Zulfikar Tri Raharja-Fkik
Zulfikar Tri Raharja-Fkik
Oleh:
Zulfikar Tria Raharja
NIM: 1112103000041
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulilahirabbilalamin, puji serta syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan
penelitian ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan pada Nabi
besar Muhammad SAW, yang membawa cahaya kebenaran sampai akhir zaman.
Penelitian ini tidak dapat terlepas dari bantuan berupa masukan, kritik
maupun saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dr. Achmad Zaki, S.Ked, M.Epid, SpOT selaku
Ketua Program Studi Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, serta seluruh dosen Program Studi Pendidikan
Dokter yang selalu membimbing serta memberikan ilmu kepada saya
selama menjalani masa pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Intan Keumala Dewi SpMK dan dr. Nurmila Sari ,M.Kes selaku dosen
pembimbing penelitian saya, yang selalu membimbing, mengarahkan, dan
menyemangati saya dalam menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
3. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS selaku penanggungjawab (PJ)
modul riset PSPD 2012.
4. dr.Flori Ratnasari, SpFK selaku penanggungjawab riset PSPD
5. Ibu Yuliati, M.Biomed selaku PJ laboratorium mikrobiologi. yang telah
memberikan izin atas penggunaan lab pada penelitian ini.
6. Kedua orang tua saya yang tercinta, Bpk. Drs.Asna,M.Ed dan Ibu Lilis
Sumiarsih yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang, memberikan
doa, nasihat, serta semangat selama ini.
7. Kakak saya, Lisna Sholiha Rahayu dan adik saya Fahri Rauf S yang
menjadi penyemangat hidup saya dan banyak membantu saya dalam
penelitian ini.
8. Untuk Firda Fakhrena, yang selalu menyemangati dan mendukung saya
dalam menyelesaikan penelitian ini.
9. Untuk teman belajar, bermain, dan berorganisasi Binayu, Adlin, Fakhri,
Rasyid, Putri Junita, Ranita, Nadiyah, Putri Auliya, Ega, Reza, Nuraisah,
Galang, Adichita, Sari Dewi Apriana, Fiizhda, Hylman, Shabrina, Nadya,
Reni, Linda, Amatilah Raifa, Meli, Raka
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran dalam penelitian ini agar dapat
terus dilanjutkan dan bermanfaat untuk berbagai pihak karena penelitian ini
masih jauh dari kesempurnaan, saya sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikan dan kelanjutan penelitian ini. Demikian laporan penelitian ini
saya tulis, semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan
para pembaca pada umumnya.
ABSTRAK
Zulfikar Tria Raharja. Program Studi Pendidikan Dokter.Identifikasi
Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang dari Depot di Kelurahan
Pisangan dan Cirendeu Tahun 2015.
Semakin berkembangnya perusahaan air minum isi ulang yang
menawarkan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan air minum
dalam kemasan memerlukan pengawasan terhadap kualitas air minum. Penelitian
ini bertujuanuntuk mengetahui kualitas air minum isi ulang dari depot di
kelurahan Pisangan dan Cirendeu secara mikrobiologi. Penelitian ini
menggunakan metodedeskriptif cross sectional dengan ujiMost Probable Number
(MPN), pewarnaan Gram, uji fermentasi karbohidrat dan uji IMVIC. Dari 9
sampel yang diuji, 1 sampel memenuhi syarat kualitas air minum menurut
PERMENKES dan 8 sampel lainnya mengandung jumlah bakteri koliform
melebihi batas maksimal yaitu 0 per 100ml air. Dari 9 sampel yang diuji hanya 1
sampel yang layak minum sementara 8 sampel lainnya tidak layak minum. Dari 8
sampel tersebut, terdapatEscherichia coli pada 5 sampel sementara 3 sampel
lainnya mengandung bakteri koliform yang lain.
Kata Kunci: Air minum isi ulang, kualitas air minum isi ulang, E.coli, bakteri
koliform
ABSTRAK
Zulfikar Tria Raharja. Program Studi Pendidikan Dokter.Identification
Escherichia coli in Drinking Water Refill from Drinking Water Refill Depot
at Pisangan and Cirendeu Sub-Distric 2015
Industry of water drinking refill growing rapidly and offer low price than
bottled water and need monitoring of drinking water quality test. This research
aims to know the quality of water drinking refillfrom depot at Pisangan and
Cirendeu microbiological. Methodes used is descriptive cross sectional with Most
Probable Number (MPN) test, Gram stain, carbohydrate fermentation test and
IMVIC test.From 9 samples tested, 1 sample fulfil the qualify the quality of
drinking water according to PERMENKES and 8 samples have the amount of
coliform bacteria exceeded the maximum limit, 0 per 100ml water.Only 1 sample
is eligible to drink, while 8 other samples not eligible to drink. From 8 samples,
we found Escherichia coliin 5 samples and 3 other samples contain other coliform
bacteria.
