Anda di halaman 1dari 3

KASUS MONOPOLI PASAR CARREFOUR

MASALAH

CARREFOUR Indonesia memanfaatkan situasi penegakan hukum UU


praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat ini masih lemah, dan
kelemahan tersebut dimanfaatkan oleh pihak CARREFOURIndonesia untuk
melakukan ekspansi bisnis dengan mengakuisisi PT Alfa Retailindo Tbk.
Dengan mengakuisisi 75 persen saham PT Alfa Retailindo Tbk dari Prime
Horizon Pte Ltd dan PT Sigmantara Alfindo. Berdasarkan laporan yang masuk
ke KPPU, pangsa pasar Carrefour untuk sektor ritel dinilai telah melebihi batas
yang dianggap wajar, sehingga berpotensi menimbulkan persaingan usaha yang
tidak sehat.
Dalam sidang KPPU tanggal 4 november 2009, Majelis Komisi menyatakan
Carrefour terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 17 (1) dan Pasal
25 (1) huruf a UU No.5/1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan
usaha tidak sehat.. Pasal 17 UU No. 5/1999, yang memuat ketentuan mengenai
larangan bagi pelaku usaha untuk melakukan penguasaan pasar, sedangkan
Pasal 25 (1) UU No.5/1999 memuat ketentuan terkait dengan posisi dominan.
DAMPAK
Adanya penyalahgunaan hak akuisisi pada PT Alfa Retailindo Tbk yang
mengakibatkan :
1.
Kenaikan pangsa pasar dari 46,03% pada 2007 menjadi 57,99% pada
2008.
2.
Terjadinya peningkatan dan pemaksaan potongan potongan harga
pembelian dari pemasok.
3.
Pasal 17 berisi tentang pelarangan menguasai alat produksi dan
penguasaan barang yang bisa memicu terjadinya praktik monopoli. Sedangkan
Pasal 25 Ayat 1 berisi tentang posisi dominan dalam menetapkan syarat-syarat
perdagangan.
Pasal
yang
dilanggar
:
1. Pasal 17 ayat 2
Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi
dan atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
apabila:
a. barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya; atau
b. mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan
usaha barang dan atau jasa yang sama; atau

c. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50%
(lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
2. Pasal 20
Pelaku usaha dilarang melakukan pemasokan barang dan atau jasa dengan cara
melakukan jual beli atau menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud
untuk menyingkirkan atau mematikan usaha pesaingnya di pasar bersangkutan
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha
tidak
sehat.
3. Pasal 25 ayat 1 huruf a
Pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominan baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk :
a. menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan
atau
menghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang bersaing, baik
dari
segi
harga
maupun
kualitas.
4. Pasal 28
1) Pelaku usaha dilarang melakukan penggabungan atau peleburan badan usaha
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat.
2) Pelaku usaha dilaragg melakukan pengambilalihan saham perusahaan lain
apabila tindakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggabungan atau peleburan badan usaha
yang dilarang sebagaimana dimaksud ayat (1), dan ketentuan mengenai
pengambilalihan saham perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
diatur dalam Peraturan Pemerintah.
SOLUSI
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain:

Pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri untuk
tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak
lain.

Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat.

Pelaku bisnis hendaknya menciptakan persaingan bisnis yang sehat.

Pelaku bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat


sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa
mendatang.

Pelaku bisnis harus konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang
telah disepakati bersama.
SARAN

Tingkat perhatian perusahaan terhadap perilaku etis juga sangat menentukan


karena dalam jangka panjang bila perusahaan tidak concernterhadap perilaku
etis maka kelangsungan hidupnya akan terganggu dan akan berdampak pula
pada kinerja keuangannya.
Sumber :
http://www.juliancholse.com/2012/03/kasus-monopoli-pasar-carrefour.html
http://mariyah87-marca.blogspot.com/2009/10/tugas-kelompok-etikabisnis.html

http://ikarizkisafitri.blogspot.co.id/2013/11/kasus-monopoli-pasar-carrefour.html

Anda mungkin juga menyukai