Anda di halaman 1dari 67

SKENARIO

ANAK YANG LAMBAN


Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas karena
menurut guru di sekolah, pasien tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah. Pasien
sering mendapat nilai yang jelek, padahal saat diterangkan oleh gurunya pasien selalu
tampak memperhatikan gurunya, pasien belum lancar membaca dan menulis, pasien
sudah lancar berbicara, dapat makan, mandi, dan berpakaian sendiri. Saat ini pasien
masih duduk di kelas I SD karena tidak naik kelas.
Pasien kemudian dirujuk untuk penilaian intelligence quotient (IQ) dan
didapatkan nilai 55 yang menunjukkan pasien terdiagnosa sebagai retardasi mental
ringan. Pasien disarankan untuk bersekolah di sekolah luar biasa (SLB), tetapi orangtua
tidak melakukan hal tersebut karena masalah biaya.
Pasien berasal dari keluarga dengan tingkat social ekonomi rendah, menempati
rumah kontrakan yang sempit, ditempati oleh tujuh anggota keluarga. Sebagai anak
bungsu dari lima bersaudara, pasien lebih banyak diasuh oleh kakak perempuannya yang
paling tua; kedua orang tua bekerja, ayah buruh kasar dan ibu buruh cuci, sehingga
pemberian makan pada usia balita tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi.
Dengan tekad yang kuat akhirnya keluarga ini mendapat bantuan dari Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak mengelola Zakat-Infak-Shodaqoh (ZIS),
akhirnya orang tua pasien memasukkan anaknya ke SLB sebagai tanggungjawab dan
wujud dari kewajiban orang tua kepada anak untuk mendapatkan pendidikan khusus
yang dilanjutkan dengan pendidikan keterampilan, agar klien dapat hidup mandiri, tidak
tergantung dengan orang lain.

KATA SULIT
1. IQ

: Ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika dan rasio.

2. Retardasi Mental

: Penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh, secara bermakna


dan secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi social.

3. LSM

: Organisasi yang didirikan perorangan atau kelompok yang


sukarela memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa
bertujuan memperoleh keuntungan dari kegiatan tersebut.

4. SLB

: Lembaga pendidikan khusus dari penyandang dengan gangguan


fisik dan mental.

PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.

Apa saja yang dapat menyebabkan retardasi mental?


Apa yang diperlukan untuk mencegah retardasi mental?
Cara mengatasi retardasi mental secara farmako dan nonfarmako?
Apakah ada hubungan tingkat ekonomi rendah dengan retardasi mental? Kalau
ada bagaimana?
5. Tes selain tes IQ, untuk mengetahui retardasi mental?
6. Apa hubungan kurang gizi dengan retardasi mental?
7. Apa ciri-ciri orang yang retardasi mental?

JAWABAN
1. - Organik

: kongenital (kelainan kromosom), herediter, hidrochepalus, premature,


infeksi, trauma, dll.

- Non organic: Lingkungan dan gizi.


2. Diet tinggi protein (minggu ke 10 kehamilan, perkembanganotak), dan ibu saat hamil
harus cukup gizi.
3. - Farmako : methilpheniloat untuk memperbaiki keseimbangan emosi dan kognitif,
halopenidol
- Non farmako: SLB, konseling, melatih mental dan kemandirian.
4. Ada, tingkat ekonomi rendah menyebabkan ibu dan ayah bekerja sehingga anak
diurus oleh kakak/orang lain (kurang perhatian) dan asupan gizi berkurang.
5. Tes kromosom (kromosom 7), titer virus (screening hidrochepalus), CT scan dan MRI
(perkembangan otak), dan tes gizi.
6. Gizi kurang sehingga gizi tidak mencukupi untuk masa pertumbuhan dan
perkembangan.
7. Sulit membaca, menulis, memahami instruksi orang lain, bicara, hiperaktif (ringan),
gejala kelainan psikososial dan biologis (sedang sampai berat).

HIPOTESIS

Retardasi mental disebabkan oleh factor organic seperti premature, kelainan


kromosom dan non organic seperti lingkungan dan gizi. Tingkat ekonomi yang rendah
dan gizi kurang juga dapat menimbulkan retardasi mental. Ciri-ciri retardasi mental
antara lain sulit membaca, menulis, memahami instruksi orang lain. Untuk mendiagnosis
retardasi mental dapat dilakukan tes IQ, kromosom, titer virus, CT Scan dan MRI.
Retardasi mental dapat ditangani dengan pemberian obat methilfenolat dan haloperidol,
serta dapat diberikan konseling dan SLB. Pencegahan retardasi mental dapat dilakukan
dengan diet tinggi protein saat hamil dan gizi yang cukup.

SASARAN BELAJAR
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Retardasi Mental
LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Retardasi Mental
LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Retardasi Mental
LO 1.3 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Retardasi Mental
LO 1.4 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi dan Manifestasi Retardasi Mental
LO 1.5 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Retardasi Mental
LO 1.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding Retardasi Mental
LO 1.7 Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Retardasi Mental
LO 1.8 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Retardasi Mental
LO 1.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Retardasi Mental
LI 2 Memahami dan Menjelaskan Peran Gizi pada Pertumbuhan Anak dan Remaja
LO 2.1 Memahami dan Menjelaskan Periode Pertumbuhan Anak dan Remaja
LO 2.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis-Jenis Zat Gizi yang Dibutuhkan untuk
Pertumbuhan Anak dan Remaja
LO 2.3 Memahami dan Menjelaskan Kebutuhan Zat Gizi untuk Pertumbuhan
Anak dan Remaja
LI 3 Memahami dan Menjelaskan Tanggungjawab dan Kewajiban Orangtua pada Anak
dalam Pandangan Islam

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Retardasi Mental


LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Retardasi Mental
a) Disebut juga oligofrenia (oligo=kurang/sedikit ; fren=jiwa) atau tuna mental
b) The american Association Deficiency (AAMD) dan Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV) mendefinisikan retardasi
mental sebagai fungsi intelektual keseluruhan yang secara bermakna di bawah ratarata yang menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaktif
dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu sebelum usia 18 tahun.
(Kaplan, 2008)
c) Carter CH (dikutip dari Toback C.) megatakan retardasi mental adalah suatu kondisi
yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan
individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas
kemampuan yang dianggap normal.
d) Crocker AC 1983, retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fumgsi intelegensi
yang rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyusuaian perilaku, dan
gejalanya timbul pada masa perkembangan.
e) Menurut World Health Organization (WHO) retardasi mental adalah kemampuan
mental yang tidak mencukupi. (WHO dikutip dari Menkes RI, 1990).
Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan yang dinyatakan
sebagai IQ (Intelengence Quitient)
IQ adalah MA/CA x 100%
M.A = Mental Age, umur mental yang didapat dari hasil test.
C.A = Chronological Age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir.
Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal, yaitu apabila IQ
dibawah 70-75. Anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa,
karena cara berfikirnya yang terlalu sederhana, daya tangkap dan daya
ingat lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya
juga sangat lemah.
Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku adaptif sosial adalah
kemampuan seseorang untuk mandiri, menyesuaikan diri dan mempunyai
tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kelompok umur dan
budayanya.Pada penderita retardasi mental gangguan perilaku adaptif yang
paling meninjol adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat
sekitarnya.Biasanya tingkah lakunya kekanak-kanakan tidak sesuai dengan
umurnya.
Gejala tersebut harus timbul pada masa perkembangan, yaitu dibawah
umur 18 tahun. Karena gejala tersebut timbul setelah 18 tahun, bukan lagi
disebut retardasi mental tetapi penyakit lain sesuai dengan gejala klinisnya.
(Soetjiningsih, 1995)

LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Retardasi Mental


Prevalens retardasi mental pada anak-anak di bawah umur 18 tahun di negara maju
diperkirakan mencapai 0,5-2,5% , di negara berkembang berkisar 4,6%. Di indonesia 13% penduduknya menderita kelainan ini. Insidens retardasi mental di negara maju
berkisar 3-4 kasus baru per 1000 anak dalam 20 tahun terakhir. Angka kejadian anak
retardasi mental berkisar 19 per 1000 kelahiran hidup.1 Banyak penelitian melaporkan
angka kejadian retardasi mental lebih banyak pada anak laki-laki dibandingkan
perempuan. (Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000: 170 177).
LO 1.3 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Retardasi Mental
Terdapat banyak penyebab cacat mental, seperti penyakit yang diderita
semasa kehamilan, terusakan dalam metabolisme, penyakit pada otak
polamal, dan yang tidak baik, dan perawatan yang tidak sesuai. Laporan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan bahwa 30% dari anak-anak
yang cacat mental serius disebabkan oleh ketidaknormalan genetik, seperti
down syndrom, 25% disebabkan oleh cerebrum palsy, 30% disebabkan oleh
meningitis dan masalah pranatal sedangkan 15% sisanya belum dapat
ditemakan. 9 faktor yang menjadi penyebab timbulnya cacat mental:
penyakit yang disebabkan minuman keras, trauma, metabolisme atau pola
makan yang tidak baik dan penyakit dalam otak, pengaruh saat masa
kehamilan yang tidak diketahui, kromosom yang abnormal, gangguan
semasa kehamilan, gangguan psikiatris dan pengaruh Iingkungan.
Anak yang mengalami retardasi mental dapat disebabkan beberapa faktor
diantara faktor genetik atau juga kelainan dalam kromosom, faktor ibu
selama hamil dimana terjadi gangguan dalam gizi atau penyakit pada ibu
seperti rubella, atau adanya virus lain atau juga faktor setelah lahir dimana
dapat terjadi kerusakan otak apabila terjadi infeksi seperti terjadi meningitis,
ensefalitis, dan lain-lain.

Etiologi retardasi mental menggambarkan pengaruh kait-mengkait antara


faktor bakat (turunan) dan faktor lingkungan. Penyebab atau yang dicurigai
sebagai penyebab retardasi mental (RM) antara faktor bakat (turunan) dan
faktor lingkungan. Dalam mengkaji etiologi retardasi mental perlu disimak 3
faktor berikut, yaitu:

1. Predisposisi genetik, termasuk kepekaan yang dipengaruhi oleh faktor genetik


terhadap agens atau faktor ekologis.
2. Faktor lingkungan yang dapat mengganggu organisme yang sedang tumbuh,
misalnya keadaan nutrisi, radiasi, dan juga keadaan lingkungan psikososial.
3. Waktu terjadinya pemaparan, saat terjadinya pemaparan dapat memengaruhi
beratnya kerusakan.
Ternyata gangguan gizi yang berat dan yang berlangsung lama sebelum
umur 4 tahun sangat memepengaruhi perkembangan otak dan dapat juga
mengakibatkan

retardasi

mental.

Keadaan

dapat

diperbaiki

dengan

memperbaiki gizi sebelum umur 6 tahun, sesudah ini biarpun anak itu
dibanjiri dengan makanan bergizi, intelegensi yang rendah itu sudah sukar
ditingkatkan.
Beberapa penyebab retardasi mental yang dapat dicegah atau diobati Selain
penyebab di atas, masih banyak penyebab retardasi mental yang dapat

dicegah dan diobati dan cukup banyak pula yang penyebabnya sampai saat
ini belum dapat diobati. Di antara penyebab yang dapat dicegah yaitu
asfiksia lahir dan trauma lahir, infeksi, malnutrisi berat dan defisiensi
yodium.
Faktor Resiko terjadinya Retardasi Mental :
Faktor Prenatal
Penggunaan berat alkohol pada perempuan hamil dapat menimbulkan
gangguan pada anak yang mereka lahirkan yang disebut dengan fetal
alcohol syndrome. Faktor-faktor prenatal lain yang memproduksi retardasi
mental adalah ibu hamil yang menggunakan bahan-bahan kimia, dan nutrisi
yang buruk. (Durand, 2007).
Penyakit ibu yang juga menyebabkan retardasi mental adalah sifilis,
cytomegalovirus,

dan

herpes

genital.

Komplikasi

kelahiran,

seperti

kekurangan oksigen dan cidera kepala, menempatkan anak pada resiko lebih
besar terhadap gangguan retardasi mental. Kelahiran premature juga
menimbulkan resiko retardasi mental dan gangguan perkembangan lainnya.
Infeksi otak, seperti encephalitis dan meningitis juga dapat menyebabkan
retardasi

mental.

Anak-anak

yang

terkena

racun,

seperti

cat

yang

mengandung timah, juga dapat terkena retardasi mental. (Nevid, 2003).

Faktor Psikososial
Seperti lingkungan rumah atau sosial yang miskin, yaitu yang tidak
memberikan stimulasi intelektual, penelantaran, atau kekerasan dari orang
tua dapat menjadi penyebab atau memberi kontribusi dalam perkembangan
retardasi mental. (Nevid, 2002)
Anak-anak dalam keluarga yang miskin mungkin kekurangan mainan, buku,
atau kesempatan untuk berinteraksi dengan orang dewasa melalui cara-cara
yang

menstimulasi

secara

intelektual

akibatnya

mereka

gagal

mengembangkan keterampilan bahasa yang tepat atau menjadi tidak


termotivasi untuk belajar keterampilan-keterampilan yang penting dalam
masyarakat kontemporer. Beban-beban ekonomi seperti keharusan memiliki
lebih dari satu pekerjaan dapat menghambat orang tua untuk meluangkan
waktu membacakan buku anak-anak, mengobrol panjang lebar, dan
memperkenalkan mereka pada permainan kreatif. Lingkaran kemiskinan dan
buruknya perkembangan intelektual dapat berulang dari generasi ke
generasi (Nevid, 2002).

Kasus yang berhubungan dengan aspek psikososial disebut sebagai retardasi


budaya-keluarga (cultural-familial retardation).
mungkin

memberikan

kontribusi

terhadap

Pengaruh cultural
gangguan

ini

yang

termasuk

penganiayaan, penelantaran, dan deprivasi sosial. (Durand, 2007)


Faktor Biologis

1. Pengaruh genetik
Kebanyakan

peneliti

percaya

bahwa

di

samping

pengaruh-pengaruh

lingkungan, penderita retardasi mental mungkin dipengaruhi oleh gangguan


gen majemuk (lebih dari satu gen). Salah satu gangguan gen dominan yang
disebut tuberous sclerosis, yang relatif jarang, muncul pada 1 diantara
30.000 kelahiran. Sekitar 60% penderita gangguan ini memiliki retardasi
mental. Phenyltokeltonuria (PKU) merupakan gangguan genetis yang terjadi
pada 1 diantara 10.000 kelahiran (Plomin, dkk, 1994, dalam Nevid, 2002).
Gangguan ini disebabkan metabolisme asam amino Phenylalanine yang
terdapat pada banyak makanan. Asam Phenylpyruvic, menumpuk dalam
tubuh

menyebabkan

kerusakan

pada

sistem

saraf

pusat

yang

mengakibatkan retardasi mental dan gangguan emosional.