Keywords:Water drinking refill, quality of water drink, E.coli, Coliform bacteria.
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
xi
DAFTAR SINGKATAN
AMDK
cAMP
DAMIU
DAM
EMB
E.coli
EHEC
EIEC
EPEC
ETEC
IMVIC
MPN
PDAM
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingginya kebutuhan masyarakat akan air minum, terutama di perkotaan
mendorong timbulnya industri-industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan
Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU). Secara nasional kebutuhan air di tingkat
rumah tangga di Indonesia mencapai lebih dari 20 L per hari bahkan bisa sampai
100 L per hari. Menurut hasil Riskesdas 2010, sumber air yang digunakan oleh
rumah tangga di Indonesia sebagai air minum yaitu antara lain: sumur gali
terlindung (24,7%), air ledeng (14,2%), sumur bor/pompa (14,0%) dan air dari
depot air minum (DAM) (13,8%). Sementara itu berdasarkan tempat tinggal baik
di perkotaan maupun di pedesaan sumber utama air untuk minum cukup
bervariasi.1 Di Kota Tangerang Selatan, cukup banyak sumber air baku yang bisa
diolah menjadi sumber air minum bagi berbagai kebutuhan karena wilayah Kota
Tangerang Selatan setidaknya dialiri oleh 3 sungai yaitu Sungai Cisadane,
Pesanggarahan dan Kali Angke. Selain itu, masih terdapat 9 situ dan danau yang
memiliki kadar dan kapasitas air yang layak diolah.2
Berdasarkan data dari perusahaan daerah air minum (PDAM), masyarakat
yang menggunakan layanan dari PDAM sebesar 4% dari seluruh penduduk di
Tangerang Selatan sementara berdasarkan data dari Dinas Kesehatan akses
masyarakat terhadap air bersih dari perpipaan maupun non perpipaan seperti
sumur gali, sumur pompa tangan dan lainnya sebesar 82 %. Sementara itu, air
minum isi ulang banyak digunakan sebagai sumber air minum oleh masyarakat
yaitu sebesar 15,24%.3
Air minum isi ulang banyak digemari oleh masyarakat karena harganya
yang relatif lebih murah dibandingkan dengan air minum dalam kemasan. Selain
itu air minum isi ulang mudah didapatkan dimana-mana karena sudah banyak
tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Namun hal tersebut tidak dibarengi
dengan pemantauan kualitas air minum baik secara fisik, kimiawi maupun
mikrobiologis. Air minum isi ulang diolah dari air baku melalui berbagai proses
meliputi penampungan air baku, penyaringan/ filterisasi, desinfeksi dan pengisian.
1
Selain itu, ada beberapa cara yang saat ini sering digunakan dalam
mengolah air baku untuk air minum isi ulang yaitu ozonisasi, sinar ultraviolet dan
reverse osmosis. Apabila kurang baik dalam proses pengolahannya, maka air
tersebut dapat tercemar oleh bakteri patogen contohnya Escherichia coli (E.coli).
Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan dan pemantauan terhadap kualitas air
minum khususnya air minum isi ulang.4,5
Air minum dengan kualitas yang buruk akan sangat berdampak bagi
kesehatan. Air dapat menjadi media penyebaran penyakit-penyakit tertentu
misalnya diare. Air yang tercemar oleh feses akan terkontaminasi oleh bakteri
Escherichia coli yang dapat menyebabkan diare. Menurut data dinkes kota
Tangerang Selatan, angka penderita diare di Tangerang Selatan cukup tinggi yaitu
sekitar 41%. Sementara di kecamatan Ciputat Timur angka penderita diare sekitar
14% yang kebanyakan adalah anak-anak mulai dari usia kurang dari 1 tahun
sampai usia lebih dari 5 tahun. Selain itu di wilayah kelurahan Pisangan dan
Cirendeu, angka penderita diarenya cukup banyak yaitu sebesar 6,9%. Hal ini
dimungkinkan terjadi salah satunya akibat kualitas air minum yang kurang baik
banyak dikonsumsi masyarakat sekitar.1
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap kualitas air minum isi ulang di wilayah kelurahan Pisangan dan Cirendeu
dengan cara memeriksa cemaran bakteri koliform dan mengindentifikasi bakteri
E.coli yang terdapat dalam air. Selain itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian ini karena belum pernah ada penelitian seperti ini sebelumnya dan
diharapkan dapat ikut berperan dalam mengurangi angka penyebaran penyakit
yang menyebar melalui air (waterborne disease).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat Escherichia coli pada air minum isi ulang dari depot di
kelurahan Pisangan dan Cirendeu ?
