Anda di halaman 1dari 4

UTS BK TRAUMATIS

KELOMPOK 6

Disusun oleh
Anggota

: Kelompok 6
: 1. Ade Ratna Mutiara
2. Lisa Sasmita
3. Sindy Elisvi
4. Yulianton Azhar Ibrahim

Dosen Pengampu
Mata Kuliah

: Shinta Mayasari, S.Psi, M.Psi, Psi.


: Bimbingan dan Konseling Traumatis

1313052002
1313052035
1313052053
1313052064

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

Kelompok 6
1.
2.
3.
4.

Ade Ratna Mutiara


Lisa Sasmita
Sindy Elisvi
Yulianton Azhar Ibrahim

1313052002
1313052035
1313052053
1313052064

Soal :
Kelompok 6 di tugaskan untuk mengamati teknik-teknik terapi apa saja yang di
berikan kepada klien (Dian Sastro/Cempaka) oleh psikoterapisnya (Indah Kalalo).
Jawaban :
Dalam film belahan jiwa ini teknik yang diberaikan oleh psikoterapi kepada klien
adalah yang pertama teknik asosiasi bebas dalam terapi psikoanalisis (terdapat di
menit 00.06.55, 00.36.30, 00.55.00) dan teknik implosif atau pembanjiran dalam
terapi behavior (terdapat di menit 01.16.24).
1. Teknik Asosiasi bebas dalam pendekatan Psikoanalisis.
Alasanya adalah karena pada saat terapi berlangsung psikoterapi mengajak
klien untuk berbaris di atas kasur yang telah di persiapkan oleh psikoterapi
sedangkan psikoterapis duduk disamping klien, disana klien di minta untuk
merenungkan pikiran-pikiran dan renungan-renungan sehari-hari yang ingin
dia ungkapkan tanpa ada yang di sembunyikan terlihat dari adegan ketika
klien dalam keadaan berbaring tiba-tiba klien bangun dan mengeluarkan sisi
kepribadian yang lain yaitu Sopia yang di anggap oleh klien sebagai
kepribadian yang bertolak belakang dengan dirinya, dimana sopia mengatakan
bahwa katrina adalah kepribadian yang lemah karena pada saat diperkosa
bukanya melawan namun hanya menangis. Dari perkataan yang di sampaikan

oleh klien disini sebenarnya klien sudah memendam amarah ataupun


kesedihan

yang

sangat

medalam

namun

dia

tidak

berani

untuk

mengungkapkan kepada orang lain ketika psikoterapi melaksanakan terapi


dengan teknik asosiasi bebas ini klien baru berani mengungkapkan apa yang
ingin dia ungkapkan selama ini bahwa dirinya lemah, bodoh, cengeng , tolol
dan bego.
2. Teknik implosif atau pembajiran
Teknik ini terdiri atas pemunculan stimulus berkondisi secara berulang-ulang
tanpa pemberian pekuatan. Terapis memunculkan stimulus-stimulus penghasil
kecemasan sedangkan klien membayangkan situasi-situasi dan terapis
berusaha

mempertahankan

kecemasa

klien.

Alasan

kelompok

kami

mengatakan bahwa terapis mengunakan teknik ini karena terapis berulang kali
memberikan stimulus-stimulus berupa hal-hal yang yang menyebabkan klien
trauma seperti tali gantung, seorang pelukis, dan seorang desainer. Disini klien
dalam proses terapi diajak untuk
a. Mencari stimulus-stimulus yang memicu gejala-gajala trauma. Klien
disana diminta untuk dicari gejala trauma terlihat dia membayangkan ada
seorang pelukis yang diadaptasi dari sosok ayahnya, seorang desainer yang
di adaptasi dari sosok ibunya, terapis yang di adaptasi dari psikoterapi
yang menangani dirinya , dan baby blue sebgai gambarkan masa remaja
nya.
b. Menafsirkan bagaimana gejala-gejala itu berkaitan dan bagaimana gejalagejala membentuk tingkah laku klien.
Klien menciptakan 4 kepribadian yang mengambarkan situasi-situasi yang
ada di sekelilingya baik yang memicu traumanya maupun yang berusaha
menyembuhkan traumanya.

c. Meminta kepada klien untuk membayangkan sejelas-jelasnya apa yang di


jabarkan tanpa disertai celaan atas situasi yang sedang ia hadapi
Terlihat disana klien sangat larut dari kepibadian yang dia ciptakan ketika
menjadi seorang desainer dia ingin menjadi orang nya agresif dan acuh
terhadap penilaian orang lain, ketika menjadi pelukis dia benar-benar
menjadi orang yang sangat terobsesi pada sesuatu hal, ketika menjadi baby
blue dia menjadi anak yang periang namun memiliki trauma dan ketika
menjadi psikoterapi dia benar-benar menghayati dirinya untuk membantu
dirinya sendiri untuk sembuh dari trauma itu.
d. Bergerak semakin dekat kepada ketakutan yang paling kuat yang dialami
klien dan memintanya untuk membayangkan hal yang paling dihindari
Pada saat psikoterapi memberikan terapi kepada klien untuk semakin dekat
dengan apa yang dia hindari disana klien benar-benar di hadapkan dengan
hal yang membuatnya trauma tujuan nya adalah agar klien bisa merasa
putus asa atas apa yang dia takuti dan akhirnya dia akan bosan akan
ktakutanya itu.
e. Mengulang prosedur-prosedur tersebut sampai kecemasan tersebut tidak
muncul dalam diri klien lagi
Terbukti klien diajak untuk mengulang kembali kejadian-kejadian di masa
lampau di saat dia mulai terbentuknya trauma sampai keadaannya pada
saat ini.
Terapis sudah melaksanakan teknik-teknik tersebut namun klien terlalu larut
dan semakin bertambah trauma nya sehingga klien akhirnya tidak bisa
meredam trauma itu dan memilih untuk mengakhiri hidupnya denga cara
bunuh diri.

Anda mungkin juga menyukai