2. Pengaruh kromosomal
Jumlah kromosom dalam sel-sel manusia yang berjumlah 46 baru diketahui
50 tahun yang lalu. Tiga tahun berikutnya, para peneliti menemukan bahwa
penderita Sindroma Down memiliki sebuah kromosom kecil tambahan.
Semenjak itu sejumlah penyimpangan kromosom lain menimbulkan retardasi
mental telah teridentifikasi yaitu Down syndrome dan Fragile X syndrome.

a. Down syndrome
Sindroma down, merupakan bentuk retardasi mental kromosomal yang
paling sering dijumpai, di identifikasi untuk pertama kalinya oleh Langdon
Down pada tahun 1866. Gangguan ini disebabkan oleh adanya sebuah kromosom
ke 21 ekstra dan oleh karenanya sering disebut dengan trisomi 21. (Durand,
2007). Anak retardasi mental yang lahir disebabkan oleh faktor ini pada
umumnya adalah Sindroma Down atau Sindroma mongol (mongolism) dengan
IQ antar 20 60, dan rata-rata mereka memliki IQ 30 50. Abnormalitas
kromosom yang paling umum menyebabkan retardasi mental adalah sindrom
down yang ditandai oleh adanya kelebihan kromosom atau kromosom ketiga
pada pasangan kromosom ke 21, sehingga mengakibatkan jumlah kromosom

menjadi 47. Anak dengan sindrom down dapat dikenali berdasarkan ciri-ciri fisik
tertentu, seperti wajah bulat, lebar, hidung datar, dan adanya lipatan kecil yang
mengarah ke bawah pada kulit dibagian ujung mata yang memberikan kesan
sipit. Lidah yang menonjol, tangan yang kecil, dan berbentuk segi empat dengan
jari-jari pendek, jari kelima yang melengkung, dan ukuran tangan dan kaki yang
kecil serta tidak proporsional dibandingkan keseluruhan tubuh juga merupakan
ciri-ciri anak dengan sindrom down. Hampir semua anak ini mengalami retardasi
mental dan banyak diantara mereka mengalami masalah fisik seperti gangguan
pada pembentukan jantung dan kesulitan pernafasan. (Nevid, 2003)
b. Fragile X syndrome
Fragile X syndrome merupakan tipe umum dari retardasi mental yang
diwariskan. Gangguan ini merupakan bentuk retardasi mental paling sering
muncul setelah sindrom down (Plomin, dkk, 1994, dalam Nevid, 2003). Gen
yang rusak berada pada area kromosom yang tampak rapuh, sehingga disebut
Fragile X syndrome. Sindrom ini mempengaruhi laki-laki karena mereka tidak
memiliki kromosom X kedua dengan sebuah gen normal untuk mengimbangi
mutasinya. Laki-laki dengan sindrom ini biasanya memperlihatkan retardasi
mental sedang sampai berat dan memiliki angka hiperaktifitas yang tinggi.
Estimasinya adalah 1 dari setiap 2.000 laki-laki lahir dengan sindrom ini .
Menurut PedomanPenggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Ke-1 faktor-faktor
penyebab retardasi mental adalah sebagai berikut:

a. Infeksi dan atau intoksinasi


Infeksi yang terjadi pada masa prenatal dapat berakibat buruk pada perkembangan
janin, yaitu rusaknya jaringan otak. Begitu juga dengan terjadinya intoksinasi,
jaringan otak juga dapat rusak yang pada akhirnya menimbulkan retardasi mental.
Infeksi dapat terjadi karena masuknya rubella, sifilis, toksoplasma, dll. ke dalam
tubuah ibu yang sedang mengandung. Begitu pula halnya dengan intoksinasi,
karena masuknya racun atau obat yang semestinya dibutuhkan.
b. Terjadinya rudapaksa dan / atau sebab fisik lain
Ruda paksa sebelum lahir serta trauma lainnya, seperti hiper radiasi, alat
kontrasepsi, dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan berupa
retardasi mental. Pada waktu proses kelahiran (perinatal) kepala bayi dapat
mengalami tekanan sehingga timbul pendarahan di dalam otak. Mungkin juga

karena terjadi kekurangan oksigen yang kemudian menyebabkan terjadinya


degenerasi sel-sel korteks otak yang kelak mengakibatkan retardasi mental.
c. Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi
Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan metabolisme
(misalnya gangguan metabolism karbohidrat dan protein), gangguan
pertumbuhan, dan gizi buruk termasuk dalam kelompok ini. Gangguan gizi yang
berat dan berlangsung lama sebelum anak berusia 4 tahun sangat mempengaruhi
perkembangan otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan seperti
itu dapat diperbaiki dengan memberikan gizi yang mencukupi sebelum anak
berusia 6 tahun, sesudah itu biarpun anak tersebut dibanjiri dengan makanan yang
bergizi, inteligensi yang rendah tersebut sangat sukar untuk ditingkatkan.
d. Penyakit otak yang nyata
Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa reaksi sel-sel otak
yang nyata, yang dapat bersifat degeneratif, radang, dst. Penyakit otak yang
terjadi sejak lahir atau bayi dapat menyebabkan penderita mengalamai
keterbelakangan mental.
e. Penyakit atau pengaruh prenatal
Keadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan, tetapi tidak
diketahui etiologinya, termasuk anomaly cranial primer dan defek congenital yang
tak diketahui sebabnya.

f. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun bentuknya.
Kelainan pada jumlah kromosom menyebabkan sindroma down yang dulu sering
disebut mongoloid.
g. Prematuritas
Retardasi mental yang termasuk ini termasuk retrdasi mental yang berhubungan
dengan keadaan bayi yang pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500
gram dan/atau dengan masa kehamilan kurang dari 38 minggu.
h. Akibat gangguan jiwa yang berat

Retardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang berat pada
masa kanak-kanak.
i. Deprivasi psikososial
Devripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak terpenuhinya kebutuhan
psikososial awal-awal perkembangan ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya
retardasi mental pada anak.
LO 1.4 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi dan Manifestasi Retardasi Mental
Klasifikasi retardasi mental menurut Pedoman Penggolonganm Diagnosa Gangguan
Jiwa (PPDGJ/DSM II 1968) adalah
1

Retardasi mental taraf sangat berat = Idiot (IQ 0-19)


Tidak dapat dilatih dan dididik tidak dapat merawat dirinya sendiri.

Makan harus disuap.

Mandi dan berpakaian harus ditolong

Tidak mengenal bahaya, tak dapat menjaga diri terhadap ancaman fisik.

Pergerakan motorik biasanya terganggu, pergerakan kaku atau spastis. biasanya


didapatkan kelainan kongential misalnya bentuk kepala abnormal, kelainan fisik
pada badan anggota badan seperti badan kecil, bungkuk; bentuk tangan abnormal
jari kelingking bengkok (mongolism).

Perkembangan fisik (duduk, jalan) dan bicara terlambat. Sering tak dapat diajar
berbicara, bicara hanya 1 suku katabsaja (ma,pa).

Mudah terserang penyakit lain, misalnya tbc, infeksi lain.

Retardasi mental taraf berat = Imbecile berat (IQ 20-35)


Dapat dilatih dan tak dapat dididik.
1

Dapat dilatih merawat dirinya sendiri; makan, mandi dan berpakaian sendiri.
kadang-kadang masih dapat mengenal bahaya dan menjaga dirinya.

Pergerakan motorik biasanya masih terganggu, pergerakan kaku dan spastis.

Biasanya masih didapatkan kelainan kongenital.

Perkembangan fisik dan berbicara masih terlambat.

Masih mudah terserang penyakit lain.

Retardasi mental sedang = Imbecile ringan (IQ 36-51)


Dapat dilatih dan dapat dididik (Trainable & Educable) sampai ke taraf kelas II - III
SD.

Dapat dilatih merawat dirinya sendiri misalnya : makan, mandi dan berpakaian
sendiri.

Mengenal bahaya dan dapat menyelamatkan diri.

Koordinasi motorik biasanya masih sedikit terganggu.

Biasanya masih didapatkan kelainan kongenital.

Dapat dilatih pekerjaan yang sederhana dan rutin misalnya : menyapu, mencuci
piring, membersihkan rumah dsb.

Bisa menghitung 1 - 20, mengetahui macam-macam warna dan membaca


beberapa suku kata.

Perkembangan fisik dan berbicara masih terlambat.

Sering tersangkut perkara krimini lkarena mudah disugesti dan penilaian


terhadap baik dan buruknya suatu hal masih kurang.

Retardasi mental taraf ringan = Debil (IQ 52-67).


Dapat dilatih dan dididik.
1

Dapat merawat dirinya dan melakukan semua pekerjaan di rumah.

Dalam keadaan cocok dapat mencari nafkah - tetapi tak dapat bersaing dengan
orang lain dan tak dapat mengurus pekerjaannya dengan bijaksana, sehingga
bila ada penghematan tenaga kerja, penderita diberhentikan lebih dahulu.

Tidak dapat dididik di sekolah biasa tetapi harus di lembaga istimewa atau
Sekolah Luar Biasa.

Pada saat menginjak Taman Kanak-kanak belum tampak kekurangannya,


sesudah menginjak Sekolah Dasar tampak kurang kepandaiannya, sehingga
sukar untuk naik kelas (kelas I SD - 3 tahun).

Tak dapat berfikir secara abstrak, hanya hal-hal konkrit yang dapat difahami.

Kurang dapat membedakan hal-hal yang penting dan remeh atau hal-hal yang
baik dan buruk, sehingga mudah tersangkut perkara kriminil. Oleh karena itu
perlu pengawasan orang tua dalam melakukan aktivitasnya.

Koordinasi motorik tidak mengalami gangguan.

Kelainan kongenital biasanya tidak didapatkan.

Perkembangan fisik biasanya normal tetapi perkembangan bicara biasanya


masih terlambat (biasanya bicara kurang sempurna dan perbendaharaan katakata kurang).

Retardasi mental taraf perbatasan = Subnormal (IQ 68-85)


Dapat dididik di sekolah biasa, meskipun tiap kelas dicapai dalam 2 tahun.
1

Dapat berfikir secara abstrak.

Dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk.

Klasifikasi retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :


1

Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari
orang yang terkena retardasi mental.

Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang
yang terkena retardasi mental.

Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang
yang terkena retardasi mental.

Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang
yang terkena retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental
ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua
disekolah.

( Depkes, 2009)
Ada 4 taraf Retardasi mental berdasarkan kriteria psikometrik menurut skala inteligensi
Wechsler (Kirk dan Gallagher, 1979, dalam B3PTKSM, p. 26), yaitu:
1

Retardasi mental ringan (mild mental retardation) dengan IQ 55 69.

Retardasi mental sedang (moderate mental retardation) dengan IQ 40 54.

Retardasi mental berat (severe mental retardation) dengan IQ 20 39.

Retardasi mental sangat berat (profound mental retardation) dengan IQ 20 kebawah.

Menurut nilai IQ-nya,maka intelegensi seseorang dapat digolongkan sebagai berikut:


Keadaan

Nilai IQ

Sangat superior

130 atau lebih

superior

120-129

Rata-rata

110-119

Diatas rata-rata

90-190

Dibawah rata-rata

80-89

Retardasi mental borderline

70-79

Retardasi mental ringan (mampu didik)

52-69

Retardasi mental sedang (mampu latih)

36-51

Retardasi mental berat

20-35

Retardasi mental sangat berat

Dibawah 20

Ditinjau dari gejalanya, maka Melly Budhiman membagi Retardasi Mental menjadi:
a

Tipe klinik
Tipe ini mudah dideteksi sejak dini, karena kelainan fisis maupun mentalnya
cukup berat. Penyebab sering kelainan organik. Kebanyakan anak ini perlu
perawatan yang terus menerus da kelainan ini dapat terjadi pada kelas sosial
tinggi ataupun rendah. Orang tua dar si anak yang menderiita retardasi mental
tipe ini cepat mencari pertolongan karena mereka melihat sendiri kelainan pada
anaknya.

Tipe social budaya


Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat
mengikuti pelajaran. Penampilannya seperti anak normal, sehingga disebut juga
retardasi enam jam. Karena begitu mereka keluar sekolah, mereka dapat bermain
seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal dari
golongan sosial ekonomi rendah. Orang tua dari anak tipe ini tidak melihat
adanya kelainan pada anaknya, mereka mengetahui kalau anaknya retardasi dari
gurunya atau dari psikolog, karena anaknya gagal beberapa kali tidak naik kelas.
Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ golongan borderline dan
retardasi mental ringan.
(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)

Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan
fisik yang merupakan stigmata kongenital, yang kadang-kadang gambaran stigmata
mengarah ke suatu sindrom penyakit tertentu. Di bawah ini beberapa kelainan fisik dan
gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu :
1

Kelainan pada mata:


1

Katarak
-

Sindrom Cockayne

Sindrom Down

Sindrom Lowe

Kretin

Galactosemia

Rubela pranatal, dll.

Bintik cherry-merah pada daerah makula


-

Mukolipidosis

Penyakit Tay-Sachs

Penyakit Niemann-Pick

Korioretinitis
-

Lues kongenital

Rubela pranatal

Penyakit sitomegalo virus

Kornea keruh
-

Lues kongenital

Sindrom Hurler

Sindrom Hunter

Sindrom Lowe, dll.

Kejang
1

Kejang umum tonik klonik


-

Defisiensi glikogen sinthetase

Hiperlisinemia

Hipoglikemia, terutama yang disertai glycogen storage disease I, III, IV,


dan VI.

Phenyl ketonuria

Sindrom malabsorbsi methionin, dll.