Menambah
keterampilan
dalam
pemeriksaan
mikrobiologi
Menambah
informasi
dan
literatur
mengenai
peran
ilmu
Sebagai salah satu upaya agar masyarakat dapat minum air yang
sehat sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit yang
ditransmisikan melalui air.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1Bakteri Koliform
Bakteri Koliformmerupakan bakteri batang Gram negatif yang heterogen
dengan habitat alaminya adalah di saluran cerna manusia dan hewan. Familinya
terdiri dari beberapa genus diantaranya yaituEscherichia, Shigela, Salmonella,
Enterobacter, Proteus dan lain-lain. Spesiesnya dibagi berdasarkan antigen yaitu
antigen O,H dan K. Bakteri koliformbersifat fakultatif aerob maupun anaerob dan
dapat memfermentasikan karbohidrat serta menghasilkan berbagai toksin dan
faktor virulensi lainnya. Bakteri enterik dan Enterobacteriaceae disebut juga
sebagai bakteri koliform. Bakteri koliform adalah suatu kelompok bakteri yang
digunakan sebagai indikator adanya polusi dan kondisi yang tidak baik terhadap
makanan atau minuman. Famili Enterobacteriaceae memiliki karakteristik antara
lain merupakan bakteri Gram negatif, bersifat motil dengan flagel peritrik atau
nonmotil, tumbuh pada media pepton atau ekstrak daging tanpa penambahan
natrium klorida atau suplemen lain, dapat pula tumbuh pada agar Mac Conkey
secara anaerob fakultatif, melakukan fermentasi glukosa dan oksidasi glukosa,
sering disertai dengan produksi gas, merupakan katalase positif, oksidase negatif,
dan
mereduksi
nitrat
memfermentasikan
menjadi
laktosa
di
nitrit.
Enterobakteriaceae
kelompokkan
ke
yang
dalam
dapat
koliform
bakteri
koliform
dalam
suatu
makanan
dan
minuman
cepat
sedangkan
reaksi
VogesProskauer/VP
(produksi
berantai,
berkelompok);
Pewarnaan
Gram(Gram
gas dari dextrosa. Selain itu ada Proteus Sp. yang dapat membentuk
swarming pada agar; urea dihidrolisis dengan cepat (tercium bau
amonia) serta Pseudomonas Sp. yang memiliki pigmen biru-hijau
yang dapat larut dan berflouresensi; tercium bau manis.
2.2 Escherichia coli (E.coli)
Escherichia coli adalah bakteri enterik dan merupakan flora normal di saluran
pencernaan
hewan
dan
penyakit.E.colitergolong
manusia,
bakteri
namun
Gram
kadang
negatif,
dapat
berbentuk
menimbulkan
batang,
tidak
E. coli di indentifikasi
10
terjadi
karena
konsumsi
air
minum
yang
11
12
2.2.3
Gambar 2.4(A) Escherichia coli pada EMB agar(B) Enterobacter aerogenes pada EMB
agar(C) Pseudomonas aeruginosa pada EMB agar
Sumber: ASM Microbe Library.org
13
14
Tahap presumtif
Tahap konfirmasi
Beberapa bakteri non koliform dapat menyebabkan hasil positif palsu pada
tahap presumtif. Oleh karena itu semua hasil positif dari tahap presumtif di
goreskan ke agar EMB dan di inokulasikan ke dalam Brilliant Green.9
Tahap Pelengkap
Dilakukan pewarnaan Gram untuk menentukan bakteri Gram
negatif atau Gram positif. Selain itu dilakukan juga uji IMViC (uji
Indol, uji Methyl Red, uji Voges Preskauer, uji penggunaan
Citrate).26
memperbanyak
tabung
yang
digunakan
setiap
pengencerannya,
15
2.2.4
Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi adanya
bakteri koliform dalam air, makanan, dan produk susu. Pepton dan ekstrak
daging menyediakan nutrien penting untuk metabolisme bakteri. Laktosa
menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk bakteri
koliform. Media ini biasanya digunakan dalam presumptive test atau uji
penduga untuk bakteri koliform. Kehadiran koliform ditandai dengan
munculnya gas pada tabung durham. Lactose broth dibuat dengan
komposisi 0,3% ekstrak daging; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.9
2.3
Air Minum
Air minum merupakan air yang tanpa atau melalui proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air yang dapat
diminum yaitu air yang bebas dari bakteri yang berbahaya dan ketidakmurniaan
secara kimiawi. Air minum harus bersih, jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Selain itu, air minum merupakan air yang dapat langsung diminum langsung tanpa
dimasak terlebih dahulu. Sedangkan air bersih merupakan air yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
setelah dimasak terlebih dahulu. Air yang terkontaminasi oleh organisme patogen
dapat menjadi penyebab menyebarnya penyakit infeksi. Sumber dari terdapatnya
patogen dalam air adalah karena terjadinya kontaminasi fekal.12,13,14
Dalam peraturan menteri kesehatan ditetapkan bahwa syarat air minum
yang sehat adalah memenuhi syarat fisika, mikrobiologi, kimia, dan radioaktif.
