Anda di halaman 1dari 6

LUKA BAKAR

1.

Pengertian.
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh karena pengalihan energi dari

suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau
radiasi elektromagnetik. ( Smeltzer, Suzzanne C. Vol 3. 2001 Hal 1912 )
Luka bakar adalah luka yang timbul akibat kulit terpajan ke suhu tinggi, syok listrik
atau bahan kimia. ( Elizabeth J. Corwin. 2000 Hal 611 )
Luka bakar adalah luka yang terjadi karena terbakar api langsung maupun tidak
langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. ( R.
Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Ed 2. 2004. Hal 73 )
2.

3.

Penyebab
a.

Kobaran api di tubuh (flame)

b.

Jilatan api ke tubuh (flash)

c.

Terkena air panas (scald)

d.

Tersentuh benda panas (kontak panas)

e.

Akibat sengatan listrik

f.

Akibat bahan kimia

g.

Sengatan matahari (sun burn)

Patofisiologi.
Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Akibat

pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang
terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada
didalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas
menyebabkan udem dan menimbulkan bula yang m engandung banyak elektrolit.
Hal ini menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit
akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang
berlebihan, masukya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat 2 dan
pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat 3.
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi diwajah, dapat terjadi
kerusakan mukosa jalan nafas karena gas, asap atau uap panas yang terhisap.
1

Udem laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan nafas dengan
gejala sesak nafas, takipnea, stridor, suara serak, dan dahak berwarna gelap akibat
jelaga. Dapat terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lainnya. Tanda keracunan
ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat
bisa terjadi koma. Bila lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat
meninggal.
Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati, yag merupakan
medium yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah infeksi. Infeksi
ini sulit diatasi karena daerahnya tidak tercapai oleh pembuluh kapiler yang
mengalami thrombosis. Kuman penyebab infeksi pada luka bakar selain berasal dari
kulit penderita sendiri, juga dari kontaminasi kuman saluran nafas atas dan
kontaminasi kuman dilingkungan rumah sakit. Infeksi nosokomial ini biasanya sangat
berbahaya karena kumannya banyak yang sudah resisten terhadap berbagai
antibiotik.
4.

Perhitungan Luas Luka Bakar.


Luas luka bakar dinyatakan sebagai presentase terhadap luas permukaan

tubuh. Untuk menghitung secara cepat dipakai Rule of Nine dari Wallace.
Perhitungan cara ini hanya dapat diterapkan pada orang dewasa, karena anak-anak
mempunyai proporsi tubuh yang berbeda. Untuk keperluan pencatatan medis, dapat
digunakan kartu luka bakar dengan cara Lund and Browder.
a.

Perhitungan luas luka bakar berdasarkan Rule of Nine oleh Polaski

dan Tennison dari Wallace :


1)

Kepala dan leher : 9%

2)

Ekstremitas atas : 2 x 9% (kiri dan kanan)

3)

Paha dan betis-kaki : 4 x 9% (kiri dan kanan)

4)

Dada, perut, punggung, bokong : 4 x 9%

5)

Perineum dan genitalia : 1%

Pada keadaan darurat dapat digunakan cara cepat yaitu dengan


menggunakan luas telapak tangan penderita. Prinsipnya yaitu luas telapak
tangan = 1% luas permukaan tubuh.
b.

Perhitungan luas luka bakar menurut Linch dan Blocker (Rumus 10)

untuk bayi :

c.

1)

Kepala: 20%

2)

Tangan, masing-masing 10%

3)

Kaki, masing-masing 10%

4)

Badan kanan 20 %, kiri 20 %

Perhitungan luas luka bakar menurut Lund dan Browder

Area
Kepala
Leher
Anterior
tubuh
Posterior
tubuh
Bokong
kanan
Bokong
kiri
Genitalia
Lengan
atas kanan
Lengan
atas kiri
Lengan
bawah
kanan
Lengan
bawah kiri
Telapak
tangan
kanan
Telapak
tangan kiri
Paha kanan
Paha kiri
Kaki kanan
Kaki kiri
Telapak
kaki kanan
Telapak
kaki kiri
Total

0-1
thn
19
2
13

1-4
thn
17
2
13

5-9
thn
13
2
13

10-14
thn
11
2
13

15
thn

Dws

9
2
13

7
2
13

13

13

13

13

13

13

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

1
4

1
4

1
4

1
4

1
4

1
4

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

5,5
5,5
5
5
3,5

6,5
6,5
5
5
3,5

8
8
5,5
5,5
3,5

8,5
8,5
6
6
3,5

9
9
6,5
6,5
3,5

9,5
9,5
7
7
3,5

3,5

3,5

3,5

3,5

3,5

3,5

100

100

100

100

100

100

5.