Kejang pada masa neonatal


-

Arginosuccinic asiduria

Hiperammonemia I dan II

Laktik asidosis, dll

Kelainan kulit
Bintik cafe-au-lait
-

Ataksia-telengiektasia

Sindrom Bloom

Neurofibromatosis

Tuberous sclerosis

Kelainan rambut
1

Rambut rontok
-

Familial laktik asidosis dengan necrotizing ensefalopati

Rambut cepat memutih


-

Atrofi progresif serebral hemisfer

Ataksia telangiektasia

Sindrom malabsorbsi methionin

Rambut halus
-

Hipotiroid

Malnutrisi

Kepala
-

Mikrosefali

Makrosefali

Hidrosefalus

Mucopolisakaridase

Efusi subdural

Perawakan pendek
-

Kretin

Sindrom Prader-Willi

Distonia
-

Sindrom Hallervorden-Spaz

Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut :
1

Retardasi mental ringan


Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari
mereka ini termasuk dalam tipe sosial budaya, dan diagnosis dibuat setelah anak
beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini ternasuk mampu didik, artinya
selain dapat diajar baca tulis bahkan bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih
keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti

orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka ini kurang mampu
menghadapi stres, sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.
2

Retardasi mental sedang


Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini
mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya
dapat sampai kelas 2 SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai suatu keterampilan
tertentu misalnya pertukangan, pertanian, dll. Dan apabila bekerja nanti mereka
ini perlu pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri
sendiri. Kelompok ini juga kurang mampu menghadapi stres dan kurang dapat
mandiri, sehingga memerlukan bimbingan dan pengawasan.

Retardasi mental berat


Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini.
Diagnosis mudah ditegakkan secara dinim karena selain adanya gejala fisik yang
menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal sudah
terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. Kelompok ini
termasuk tipe klinik. Mereka dapat dilatih higiene dasar saja dan kemampuan
berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja, dan
memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.

Retardasi mental sangat berat


Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah
dibuat karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan
berbahasanya sangat minimal. Mereka ini seluruh hidupnya tergantung pada
orang di sekitarnya
LO 1.5 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Retardasi Mental

Untuk menegakkan diagnosis, anamnesis yang baik sangat diperlukan, yaitu untuk
mengetahui penyebab kelainan ini organik atau non organik, apakah kelainannya dapat
diobati/tidak dan apakah ada faktor genetik/tidak. Dengan melakukan skrining secara
rutin misalnya dengan menggunakan DDST (Denver Developmental Screening Test),
maka diagnosis dini dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari orang
tuanya, pengasuh atau gurunya, sangat membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah
anak berumur enam tahun dapat dilakukan tes IQ. Sering kali hasil evaluasi medis tidak
khas dan tidak dapat diambil kesimpulan. Pada kasus seperti ini, apabila tidak ada
kelainan pada system susunan saraf pusat, perlu anamnesis yang teliti apakah ada
keluarga yang cacat, mencari masalah lingkungan/faktor non organik lainnya dimana
diperkirakan mempengaruhi kelainan pada otak anak.

Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik
yang merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah
kesuatu sindrom penyakit tertentu. (Depkes, 2005)
Untuk mendiagnosa retardasi mental dengan tepat, perlu diambil anamnesa dari orang
tua dengan teliti mengenai kehamilan, persalinan dan perkembangan anak. Bila mungkin
dilakukan juga pemeriksaan psikologik, bila perlu diperiksa juga di laboratorium,
diadakan evaluasi pendengaran dan bicara. Observasi psikiatrik dikerjakan untuk
mengetahui adanya gangguan psikiatrik disamping retardasi mental.1
Tingkat kecerdasan intelegensia bukan satu-satunya karakteristik, melainkan harus
dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda. Penilaian tingkat
kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang tersedia, termasuk temuan klinis,
prilaku adaptif dan hasil tes psikometrik. Untuk diagnosis yang pasti harus ada
penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi
terhadap tuntutan dari lingkungan sosial biasa sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik pasien
dengan retardasi mental dapat ditemukan berbagai macam perubahan bentuk fisik,
misalnya perubahan bentuk kepala: mikrosefali, hidrosefali, dan sindrom down. Wajah
pasien dengan retardasi mental sangat mudah dikenali seperti hipertelorisme, lidah yang
menjulur keluar, gangguan pertumbuhan gigi dan ekspresi wajah tampak tumpul.
Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ kira-kira 70 atau
dibawahnya pada individu yang dilakukan test IQ.
Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi,
kemampuan menolong diri sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan
dan keamanan.
Onsetnya sebelum berusia 18 tahun.
ANAMNESIS
Seperti pada gangguan perkembangan lainnya, kesulitan utama dalam diagnosis adalah
membedakannya dari variasi perkembangan yang normal. Anak normal mempunyai
variasi besar pada usia saat mereka belajar berbicara dan terampil berbahasa.
Keterlambatan berbahasa sering diikuti kesulitan dalam membaca dan mengeja, kelainan
dalam hubungan interpersonal, serta gangguan emosional dan perilaku.
Anamnesis pada gangguan bahasa dan bicara mencakup perkembangan bahasa anak.
Beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan antara lain :
Pada usia berapa bayi mulai mengetahui adanya suara, misalnya berkedip,
terkejut, atau menggerakkan bagian tubuh.
Pada usia berapa bayi mulai tersenyum (senyum komunikatif), misalnya saat
berbicara padanya.
Kapan bayi mulai mengeluarkan suara aaaggh
Orientasi terhadap suara, misalnya bila ada suara apakah bayi memaling atau
mencari ke arah suara
Kapan bayi memberi isyarat daag dan bermain cikkebum
Mengikuti perintah satu langkah, seperti beri ayah sepatu atau ambil koran
Berapa banyak bagian tubuh yang dapat ditunjukkan oleh anak, seperti mata,
hidung, telinga.
(Depkes, 2009)

American Psychiatric Associations Diagnostic and Statistical Manual of Mental


Disorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe:
1. Gangguan bahasa ekspresif
2. Gangguan bahasa reseptif ekspresif
3. Gangguan phonological
4. Gagap
Pada gangguan bahasa ekspresif, secara dapat ditemukan gejala seperti perbendaharaan
kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan
dalam mengingat kata-kata atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki
kesulitan dalam pencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman
bahasa anak tetap relatif utuh. Gangguan menjadi jelas pada kira-kira usia 18 bulan, saat
anak tidak dapat mengucapkan kata dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan
gerakan badannya untuk menyatakan keinginannya.
Pada gangguan bahasa campuran ekspresif-reseptif, selain ditemukan gejala-gejala
gangguan bahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat.
Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk yang parah terlihat pada
usia 2 tahun, bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak
dengan gangguan bahasa reseptif-ekspresif campuran memiliki gangguan auditorik
sensorik atau tidak mampu memproses simbol visual seperti arti suatu gambar, biasanya
tampak tuli.
Anak-anak dengan kesulitan berbicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu
berhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi
suara.
Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan
atau perpanjangan suara, kata, atau suku kata. Biasanya sering terjadi pada anak laki-laki
Riwayat penyakit paling sering didapatkan dari orang tua atau pengasuh, dengan
perhatian khusus pada kehamilan ibu, persalinan, dan kelahiran; adanya riwayat
retardasi mental; hubungan darah pada orang tua; dan gangguan herediter. Sebagai
bagian riwayat penyakit, klinisi menilai latar belakang sosialkultural pasien, iklim
emosional di rumah, dan fungsi intelektual pasien. Serta dilakukan anamnesis pada ibu
pasien, sebagai berikut:
Riwayat kehamilan dan persalinan ibu?
Apakah kehamilannya diharapkan atau tidak?
Adakah usaha-usaha untuk menggugurkan kehamilannya?
Apakah waktu hamil ibu mengalami perdarahan, minum obat-obat yang bukan
anjuran dokter?
Sakit apa saja yang pernah diderita ibu sewaktu hamil?
Apakah ibu mengontrolkan kehamilannya secara teratur?
Riwayat perkembangan anak?
Adanya penyakit keturunan atau penyakit lain yang pernah didapat?
Adanya hubungan darah antar kedua orang tuanya?
Latar belakang sosiokultural?
(Depkes, 2009)

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan
bahasa dan bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar,
otitis media yang berulang, sindrom William (facies Elfin, perawakan pendek, kelainan
jantung, langkah yang tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain. Gangguan oromotor
dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan
lidah, dan mengulang suku kata pa, ta, pata, pataka. (Depkes, 2007)
Cara Pengukuran Pertumbuhan
Parameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pertumbuhan,
maka dilakukan pengukuran tertentu yang hasilnya kemudian dibandingkan dengan
parameter yang sudah terstandardisasikan, yaitu meliputi:
A Tinggi badan
B Berat badan
C Lingkar lengan
D Lingkar kepala
E Lingkar dada
F Lingkar abdomen
A Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan sambil berbaring atau dalam posisi tubuh
berdiri. Pengukuran pada posisi tubuh berbaring lebih tepat untuk anak-anak di bawah 5
tahun. Panjang badan berbaring diukur ketika anak berbaring di atas sebuah meja yang
kokoh yang memiliki tongkat pengukur. Telapak kaki dipegang kuat-kuat pada sebilah
papan vertikal yang dipasang pada tanda nol. Kemudian anak diukur panjang padannya
baik dengan tongkat pengukur ataupun menggunakan meteran untuk menjahit.
Pengukuran panjang/tinggi badan sambil berdiri dilakukan saat berdiri tegak lurus,
dengan tumit, bokong, bagian atas punggung dan oksiput (belakang kepala) pada suatu
bidang vertikal (misal dinding tembok). Saat melakukan pengukuran, kedua tumit harus
dirapatkan. Kemudian ukurlah tinggi/panjang badan dengan alat ukur meteran.
Memprediksikan tinggi akhir anak sesuai potensi genetik berdasarkan tinggi badan
orang tua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai potensinya. Rumus
yang digunakan:
TB anak perempuan = ( TB ayah 13 cm ) + TB ibu
8,5 cm

TB anak laki-laki = ( TB ibu +13 cm ) + TB ayah


8,5 cm

B Pengukuran Berat Badan


Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan. Banyak timbangan yang dapat
digunakan untuk menimbang berat badan. Yang penting harus menggunakan alat
timbang yang standar.
C Pengukuran Lingkar Kepala
Cara melakukan pengukuran lingkar kepala dapat menggunakan pita meteran yang
tidak mudah berubah panjangnya, seperti pita meteran yang dipakai untuk menjahit
baju. Pita dilingkarkan pada kepala anak, menutupi alis mata dan melewati oksipital.
Umur Anak Ketika
Diperiksa
0 bulan
1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
5 Bulan
6 Bulan
7 Bulan
8 Bulan
9 Bulan
10 Bulan
11 Bulan
12 bulan
13 Bulan
14 Bulan
15 Bulan
16 Bulan
17 Bulan
18 Bulan
19 bulan
20 Bulan
21 Bulan
22 Bulan
23 Bulan
24 Bulan
2.5 Tahun
3 Tahun
3.5 Tahun
4 Tahun
4.5 Tahun
5 Tahun

Angka normal anak


Laki-laki (cm)
Perempuan (cm)
32 - 37.5
32 - 36.5
34.5 - 40.5
34 39
36.5 42
36 41
38 - 43.5
37 42
39 - 44.5
38.5 - 43.5
40.5 45
39 - 45
41 46
40 - 46
42 47
41 - 47
43 48
41.5 - 47.5
43.5 - 48.5
42 - 48
44 49
42.75 - 48.5
44.5 - 49.5
43.5 - 48.75
45 - 49.75
43.75 - 49
45 - 49.75
43.75 - 49
45.5 - 50.5
44.5 - 49.5
45.5 - 50.5
44.5 - 49.5
46.25 51
45 - 50
46.25 51
45 - 50
46.25 51
45 - 50
46.25 - 51.5
45 - 50
46.5 - 51.5
45.5 - 50.75
46.5 - 51.5
45.5 - 50.75
46.5 - 51.5
45.5 - 50.75
46.5 - 51.5
45.5 - 50.75
47 52
45.75 - 51
47 52
45.75 - 51
48 53
46.5 - 52
48 53
46.5 - 52
48.5 - 53.5
47 - 53
48.5 - 53.5
47 - 53
48.75 - 53.75
48 - 53

5.5 Tahun
6 Tahun

48.75 - 53.75
49 54

48 - 53
48 - 53

Berbagai bagian tubuh mungkin memiliki karakteristik tertentu yang sering


ditemukan pada pasien retardasi mental dan memiliki penyebab pranatal.
Kepala
: Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat
berubah
Mata
: mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
Hidung
: jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping
melengkung ke atas, dll
Mulut
: bentuk V yang terbalik dari bibir atas, langit-langit
lebar/melengkung tinggi
Geligi
: odontogenesis yang tdk normal
Telinga
: keduanya letak rendah; dll
Muka
: panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
Leher
: pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
Tangan
: jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk
dan lebar, klinodaktil, dll
Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll
Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll
Kaki
: jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil
meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk
(Kaplan, 2008)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1

BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry)


Merupakan cara pengukuran evoked potensial (aktivitas listrik yang dihasilkan
saraf VIII, pusat-pusat neural dan traktus di dalam batang otak) sebagai respon
terhadap stimulus auditorik.
Gangguan neurologis sering terjadi pada retardasi mental seperti gangguan
kejang terjadi pada 10 % dari semua orang retardasi mental. Gangguan pada
motorik dimanifestasikan oleh kelainan pada tonus (spastisitas atau hipotonia),
refleks (hiperrefleksia), dan gerakan involunter (koreoatetosis). Derajat kecacatan
yang lbih kecil ditemukan dalam kelambanan dan koordinasi yang buruk.
Gangguan sensorik dapat berupa gangguan pendengaran yang ringan. Gangguan
visual dapat terentang dari kebutaan sampai gangguan konsep ruang, pengenalan
rancangan, dan konsep citra tubuh. Dilakukan pemeriksaan sinar-x tengkorak,
pemeriksaan tomografi computer (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
untuk menghubungkan patologi sistem saraf pusat dengan retardasi mental,
pembesaran kepala, dicurigai adanya kelainan otak yang luas, dicurigai adanya
tumor intra kranial, kejang local.
Elektroensefalogram (EEG) digunakan untuk menentukan adanya gejala kejang
yang dicurigai, kesulitan mengerti bahasa yang berat. (Kaplan, 2008)

Pemeriksaan audiometric
a Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat kecil dan
untuk anak-anak yang ketajaman pendengarannya tampak terganggu. Ada 4
kategori pengukuran dengan audiometri :
b Audiometri tingkah laku, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan
dengan melihat respon dari anak jika diberi stimulus bunyi. Respon yang
diberikan dapat berupa menoleh ke arah sumber bunyi atau mencari sumber
bunyi. Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang atau kedap suara dan
menggunakan mainan yang berfrekuensi tinggi. Penilaian dilakukan terhadap
respon yang diperlihatkan anak.
c Audiometri bermain, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan
sambil bermain, misalnya anak diajarkan untuk meletakkan suatu objek pada
tempat tertentu bila dia mendengar bunyi.
d Audiometri bicara. Pada tes ini dipakai kata-kata yang sudah disusun dalam
silabus dalam daftar yang disebut : phonetically balance word LBT (PB List).
Anak diminta untuk mengulangi kata-kata yang didengar melalui kaset tape
recorder. Pada tes ini dilihat apakah anak dapat membedakan bunyi s, r, n, c,
h, ch. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan anak dalam
pembicaraan seharihari dan untuk menilai pemberian alat bantu dengar
(hearing aid).
e Audiometri objektif, biasanya memerlukan teknologi khusus. (Toback, 2003)

CT scan kepala untuk mengetahui struktur jaringan otak, sehingga didapatkan


gambaran area otak yang abnormal.

