PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Pendidikan dewasa ini mempunyai tugas yang tidak
ringan, disamping mempersiapkan peserta didik untuk
meningkatkan
pendidikan
ilmu
juga
pengetahuan
diharapkan
dan
mampu
tekhnologi,
meningkatkan
adalah
kemampuan
guru
dalam
mengajar.
pengajaran
dalam
pembuatan
rencana
materi
pelajaran
yang
sesuai,
pemilihan
pengajaran
dalam
arti
tercapainya
kerja guru.
tujuan
pembelajaran
pembelajaran
tidak
sesuai.
tidak
Oleh
jelas,
karena
itu
media
untuk
tidak
hanya
menguasai
prosedur
dan
metode
yang
kondusif
diharapkan
mampu
dalam
makalah
ini
akan
dibahas
makalah
adalah
sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengertian Mutu Pembelajaran?
2. Bagaimana pengertian Etos Kerja Guru?
3. Bagaimana kaitan Etos Kerja Guru dalam Meningkatkan
mutu Pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mutu Pembelajaran
Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh beberapa komponen yang
terkait, mulai dari input (masukan), proses, dan output (keluaran), serta
dengan pengelolaan manajemen yang bagus pula. Rachman menyatakan
bahwa manajemen peningkatan mutu pendidikan memiliki karakteristik yang
perlu dipahami oleh lembaga pendidikan yang akan menerapkannya, yaitu;
karakteristik dari sekolah efektif (effective school), dan manajemen
peningkatan mutu pendidikan yang merupakan wadah atau kerangkanya. Oleh
karena itu, karakteristik berikut memuat secara inklusif elemen-elemen
sekolah efektif, yang dikategorikan menjadi input, proses, dan output.
a.
b.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
c.
2)
proses
2.
visionary
leadership
kepala
sekolah.
Dalam
konteks
sensitivitas,
pemberdayaan,
dan
memahami
tentang
manajemen perubahan.
3.
5.
dasarnya
guru
sebagai
pengajar
tidak
kegiatan mengelola
dan melaksanakan
kegiatan
bahan,
mengelola
program
belajar-mengajar,
prestasi
mengenal
fungsi
siswa
dan
untuk
kepentingan
program
layanan
pengajaran,
bimbingan
dan
(pengetahuan),
aspek
afektif
(rasa)
dan
yang
Efektif
di
Kelas
dan
lebih
10
secara
istilah
para
ahli
memberikan
hidup.
Dengan
demikian
etos
menyangkut
yang berupa
daripada
sebelumnya.
Clelland
lebih
lanjut
Sedangkan
menurut
Toto
Tasmara,
kerja
8[3] Sudirman Tebba, Membangun Etos Kerja Dalam Persfektif Tasawuf, (Bandung: Pustaka
Nusantara, 2003, cet. 1, h. 1)
11
untuk
menghasilkan
karya
atau
produk
yang
berkualitas.
Bekerja mempunyai tujuan mencapai hasil baik
berupa benda, karya atau pelayanan kepada masyarakat.
Pada manusia terdapat kebutuhan-kebutuhan yang pada
saatnya membentuk tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan yang hendak dicapai bukan hanya berkaitan dengan
fisik saja, tetapi juga berhubungan dengan mental (jiwa)
seperti pengakuan diri, kepuasan, prestasi, dan lain-lain.
Dari berbagai kutipan diatas kita dapat melihat
bahwa kata etos dan kerja atau pekerjaan memiliki
hubungan yang sangat erat. Kedua kata tersebut secara
substansial mengandung arti pekerjaan. Dengan demikian
kita dapat mengambil kesimpulan bahwa etos kerja adalah
semangat kerja yang terlihat dalam cara seseorang dalam
menyikapi pekerjaan, motovasi yang melatar belakangi
seseorang melakukan suatu pekerjaan. Dalam arti lain etos
kerja
merupakan
suatu
pandangan
dan
sikap
suatu
dipegang kata-katanya,
dicontoh,
diteladani,
ditiru,
ru
ditiru
artinya
lakunya.10
12
memberikan
pengetahuan,
keterampilan,
atau
kedewasaannya,
mampu
berdiri
sendiri
dan
mencahayai
orang
lain,
sedangkan
ia
13
dan
dihormati
oleh
orang.
Dan
ilmu
15
seseorang
dapat
dipengaruhi
oleh
etos
kerja
kelompoknya.
14Abi Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya Ulum Ad-Din, Juz
I, hal. 55
15Alinda Oktafiani, "Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Etos Kerja Guru
Di MAN Cibinong", Tesis. UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah, 2011), h. 21
14
guru
dalam
memandang,
mempersepsi,
faktor
yang
dapat
menunjang
dan
terhadap
jasa
yang
dilakukan.
f.
Perlakuan yang adil dari atasan
g. Sarana yang menunjang kebutuhan mental dan fisik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja guru
dalam proses pembelajaran:
a.
Faktor
personal
meliputi
kepercayaan diri.
b.
Faktor
kepemimpinan
skill,
kemampuan,
meliputi
kualitas
dan
dalam
diantaranya;
kesenjangan,
15
pemberian
penghargaan
supervisi
yang
yang
tidak
tidak
efektif,
seimbang,
ketiadaan
karir
tidak
otoritas,
fleksibel,
produktif,
ketidakadilan
pemberian
tugas
dan
kesempatan promosi.16
1.
iman
dan
taqwa
dengan
ilmu
16
pengertian
pendidikan
adalah
tersebut
tampak
terbentuk-nya
bahwa
output
kecerdasan
dan
Indonesia
dan
seberapa
kecerdasan
maupun
17
Aku
tidak
menciptakan
jin
dan
manusia
18
dengan
mengarahkan
peserta
didik
menjadi
materi
Fiqih
yaitu
untuk
mendorong,
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mutu
diartikan
pembelajaran
sebagai
secara
intensitas
operasional
keterkaitan
dapat
sistemik
dan
fasilitas,
dan
sistem
pembelajaran
dalam
pembelajaran
yang
bermutu
dapat
mempunyai
etos
kerja
yang
tinggi
akan
20
DAFTAR RUJUKAN
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar ,1994,
Jakarta: Rineka Cipta
Anoraga,Panji, Psikologi Kerja, 2001,Jakarta: Rineka Cipta
Toto Tasmara, Membudidayakan Etos Kerja Islami, 2002,
Jakarta: Gema Insani Press
Nata,Abdullah, Paradigma Pendidikan Islam: kapita selekta
pendidikan islam, 2001, Jakarta: Grasindo
Tebba,Sudirman, Membangun Etos Kerja Dalam Persfektif
Tasawuf, 2003, Bandung: Pustaka Nusantara
Kasiram, Kapita Selekta Pendidikan, 1999, IAIN Malang:
Biro Ilmiyah
Burhani, Kamus Ilmiah Populer, (Jombang: Lintas Media, tt)
Jasa
Ungguh
Muliawan,
Pendidikan
Islam
Integratif,
Sumidjo,
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah,
2002,
Sistem
Pendidikan
Nasional
(SISDIKNAS):
Beserta
21
22