Laporan Pendahuluan PNC
Laporan Pendahuluan PNC
1. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
2. Pembagian Masa Nifas
Nifas dibagi dalam 3 periode :
1.
Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
2.
3.
Remote puerperium, waktui yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyaikomplikasi.
Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya
kembali seperti sebelum hamil
1)
Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
2)
Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah
pusat dengan berata uterus 750 gr.
3)
Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengan pusat
simpisis dengan berat uterus 500 gr
4)
Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas
simpisis dengan berat uterus 350 gr
5)
Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam
masa nifas
Macam macam Lochia
1)
Lochia rubra (Cruenta ): berisi darah segar dan sisa sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dam mekonium, selama
2 hari post partum.
2)
3)
4)
5)
6)
Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium
eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu
persalinan serviks menutup
Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke
5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun
tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
1)
2)
Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari
ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
3)
b. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam peratam.kemungkinan terdapat
spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami
kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.
Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 36 jam
sesidah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang
bersifat menahan air akan memgalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini
menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo
6 minggu.
c. Sistem Gastrointestinal
Kerapkali diperlukan waktu 3 4 hari sebelum faal usus kembali normal.
Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan
makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh
berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan
diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan ke
belakang.
d. Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen,
volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan
hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.
Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama
masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma
darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi
meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan
penekanan pada ambulasi dini.
e. Sistem Endokrin
1)
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum.
Progesteron turun pada hari ke 3 post partum.
2)
f. Sistem muskuloskletal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4 8 jam post partum. Ambulasi dini
sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.
g. Sistem integumen
1)
2)
b. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan
makanan yang mengandong protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buahbuahan.
c. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang
wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin
dan spasme oleh iritasi m.sphincer ani selama persalinan. Bila kandungan kemih
penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.
d. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat
laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.
e. Perawatan payudara (mamma)
Perawatan mamma telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu
lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila
bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :
1)
2)
kesehatan bayinya.
a. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah
terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu :
Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana venavena berdilatasi sehingga tampak jelas.
b.
c.
d.
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Aktivitas istirahat
Insomnia mungkin teramati
Sirkualsi
Episode diaforetik lebih sering terjadi pada malam hari
Integritas ego
Peka rangsang, takut menangis (post partum blues sering terlihat kira-kira 3
hari setelah melahirkan)
Eliminasi
Diuresis diantara hari ke-2 dan hari ke-5
Makanan / cairan
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira hari ke-3
Nyeri / ketidak-nyamanan
Nyeri tekan payudara/pembesaran dapat terjadi diantara hari ke-3 sampai
ke-5 post partum
Seksualitas
Uterus 1 cm diatas umbilikus pada 12 jam setelah kelahiran menurun kira-kira
1 lebar jari setiap harinya.
Lochia rubra berlanjut sampai hari ke-2 & 3 berlanjut menjadi lochia serosa
dengan aliran tergantung pada posisi (misal ; rukemben, versus ambulsi
berdiri) dan aktivitas (misalnya menyusui)
Payudara memproduksi kolostrum 48 jam pertama, berlanjut pada susu matur,
biasanya pada hari ke-3, mungkin lebih dini, tergantung kapan menyusui
dimulai
B. Prioritas Keperawatan
1. Meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan umum
2. Mencegah komplikasi
3. Mendukung ikatan keluarga
4. Memberikan informasi dan pedoman antisipasi
Tujuan pulang :
1. Kebutuhan fisiologis / psikologis dipenuhi
2. Komplikasi dicegah / teratasi
3. Ikatan keluarga dimulai
4. Kebutuhan pasca partum dipahami
C. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri (akut) ketidak nyamanan
- Dapat dihubungkan dengan trauma mekanis, ecioma/pembesaran jaringan atau
nyamanan
perinial,
dan
nyeri
tekan
payudara,
perilaku
rangsangan puting.
n) Kaji klien strop kepenuhan kandung kemih;implementasikan kandungan untuk
memudahkan berkemih, instruksikan klien untuk melakukan latihan kegel
setelah anestesia hilang (rujuk pada DK; Eliminasi, urinarius, perubahan, resiko
tinggi tehadap).
R/ kembalihnya fungsi kandung kemih normal dapat memerlukan waktu 4-7
hari,
Kolaborasi
Berikan bromokriptin mesilat (parlodel) dua kali sehari dengan makan selama
2-3 minggu, kaji hipetensi pada klien ; tetap bersama klien selama ambulasi
pertama. Berikan informasi tentang kemungkinan membengkaknya kembali
payudara atau kongesti bila penggunaan obat dihentikan.