Timpanometri
Digunakan untuk mengukur kelenturan membrana timpani dan system osikular.
Selain tes audiometri, bisa juga digunakan tes intelegensi. Paling dikenal yaitu
skala Wechsler, yang menyajikan 3 skor intelegen, yaitu IQ verbal, IQ
performance, dan IQ gabungan.
Skala intelegensi Wechsler untuk anak II: penyelesaian susunan gambar. Tes
ini terdiri dari satu set gambar-gambar objek yang umum, seperti gambar
pemandangan. Salah satu bagian yang penting dihilangkan dan anak diminta
untuk mengidentifikasi. Respon dinilai sebagai benar atau salah.
Skala intelegensi Wechsler untuk anakIII: mendesain balok. Anak diberikan
pola bangunan dua dimensi dan kemudian diminta untuk membuat replikanya
menggunakan kubus dua warna. Respon dinilai sebagai benar atau salah.
(Depkes, 2005)

Tes Laboratorium
Pada tes laboratorium retardasi mental yang digunakan adalah pemeriksaan urin
dan darah untuk mencari gangguan actorti. Kelainan enzim pada gangguan
kromosom, terutama sindrom down.
Amniosentesis yaitu pengambilan cairan actort dari ruang amnion secara transabdominal antara usia kehamilan 14 dan 16 minggu, digunakan untuk kelainan
kromosom bayi terutama sindrom Down. Sel cairan amnion, yang terbanyak
berasal dari janin, dibiakkan untuk pemeriksaan sitogenetik dan biokimiawi.
Amniosentesis dianjurkan untuk semua wanita hamil di atas usia 35 tahun.
Pengambilan sampel vili korionik (CVS;chorionic villi sampling) adalah tehnik
skrining yang baru untuk menentukan kelainan janin. Cara ini dilakukakn pada
usia kehamilan 8 dan 10 minggu, yang 6 minggu lebih awal dibandingkan

amniosentesis. Hasilnya tersedia dalam waktu yang singkat (beberapa jam/hari),


jika kehamilan abnormal, keputusan untuk mengakhiri kehamilan dapat
dilakukakan dalam trimester pertama. (Soetjiningsih, 1995)
6

Pemeriksaan Psikologis
Dilakukan oleh ahli psikologi yang berpengalaman. Tes Gesell, Bayley, dan
Cattell adalah tes yang sering digunakan untuk bayi. Tes Bender Gestalt dan
Benton Visual Retention test juga digunakan untuk anak retardasi mental.
Disamping itu, pemeriksaan psikologi harus menilai kemampuan actortic,
motorik, actortic, dan kognitif. Informasi tentang actor motivasional, emosional,
dan interpersonal juga penting.

Pemeriksaan lainnya:
1

Kromosomal kariotipe
-

Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas

Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen

Terdapat beberapa kelainan kongenital

Genital abnormal

EEG (Elektro Ensefalogram)


-

Gejala kejang yang dicurigai

Kesulitan mengerti bahasa yang berat

CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance


Imaging)
-

Pemebesaran kepala yang progresif

Tuberous sklerosis

Dicurigai kelainan otak yang luas

Kejang lokal

Dicurigai adanya tumor intrakranial

Titer virus untuk infeksi kongenital


-

Kelainan pendengaran tipe sensorineural

Neonatal hepatosplenomegali

Petechie pada periode neonatal

Chorioretinitis

Mikroptalmia

Kalsifikasi intrakranial

Mikrosefali

Serum asam urat


-

Choreoatetosis

Gout

Sering mengamuk

Laktat dan piruvat darah


-

Asidosis metabolik

Kejang mioklonik

Kelemahan yang progresif

Ataksia

Degenerasi retina

Ophtalmoplegia

Episode seperti stroke yang berulang

Plasma asam lemak rantai sangat panjang


-

Hepatomegali

Tuli

Kejang dini dan hipotonia

Degenerasi retina

Ophtalmoplegia

Kista pada ginjal

Serum seng (Zn)


-

Acrodermatitis

Logam berat dalam darah

Anamnesis adanya pika

Anemia

10 Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin


-

Gerakan involunter

Sirosis

Cincin Kayser-fleischer

11 Serum asam amino atau asam organik


-

Kejang yang tidak diketahui sebabnya pada bayi

Gagal tumbuh

Bau yang tidak biasa pada air seni atau kulit

Warna rambut yang tidak biasa

Mikrosefali

Asidodis yang tidak diketahui sebabnya

12 Plasma amonia
-

Muntah-muntah dengan asidosis metabolik

13 Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsi kulit


-

Kehilangan fungsi motorik dan kognitif

Atrofi N. Optikus

Degenerasi retina

Sereberal ataksia yang berulang

Mioklonus

Hepatosplenomegali

Kulit yang kasar dan lepas-lepas

Kejang

Pemebsaran kepala yang dimulai setelah umur 1 tahun

14 Urin mukopolisakarida

Kiposis

Anggota gerak yang pendek

Badan yang pendek

Hepatosplenomegali

Kornea keruh

Gangguan pendengaran

Kekakuan pada sendi

15 Urin reducing substance


-

Katarak

Hepatomegali

Kejang

16 Urin ketoacid
-

Kejang

Rambut yang mudah putus

17 Urin asam vanililmandelik


-

Muntah-muntah

Isapan bayi pada saat menyusu lemah

Gejala disfungsi autonomik

(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)

LO 1.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding Retardasi Mental

Disleksia Anak mempunyai kesukaran dalam berbicara dan mengucapkan


kata-kata segera setelah disekolahkan. Kerusakan terletak di lintasan integratif
antara sirkuit visual dan sirkuit auditorik, mereka dapat berpikir tetapi
mewujudkan pikirannya dalam bentuk kata-kata atau tulisan dirasa sangat sulit.

Sindroma Ertzam Gangguan dalam berhitung dan menulis. Motorik mereka


terganggu dalam melaksanakan gerakan komplek dimana gerakan
diperlukanseperti dalam hal menulis. Namun demikian ia dapat membaca dengan
lancar.

Sindroma Gertsman Tidak dapat mengenal benda-benda dengan


sensibilitasnya. Mereka mendapat banyak kesukaran dalam menulis karena tidak
mampu menyusun pemikiran. Juga berhitung adalah sukar bagi mereka. Lesi
serebral yang bertanggung jawab atas gangguan tersebut adalah girus angularis.

Sindroma diskontrol Lambat sekali dalam mengekspresikan kehendaknya


dan lambat bereaksi trerhadap stimulus dunia luar. Mereka dapat berbahasa,
penglihatannya tidak terganggu dan pendengarannya baik. Namun mereka lambat
diperintah atau tidak bereaksi bila diperintah. Lesi serebral yang mendasari
gangguan ini tidak diketahui, tetapi pengobatannya dengan perangsang
amphetamine dapat memperbaiki keadaan.

Afasia dan Afonia Afasia timbul sebagai akibat manifestasi lesi serebral di
area brocca dan atau wernicke. Afonia adalah bisu tidak dapat mengeluarkan katakata karena anak ini tuli sebelum ia belajar berbahasa. Afasia motorik akibat lesi
di area brocca dengan gejala tidak mampu mengeluarkan kata-kata untuk
mengutarakan pikirannya dan afasia sensoris akibat lesi di area wernicke dengan
gejala tidak mampu untuk mengerti bahasa lisan atau tulisan.

Attention Deficit Hyoperactivity Disorder (ADHD)


Kelainan perkembangan yang diturunkan secara genetik akibat adanya gangguan
pada gen transporter dopamin dan gen reseptor dopamin D4. Gangguan tersebut
terjadi pada sistem dopaminergik dan nor-adrenergik yang menyebabkan adanya
disfungsi pre-frontal dan sirkuit fronto-striatal.
Manifestasi Klinis:
Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala inatensi, hiperaktifitas dan
implusivitas. Inatensi dapat berupa keluhan susah konsentrasi, mudah sekali
teralih perhatiannya, sering lupa akan barang-barang pribadinya dan bahkan lupa
pada tugas-tugas yang harus dikerjakannya. Bila sedang berjalan anak sering
menabrak benda-benda di sekitarnya sehingga seringkali, dengan perilakunya
yang seperti itu, akan menyebabkan barang-barang yang berada di dekat anak
berjatuhan. Hal tersebut penting karena sebagian besar penderita ADHD memiliki
IQ normal, bahkan diantaranya ada yang diatas rerata. Dampak bagi individu
ADHD itu sendiri yaitu adanya gangguan emosi, rasa rendah diri, dan pada saat
dewasa akan tampak memiliki kepribadian yang sulit.
LO 1.7 Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Retardasi Mental
Dalam penanganan medis retardasi mental, para dokter lebih banyak dihadapkan

pada aspek kuratif dan rehanilitasi. Namun seperti kita ketahui, sekali terjadi
kerusakan sel pada otak, tidak mungkin fungsinya akan kembali normal. Itulah
sebabnya mengapa kita harus lebih menekankan pada aspek preventif terutama
prevensi primer dan sekunder. Makin dini ditemukan ciri dari retardasi mental, makin
dini stimulasi pengobatan, makin besar kesmpatan anak untuk mengejar
ketertinggalannya.

Medikamentosa

Metilfenidat (Ritalin) : memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi


kognitif

Tioridazin (melleni), metilfenidat, amfetamin, asam glutamate, gamma


aminobutyric acid (GABA) : untuk menaikkan kemampuan belajar

Impramin, dekstroamfetamin, flufenazin, fluoksida kadang dipergunakan


oleh psikiatri anak

Rumah sakit / Panti Khusus


Memiliki beberapa keuntungan diantaranya terdapat fasilitas fasilitas yang
memadai dalam pendidikan serta pelatihan anak anak dengan retardasi
mental. Sedangkan kerugiannya, kurangnya stimulasi mental karena
kurangnya kontak dengan orang lain dan kurangnya variasi lingkungan yang
memberikan kebutuhan dasar bagi anak.

Psikoterapi
Diberikan pada anak dengan retardasi mental serta orang tuanya. Tetapi,
psikoterapi tidak bersifat menyembuhkan, melainkan mengusahakan adanya
perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi social.

Konseling
Tujuan konseling adalah menentukan ada atau tidak nya retardasi mental dan
derajat retardasi mentalnya.

Pendidikan
Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk retardasi mental :
a. Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa
b. Sekolah luar biasa C
c. Panti khusus
d. Pusat latatihan kerja (sheltered workshop)
Pembagian Jenis SLB :
a

SLB-A : untuk penyandang tunanetra. Tunanetra adalah seseorang yang


memiliki hambatan dalam penglihatan/ tidak berfungsinya indera
penglihatan.

SLB-B : Metode pengajaran bahasa bagi Anak Tunarungu

SLB-C : sekolah luar biasa untuk Tunagrahita yaitu individu yang


memiliki intelegensi yang signifikan dibawah rata rata disertai dengan
ketidakmampuan adaptasi dan prilaku yang muncul dalam masa
perkembangan.

SLB-D : system pendidikan bagi anak Tunadaksa (cacat tubuh)

SLB-E : untuk anak yang bertingkah laku kurang sesuai dengan


lingkungan dan sering bertentangan dengan norma-norma yang terdapat
dalam masyarakat tempat ia berada

SLB-G : untuk anak tuna ganda yakni anak yang memiliki kombinasi
kelainan (baik dua atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah
pendidikan yang serius.

SLB-C
Asas pengajaran yang selama ini telah diterapkan di sekolah luar biasa bagian C
yaitu :
a. Asas Keperagaan
Karena anak tuna grahita sangat lambat daya tangkapnya maka penggunaan alat
bantu mengajar sangat bermanfaat. Manfaat penggunaan alat peraga bagi anak tuna
grahita yaitu untuk menarik minat anak untuk belajar agar anak tidak cepat bosan
karena anak tuna grahita cepat sekali bosan dalam menerima pelajaran, mencegah
verbalisme yaitu anak hanyatahu kata-kata tanpa mengerti maksudnya anak tuna
grahita sering menirukan apa yang didengar atau dikatakan oleh temannya padahal
mereka tidak tahu maksud yang dikatakan tersebut, dengan alat peraga pengalaman
anak akan diberikan secara baik yaitu dari yang paling kongkret menuju ke hal yang
kongkret akhirnya ke hal-hal yang abstrak, anak akan mendapat pengertian yang
mendalam. Untuk anak tuna grahita penggunaan alat peraga ini lebih banyak karena
berguna membantu proses berpikir anak, meskipun pengertian materi-materi tersebut
sangat sederhana.
b. Asas Kehidupan Konkret
Di dalam penerapan asas ini anak diperlihatkan dengan benda atau dengan situasi
yang sesungguhnya, kemudian dijelaskan pula penggunaan atau kenyataan yang
sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari.
Suatu contoh anak diajak kepasar, dikenalkan alat-alat atau kebutuhan makanan
sehari-hari. Misal: panci, sendok, piring, garpu dan lain-lain beserta penggunaan atau
bahan makan missal beras, sayuran, gula, dan sebagainya. Atau contoh lain anak
dikenalkan alat-alat yang dipergunakan untuk membersihkan gigi, dijelaskan
bagaimana cara menggunakan sekaligus diberi pengertian dengan menggosok gigi
secara rutin dapat terjaga kesehatan giginya.
c. Asas Sosialisasi