Selain itu air minum yang dikonsumsi tidak boleh menimbulkan gangguan
kesehatan. Jenis air minum meliputi: (a) Air yang didistribusikan melalui pipa
untuk keperluan rumah tangga; (b) air yang didistribusikan melalui tangki air; (c)
air kemasan; (d) air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman
yang disajikan kepada masyarakat.15
Penyediaan air bersih harus diperhatikan kualitas dan kuantitasnya serta
harus memenuhi standar yang berlaku. Untuk itu setiap perusahaan penyedia air
minum harus selalu memeriksakan kualitas airnya sebelum didistribusikan pada
konsumen, karena air baku yang digunakan belum tentu memenuhi standar
16
sehingga perlu dilakukan pengolahan agar dapat memenuhi standar air minum.
Air minum yang ideal harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan
tidak mengandung kuman patogen. Pada hakikatnyapersyaratan ini dibuat untuk
mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air / waterborne disease.16
Air minum yang kita minum harus dilakukan pengawasan kualitasnya
meliputi air minum yang diproduksi oleh suatu perusahaan, baik pemerintah
maupun swasta yang didistribusikan ke masyarakat dengan sistem perpipaan dan
air minum yang diproduksi oleh suatu perusahaan, baik pemerintah maupun
swasta, didistribusikan kepada masyarakat dengan kemasan dan atau kemasan isi
ulang yang dilakukan oleh dinas kesehatan setempat.Pengawasan kualitas air
bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat
mengganggu dan membahayakan kesehatan, serta meningkatkan kualitas air.12,17
Sekarang ini kebutuhan air bagi masyarakat dipasok oleh PDAM yang
merupakan Badan Usaha Milik Daerah. Selain itu, air minum masyarakat juga
berasal dari perusahaan swasta yaitu air minum dalam kemasan (AMDK), yang
tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia
(Aspadin), dan air minum yang diproduksi oleh depo-depo yang teergabung
dalam asosiasi Pengusaha depo air (Aspada).18
2.3.1
yang
17
18
memisahkan
campuran
yang
berbentuk
koloid
termasuk
mikroorganisme
yang
tidak
tersaring
pada
proses
sebelumnya.19
Air baku yang akan digunakan sebagai air minum isi ulang akan
melewati beberapa tahap proses pengolahan. Mula-mula air baku dari
tangki penampung akan melewati filter dari bahan silika untuk menyaring
partikel kasar. Setelah itu memasuki karbon aktif untuk menghilangkan
bau. Tahap berikutnya adalah air disaring dengan saringan berukuran 0,3
mikron lalu ke saringan 0,1 mikron untuk menahan bakteri. Air yang telah
bebas dari bau dan bakteri tersebut kemudian ditampung di tabung khusus
yang berukuran lebih kecil dibanding tabung penampung air baku.
Selanjutnya adalah tahap mematikan mikroorganisme yang mungkin
masih tersisa. Untuk mematikan mikroorganisme, dapat digunakan sistem
lampu sinar ultraviolet (UV) pada instalasi air minum isi ulang.5
19
Parameter Wajib
Jenis Parameter
Satuan
Parameter
yang
berhubungan
Parameter Mikrobiologi
1) E.coli
KoliformJumlah
per
per
100ml Sampel
2) Total
KoliformJumlah
100ml Sampel
b.