R/ bekerja untuk menekan sekresi prolektin, namun merupakan rseptol agonis
poten depamin dan dapat menyebabkan hipotensi berat. Karenanya itu, harus
diberikan
hanya setelah tanda-tanda vital stabil dan tidak lebih cepat dari 4
jam setelah melahirkan. Sampai 40% wanita mengalami masalah kongsti dan
pembesaran payudara kemosli.
Berikan analgesit 30-60 watt. Sebelum menyusui. Untuk klien yang tidak
menyusui, berikan analgesit setiap 3-4 jam selama pembesaran payudara da
aferpain.
R/ memberi kenyamanan, khususnya selama laktasi, bila afterpain paling hebat
karena pelepaasan oksitosin. Bila klien bebas dari ketidak nyamanan ia
dapat menfokuskan pada perawatannya sendiri dan bayinya dan pada
pelaksanaan tugas-tugas menjadi ibu.
Berikan speci anastesik, salep topikal, dan kompres wite hatel untuk perineum
bila dibutuhkan..
R/ meningkatkan kenyamanan loket
Bantu sesuai dengan kebutuhan dengan infeksi salin atau pemberian block
paten pada sisi pungsi aural. Pertahankan klien pada posisi horisontal setelah
prosedur.
R/ efektif untuk menghilangkan sakit kepala spinal berat. Prosedur blood patch
mempunyai keberhasilan 90% - 100% ; menciptakan bekuan darah yang
menghasilkan tekanan dan menyegel kebocoran.
2)
sistem
pendukung
yang
tersedia
pada
klien,
dan
sikap
pasangan/keluarga.
R/ mempunyai dukungan yang cukup meningkat kesempatan untuk
pengalemen
mempengaruhi upaya-upaya
mengganggu atau
nutrisional.
3)
terjadinya
titik
atau
eklamsia),
efek-efek
anastasi,
bawah
dan komplikasi seperti ketuban pecah dini, persalinan lama, leserasi, hemongi
dan tertahannya plasenta.
R/ membantu mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang dapat mengganggu
penyembuhan dan kemunduran pertumbuhan pitel jaringan endometrium dan
memberi kecenderungan klien terkena infeksi.
b) Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai indikasi, catat tanda-tanda
menggigil, anoreksia atau malaise.
R/ penaikan suhu sampai 100F (38,30C) dalam 24 jam pertama sangat
menandakan infeksi : penaikan sampai 100,40F (38,00C) pada 2 dari 10 hari
pertama pasca partum adalah bermakna.
c) Catat jumlah dan bau rabas lokhial atau perubahan pada kemajuan normal dari
rubra menjadi serosa.
R/ lokhia secara normal mempunyai bau amis/daging, namun pada
endometritis, rabas mungkin purulen dan bau busuk, mungkin gagal untuk
menunjukkan kemajuan normal untuk rubra menjadi serosa atau alba
d) Evaluasi kondisi puting ; perhatikan adanya pecah-pecah, kemerahan atau nyeri
tekan. Anjurkan pemerikaan rutin payudara, tinjau perawatan yang tepat dan
teknik pemberian makan bayi.
R/ tejadinya firusa/pecah-pecah pada puting menimbulkan potensial resiko
terkena mastitis.
e) Perhatikan frekuensi/jumlah berkemih
R/ statis urinarius menaikkan resiko terhadap infeksi
f) Kaji terhadap tanda-tanda infeksi saluran kemih (isk) atau sistisis. Misalnya ;
penaikan tan frekeunsi, dorongan atau disuria), catat warna dan tampilkan
urine, hematuria yang telihat, dan adanya nyeri suprapubis.
R/ gejala ISK dapat tampak pada hari ke-2 sampai ke-3 pasca partum karena
naiknya infeksi traktu dari uretra kekandung kemih dan kemungkinan keginjal.
g) Anjurkan teknik mencuci tangan cermat dan pembuangan pembalut yang kotor,
pembalut parineal dan linen terkontaminasi dengan tepat.
R/ membantu mencegah atau menghalangi penyebaran infeksi.
h) Tingkatkan tidur dan istirahat
R/ membantu mencegah stesis dan dehidrasi dan mengganti cairan yang hilang
waktu melahirkan.
h) Kaji tanda-tanda infeksi saluran kemih
R/ stasis, hegiene buruk dan masuknya bakteri dapat memberi kecenderungan
klien terkena ISK.
Kolaborasi
6)
Ganti cairan yang hilang dengan infus I.V yang mengandung elektrolit
R/ membantu
dengan
Konstipasi
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Loudewik Jensen, 2004. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marylin, 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2. Jakarta : EGC.
Manuaba I. B. G, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 2002. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi dan Pathologi. Jakarta :
EGC.
Prawirohardjo S. 1999. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta : YBPSP.