Bersosialisasi penting sekali bagi anak tuna grahita. anak tuna grahita harus
belajar mewujudkan dirinya sendiri dan diharapkan anak merasa bahwa dirinya
punya pribadi yang ada persamaan dan perbedaan dengan pribadi yang lain. Dengan
penerapan asas ini diharapkan anak terbelakang dapat menemukan tempat tertentu
dalam masyarakat yang sesuai dengan kemampuannya dan dapat mengembangkan
tingkah laku yang sesuai serta dapat diterima dalam masyarakat.
d. Asas Skala Perkembangan Mental
Mengingat bahwa anak tuna grahita mempunyai keterbelakangan dalam
kemampuan berpikir, akibatnya ada anak yang mempunyai umur kalender lebih
banyak, sedang umur mentalnya dibawah umur kalendernya. Oleh sebab itu dalam
pengajaran diterapkan asas skala perkembangan mental. Asas ini berhubungan
dengan penempatan anak di dalam kelas-kelas. Pengajaran akan berhasil apabila di
dalam suatu kelas perkembangan mental anak sama atau hamper sama, sehingga
memudahkan dalam memberikan materi pelajaran. Meskipun demikian dalam
menyampaikan pelajaran guru harus menyesuaikan dengan kemampuan masingmasing anak.
e. Asas Individual
Maksud asas individual yaitu pemberian bantuan atau bimbingan kepada
seseorang sesuai dengan kemampuannya agar dapat belajar dengan baik. Asas ini
penting sekali bagi anak tuna grahita dikarenakan kemampuannya yang terbatas
sehingga menghambat perkembangan kepribadian. Oleh karena itulah perlu
pengajaran individual. Karena selain kemampuan yang terbatas, anak tuna grahita
cenderung terganggu emosinya/ emosi tidak stabil dimana hal ini merupakan
penghambat, maka perlu pengajaran individual guna mencari sebab dan cara
mengurangi gangguan tersebut.
LO 1.8 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Retardasi Mental
1 Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau
menurunkan kondisi yang menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai
dengan retardasi mental. Tindakan tersebut termasuk (1) pendidikan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum tentang retardasi
mental, (2) usaha terus menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga
dan memperbaharui kebijaksanaan kesehatan masyarakat (3) aturan yang
memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal 4) eradikasi
gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan system saraf pusat. Konseling
keluarga dan genetik membantu menurunkan insidensi retardasi mental dalam
keluarga dengan riwayat gangguan genetik retardasi mental. (Kaplan, 2008)

Pencegahan primer juga dapat di lakukan dengan perbaikan sosio ekonomi dan
tindakan kedokteran (umpamanya perawatan prenatal yang baik, pertolongan
persalinan yang baik, kehamilan pada wanita adolesen dan di atas 40 tahun dikurangi
dan pencegahan peradangan otak pada anak anak )
2 Pencegahan sekunder
Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural,
kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan
kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong). Penyakit
metabolik dan endokrin yang menurun seperti Phenil Keton Uria (PKU),
hipertiroidisme bisa diobati secara efektif pada stadium dini.
3 Pencegahan tersier
Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke Sekolah Luar Biasa
(SLB) yang sesuai. Bagi yang gelisah, hiperaktif atau destruktif dapat diberi:
Methylphenidate diberi pagi hari dengan dosis tergantung berat badan dan dimulai
dengan dosis yang rendah sampai mencapai dosis maksimum 20mg/hari (1x per
hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat anti kejang. Konseling untuk orang tua.
(Soetjiningsih, 1995)
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan
antara lain membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai
anak dengan retardasi mental. Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh
karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang
dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang dapat membantu
pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.
Konsultasi iasic akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari
anak retardasi mental mengenai penyebab terjadinya retardasi mental. Vaksinasi
MMR secara dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella sebagai salah satu
penyebab retardasi mental.
Setiap wanita hamil yang berumur >35 tahun dianjurkan untuk menjalankan
amniosentesis dan pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki risiko
melahirkan bayi yang menderita Sindrom Down. USG juga dapat membantu
menemukan adanya kelainan otak. Untuk mendeteksi Sindrom Down dan spina
bifida juga bias dilakukan pengukuran kadar alfa-protein serum.
Tindakan pencegahan lainnya yang dapat di lakukan untuk mencegah retardasi
mental :
1 Genetik. Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan
konsultasi genetik untuk keluarga- keluarga yang memiliki resiko dapat
mengurangi angka kejadian retardasi mental yang penyebabnya adalah factor
genetik.
2 Sosial. Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan
menyelenggarakan pendidikan yang baik dapat mengurangi angka kejadian
retardasi mental ringan akibat kemiskinan dan status ekonomi yang rendah.
3 Keracunan. Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri
serta racun lainnya akan mengurangi retardasi mental akibat keracunan.
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan efek dari pemakaian alkohol dan obatobatan selama kehamilan dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental.
4 Infeksi. Pencegahan rubella merupakan contoh yang baik dari program yang
berhasil untuk mencegah salah satu bentuk retardasi mental. Kewaspadaan yang

5
6

konstan ( misalnya yang berhubungan dengan kucing, toksoplasmosis,dan


kehamilan) membantu mengurangi retardasi mental akibat toksoplasmosis.
Meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan penyediaan pengasuhan dan
lingkungan yang merangsang pertumbuhan.
Harus memfokuskan pada kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal
anak yang hidup dalam kemiskinan dalam hal ini: perawatan prenatal,
pengawasan kesehatan reguler, pelayanan dukungan keluarga.
LO 1.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Retardasi Mental

Retardasi mental yang diketahuipenyakit dasarnya, biasanya prognosisnya


lebih baik. Tetapi pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak
dengan dengan retardasi mental ringan dengan kesehatan yang baik tanpa penyakit
kardiorespirasi, pada umumnya umur harapan hidupnya sama dengan orang yang
normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat dengan masalah
kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda.
(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)
LI 2 Memahami dan Menjelaskan Peran Gizi pada Pertumbuhan Anak dan Remaja
LO 2.1 Memahami dan Menjelaskan Periode Pertumbuhan Anak dan Remaja

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda,


tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan
(Soetjiningsih, 2000).
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran,
yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm,

meter), sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur


dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masingmasing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual
dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan lingkungannya (Kania, 2006).
a

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan


Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak, yaitu:
1

Faktor genetik
Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut.
Kemampuan anak merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari
orang tuanya (Kania, 2006).

Faktor lingkungan
Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam
hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk
tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan
yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan
yang kurang baik akan menghambat tumbuh kembangnya (Kania, 2006).
Faktor lingkungan pranatal
Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam
kandungan. Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh pada tumbuh
kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir. Antara lain gizi ibu
pada waktu hamil, mekanis, toksik atau zat kimia, endokrin, radiasi,
infeksi, stres, imunitas dan anoksia embrio (Soetjiningsih, 2000).
Faktor lingkungan posnatal
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem
yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya,
ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan
mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Lingkungan post natal yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan
menjadi (Soetjiningsih, 2000):

Lingkungan biologis.

Lingkungan fisik

Faktor psikososial

Faktor keluarga dan adat istiadat.

Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.


Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut (Rusmila, 2008):
1

Perkembangan menimbulkan perubahan.


Perkembangan terjadi
bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang
anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan


perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu
tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai
contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri.
Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian
tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu
perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan
perkembangan selanjutnya.

Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.


Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan
fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan


berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan
mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah
umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.

Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ


tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu: a. Perkembangan
terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah
kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal); b. Perkembangan terjadi lebih
dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal
seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola
proksimodistal).

Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan


seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap
tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu
membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu
berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

1 Pertumbuhan Anak
Tumbuh adalah bertambah besarnya ukuran sel atau organ tubuh sedangkan
perkembangan adalah bertambahnya fungsi organ tubuh. Pertumbuhan dan
perkembangan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Artinya untuk perkembangan
yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan kematangan
fungsi. Sebuah organ yang tumbuh atau menjadi besar karena sel-sel jaringan yang
mengalami proliferasi atau hiperplasia dan hipertrofi. Pada awalnya organ ini masih
sederhana dan fungsinya pun belum sempurna. Dengan bertambahnya umur atau
waktu, organ tersebut berikut fungsinya akan tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan seorang anak memberikan gambaran tentang perkembangan keadaan
keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak untuk berbagai
proses biologis termasuk untuk tumbuh (Harahap, 2004).
Periode pertumbuhan dan perkembangan anak mulai di dalam kandungan ibu
sampai umur 2 tahun disebut masa kritis tumbuh-kembang. Bila anak gagal melalui
periode kritis ini maka anak tersebut sudah terjebak dalam kondisi point of no
return, artinya walaupun anak dapat dipertahankan hidup tetapi kapasitas tumbuhkembangnya tidak bisa dikembalikan ke kondisi potensialnya (Buku saku gizi,
2010).

Pada dasarnya pertumbuhan dibagi dua, yaitu; pertumbuhan yang bersifat


linier dan pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua
jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier
menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat lampau, dan pertumbuhan
massa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang
atau saat pengukuran (Supariasa dkk, 2002).
a

Pertumbuhan linier
Ukuran yang berhubungan dengan tinggi (panjang) atau stature dan
merefleksikan pertumbuhan skeletal. Contoh ukuran linier adalah panjang
badan, lingkar dada dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya
menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang
diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah
tinggi atau panjang badan (Supariasa dkk, 2002; Yayuk H dan Tryanti, 2008).

b Pertumbuhan Massa Jaringan


bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa
tubuh adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah
kulit, apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang
akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran
dilakukan. Ukuran massa jaringan yang sering digunakan adalah berat badan
(Supariasa dkk, 2002).
c

Tahap pertumbuhan anak


Tahap perkembangan anak berangsur-angsur mulai dari (Harahap, 2004):

Pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama, yang kemudian


mengurang secara berangsur-angsur sampai umur 3-4 tahun.

Pertumbuhan yang berjalan lamban dan teratur sampai masa akil balik.

Pertumbuhan cepat pada masa akil balik (12-16 tahun).

Pertumbuhan kecepatannya mengurang berangsur-angsur sampai suatu


waktu (kira-kira umur 18 tahun) berhenti. Dalam tahun pertama panjang
badan bayi bertambah dengan 23 cm (dinegeri maju 25 cm), sehingga anak
pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm (75 cm di negeri
maju).Kemudian kecepatan pertambahan panjang badan kira-kira 5 cm pertahun (Harahap, 2004).

Perkembangan Anak
Perkembnagan (development) adalah bertambahnya kemapuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2000).
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat
kuntitatif, melainkan kualitatif. Jadi perkembangan itu adalah proses terjadinya
perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental sejak berada di
dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses perkembangan pada
manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan dan proses belajar
dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada individu

dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya


seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan mengalami perubahan pada
fisik dan mentalnya.
Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik,
Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial) Periode ini merupakan
kelanjutan dari masa bayi (lahir usia 4 th) yang ditandai dengan terjadinya
perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan
perilaku), psikosial serta diikuti oleh perubahan perubahan yang lain
(Administrator, 2010).
Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan
perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi
penyimpangan dari perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai dalam
menilai perkembangan anak adalah:
1 Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).
2

Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).

Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara


spontan).

Kepribadian/tingkah
lingkungannya).

Jenis jenis Perkembangan

laku

(bersosialisasi

dan

berinteraksi

dengan

Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang.
Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang
badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ
tubuh lainnya (Administrator, 2010)

Perkembangan Motorik Kasar


a

Perkembangan Motorik Kasar


Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh
yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan
sebagainya (Rusmil, 2009). Perkembangan motorik pada usia ini
menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan
masa bayi. Anak anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai
meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya
(Administrator, 2010).

b Perkembangan Motorik Halus


Untuk memperhalus ketrampilan ketrampilan motorik, anak
anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang
bersifat informal dalam bentuk permainan. Gerak halus atau
motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit,

menulis, dan sebagainya. Disamping itu, anak anak juga


melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat
formal, seperti senam, berenang, dll (Administrator, 2010; Rusmil,
2009).
c

Tahap Perkembangan Motorik


Berikut tahapan-tahapan perkembangannya Admin (2010):

Usia 1-2 tahun


Motorik Kasar

merangkak

berdiri dan
langkah

berjalan

Motorik Halus

mengambil benda kecil dengan ibu


jari atau telunjuk

beberapa

berjalan cepat

membuka 2-3 halaman buku secara


bersamaan

cepat-cepat duduk agar tidak jatuh

menyusun menara dari balok

merangkak di tangga

berdiri di kursi tanpa pegangan

menarik dan mendorong benda


benda berat

melempar bola

memindahkan air dari gelas ke gelas


lain

belajar memakai kaus kaki sendiri

menyalakan TV dan bermain remote


belajar mengupas pisang

Usia 2-3 tahun


Motorik Kasar

Motorik Halus

melompat-lompat

mencoret-coret dengan 1 tangan

berjalan mundur dan jinjit

menggambar garis tak beraturan

menendang bola

memegang pensil

memanjat meja atau tempat tidur

belajar menggunting

naik tangga dan lompat di anak

mengancingkan baju

tangga terakhir

berdiri dengan 1 kaki

memakai baju sendiri

Usia 3-4 tahun


Motorik Kasar

Motorik Halus

melompat dengan 1 kaki

berjalan menyusuri papan

mencuci tangan sendiri

menangkap bola besar

membentuk benda dari plastisin

mengendarai sepeda

berdiri dengan 1 kaki

membuat garis lurus dan lingkaran cukup


rapi

menggambar manusia

Usia 4-5 tahun


Motorik Kasar

Motorik Halus

menuruni tangga dengan cepat

seimbang saat berjalan mundur

melipat amplop

melompati rintangan

melempar dan menangkap bola

membawa
gelas
menumpahkan isinya

melambungkan bola

memasikkan benang ke lubang besar

menggunting dengan cukup baik

tanpa

d Fungsi Perkembangan Motorik


Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan.
Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi
perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai
berikut (Perdani, 2009):
1

Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan


memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang
dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar
dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.

Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi


tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke
kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat
ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya.
Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.

Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan


dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau
usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih
menulis, menggambar, melukis, dan barisberbaris.

Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan


anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya,
sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk
dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan
terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).

Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi


perkembangan selfconcept atau kepribadian anak.

