Anda di halaman 1dari 1

Pesan singkat masuk ke telepon genggamku, tak seperti biasa entah kenapa

kuabaikan pesan darinya, tak ku balas dan kulanjutkan perjalanananku di minggu


pagi itu.Beberapa hari sebelum itu kerinduan meledak dalam jiwaku, baru kali ini
kurasakan kerinduan yang amat berat, berawal dari cerita lucu tentangnya dan
teringat gelak tawa lepasnya menjadi pemicu kerinduan saat itu, terbayang
wajahnya yang memerah menahan tawa, seketika itu ada persaan yang tak bisa ku
ungkapkan, rasa senang teringat akan wajahnya dan sedih ketika sadar aku
merindukannya.Minggu malam sesuai rencana aku akan menelponnya, panggilan
pertama ku tak dijawab begitu sampai dua kali, mungkin sedang dalam perjalanan
pikirku, ku coba kembali tapi ke nomor yang berbeda dan akhirnya diangkat,
dugaan ku benar sedang dalam perjalanan dan sebentar lagi akan sampai
rumah.Senyum sumringah tak bisa elak di wajahku ketika mendengar suaranya,
sudah beberapa minggu aku tak mendengar suara itu.Tak ku tanya kabar dahulu
seperti lazimnya namun yang kutanya bagaimana aktifitas nya hari ini, sambil diri
terus tersenyum mendengar ceritanya dan jawaban dari pertanyaan ku.Kerinduan
ku terobati walau hanya 1 persen dari nilai yang bila dianalogikan hasil dari 1
dibagi dengan x dimana nilai x mendekati nol.Teringat ketika beberapa hari
lalu aku merindukannya dan saat itu aku sadar bahwa, tak ada yang bisa
menggantikannya walaupun dengan harta senilai kerinduanku padanya.

Anda mungkin juga menyukai