Di Susun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anestesi I Semester VII
D-IV Keperawatan
Oleh:
Alvionita Rosa Novitasari
P07120213002
P07120213014
Eka Sulistyowati
P07120213015
c;
d;
e;
f;
Hal-hal yang harus diketahui oleh perawat anestesi diruang PACU adalah:
a; Jenis Pembedahan
b;
c;
d;
e;
f;
g;
dipindahkan dari ruang pemulihan apabila skor pasca anestesi 7 atau 8 yang
menunjukkan kondisi pasien sudah cukup stabil. Namun perlu mewaspadai
hal-hal berikut : henti nafas, vomitus, aspirasi selama transportasi. Faktorfaktor yang harus diperhatikan pada saat trnsportasi klian :
a; Perencanaan
Pemindahan pasien merupakan prosedur yang dipersiapkan semuanya
dari sumber daya manusia sampai dengan peralatannya.
b; Sumber daya manusia
Petugas yang diperbolehkan untuk melakukan transportasi pasien adalah
orang yang bisa menangani keadaan kegawatdaruratan yang mungkin
terjadi selama transportasi.Perbandingan tubuh pasien dan perawat harus
seimbang.
c; Peralatan (equipment)
Peralatan yang dipersiapkan untuk keadaan darurat selama melakukan
pemindahan pasien adalah tabung oksigen sampai selimut tambahan
untuk mencegah hipotermi harus dipersiapkan dengan lengkap dan
dalam kondisi siap pakai.
d; Prosedur
Ada beberapa pasien setelah operasi harus kebagian radiologi dahulu
dan lainnya, sehingga apabila memang diperlukan maka hendaknya
sekali jalan saja.Prosedur-prosedur pemindahan pasien dan pasitioning
pasien harus benar-benar diperhatikan demi keamanan dan kenyamanan
pasien.
e; Jalur lintaasan (passage)
Hendaknya memilih jalan yang aman dan pilih yang paling dekat,
waspada terhadap kejadian life macet dan lainnya.
Ketika pasien sudah sampai diruang perawatan maka ada hal yang perlu
diperhatikan seperti:
a; Monitor TTV dan keadaan umum pasien, drainase, tube/selang dan
komplikasi. Evaluasi TD, nadi dan respirasi dilakukan 15-30 menit
sampai pasien stabil kemudian setiap jam setelah itu bisa 4-6 jam.
b; Manajemen luka
Observasi kondisi luka opersai dan jahitan pastikan tidak ada pendarhan
yang abnormal serta lakukan perawatan luka sampai dengan
pengangkatan jahitan.Fokus utama dalam penanganan luka adalah
dengan evakuasi semua hematoma dan serosa.Pemeriksaan hematokrit
c; Mobilisasi Dini
kurang dan menyebabkan cairan overload pada laju cairan yang lebih cepat.
Pada pasien dengan fungsi ginjal normal, penggantian cairan adekuat dapat
dinilai pada output urin paling tidak sebesar 30mL/jam.
g; Nutrisi
Tujuan utama pemberian makan setelah operasi adalah untuk
meningkatkan fungsi imun dan mempercepat penyembuhan luka yang
meminimalisir ketidakseimbangan metabolik. Dari penelitian random
didapatkan bahwa pemberian makan harus sesuai dan bermanfaat. Untuk
pembedahan minor, pemberian makanan dibutuhkan dan ditoleransi, ketika
pasien sadar penuh. Ketidaksetujuan muncul berupa seberapa cepat
kemajuan diet pasien setelah pembedahan major. Hal ini bersifat individual
bergantung pada setiap pasien dan pada beberapa faktor. Satu cara
kemungkinan yang dapat dilakukan pada pasien berupa isapan air pada hari
pembedahan.Jangan berikan air es, karena dapat menurunkan motilitas usus
secara signifikan. Berikan cairan encer pada hari pertama pasca operasi jika
telah terdengar bunyi usus sampai udara usus keluar. Kemudian ganti
makanan secara teratur. Waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan diet
secara lengkap bergantung pada prosedur pembedahannya, durasi anestesi
dan variasi individu pasien. Pada dua penelitian random didapatkan bahwa
pasien tertentu dapat diberikan makan segera mungkin 1 hari setelah operasi
pembedahan ginekologi intra-abdomen.