Uji Perkembangan Motorik


Berikut adalah beberapa tes perkembangan motorik yang sering
digunakan dalam menilai perkembangan anak, yaitu (Narendra,
2006) :
1

3
4
5
6
7

Brazelton Newborn Behaviour Assessment Scale, berfungsi


menaksir kondisi bayi, refleks dan interaksi. Skala ini digunakan
untuk anak umur neonatus
Uzgiris-Hunt Ordinal Scale, berfungsi menaksir stadium
sensorimotor menurut Piaget, yang digunakan pada anak umur
0-2 tahun.
Gesell Infant Scale dan Catell Infant Scale, berfungsi terutama
menaksir perkembangan motorik pada tahun pertama dengan
beberapa perkembangan sosial dan bahasa, digunakan pada
umur 4 minggu-3,5/6 tahun.
Bayley Infant Scale of Development, berfungsi menaksir
perkembangan motorik dan sosial, digunakan pada usia 8
minggu 2,5 tahun.
The Denver Developmental Screening Test, berfungsi menaksir
perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan
motorik kasar pada usia 1 bulan 6 tahun.
Yale Revised Development Test, berfungsi menaksir
perkembangan motorik kasar, motorik halus, adaptif, perilaku
sosial dan bahasa, diguanakn pada usia 4 minggu 6 tahun
Geometric Forms Test, berfungsi menaksir perkembangan
motorik halus dan intelektual.
Motor Milestone Development
Kartu perkembangan motorik anak merupakan kartu yang
digunakan Depkes dan dokter anak. Kurva perkembangan
anaknya hanya mencantumkan satu titik kemampuan gerak
anak yang merupakan hasil perhitungan modus sejumlah

anak pada umur tertentu pada studi perkembangan anak di


luar
negeri.
Secara
alamiah
setiap
anak
dalam
perkembangannya memiliki variasi kemampuan gerak
(motorik milestone) pada umur yang dicapai.
Pusat Penelitian dan pengembangan Gizi dan. Makanan Bogor
pada pertengahan tahun 2003; telah me1akukan penelitian
studi
motorik milestone
untuk
pembuatan
KMS
perkembangan anak. Penelitian ini adalah untuk memperoleh
jawaban karena menurut kronologis kemampuan motorik
milestone serta variasinya menurut umur anak, sehingga
mendapatkan suatu kurva perlcembangan anak yang sesuai
dan relevan dengan program nasional gizi dan kesehatan.
Hasil penelitiannya menghasilkan sutau Irurva perkembangan
anak yang merupakan cikal bakal untuk kurva perkembangan
anak. Kurva perkembangan anak yang terbentuk ini
merupakan gambaran dari perkembangan anak sehat
Indonesia, Berikut ini, antropometri yang digunakan untuk
mengukur motorik bayi dengan mengggunakan Milestone
Perkembangan Motori :
Pengukuran
Milestone
Perkembangan
dikembangkan oleh Depkes.

Motorik

Gambar 1 : Pengukuran Milestone Perkembangan Motorik

yang

Perkembangan Kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang
secara berangsur angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir
anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini
daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional
dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benarbenar berada pada stadium belajar (Administrator, 2010).
Menurut teori Piaget, pemikiran anak anak usia sekolah dasar
disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought),
artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek objek peristiwa
nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka
tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari
pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk
membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan
sesungguhnya (Administrator, 2010).

b Ciri Ciri Perkembangan


Perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan dan memiliki
ciri-ciri sehingga dapat diperhitungkan. Ciri-ciri tersebut, sebagai berikut
Soetjiningsih (2000):
1

3
4
5

Perkembangan memiliki tahap yang berurutan, Perkembangan adalah


proses yang kontinue dari konsepsi sampai maturasi. Perkembangan
sudah terjadi sejak didalam kandungan, dan setelah kelahiran
merupakan suatu masa dimana perkembangan dapat dengan mudah
diamati.
Dalam priode tertentu ada masa percepatan dan ada masa perlambatan.
Terdapat 3 (tiga) periode pertumbuhan cepat adalah pada masa janin,
masa bayi 0 1 tahun, dan masa pubertas.
Perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi
kecepatannya berbeda.
Perkembangan dipengaruhi oleh maturasi system saraf pusat. Bayi
akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya.
Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan
menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

Sumber :
repository.unhas.ac.id/bitstream/123456789/400/3/BAB%20II.docx
http://idai.or.id/downloads/CDC/Kurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdf
Skala Yaumil-mimi
Perkembangan Mental Anak
(Gerakan-gerakan Kasar&Halus,Emosi,Sosial,Perilaku,Bicara).
Perkembangan anak balita:
Sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya yakni
prasekolah, sekolah, akil balig dan remaja

Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan:1. Kesehatan & gizi yang baik
dari ibu hamil, bayi dan anak prasekolah2. Stimulasi/ rangsangan yang cukup
dalam kualitas dan kuantitas

Keluarga dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) mempunyai peran yang penting
dalam pembinaan fisik, mental sosial anak balita

Dari lahir sampai 3 bulan:


Belajar mengangkat kepala

Belajar mengikuti objek dengan matanya

Melihat ke muka orang dengan tersenyum

Bereaksi terhadap suara/ bunyi

Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak

Menahan barang yang dipegangnya

Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

Dari 3 bulan sampai 6 bulan:


Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang
tangan

Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar
jangkauannya.

Menahan benda-benda di mulutnya

Berusaha memperluas lapangan pandangan

Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain

Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang

Dari 6 bulan sampai 9 bulan:

Dapat duduk tanpa dibantu

Dapat tengkurap dan berbailik sendiri

Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang

Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain

Memegang benda kecil daengan ibu jari dan jari telunjuk

Bergembira dengan melempar benda-benda

Mengeluarkan kata-kata tanpa arti

Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing/ lain

Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyisembunyian

Dari 9 bulan sampai 12 bulan:


Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu

Dapat berjalan dengan dituntun

Menirukan suara

Mengulang bunyi yang didengarnya

Belajar menyatakan satu atau dua kata

Mengerti perintah sederhana atau larangan

Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin


menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya (memasuki
fase oral sepertinya)

berpartisipasi dalam permainan

Dari 12 bulan sampai 18 bulan:


Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah

Menyusun 2 atau 3 kotak

Dapat mengatakan 5-10 kata

Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

Dari 18 sampai 24 bulan:


Naik turun tangga

Menyusun 6 kotak

Menunjuk mata dan hidungnya

Menyusun dua kata

Belajar makan sendiri

Menggambar garis di kertas atau pasir

Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil/ kencing

Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih
besar

Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka

Dari 2 sampai 3 tahun:


Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki

Membuat jembatan dengan 3 kotak

Mampu menyusun kalimat

Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan


kepadanya

Menggambar lingkaran

Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di
luar keluarganya

Dari 3 sampai 4 tahun:


Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga

Berjalan pada jari kaki

Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri

Menggambar garis silang

Mengenal 2 atau 3 warna

Menggambar orang hanya kepala dan badan

Bicara dengan baik

Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya

Banyak bertanya

Bertanya bagaimana anak dilahirkan

Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, dan sisi belakang

Mendengarkan cerita-cerita

Bermain dengan anak lain

Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudranya

Dapat melakasanakan tugas-tugas sederhana

Dari 4 sampai 5 tahun:


Melompat dan menari

Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan

Menggambar segi empat dan segi tiga

Pandai bicara

Dapat menghitung jari-jarinya

Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu

Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita

Minat kepada kata baru dan artinya

Memprotes bila dilarang apa yang diingininya

Mengenal 4 warna

Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil

Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa

Pendidikan/ stimulasi yang perlu diberikan:


Akademik sederhana: pengenalan ruang, bentuk, warna, persiapan berhitung

Pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan masyarakat

Bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan memperkaya pengalaman

Menyanyi, menggambar

Bahasa: bercakap-cakap, membaca gambar, bercerita, mengucapkan syair


sederhana

Melatih daya ingat dengan antara lain bermain jualan, menyampaikan berita

Menggambar

Membuat permainan dari kertas

Mengenal tugas, larangan-larangan

Aktivitas sehari-hari: makan sendiri, minum sendiri, kontrol buang air besar
(BAB), kontrol buang air kecil (BAK).

Tumbuh Kembang Masa Remaja .


Wanita :
-Tumbuh Rambut halus
-Payudara membesar
-Pinggul membesar
-Kulit dan Rambut berminyak.
-Bokong berkembang lebih besar.
-Pada vagina megeluarkan cairan.
-Menstruasi.
Laki-Laki :
-Tumbuh rambut halus
-Keringat bertambah
-Kulit dan rambut berminyak
-Dada bertambah besar dan bidang.
-Tumbuh jakun.
-Suara bertambah berat.
-Mimpi basah.
(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)
LO 2.2 Memahami dan Menjelaskan Jenis-Jenis Zat Gizi yang Dibutuhkan
untuk Pertumbuhan Anak dan Remaja

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan
gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak,
masa remaja, hingga usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro
yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak.
(Soekirman, 2000)
Fungsi zat-zat gizi
Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah:
1

Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan


sebagai sumber energi untuk membentuk sel-sel otak baru.

Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang
berperan penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa
pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain.

Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk
sel-sel otak baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam
lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang,
contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak
ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod.

Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak,
menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat.
Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh.
Vitamin D menjaga kesehatan tulang dan gigi.
DHA 224 mg/5 ml membantu perkembangan sel-sel otak.

Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari


pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal,
harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan
mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua tahun. Artinya, pada
masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang,
terutama untuk perkembangan otaknya.
Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah
kelompok asam lemak tak jenuh, kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B,
dan seng (Zn).

1 Asam lemak tak jenuh


Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak.
Bahkan diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang
termasuk asam lemak tak jenuh itu adalah:
a

DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam


perkembangan sel saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat
mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, terjadi gangguan pada
sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.
AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu
pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu sebagai pengantar
perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak.

Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam
lemak ini bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan
minyak bunga matahari. (Moersintowati, 2008)
2

Kalori dan protein

Kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal
dan akan mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan
dalam proses metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-

sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi,
ayam, ikan, telur, susu dan produk olahannya, minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.
3

Zat besi

Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana
mengangkut dan mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan
dalam pembentukan eritrosit di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang
berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumbersumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna
hijau tua.

Kelompok vitamin B

Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak,
yaitu B1, B3, B6, dan B12.
Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga
keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan eritrosit,
serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak;
B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan
fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf
dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu
pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, bijibijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna
hijau.
5

Seng (Zn)

Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain
itu, seng juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak.
Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan
gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu,
biji-bijian, dan kacang-kacangan. (Hurlock, 2007)

Jenis Nutrisi

Fungsi

Sumber

Air

Pelarut untuk pertukaran seluler

Air, makanan

Transportasi nutrien dan produk buangan tubuh


Mengatur suhu tubuh
Protein

Menyediakan asam amino untuk pertumbuhan Susu, telur, daging,


dan perbaikan jaringan
kacang-kacangan,
padi-padian
Menjaga keseimbangan osmotik
Membentuk
hemoglobin,
nukleoprotein,
glikoprotein, lipoprotein, enzim, dan antibodi

Karbohidrat

Sebagai sumber energi

Susu,
padi-padian,
buah, sirup, tepung,
sayuran

Membentuk glikogen dan lemak


Membantu pembentukan asam amino
Lemak

Sebagai sumber cadangan energi

Susu, mentega, telur,


daging, ikan, minyak
Melindungi pembuluh darah, saraf, dan organsayur
organ tubuh
Melindungi tubuh dari perubahan suhu luar
Membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K
Memperlambat proses pengosongan lambung

(Nelson, 1999)

Jenis Vitamin

Vitamin A

Fungsi

Sumber

Penglihatan

Susu, telur, buah,


sayur, cod & halibut
liver oil

Perkembangan dan pemeliharaan jaringan epitel


Diferensiasi sel-sel epitel

Vitamin B
Thiamine

Riboflavin

Sebagai
koenzim
karbohidrat

dalam

metabolisme Padi-padian,
jeroan

Konduksi membran dan saraf


Sebagai komponen dalam koenzim FAD dan
FMN

ragi,

Susu, telur, daging,


kacang-kacangan

Berperan sebagai kofaktor enzim, seperti NAD


dehidrogenase
Niasin

Ikan tuna dan halibut,


Merupakan komponen dari hampir semua zat- daging, sereal gandum
zat pembawa elektron dalam sel hidup
Berperan dalam berbagai proses metabolisme

Asam
Pantothenat
Piridoksin

Asam Folat

Kuning telur, susu,


Sebagai bagian dari koenzim A dan protein kacang-kacangan
pembawa asil
Daging, ikan, tepung
Sebagai koenzim piridoksal fosfat dan kedelai, ragi
piridiksamine fosfat
Sayuran hijau, kacangKoenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam kacangan, telur, ikan
metabolisme asam amino, purin, dan nukleat
Telur, susu
Kofaktor enzim sintesis DNA dan RNA

Kobalamin
Sebagai antioksidan yang mempengaruhi redoks Kacang-kacangan,
potensial tubuh
sayuran hijau, buahbuahan
Integritas epitel melalui kesehatan kolagen
Vitamin C

Mekanisme imunitas
Mempercepat absorbsi besi
Sintesis hormon norepinefrin dan reseptor
neurotransmitter asetilkolin
Homeostasis kalsium dalam plasma

Vitamin D

Mengatur sintesis
transpor Ca

protein

yang

mengatur

Minyak ikan
kuning telur

laut,

Pembentukan garam Ca di jaringan yang


membutuhkan
Vitamin E

Sebagai antioksidan alam paling kuat


Berperan dalam metabolisme selenium
Sintesis protrombin, faktor VII, IX, dan X

Vitamin K

Sebagai kofaktor enzim yang mempercepat


reaksi karboksilase pada hati

Minyak
biji-bijian,
buah, sayur, lemak
Sayuran hijau, sereal,
susu, telur

(Nelson, 1999)

Jenis Mineral

Fungsi

Sumber

Kalsium

Membentuk struktur tulang dan gigi

Susu, sayur
salmon, kerang

Membantu proses kontraksi otot dan kerja


jantung
Membantu koagulasi darah
Klorida

Membantu keseimbangan asam basa

hijau,

Garam, daging, susu,


telur

Membentuk HCl lambung


Khromium

Pengaturan glikemia dan metabolisme insulin

Ragi

Kobalt

Merupakan komponen pembentuk molekul Tersebar luas


vitamin B12 dan eritropoietin

Tembaga

Penting untuk produksi sel darah merah, Hati, tiram, daging,


transferin, dan hemoglobin
ikan,
butir
padi,
kacang
Membantu penyerapan besi

Fluorin

Membentuk struktur gigi dan tulang

Iodium

Merupakan komponen pembentuk hormon T3 Garam, makanan laut


dan T4

Besi

Membentuk struktur hemoglobin,


oksidatif, sitokrom C, dan katalase

Magnesium

Membentuk struktur tulang dan gigi


Iritabilitas otot dan saraf

Air, makanan laut

enzim Hati, daging, kuning


telur, sayuran hijau
Biji-bijian,
daging, susu

kacang,

Kation intraseluler
Mangan

Berperan dalam aktivasi enzim


Metabolisme karbohidrat

Molibdenum

Komponen enzim santin oksidase

Sayuran
bijian

hijau,

biji-

Sayuran

Mobilisasi feritin dalam hati


Fosfor

Membantu pembentukan tulang dan gigi


Struktur nukleus dan sitoplasma sel

Kalium

Berperan dalam kontraksi otot

Susu, kuning telur,


kacang-kacangan
Tersebar luas

Hantaran impuls saraf


Keseimbangan cairan dalam tubuh
Selenium

Kofaktor glutation peroksidase

Sayuran, daging

Sulfur

Unsur pokok protein seluler

Makanan berprotein

Berperan dalam pembentukan melanin


Natrium

Berperan dalam menjaga tekanan osmotik

Garam, susu, telur

Menjaga keseimbangan asam basa


Seng

Unsur pokok enzim

Daging, susu, kacang

(Nelson, 1999)
Makanan yang Mempengaruhi Kecerdasan
Mempunyai anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi merupakan dambaan setiap
orang tua. Untuk mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua
memperhatikan beberapa hal, yang pertama yaitu pemberian Asi eksklusif, kemudian
kecukupan zat gizi, lingkungan yang sehat dan nyaman serta suasana keluarga yang
harmonis. Berikut ini adalah 7 makanan yang baik untuk kecerdasan anak :
1

Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3-DHA and EPA- yang
keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak.