Kimia anorganik
1) Arsen
mg/l
0,01
2) Flourida
mg/l
1,5
3) Total Kromium
mg/l
0,05
4) Kadmium
mg/l
0,003
mg/l
mg/l
50
7) Sianida
mg/l
0,07
8) Selenium
mg/l
0,01
Parameter
yang
tidak
langsung
Parameter Fisik
1) Bau
Tidak berbau
2) Warna
3) Total
zat
padat
terlarut
TCU
15
mg/l
500
NTU
(TDS)
4) Kekeruhan
5) Rasa
6) Suhu
b.
Tidak berasa
O
Suhu udara 3
Parameter Kimiawi
1) Aluminium
mg/l
0,2
2) Besi
mg/l
0,3
3) Kesadahan
mg/l
500
4) Klorida
mg/l
250
5) Pangan
mg/l
0,4
20
2.3.3
sebagai berikut :
21
khlor dan bahan organik. Daya serap terhadap Iodine (I2) minimal
75%.5
c. Saringan/Filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan
halus berukuran maksimal 10 (sepuluh) micron.5
Desinfeksi
Desinfeksi
wajib
memeriksa
wadah
yang
dibawa
22
Air Baku
Air
Pegunungan
Air
Tanah
Air
Permukaan
Penampungan
air baku
Depot Air
Minum Isi
Ulang
Desinfeksi
(Ozon/UV)
Penyaringan
Pengisian,
pembilasan
penutupanWadah
Hygine dan
sanitasi Depot
Tidak ada
Kontaminasi
Ada
Kontaminasi
Layak Minum
Escherichia coli
Tidak Layak
Minum
23
Proses
pengolahan
Sanitasi dan
higienitas
Resiko
Kontaminasi
Escherichia coli
Keterangan
Variabel terikat
Variabel Bebas
Uji presumtif
24
Variable
Definisi Operasional
Air Minum
Isi Ulang
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Galon air
Liter
Kategorik
Escherichia
Gram, memfermentasi
coli
Pewarnaan
Gram
Uji IMVIC
EMB agar
Ada/
tidak
ada
Kategorik
Hasil positif
uji
presumptive
Jumlah
koliform/100
Numerik
ml air
durham
Suatu uji yang terdiri
dari uji indol, MR-VP,
4
Uji IMViC
Media SIM
Media MR-VP
mengidentifikasi
Positif/negatif
Kategorik
Escherichia coli.
Uji fermentasi
karbohidrat yang terdiri
dari glukosa, laktosa,
5
Uji Gula-
Gula
Positif/negatif
Media uji gula gula
dan/atau ada
Kategorik
gas/tidak
Pewarnaan
Gram
Pewarna ungu
Gram(-) atau
Pewarnaan diferensial
Gram (+),
alkohol 96%,
koliform/
safranin, mikroskop
bukan
olympus
koliform
Kategorik
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan metode Most
Probable Number (MPN), pewarnaan Gram, uji gula-gula dan uji IMVIC.
3.2
ini
dilakukan
di
Laboratorium
Mikrobiologi
Fakultas
Populasi
Populasi adalah semua depot air minum isi ulang yang terletak di
depot air minum isi ulang menggunakan galon air yang di desinfeksi oleh
depot yang kemudian langsung dipindahkan ke dalam wadah steril.
Sampel air harus segera di proses, tidak boleh lebih dari 24 jam sejak saat
pengambilan sampel.
3.3.4
Identifikasi Variabel
3.3.4.1 Variabel Bebas
Air minum isi ulang dari Depot Air Minum Isi Ulang di
kelurahan Pisangan-Cirendeu.