Kurangnya asupan protein-kalori yang besar pada pasien yang
mengalami pembedahan dapat menyebabkan gangguan pada penyembuhan
luka, penurunan fungsi jantung dan paru, perkembangan bakteri yang
berlebihan dalam traktus gastrointestinal dan komplikasi lainnya yang
menambah jumlah hari rawat inap dan morbiditas pasien (Elwyn, 1975;
Kinney, 1986; Seidner, 2006). Jika substansial intake kalori terlambat
diberikan dalam 7-10 hari, maka perlu pemberian makanan tambahan.
Berikut ini adalah kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan setelah operasi.
Pemberian nutrisi pasca operasi diberikan secara enteral lebih dipilih
dibanding rute parenteral, khususnya jika terdapat komplikasi infeksi.
Keuntungan lain dari nutrisi enteral adalah penurunan biaya penyembuhan.
Setelah operasi telah ditemukan efektif, dimulai sesegera mungkin setelah
operasi. Makan segera setelah operasi telah menunjukkan peningkatan
elektrolit,
sistem
gastrointestinal.
a; Sistem pernafasan
persarafan,
sistem
perkemihan,
dan
sistem
pernafasan
dikaji
antara
lain
frekuensi
pernapasan
efek
anestesi
yang
berlebihan,
dan
adanya
obstruksi
(Wijaya,2008).
b; Sistem kardiovaskuler
Pertimbangan dasar dalam mengkaji fungsi kardiovaskuler adalah
memantau pasien terhadap tanda-tanda syok dan hemoragi (Brunner &
Suddarth, 2001). Pengkajian sistem kardiovaskuler yaitu pengkajian
sirkulasi perifer yang meliputi kualitas denyut, warna kulit, temperatur,
ukuran ektremitas, sirkulasi darah, nadi dan suara jantung yang dikaji
tiap 15 menit (4 x ), 30 menit (4x), 2 jam (4x) dan setiap 4 jam selama 2
hari jika kondisi stabil (Abrorshodiq, 2009). Penurunan tekanan darah,
nadi dan suara jantung kemungkinan dapat disebabkan oleh depresi
miocard, shock, perdarahan atau overdistensi. Nadi yang meningkat
disebabkan oleh shock, nyeri, dan hypothermia (Wijaya, 2008).
c; Keseimbangan cairan dan elektrolit
Untuk mengkaji keseimbangan cairan dan elektrolit pasien pasca
anestesi, perawat melakukan inspeksi membran mukosa meliputi warna
untuk
meningkatkan
istirahat,
memberi
kesempatan
2; Diagnosa Keperawatan
3; Intervensi Keperawatan
Intervensi
NIC:
Airway Management
Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas
buatan
Keluarkan sekret dengan batuk
atau suction
Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
Kaji tanda-tanda vital pasien.
Kriteria Hasil :
o Klien mampu
mendemonstrasikan
batuk efektif
o Suara nafas yang
bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan Respiratory Monitoring
sputum, mampu
Monitor rata rata, kedalaman,
bernafas dengan
irama dan usaha respirasi
mudah, tidak ada
Catat pergerakan dada,amati
pursed lips)
kesimetrisan, penggunaan otot
o Memelihara kebersihan
tambahan, retraksi otot
paru paru dan bebas
supraclavicular dan intercostal
Kerusakan
integritas kulit
berhubungan
dengan luka
pemebedahan,
drain dan
drainage.
NOC :
NIC : Pressure Management
Tissue Integrity
Anjurkan pasien untuk
Skin
and
Mucous menggunakan pakaian yang
longgar, hindari kerutan pada
Membranes
tempat tidur.
Kriteria Hasil :
Jaga kebersihan kulit agar tetap
o Tidak ada luka/lesi pada bersih dan kering.
kulit
Mobilisasi pasien (ubah posisi
o Perfusi jaringan baik
pasien) setiap dua jam sekali
o Menunjukkan
Monitor kulit akan adanya
pemahaman dalam
kemerahan Oleskan lotion atau
proses perbaikan kulit
minyak/baby oil pada derah
dan mencegah
yang tertekan.
terjadinya secara
Memandikan pasien dengan
berulang
sabun dan air hangat.
o Klien mampu
melindungi kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Nyeri
berhubungan
dengan incisi
pembedahan dan
posisi selama
pembedahan.