Telur, kuning telur padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu
perkembangan daya ingat.

Kacang tanah, merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan
sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi.

Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya
sangat penting untuk pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.

Daging sapi tanpa lemak, selain mengandung zat besi daging sapi juga dapat
memelihara daya ingat dan kecerdasan anak.

Gandum murni, serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam


glukosa dalam tubuh, selain itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi
memelihara kesehatan sistem saraf. Gandum juga mempunyai kemampuan
untuk mendukung kebutuhan sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya
konstan.

Strawberry, cherry, blueberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi,


khususnya vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang
sangat penting untuk kecerdasan otak. Secara umum, semakin kuat warnanya,
semakin banyak nutrisinya.

(Hurlock, 2007)
Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi
Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang
telah dimulai sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki
trimester ke-3. Tahapan itu berlanjut setelah anak lahir dan perkembangan yang
berlangsung hingga usia 2 tahun merupakan periode emas atau periode pacu tumbuh
otak.
1 Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%.
2 Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%.
3 Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%.
4 Pada umur 10 tahun mencapai 99%.

LO 2.3 Memahami dan Menjelaskan Kebutuhan Zat Gizi untuk Pertumbuhan


Anak dan Remaja
Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan
kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula
dan natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena
itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja,
makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan
tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif,
akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun
kuantitas
zat-zat
gizi
sesuai
dengan
kebutuhan
faali
tubuh.
Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses
metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat

dari berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham
energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung
cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai
energi. Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57
g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging,
jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada
kacang-kacangan, tempe dan tahu.
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan
lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu
diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak
melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak
goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga
mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak
menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe
dan Zn juga rendah.
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B
yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam
metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu
asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka
tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka
kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan
darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah
sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik
dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.
Adapun kebutuhan gizi pada bayi antara lain:
Energi
Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat
bervariasi menurut usia dan berat badan. Taksiran kebutuhan energi selama 2
bulan pertama, yaitu pada masa pertumbuhan cepat adalah 120 kkal/ kg BB/
bulan pertama. Secara umum selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi
memrlukan energi sebesar kira-kira 115-120 kkal/BB/hari pada 6 bulan
sesudahnya.
Energi dipasok terutama oleh karbohidrat dan lemak. Protein juga bisa
digunakansebagai sumber energi jika sumber lain sangat terbatas. Cara terbaik
untuk menghitung taksiran kebutuhan energi bayi adalah dengan mengamati pola
pertumbuhan yang meliputi BB, TB, linkar kepala, kesehatan dan kepuasan bayi.
Asupan energi juga dapat diperkirakan dengan jalan menghitung besaran energi
yang dikeluarkan. Jumlah tersebut secara sederhana dapat ditentukan bsarkan
berat badan. Bayi seberat 0 - 10 kg memerlukan 100 kkal/kg BB, mereka yang
seberat 11 - 20 kg membutuhkan 1000 kkal/ kgBB ditambah dengan 50 kkal/
kgBB di atas 10kg untuk kelebihan berat di atas 10 kg.
Cairan
Kebutuhan bayi akan cairan berkaitan dengan asupan kalori, suhu
lingkungan,kegiatan fisik, kecepatan pertumbuhan, dan berat jenis air seni. Air
menyusun kira-kira 70% berat badan pada saat lahir yang kemudian menurun sampai
60%menjelang bayi berusia 12 bulan. Jumlah air yang dibutuhkan oleh bayi lebih

besar 50% dibandingkan kebutuhan orang dewasa. Rasio cairan:kalori adalah 1,5
cc/1kkal (rasio orang dewasa = 1 cc/kkal.
Lemak
Air susu ibu memasok sekitar 40 50% energi sebagai lemak (3 4 g/
100cc).Lemak minimal harus menyediakan 30% energi yang dibutuhkan bukan saja
untuk mencukupi kebutuhan energi, tetapi juga untuk memudahkan penyerapan asam
lemak esensial, vitamin yang terlarut dalam lemak, kalsium, serta mineral lain, dan
juga untuk menyeimbangkan diet agar zat gizi lain tidak terpakai sebagai sumber
lain. Setidaknya 10% asam lemak sebaiknya dalam bentuk tak jenuh ganda yang
biasanya dalam bentuk asam linoleat. Asam linoleat juga merupakan asam lemak
esensial. Dari ASI, bayi menyerap sekitar 85 90% lemak. Enzim lipase di
dalammulut (lingual lipase) mencerna zat lemak sebesar 50 70%.
Karbohidrat
Kebutuhan akan karbohidrat bergantung pada besarnya kebutuhan akan
kalori.Belum ada anjuran berapa jumlah karbohidrat yang harus dikonsumsi dalam
satuhari. Namun, sebaiknya 60 70% energi dipasok oleh karbohidrat.
Jeniskarbohidrat yang sebaiknya diberikan adalah laktosa, bukan sukrosa, karena
laktosa bermanfaat untuk saluran pencernaan bayi. Manfaat ini berupa pembentukan
florayang bersifat asam dalam usus besar sehingga penyerapan kalsium meningkat
dan penyerapan fenol dapat dikurangi. Pada ASI dan sebagian besar susu
formula,laktosa memang menjadi sumber karbohidrat utama. Sumber kalori
pasokankarbohidrat diperkirakan sebesar 40 50% yang sebagian besar dalam
bentuk laktosa.
Protein
Besaran pasokan protein dihitung berdasarkan kebutuhan untuk
bertumbuhkembang dan jumlah nitrogen yang hilang lewat air seni, tinja, dan kulit.
Mutu protein bergantung pada kemudahannya untuk dicerna dan diserap
(digestibility danabsorpability) serta komposisi asam amino di dalamnya. Jika asupan
asam amino kurang, pertumbuhan jaringan dan organ, berat dan tinggi badan, serta
lingkar kepala akan terpengaruh. Sedangkan bila asupan protein berlebihan, terutama
pada bayi kecil akan menyebabkan kelebihan asam amino yang harus dimetabolisme
dandieliminasi sehingga menimbulkan stress berat pada hati dan ginjal.
dan asam amino, serta 0,3 0,4 g nitrogen yang bukan asam amino per kilogram
berat badan perhari. Nilai biologi protein ASI lebih tinggi ketimbang protein lain.
Kebanyakan susuformula dirancang untuk memenuhi kebutuhan sebesar 2,3 gram/
100 kkal(bandingkan dengan 1,6/ 100 kkal). Takaran yang dianjurkan adalah sebesar
1,8/100 kkal dengan PER setara dengan casein (takaran minimum).Koefisien
pemakaian protein ASI dianggap 100%.
Berdasarkan koefisien tersebut, kebutuhan akan protein kemudian dihitung menjadi
sebesar:
1,6 g/ 100 kkal untuk bayi dari usia 0 4 bulan
1,4 g/ 100 kkal untuk bayi usia 4 12 bulan
1,2 g/ 100 kkal untuk bayi usia 12 36 bulan
Jika bahan pangan yang digunakan tidak bernilai biologi tinggi (misalnya
susuformula), besarnya protein yang harus diberikan adalah:
1,9 g/ 100 kkal untuk bayi dari usia 0 4 bulan
1,7 g/ 100 kkal untuk bayi usia 4 12 bulan

1,4 g/ 100 kkal untuk bayi usia 12 36 bulan


Jika dihitung berdasarkan berat badan, besarnya kebutuhan protein adalah:
2,2 g/ kg/ hari pada usia < 6 bulan
2 g/ kg/ hari pada usia 6 12 bulan
1 1,5 g/ kg/ hari pada usia di atas 1 tahun
Asupan protein yang berlebih dapat menyebabkan intoksikasi protein, yang
memilikigejala: letargi, hiperammonemia, dehidrasi, dan diare.
Vitamin dan Mineral
Air susu ibu yang sehat dan cukup makan dianggap cukup mengandung
elemenkelumit kecuali vitamin D dan di beberapa daerah tertentu, flour. Sebelum
diputuskan untuk memberikan suplementasi, perlu dipertimbangkan keadaanseperti:
a Status gizi bayi serta ibunya
b Perkiraan asupan makanan ibunya
c Makanan padat apa yang akan diberikan pada bayi pada saat penyapihan
Komposisi zat gizi dalam makanan tersebutJika bayi telah diberikan ASI dalam
jumlah yang adekuat, dan ibu memiliki statusgizi yang baik, suplementasi tidak perlu
diberikan, kecuali pada daerah tertentuyang memerlukan tambahan fluor dan vitamin
D.
Fluor yang ditambahkan 0,25 cc/hari. Vitamin D dianjurkan 400 IU (10 g)/ hari,
terutama bagi mereka yang jarang bersentuhan dengan matahariSementara itu,
pemberian dua suplemen lain yaitu besi dan vitamin K, masihdiperdebatkan.
Zat Besi
Sebagian klinisi menganjurkan agar bayi baru lahir diberi 7 mg Fe sulfat
(keterserapan 10%). Sebagian lagi tidak setuju, kecuali jika bayi telah berusia 4 6
bulan, karena tambahan ini akan menjenuhkan protein bakteriostatik dalam ASI,
yaitu laktoferin yang pada gilirannya dapat menurunkan keefektifan laktoferin.Gejala
yang tidak diinginkan akibat Fe ialah sembelit, muntah, diare, pewarnaangigi, serta
defisiensi Zn (karena penyerapannya diganggu oleh Fe).
Vitamin K
Untuk mencegah perdarahan dianjurkan pemberian vitamin K secara
parenteral.Sebab produksi vitamin K oleh mukosa usus belum berlangsung karena
selama beberapa hari sesudah lahir., saluran usus bayi masih steril. (Hurlock, 2007)
Kebutuhan gizi pada anak

Kebutuhan Gizi untuk anak sekolah (6 13 tahun)


Pada usia sekolah ini, anak akan melakukan banyak aktivitas fisik maupun
mental,seperti : bermain, belajar, berolahraga, dll. Zat gizi yang diberikan pada
nya akan membantudalam meningkatkan kesehatan tubuh anak sehingga sistem
pertahanan tubuhnya berkembang dengan baik atau tidak mudah untuk terserang
penyakit. Hal yang tidak mudahadalah mengawasi jenis makanan atau jajanan
anak baik disekolah maupun dilingkungannya karena pada saat ini anak sudah
mulai berinteraksi dengan orang lain (temansebaya).
Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi yang lebih
dibandingdengan anak balita. Diperlukan pula tambahan energi, protein, kalsium,
fluor, zat besikarena pertumbuhan pada kisaran usia ini sedang pesat dan aktivitas
anak semakin bertambah.Untuk memneuhi kebutuan energi dan zat gizi, anak
terkadang makan hingga 5 kalisehari. Namun sebaiknya anak tetap diajari untuk

makan 3 kali sehari dengan menu giziyang tinggi, yaitu : sarapan, makan siang,
dan makan malam. Anak juga perlu untuk diajarisarapan pagi agar dapat berfikir
dengan baik di sekolah.
LI 3 Memahami dan Menjelaskan Tanggungjawab dan Kewajiban Orangtua pada
Anak dalam Pandangan Islam
Rasulullah s.a.w. bersabda: Setiap bayi itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (tauhid,
iman). Orang tuanyalah yang (potensial) menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau
Majusi.
Oleh karena itu tanggung jawab orang tua terhadap anak-anak mereka amat besar.
Mereka dituntut untuk bersungguh-sungguh mendidik, mengasuh, dan mengajar,
serta memperhatikan anak-anak mereka sejak usia dini, baik dari segi agama (ibadah
dan akidah), intelektualitas, mental, akhlak, maupun jasmani. Juga sikap istiqamah
(konsistensi) terhadap kebenaran dan petunjuk agama yang lurus.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim
[66]: 6)
Tanggung jawab para bapak terhadap anak-anak mereka besar, tetapi tanggung jawab
para ibu lebih lebih berat dan penting. Sungguh indah kata mutiara Ahmad Syauqi:
Ibu adalah sekolah (utama). Jika engkau persiapkan dia dengan sungguh-sungguh,
engkau telah mempersiapkan (lahirnya) sebuah generasi bangsa yang harum
namanya.
Bukan saja sang anak, orang tua pun mempunyai kewajiban terhadap anak yang
harus ditunaikan. Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah sebuah wujud
aktualitas hak-hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua
1 Anak mempunyai hak untuk hidup
Allah berfirman:
Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan
memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka. ( QS. Al-Anam: 151)
Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang tua mempunyai kewajiban agar
anak tetap bisa hidup betapapun susahnya kondisi ekonomi orang tua. Ayat
itu juga memberi jaminan kepada kita bahwa Allah pasti akan memberikan
rizqi baik kepada orang tua maupun sang anak, asalkan tentu saja berusaha.
2 Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana
firman Allah yang artinya: Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya
selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan. (QS AI Baqarah: 233)
Allah berfirman, yang artinya:
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang
tuanya. lbunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkanya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan. (QS Al Ahqaf 15).
Al Allamah Siddiq Hasan Khan berkata,

Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.