25
26
wilayah kelurahan
3.4
27
biokimia. 23
3.4.2.1 Uji produksi indol
Inokulasikan koloni dari EMB agar pada media SIM dan
inkubasikan pada temperatur 35 C selama 24 jam 2
jam.Teteskan larutan Erlich 1-3 tetes. Hasil reaksi positif ditandai
dengan adanya bentuk cincin merah pada lapisan atas media,
sedangkan hasil reaksi negatif ditandai dengan terbentuknya cincin
kuning. 23
3.4.2.2 Uji Voges-Proskauer (VP)
Ambil biakan dari media EMB agar lalu inokulasikan ke
tabung yang berisi 10 ml media MR-VP dan inkubasikan pada
temperatur 35 C selama 48 jam 2 jam. Pindahkan 5 ml MR-VP
ke tabung reaksi dan tambahkan 0.6 ml larutan -naphthol dan 0.2
28
29
30
yang
digunakan
antara
lain
larutan
31
Interpretasi
menggunakan tabel
MPN seri 3 tabung
Hasil (+)
Hasil (-)
Hasil (-)
Inokulasi ke EMB
agar
Hasil positif
(koloni diduga E.coli)
Pewarnaan
Gram
Uji IMVIC
Uji gula-gula
Interpretasi hasil
3.5
Analisis data
Data yang telah terkumpul diolah dan disajikan dalam bentuk tabel.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
32
33
Sampel
MPN
3x10ml
3x1ml
3x0,1ml
(per 100ml)
460
23
210
240
240
150
460
150
Berdasarkan Tabel 4.1 dari 9 sampel air minum isi ulang yang diuji 8
sampel tidak memenuhi syarat batas maksimal bakteri koliform yang ditetapkan
dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
34
Faktor yang mungkin menyebabkan hasil positif dari uji presumptif MPN
ini adalah terjadinya kontaminasi air minum isi ulang pada proses pengolahannya
antara lain penampungan air baku, desinfeksi maupun penyaringan. Selain itu
sanitasi dan higienitas dari depot air minum isi ulang itu sendiri dapat
mempengaruhi hasil uji MPN. Sanitasi yang buruk serta higienitas yang rendah
menyebabkan terjadinya kontaminasi. Berdasarkan hasil observasi dari depot air
minum isi ulang yang menjadi sampel penelitian ini ada beberapa yang memiliki
sanitasi dan higienitas yang buruk dan proses desinfeksi wadah yang kurang
memenuhi syarat yaitu pada sampel 1 dan 8. Hal ini dapat menjelaskan mengapa
hasil MPN terhadap sampel air minum isi ulang dari depot tersebut positif dan
menunjukkan hasil yang paling banyak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang sama yang dilakukan
oleh Radji M (2008) terhadap air minum isi ulang di daerah Lenteng Agung dan
Srengseng berjumlah 13 sampel yang diperiksa, ternyata semuanya mengandung
bakteri koliform.Penelitian lain yang dilakukan oleh Bambang A (2014)di
Manado yang berjumlah
Menteri
Kesehatan
No.492/MENKES/Per/IV/2010.Pratiwi A (2007)
Republik
Indonesia
minum isi ulang secara bakteriologis di Bogor dengan hasil dari 27 depot hanya 2
yang tidak memenuhi syarat. Hasil penelitian yang bervariasi ini dapat disebabkan
oleh banyak faktor antara lain sanitasi dan higienitas depot, operator depot serta
proses pengolahan air minum isi ulang yang dapat menjadi sumber kontaminasi.
4.2
inokulasikan pada media EMB agar dan diinkubasikan pada suhu 35oC selama 24
jam. Media uji EMB agar merupakan medium diferensiasi untuk isolasi bakteri
koliform, adanya Eschecrichia coli ditandai dengan koloni berwarna ungu
kehitaman pada bagian tengah dan kilap metalik serta berdiameter 2-3 mm seperti
terlihat pada gambar 4.2. Hasil inokulasi pada EMB agar kemudian dilanjutkan
dengan uji gula-gula dan uji IMVIC serta dilakukan pewarnaan Gram.
35
Sampel air minum isi ulang yang di uji, hasil inokulasi pada EMB agar
memberikan hasil yang bervariasi seperti yang terlihat pada tabel 4.2.
36
faktorantara lain sanitasi dan higienitas depot air minum yang buruk, adanya
kontaminasi peralatan serta ketidak optimalan proses desinfeksi/sterilisasi.
Sampel
Keterangan
Sampel 1
Enterobacter aerogenes
mukoid
2
Sampel 2
E.coli
Sampel 3
E.coli
Sampel 4
Sampel 5
Pseudomonas
Sampel 6
Pseudomonas
Sampel 7
E.coli
Pseudomonas/Enterobacter
E.coli
Enterobacter
Pseudomonas
E.coli
Pseudomonas/Enterobacter
Sampel 8
Sampel 9
mukoid
.
4.3
Pewarnaan Gram
Hasil yang didapatkan pada uji pewarnaan Gram menunjukkan semua
sampel merupakan bakteri Gram negatif. Hasil yang diperoleh dapat dilihat dalam
tabel 4.3.
37
Pada penelitian ini yang dilakukan uji pewarnaan Gram hanya 8 sampel,
semua sampel menunjukkan gambaran mikroskop berbentuk batang dan berwarna
merah, dengan demikian 8 sampel air minum isi ulang tersebut mengandung
bakteri Gram negatif dan merupakan golongan bakteri koliform.