Klasifikasi Luka Bakar.


Penderita luka bakar dapat digolongkan berdasarkan dalamnya jaringan yang

terbakar. Klasifikasi ini selalu dikaitkan dengan luas permukaan tubuh yang terbakar
dan kita kenal sebagai derajat luka bakar. Derajat luka bakar ditentukan oleh
kedalaman jaringan tubuh yang rusak oleh trauma panas dan tergantung oleh 2
faktor berikut :
a.
Intensitas dan lamanya panas mengenai tubuh.
b.
Rambatan panas pada jaringan (dipengaruhi oleh sifat lokal jaringan).
Jaringan yang tidak mampu merambatkan panas akan menderita kerusakan hebat
(nekrosis) sebaliknya jaringan yang dapat meneruskan panas ke jaringan sekitarnya
yang cukup mengandung air akan cepat menurunkan suhu sehingga kerusakan bisa
lebih ringan.
Klasifikasi berdasarkan kedalaman jaringan yang rusak
Bagan klasifikasi luka bakar
Jaringan
Klasifikasi yang
rusak

Klinis

Tes Jarum
Pin prick

Waktu
Sembuh

Hasil

Epidermis

- Sakit

Hiperalgesi

7 hari

Normal

- Merah
II
Dangkal

II
Dalam

III

6.

Sebagian
dermis,
folikel,
rambut
dan
kelenjar
keringat
utuh
Hanya
kelenjar
keringat
yang utuh

Dermis
seluruhnya

- Kering
Sakit
Hiperalgesi 7 14 hari
merah/kuning atau normal
, basah, bula

Sakit
Hipoalgesi
merah/kuning
, basah, bula

14 31
hari

Tidak sakit,
putih, coklat,
hitam, kering

21 hari
persekundam

Analgesi

Normal,
pucat,
berbintik

Pucat,
depigmentasi, rata,
mengkilat,
rambut (-),
cicatrix,
hipertropi
Cicatrix,
hipertropi

Perawatan Luka
Dikenal dua cara merawat luka :
a.

Perawatan terbuka (exposure method)


Keuntungan perawatan terbuka adalah mudah dan murah. Permukaan

luka yang selalu terbuka menjadi dingin dan kering sehingga kuman sulit
berkembang. Kerugiannya bila digunakan obat tertentu, misalnya nitrasargenti, alas tidur menjadi kotor. Penderita dan keluargapun merasa kurang
enak karena melihat luka yang tampak kotor.
Perawatan terbuka ini memerlukan ketelatenan dan pengawasan yang ketat
dan aktif. Keadaan luka harus diamati beberapa kali dalam sehari. Cara ini
baik untuk merawat luka bakar yang dangkal. Untuk luka bakar derajat III
dengan eksudasi dan pembentukan pus harus dilakukan pembersihan luka
berulang-ulang untuk menjaga luka tetap kering. Penderita perlu dimandikan
tiap hari, tubuh sebagian yang luka dicuci dengan sabun atau antiseptik dan
secara bertahap dilakukan eksisi eskar atau debridement.
b.

Perawatan tertutup (occlusive dressing method)

Perawatan tertutup dilakukan dengan memberikan balutan yang


dimaksudkan

untuk

menutup

luka

dari

kemungkinan

kontaminasi.

Keuntungannya adalah luka tampak rapi, terlindung dan enak bagi penderita.
Hanya diperlukan tenaga dan biaya yang lebih karena dipakainya banyak
pembalut dan antiseptik. Untuk menghindari kemungkinan kuman untuk
berkembang biak, sedapat mungkin luka ditutup kasa penyerap (tulle) setelah
dibubuhi dan dikompres dengan antispetik. Balutan kompres diganti beberapa
kali sehari. Pada waktu penggantian balut, eskar yang terkelupas dari
dasarnya akan terangkat, sehingga dilakukan debridement. Tetapi untuk luka
bakar luas debridement harus lebih aktif dan dicuci yaitu dengan melakukan
eksisi eskar

Anda mungkin juga menyukai