Maksudnya, adalah jumlah waktu selama itu dihitung dari mulai hamil
sampai disapih.
Allah taala berfirman; Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah tambah, dan menyapihnya dalamdua
tahundst . ( QS: 31; 14 ).
3

Memberi Nama yang Baik


Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, Sesungguhnya kewajiban orang
tua dalam memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama
yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Quran dan ketiga,
mengawinkan ketika menginjak dewasa. Rasulullah saw diketahui telah
memberi perhatian yang sangat besar terhadap masalah nama. Kapan saja
beliau menjumpai nama yang tidak menarik (patut) dan tak berarti, beliau
mengubahnya dan memilih beberapa nama yang pantas. Beliau mengubah
macam-macam nama laki-laki dan perempuan. Seperti dalam hadits yang
disampaikan oleh Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw biasa merubah namanama yang tidak baik. (HR. Tirmidzi).
Beliau sangat menyukai nama yang bagus. Bila memasuki kota yang baru,
beliau menanyakan namanya. Bila nama kota itu buruk, digantinya dengan
yang lebih baik. Beliau tidak membiarkan nama yang tak pantas dari
sesuatu, seseorang, sebuah kota atau suatu daerah. Seseorang yang semula
bernama Ashiyah (yang suka bermaksiat) diganti dengan Jamilah (cantik),
Harb diganti dengan Salman (damai), Syibul Dhalalah (kelompok sesat)
diganti dengan Syibul Huda (kelompok yang benar) dan Banu Mughawiyah
(keturunan yang menipu) diganti dengan Banu Rusydi (keturunan yang
mendapat petunjuk) dan sebagainya (HR. Abu Dawud dan ahli hadits
lainAn-Nawawi, Al Azkar: 258)

Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw


bersabda, Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat
dengan nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian.
(HR.Abu Dawud)
Pemberian nama yang baik bagi anak adalah awal dari sebuah upaya
pendidikan terhadap anak anak. Ada yang mengatakan; apa arti sebuah
nama. Ungkapan ini tidak selamanya benar. Islam mengajarkan bahwa nama
bagi seorang anak adalah sebuah doa. Dengan memberi nama yang baik,
diharapkan anak kita berperilaku baik sesuai dengan namanya. Adapun
setelah kita berusaha memberi nama yang baik, dan telah mendidiknya
dengan baik pula, namun anak kita tetap tidak sesuai dengan yang kita
inginkan, maka kita kembalikan kepada Allah s.w.t.
4 Mengaqiqahkan Anak
Menurut keterangan A. Hasaan aqiqah adalah; menyembelih kambing
untuk (bayi) yang baru lahir, dicukur dan diberi nama anak itu, pada hari
ketujuhnya. Rasulullah s.a.w. bersabda; Tiap tiap seorang anak tergadai
dengan aqiqahnya. Disembelih (aqiqah) itu buat dia pada hari yang
ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia. (Diriwayatkan oleh Ahmad
dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits dari
Samurah ).

Mendidik anak
Pada suatu kesempatan, Amirul Mukminin Umar bin Khaththab kehadiran
seorang tamu lelaki yang mengadukan kenakalan anaknya, Anakku ini
sangat bandel. tuturnya kesal. Amirul Mukminin berkata, Hai Fulan,
apakah kamu tidak takut kepada Allah karena berani melawan ayahmu dan
tidak memenuhi hak ayahmu? Anak yang pintar ini menyela. Hai Amirul
Mukminin, apakah orang tua tidak punya kewajiban memenuhi hak anak?
Umar ra menjawab, Ada tiga, yakni: pertama, memilihkan ibu yang baik,
jangan sampai kelak terhina akibat ibunya. Kedua, memilihkan nama yang
baik. Ketiga, mendidik mereka dengan al-Quran.
Mendengar uraian dari Khalifah Umar ra anak tersebut menjawab, Demi
Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik bagiku, akupun diberi nama
Kelelawar Jantan, sedang dia juga mengabaikan pendidikan Islam padaku.
Bahkan walau satu ayatpun aku tidak pernah diajari olehnya. Lalu Umar
menoleh kepada ayahnya seraya berkata, Kau telah berbuat durhaka kepada
anakmu, sebelum ia berani kepadamu.
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu
muslimah. Dia senantiasa mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik,
yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya yang mulia. Mendidik anak
bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya, akan
tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang
ibu.
Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara
lainnya, seperti (misalnya) mencucikan pakaiannya atau membersihkan
badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup perkara yang luas,
mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita
yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini
dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan.
Berikut beberapa perkara yang wajib diperhatikan oleh ibu dalam mendidik
anak-anaknya: Menanamkan aqidah yang bersih, yang bersumber dari Kitab
dan Sunnah yang shahih.
Allah berfirman yang artinya:
Maka ketahuilah bahwa sesugguhnya tidak ada sesembahan yang haq
melainkan Allah. (QS Muhammad: 19)
Rasulullah bersabda, yang artinya:
Dari Abul Abbas Abdullah bln Abbas, dia berkata: Pada suatu hari aku
membonceng di belakang Nabi, kemudian beliau berkata, Wahai anak,
Sesungguhnya aku mengajarimu beberapa kalimat, yaitu: jagalah Allah,
niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau mendapatiNya
di hadpanmu. Apablla engkau meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan
apabila engkau mohon pertotongan, maka mohonlah pertotongan kepada
Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberimu
satu manfaat, niscaya mereka tidak akan dapat memberimu manfaat, kecuali
dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan jika mereka
berkumpul untuk memberimu satu bahaya, niscaya mereka tidak akan bisa
membahayakanmu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu.
Pena-pena telah diangkat dan tinta telah kering.

Seorang anak terlahir di atas fitrah, sebagaimana sabda Rasulullah maka


sesuatu yang sedikit saja akan berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah
adalah orang yang bersegera menanamkan agama yang mudah ini, serta
menanamkan kecintaan tehadap agama ini kepada anak-anaknya.
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan
cara maruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena
anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warisanpun berkewajiban
demikian. Rasulullah s.a.w. bersabda;
Cukup berdosa orang yang menyia nyiakan (tanggung jawab) memberi
makan keluarganya. ( HR Abu Daud )./1100;247/33.
6

Memberi rizqi yang thayyib


Rasulullah s.a.w. bersabda;
Dari Abu Rafi r.a., telah berkata; Telah bersabda Rasulullah s.a.w.
Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca,
mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi
yang baik. HR Al Hakim/Depag;51.

Mendidik anak tentang agama


Rasulullah s.a.w. bersabda;
Tiap bayi dilahirkan dalam kadaan suci ( fithrah Islamy ) . Ayah dan
Ibunyalah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nashrany, atau Majusyi. HR
Bukhary.;1100;243/15.
Mendidik anak pada umunya baik laki laki maupun perempuan adalah
kewajiban bagi kedua orang tuanya.
Rasulullah s.a.w. bersabda;
Barang siapa mempunyai dua anak perempuan dan dia asuh dengan baik
maka mereka akan menyebabkannya masuk sorga. ( HR Al Bukhary )/ 1100;
244/20.

Mendidik anak untuk sholat

Menyediakan tempat tidur terpisah antara laki laki dan perempuan


Islam mengejarkan hijab sejak dini. Meskipun terhadap sesama Muhrim ,
Bila telah berusia tujuh tahun tempat tidur mereka harus dipisahkan.
Rasulullah s.a.w. bersabda;
Suruhlah anak anakmu sholat bila berumur tujuh tahun dan gunakan pukulan
jika mereka sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka
(
putra
putri
).
Maksudnya, kewajiban mendidik anak untuk mengerjakan sholat dimulai
setelah anak berumur tujuh tahun. Bila telah berusia sepuluh tahun anak
belum juga mau mengerjakan sholat, boleh dipukul dengan pukulan ringan,
yang mendidik, bukan pukulan yang membekas atau menyakitkan
10 Mendidik anak tentang adab yang baik
Banyak anak terpelajar, namun sedikit anak yang terdidik. Banyak orang
pandai, namun sedikit orang yang taqwa.
Islam mengutamakan pendidikan mental. Taqwa itu ada disini, kata
Rasulullah seraya menunjukkan kearah dadanya. Artinya hati manusia adalah
sumber yang menentukan baik buruknya perilaku seseorang. Nabi tidak
menunjukkan kearah kepalanya, tapi kerah dadanya.

11 Memberi pengajaran dengan pelajaran yang baik


Berkata shahabat Aly r.a.;
Ajarilah anak anakmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman yang
berbeda dengan zamanmu. (Depag;19).
12 Memberi pengajaran Al Quran
Rasulullah s.a.w. bersabda;Sebaik baik kalian adalah barang siapa yang
belajar Al Qur aan dan mengajarkannya.
Pengetahuan tentang Al Quraan harus lebih diutaman dari Ilmu ilmu yang
lainnya. Nabi s.a.w. bersabda; Ilmu itu ada tiga macam. Selainnya adalah
sekedar tambahan. Adapun yang tiga macam itu ialah; Ilmu tentang ayat ayat
( Al Qur aan) yang muhkamat, ilmu tentang Sunnah Nabi, dan ilmu tentang
pembagian warits. ( HR Ibnu Majah ).
13 Memberikan pendidikan dan pengajaran baca tulis
Rasulullah s.a.w. bersabda;
Dari Abu Rafi r.a., telah berkata; Telah bersabda Rasulullah s.a.w.
Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca,
mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi
yang baik. HR Al Hakim/Depag;51.
14 Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan
Rasulullah s.a.w. bersabda;
Jagalah kebersihan* dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan.
Sesungguhnya Allah Taala menegakkan Islam diatas prinsip kebersihan. Dan
tak akan masuk sorga kecuali orang yang memelihara kebersihan. ( HR At
Thabarany )/Depag; 57.
15 Memberikan pengajaran ketrampilan.
Islam memberantas pengangguran. Salah satu penyebab adanya panganguran
adalah apabila seseorang tidak mempunyai ketrapilan tertentu. Bila dia punya
ketrampilan tertentu, paling tidak bisa melakukan sesuatu yang berguna buat
dirinya
ataupun
orang
lain.
Rasulullah s.a.w. bersabda; Sebaik baik makanan adalah hasil usaha
tangannya
sendiri.
Dalam sabdanya yang lain beliau mengatakan;
Mengapa tidak kau ajarkan padanya ( anak itu ) menenun sebagaimana dia
telah diajarkan tulis baca? ( HR An- Nasai ) /Depag; 52.
Kerajinan tangan apapun selama bermanfaat dan tidak dilarang Agama
adalah suatu hal yang maruf.
16 Memberikan kepada anak tempat yang yang baik dalam hati orang tua
Hilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan, doakan
dia selalu, agar menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan lemah lembut,
shobarlah menghadapi perilakunya yang tidak baik, hadapi segalanya dengan
penuh kearifan, jangan mudah membentak apalagi memukul tanpa alasan,
tempatkan dia dengan ikhlas pada hati anda, belailah dengan penuh kasih
sayang nasehati dengan santun.
Satukan hati kita dengan anak anak. Semoga Allah menjadikan mereka
waladun shoolihun yaduu lahu. Itulah harapan orang tua yang baik.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa:


Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; Ya Rasulullah, apakah hak
anakku ini? Nabi s.a.w. menjawab; Kau memberinya nama yang baik,
memberi adab yang baik dan memberinya kedudukan yang baik ( dalam
hatimu ) .
( HR At Tuusy )./1100;243/16.
17 Memberi kasih sayang
Kecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya memberinya
materi baik berupa pakaian, makanan atau mainan dan sebagainya. Tapi yang
lebih dari pada itu adalah adanya perhatian dan rasa kasih sayang yang tulus
dari kedua orang tua.
Rasulullah s.a.w. bersabda;
Bukanlah dari golongan kami yang tidak menyayangi yang lebih muda dan
( bukan dari golongan kami ) orang yang tidak menghormati yang lebih tua.
( HR At Tirmidzy ). Depag; 42
18 Menikahkannya
Bila sang buah hati telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah.
Jangan biarkan mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan. Doakan
dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu memasuki
usia senja. Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan
menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji akan menutupinya seiring
dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya, sebagaimana firman-Nya,
Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang
sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang
perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah
akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya. (QS. AnNur:32)
19 Mengarahkan anak
Orang tua wajib mengarahkan anak-anak, serta menekankan mereka untuk
memilih kawan, teman duduk maupun teman dekat yang baik. Hendaknya
orang tua menjelaskan kepada anak tentang manfaat di dunia dan di akhirat
apabila duduk dan bergaul dengan orang-orang shalih, dan bahaya duduk
dengan orang-orang yang suka melakukan kejelekan ataupun teman yang
jelek. (Fiqh Tarbiyatil Abna`, hal. 154)
Bila suatu ketika orang tua mendapati anaknya berbuat kejelekan dan
kerusakan, tidak mengapa orang tua berusaha mencari tahu tentang keadaan
anaknya. Walaupun dengan hal itu mereka terpaksa melakukan salah satu
bentuk perbuatan tajassus (mata-mata). Ini tentu saja dengan tujuan
mencegah kejelekan dan kerusakan yang terjadi, karena sesungguhnya Allah
tidak menyukai kerusakan. (Fiqh Tarbiyatil Abna`, hal. 156)

DAFTAR PUSTAKA
Harold Kaplan & Benyamin Sadock. (2008). Synopsis Psikiatri jilid 2. Jakarta.
Karisma.
Pedoman penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke 5 (PPDGJ-V). 2005.
Departemen Kesehatan RI.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Pedoman Pelaksanaan
Manajemen Sekolah Khusus Tunanigra (SLB-C). (2008). Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pemeriksaan Kemampuan
Fungsional Penyandang Cacat untuk Sekolah dan Melamar Kerja. (2009).
Jakarta.
Nelson, Behrman, Kliegman, Arvin (1999). Ilmu Kesehatan Anak
jilid 1 Edisi 15. Jakarta. EGC.
Moersintowati. B, Narendra. (2008). Buku Ajar Tumbuh Kembang
Anak dan Remaja edisi 1. Jakarta. Sagung Seto.

Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta. Departemen Pendidikan


Nasional.
Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1. Jakarta. Gramedia.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. (2000). Fiqih Bayi. Jakarta. Fikr Rabbani Group.

Anda mungkin juga menyukai