Sampel
Morfologi
Keterangan
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Tidak dilakukan
4
5
Sampel 5
Sampel 6
Sampel 7
Sampel 8
Sampel 9
Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji pewarnaan Gram, semua sampel merupakan Gram
negatif, hal ini disebabkan bakteri Gram negatif memiliki dinding sel yang lebih
tipis, kandungan lipid yang lebih tinggi, dan lapisan peptidoglikan yang tipis
sehingga ketika diberi perlakuan dengan alkohol, hal ini akan mengekstraksi
lipid yang akan meyebabkan permeabilitas dinding sel meningkat. Kemudian
terjadi kompleks karbol gentian violet dan lugol akan keluar dari dinding sel dan
menyerap zat warna kedua (safranin) yang akan mewarnai bakteri Gram negatif
sehingga menjadi berwarna merah.12
4.4
38
dalam media uji fermentasi karbohidrat yaitu phenol red akan berubah menjadi
kuning jika bakteri yang diuji mampu memfermentasi karbohidratdisertai
terbentuknya produk asam. Karbohidrat yang digunakan beragam, biasanya
adalah glukosa, sukrosa, laktosa dan manitol. Produk akhir dari glikolisis berupa
piruvat yang akan dikonversi sehingga membentuk asam. Kemudian produk asam
tersebut di ubah menjadi H2 dan CO2 melalui mekanisme enzim hidrogen lyase
sehingga menghasilkan gas. Gas yang terbentuk kemudian terperangkap ke dalam
tabung durham.31
Glukosa
Laktosa
Maltosa
Manitol
Sukrosa
Tidak dilakukan
1
2
+g
+g
+g
+g
+g
+g
+g
+g
+g
+g
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
+g
+g
+g
+g
+g
+g
+g
+g
+g
+g
+g
+g
+g
+g
+g
39
4.5
pada presumptif tes, bersifat Gram negatif yang dilihat dari hasil pewarnaan Gram
dan terhadap koloni kilap logam yang tumbuh pada EMB agar. Hasil yang di
dapatkan dari uji IMVIC cukup bervariasi. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel
4.5. Sampel yang diujihanya 5 sampel, sebagian besar menunjukkan hasil indol
positif, motilitas positif dan sitrat positif.
A
bergantung
pada
reaksi
kimia
antara
indol
dan
p-
40
SIM
MR
VP
Sitrat
Tidak dilakukan
1
2
+/+
+/+
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
+/+
+/+
+/+
Gambar 4.6 (A) Hasil negatif uji sitrat, (B) Hasil positif uji sitrat,
(C) Hasi positif uji MR,
(D) Hasil negatif uji MR, (E) Hasil negatif uji VP
41
MPN Seri 3
Jumlah
Tabung
Pewarnaan
Gram
Uji
Interpretasi
IMVIC
331
460
Gram -
Enterobacter
Tidak dilakukan
300
23
Gram -
E.coli
+g
+g
+g
+g
+g
++--
E.coli
322
210
Gram -
E.coli
+g
+g
+g
+g
+g
+--+
E.coli Citrat +
000
Gram -
330
240
Gram -
Pseudomonas
Tidak dilakukan
330
240
Gram -
Pseudomonas
Tidak dilakukan
321
150
Gram -
E.coli
Tidak dilakukan
+g
+g
+g
+g
+g
+--+
E.coli Citrat +
+g
+g
+g
+g
+g
+--+
E.coli Citrat +
+g
+g
+g
+g
+g
+--+
E.coli Citrat +
Pseudomonas/Enterobacter
8
331
460
Gram -
E.coli
Pseudomonas/Enterobacter
321
150
Gram -
E.coli
Pseudomonas/enterobacter
42
Berdasarkan tabel 4.6, dari 9 sampel yang diuji satu sampel tidak
ditemukan adanya E.coli dan mengandung jumlah bakteri koliform sesuai
persyaratan kualitas air minum menurut PERMENKES sehingga dinyatakan layak
minum. Sementara 8 sampel yang lain mengandung jumlah bakteri koliform
melebihi batas maksimum sesuai PERMENKES serta dari 8 sampel tersebut, dan
5 sampel teridentifikasi adanya E.coli sesuai dengan uji biokimia dan pewarnaan
Gram, sedangkan 3 sampel lainnya tidak ditemukan E.coli. Oleh karena itu 5
sampel tersebut dinyatakan tidak layak minum.