NOC :
Pain Level
Pain control
Comfort level
NIC :
Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
Kriteria Hasil :
kualitas dan faktor presipitasi
o Klien mampu
Observasi reaksi nonverbal dari
mengontrol nyeri (tahu
ketidaknyamanan
penyebab nyeri, mampu Gunakan teknik komunikasi
menggunakan tehnik
terapeutik untuk mengetahui
nonfarmakologi untuk
pengalaman nyeri pasien
mengurangi nyeri,
Kaji kultur yang mempengaruhi
mencari bantuan).
respon nyeri.
o Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri).
o Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang.
Risiko injury
berhubungan
dengan effect
anesthesia, sedasi
NOC :
Risk Kontrol
Kriteria Hasil :
o Klien terbebas dari
cedera.
o Klien mampu
menjelaskan
cara/metode
untukmencegah
injury/cedera.
o Klien mampu
menjelaskan factor
resiko dari
lingkungan/perilaku
personal.
o Mampumemodifikasi
gaya hidup untuk
mencegah injury.
o Mampu mengenali
perubahan status
kesehatan.
Kekurangan
volume cairan
berhubungan
dengan
kehilangan cairan
intra dan post
operasi.
NOC:
Fluid balance
Hydration
Nutritional Status :
Food and Fluid Intake
NIC :
Environment Management
Sediakan lingkungan yang aman
untuk pasien.
Identifikasi kebutuhan
keamanan pasien, sesuai dengan
kondisi fisik dan fungsi kognitif
pasien.
Menyediakan tempat tidur yang
nyaman dan bersih
Menempatkan saklar lampu
ditempat yang mudah dijangkau
pasien.
Memberikan penerangan yang
cukup.
Menganjurkan keluarga untuk
menemani pasien.
Berikan penjelasan pada pasien
dan keluarga atau pengunjung
adanya perubahan status
kesehatan dan penyebab
penyakit.
NIC :
A Fluid management
Timbang popok/pembalut jika
diperlukan.
Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat.
Kriteria Hasil :
Monitor status hidrasi ( kelembaban
o Mempertahankan urine
membran mukosa, nadi adekuat,
output sesuai dengan
tekanan darah ortostatik ), jika
usia dan BB, BJ urine
diperlukan.
normal, HT normal. Monitor masukan makanan / cairan
o Tekanan darah, nadi,
dan hitung intake kalori harian.
suhu tubuh dalam batasMonitor status nutrisi.
normal.
Dorong masukan oral.
o Tidak ada tanda tanda Berikan penggantian nesogatrik
dehidrasi, Elastisitas
sesuai output.
turgor kulit baik,
Dorong keluarga untuk membantu
membran mukosa
pasien makan.
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
Syok yang terjadi pada pasien pasca operasi biasanya berupa syok
hipovolemik, sedangkan syok nerogenik jarang terjadi. Tanda-tanda syok
secara klasik adalah pucat, kulit dingin dan basah, pernafasan cepat, sianosis
pada bibir, gusi dan lidah, nadi cepat, dan lemah, penurunan tekanan darah dan
urine menjadi pekat
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah kolaborasi dengan
dokter terkait dengan pengobatan yang dilakukan seperti terapi obat,
penggantian cairan intravena dan oksigenasi. Terapi obat yang diberikan
meliputi obat-obatan kardiotonik (natrium sitroprusid), diuretik, vasodilator
dan steroid. Cairan yang digunakan adalah cairan kristaloid seperti ringer
laktat dan koloid (seperti komponen darah, albumin, plasma). Untuk
mengetahui adanya gangguan pada sistem respirasi dilakukan dengan
pemberian oksigen (kanul nasal atau intubasi) dan memantau gas darah arteri.
Intervensi mandiri keperawatan meliputi:
a; Dukungan psikologis
b; Pembatasan penggunaan energi
c; Pemantauan reaksi pasien terhadap pengobatan
d; Peningkatan periode istirahat
e; Pencegahan hipotermi dengan menjaga tubuh pasien agar tetap hangat
6; Sepsis
DAFTAR PUSTAKA
Abrorshodiq.2009. Askep Perioperatif. http://Abrorshodiq,sBlog.htm. Diunduh
tanggal 11 September 2016.
Baradero, Dayrit, Siswadi. 2008. Keperawatan Perioperatif: Prinsip dan Praktik.
Jakarta: EGC.