhkan interaksi antara pasien dan
perawat. Kedua proses tersebut juga melihat pasien sebagai total person/individu secara
keseluruhan, termasuk proses penyakit atau bagian bagian tubuh. Orlando tidak menggunakan
istilah holistic namun dia mendeskripsikannya dengan menggunakan pendekatan holistik.
Ada beberapa perbedaan antara disiplin proses keperawatan Orlando dengan proses
keperawatan, antara lain :
A. Assesment
1.
Tahap pengkajian pada proses keperawatan sesuai dengan reaksi perawat terhadap
perilaku pasien pada disiplin proses Orlando. Perilaku pasien merupakan inisiasi untuk
melakukan pengkajian
2.
Pengumpulan data menurut Orlando hanya meliputi informasi yang relevan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien yang perlu dibantu
3.
Orlando mendefinisikan observasi sebagai beberapa informasi yang menyangkut pasien
dimana perawat memperolehnya ketika dia melakukan pekerjannya
4.
Reaksi perawat dari disiplin proses Orlando merupakan beberapa komponen untuk
menganalisa proses keperawatan
5.
Produk dari analisis terhadap proses keperawatan disebut sebagai diagnosa keperawatan.
Eksplorasi reaksi perawat dengan pasien dari disiplin proses Orlando mengarahkan pada proses
identifikasi kebutuhan perawat untuk membantu pasien
6.
Orlando sepakat dengan interaksi antara perawat pasien secara langsung hanya satu
kebutuhan pada satu waktu
B. Planning
1.
Tahap planning/perencanaan pada proses keperawatan meliputi penulisan tujuan dan
sasaran serta memutuskan tindakan keperawatan yang sesuai
2.
Tujuan perencanaan Orlando selalu berusaha untuk mengurangi atau menurunkan
kebutuhan pasien untuk minta bantuan : sasaran berkaitan dengan usaha peningkatan perilaku
pasien

3.
Pada Proses keperawatan, partisipasi terjadi paling banyak pada penyusunan tujuan,
sedangkan proses disiplin Orlando melihat pasien sebagai partisipan aktif untuk menentukan
tindakan keperawatan yang actual
C. Implementation
Implementasi meliputi seleksi akhir dan melaksanakan rencana tindakan. Merupakan tahap
reaksi perawat dari disiplin proses Orlando.
Proses keperawatan mengharapkan perawat untuk mempertimbangkan semua dampak yang
mungkin terjadi atas tindakan terhadap pasien, sedangkan disiplin proses Orlando hanya
berkaitan dengan efektifitas suatu tindakan untuk mengurangi kebutuhan pertolongan secara
langsung
D.

Evaluation
Evaluasi pada kedua proses berdasar pada kriteria objective. Pada proses keperawatan,
evaluasi menanyakan apakah ditemukan perubahan tingkah laku secara objective, namun pada
disiplin proses Orlando perawat mengobservasi perilaku pasien untuk melihat apakah pasien
tersebut butuh untuk dibantu.Kegagalan didalam mengevaluasi dapat menyebabkan tindakan
yang inefektif seperti kegagalan dalam menemukan kebutuhan pasien dan meningkatkan biaya
serta bahan perawatan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan:
Menurut Orlando,Keperawatan bersifat unik dan independent karena berhubungan langsung
dengan kebutuhan pasien yang harus dibantu, nyata atau potensial serta pada situasi
langsung.Orlando mendefisinikan kebutuhan sebagai permintaan/kebutuhan pasien dimana bila
disuplai,dikurangi,atau menurunkan distress secara langsung atau bahkan meningkatkan perasaan
tercukupi/wellbeing.
Dalam teorinya Orlando mengemukakan tentang konsep utama diantaranya adalah konsep
disiplin.Disiplin

proses

keperawatan

meliputi

komunikasi

perawat

kepada

pasiennya,mengidentifikasi permasalahn klien yang disampaikan,menanyakan untuk validasi


atau perbaiakan.
3.2 Saran

Demikian makalah yang dapat penulis paparkan mengenai biografi,teori,paradigma


keperawatan menurut Jean Orlando.Semoga makalah ini berguna bagi pembaca,khususnya bagi
mahasiswa.Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan.Oleh karena itu
kritik atau saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
1.
Http://www.academia.edu/47736202/APLIKASI_TEORI_IDA_JEAN_ORLANDO_DALAM_A
SUHAN_DI_RUMAH_SAKIT
2. Http://www.kemhan.com/2012/05/ida-jean-orlando.html#.VBgg8MJ_ucw
3. Http://www.bascommetro.com/2008/11/ida-jean-orlando.html

Anda mungkin juga menyukai