Artinya: Dan Allah emnurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan
kamu dengan hujan ini....(Q.S Al-Anfal 8:11)
Selain itu dalam Surat Al-Furqan ayat 48-49 juga disebutkan :
43
Artinya: Dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih agar Kami
menghidupkan dengan air itu negeri(tanah) yang mati, dan agar Kami memberi
minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, biatang-binatang
ternak dan manusia yang banyak" (QS.Al-Furqan 25:48-49)
Kedua ayat tersebut menerangkan bahwa kita sebagai manusia hendaknya
mengkonsumsi
Dari Abi Umamah ra bahwasanya Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya air itu
suci dan tidak ada yang menajiskannya kecuali sesuatu yang merubah bau, rasa
dan warnanya. (HR.Ibn Majah)
Dalam hadis tersebut air yang dikatakan najis adalah air yang berubah
warnanya, berbau dan berasa. Najis dalam hal ini merujuk kepada arti tidak
bersih. Menurut hukum fiqih, air daur ulang adalah suci mensucikan, sepanjang
diproses sesuai dengan ketetuan hukum fiqih. Air minum isi ulang merupakan
thariqah taghyir yaitu dengan cara mengubah air yang terkena najis atau yang
telah berubah sifatnya tersebut dengan menggunakan alat bantu yang dapat
mengembalikansifat-sifat asli air itu menjadi suci lagi mensucikan. Menurut
hukum fiqih air tersebut boleh diminum asalkan tidak membahaykana kesehatan.
Hal ini sejalan dengan PERMENKES RI No.492 tentang persyaratan kualitas air
minum dimana air minum yang sehat adalah yang tidak membahaykan kesehatan.
4.8 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa keterbatasan yaitu:
43
43
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan dari ke 9 sampel yang diuji hanya
satu sampel yang layak minum sementara 8 sampel lainnya tidak layak minum.
Dari 8 sampel tersebut, ditemukan Escherichia colipada 5 sampel.
5.2 Saran
Dapat digunakan metode lain seperti membran filter untuk uji kualitas air
minum secara mikrobiologi
44
DAFTAR PUSTAKA
F,Bienz
K,Eckert
J,et
al.
Medical
Microbiology.
New
46
Theo.
Pengawasan
Dinas
Kesehatan
Pemerintah
Marshall.
How
Cells
Work.
2000.
HowStuffWorks.com.<http://science.howstuffworks.com/life/cellularmicr
oscopic/cell.htm>diakses pada tanggal 02 September 2015.
22. SNI.1992. Cara Uji Cemaran Mikroba, Standar Nasional Indonesia, SNI
01-2897-1992, Badan Standar Nasional revisi SNI.2008. Metode
pengujian cemaran mikroba dalam daging, telur dan susu, serta hasil
olahannya. SNI :2897-2008.
23. Gillet P, Smet B, Jacobs J. Water Analysis. Belgium: Prince Leopold
Institute of Tropical Medicine. 2009
47
K.
Todars
Online
Textbook
of
Bacteriology
R.
General
and
Medical
Microbiology.
http://www.uwyo.edu/molb2210_lab/info/biochemical_tests.htm diakses 4
September 2015
31. Silva N, Tanikawa M, et all. Microbiological Examination Methods of
Food and Water A Laboratory Manual. Brazil:Institute of Food
Technology CRC Press.2013 (8):88-103 (4):49-56
32. Washington W. Konemans Color Atlas andd Textbook of Diagnostic
Microbiology.6th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
2006(6):211
33. Bambang A, Fatimawali, Kojong N. Analisis Cemaran Bakteri Koliform
dan Identifikasi Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang di Kota
Manado.UNSRAT: FMIPA. Jurnal Ilmiah Farmasi vol 3 No.3. 2014
34. Pratiwi A. Kulaitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kota
Bogor. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 2 No.2.2007 p58-63
35. Radji M, Oktavia H, Suryadi H. Pemeriksaan Bakteriologis Air Minum isi
Ulang di Beberapa Depo Air Minum Isi Ulang di Daerah Lenteng Agung
48
49
LAMPIRAN 1
Alat dan Bahan Penelitian
Autoklaf
Mikropipet
Magnetic stirer
Inkubator
Lemari es
49
Oven
Timbangan
50
(lanjutan)
Set
Bahan MR-VP
pewarnaan Gram
Reagen Erlich
Uji Biokimia
Alkohol, Nacl
51
LAMPIRAN 2
Persiapan Laktosa broth
52
LAMPIRAN 3
Uji Presumptif MPN
53
LAMPIRAN 4
Pewarnaan Gram
54
LAMPIRAN 5
Hasil Inokulasi EMB Agar
Sampel 1
Sampel 5
Sampel 7
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 6
Sampel 8
Sampel 9
55
LAMPIRAN 6
Tabel MPN Koliform