Anda di halaman 1dari 4

Nama

: Adni Pratiwi

NIM

: 201510330311071

Fakultas / Jurusan

: Kedokteran / Pendidikan Dokter

Kelas

: Al- Mubtadiin A

Dosen Pembimbing AIK

: Abu Bakar, Drs., M.Pd., Dr.

MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH


A. Sejarah Perumusan
Bagi muhammadiyah, konsep Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai rumusan ideology Muhammadiyah
dalam bentuk prinsip-prinsip. Konsep ini dirumuskan pada tahun 1942 pada
era Ki Bagus Hadikusumo dan termasuk hal mendasar karena dirumuskan
untuk mensistematisasi langkah dan pemikiran KH Ahmad Dahlan dan
Muhammadiyah sebelum itu.
Sebagai tokoh yang memiliki kepedulian terhadap nasib rakyat dan
umat islam Ki Bagus pernah aktif di partai Islam Indoneisa (PII), majelis Islam
Ala Indonesia (MIAMI), dan masyumi. Lewat partai ini dia menjadi anggota
BPUPKI yang dibentuk pada tanggal 29 April 1942. Di lembaga ini beliau
memiliki peran penting dalam mempersiapkan kelahiran Negara Republik
Indoneisa dan mengawal keberadaannya sampai tahun 1954.
Terkait oleh pembukaan UUD 1945, Ki Bagus Hadikusumo kemudian
berpendapat perlunya disusun pula Mukaddimah A.D. Muhammadiyah. Untuk
itu beliau berusaha mengungkap kembali pokok-pokok pikiran yang dulu
dijadikan dasar amal usaha dan perjuangan K.H. Ahmad dahlan dengan
mempergunakan wadah Muhammadiyah. Dalam penyusunan Muqaddimah
A.D. Muhammadiyah ini beliau dibantu oleh anggota PP Muhammadiyah yang
lain, seperti Kyai A. Badawi, yunus Anis dan sebagainya. Sebetulnya, selain
konsep Muqaddimah A.D. Muhammadiyah yang disusun oleh Ki Bagus
Hadikusumo, juga ada konsep yang sama yang disusun oleh Hamka.
Muhammadiyah ke 31 di Yogyakarta tahun 1950 ialah konsep Muqaddimah
yang disusun oleh ki Bagus Hadikusumo, setelah melewati penyempurnaan
redaksional yang dilakukan oleh sebuah tim yang dibentuk olej siding Tanwir.
Tim penyempurnaan terdiri dari Hamka, K.H. Farid Maruf, Mr. Kasman
singodimejo, dan Zain Jambek (Harun, 1986: 23, dan kamal Pasha dkk, tanpa
tahun: 65).
1. Pokok-pokok pikiran Muqaddimah A.D. Muhammadiyah
Muqaddimah A.D. Muhammadiyah mengandung 6 macam pokok pikiran,
yang masing-masing dengan penjelasannya sebagai berikut:

Pokok pikiran pertama : Hidup manusia haruslah mentauhidkan Allah,


bertuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah.
Manusia adalah salah satu dari makhluk Allah SWT. sebagai makhluk Allah,
manusia tidak diciptakan untuk main-main, tetapi untuk suatu tujuan tertenu.
Karena itu sudah seharusnya apabila manusia menyesuaikan hidup dan
kehidupannya sejalan dengan dan untuk apa manusia diciptakan oleh Allah.
Maka wajiblah manusia mentauhidkan Allah, yang berarti bertuhan, beribadah
serta tunduk dan taat kepada Allah semata.
Pokok pikiran kedua : Hidup manusia adalah bermasyarakat. Bagi
manusia hidup bermasyarakat adalah sesuatu yang tidak mungkin dapat
dihindari. Bahkan hal itu merupakan sunnatullah, sebagaimana disyaratkan
dalam Al-Quran, karena manusia diciptakan oleh Allah bersuku-suku
berbangsa-bangsa supaya saling kenal-mengenal (QS. Al-Hujurat/49:13).
Pokok pikiran ketiga : Hanya hokum Allah satu-satunya hokum yang
dapat dijadikan sendi pembentuk pribadi utama, dan mengatur tertib hidup
bersama menuju kehidupan bahagia sejahtera yang hakiki dunia dan akhirat.
pokok pikiran ketiga ini adalah keyakinan dan sekaligus juga pandangan
hidup Muhammadiyah. Islam adalah agama yang paling benar, sesuai dengn AlQuran (QS. Al Imran/3:19).
Dan karena islam agama yang benar, maka siapapun yang tidak menganut
agama yang benar ini akan merugi di akhirat nanti (QS. Al Imran/3:85).
Keyakinan dan pandangan hidup Muhammadiyah yang demikian ini diperkuat
oleh kenyataan, bahwa islam tidak hanya agama ibadah, tetapi juga suatu way
of life yang lengkap sempurna. Mengakui hal ini, seorang orientalis yang
bernama V.M. Dean berkata dalam sebuah bukunya, Islam adalah suatu
perpaduan yang sempurna antara agama, system politik, pandangan hidup
serta penafsiran sejarah. : (Kamal Pasha, dkk. Tanpa Tahun 1971:72).
Pokok pikiran keempat : Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi
agama islam untuk mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya
adalah kewajiban bagi orang yang mengaku bertuhan kepada Allah.
Pokok pikirian keempat ini adalaj konsekuensi dari keyakinan dan pandangan
hidup Muhammadiyah yang terkandung dalam pokok pikiran ketiga. Mengapa
konsekuensi? Keyakinan yang menjadi pandangan hidup adalah perlu
direalisasikan supaya dapat terwujud dalam kenyataan. Untuk itu jelas sekali
perlu perjuangan. Bukankah dalam islam ada ajaran untuk berjihad li-Ilaihi
kalimat Allah hiya al-u;ya? rasanya sangat mustahil masyarakat islam
sebenar-benarnya@ dapat terwujud di Indonesia mengingat sangat
majemuknya masyarakat di Indonesia kalua kita tidak berjuang untuk itu.
Pokok pikiran kelima : Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi
agama islam untuk mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya
hanya akan berhasil apabila mengikuti jejak perjuangan para Nabi, terutama
Nabi Muhammad Saw.
Kalua pokok pikiran keempat menggariskan keharusan dilakukannya
perjuangan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam, maka
pokok pikiran kelima menggariskan bagaimana cara dan akhlak perjuangan itu
harus dilakukan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam.

Pokok pikiran keenam : Perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan di


atas hanya akan dapat tercapai apabila dilaksanakan dengan berorganisasi.
Pokok pikiran keenam menekankan, brtapa pentingnya berorganisasi, sebab
perjuangan hanya akan dapat dicapai apabila dilaksanakan dengan
berorganisasi. Berjuang dengan berorganisasi jelas sangat penting, sebab
seperti dikatakan dalam pepatah, kebenaran yang tidak diatur dengan baik
dapat dikalahkan oleh kebathilan tetapi diatur dengan baik dapat dikalahkan
oleh kebathilan tetapi diatur dengan baik.
Paling tidak berjuang dengan jalan berorganisasi selain mempermudah
mencapai tujuan, juga sangat efisien dalam pelaksanaannya, hemat tenaga,
hemat waktu dan hemat biaya.
Muhammadiyah sebagai suatu organisasi, agar dinamika keorganisasiannya
tepat, benar, tertib dan lancer memerlukan seperangkat peraturan seperti
anggaran dasar (termasuk muqaddimah), anggaran rumah tangga, kaidahkaidah serta peraturan-peraturan lainnya.

B. Identitas dan Asas Muhammadiyah


Identitas/hakekat Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar
maruf nahi munkar dan tajdid, bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. Asas
Muhammadiyah adalah Islam, sedangkan maksud dan tujuannya ialah
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dalam mencapai maksud dan
tujuan serta mewujudkan misi yang ideal tersebut, Muhammadiyah
melakukan usaha-usaha yang bersifat pokok, yang kemudian diwujudkan
dalam amal usaha, program dan kegiatan.
Langkah-langkah dakwah dan tajdid Muhammadiyah tersebut
tercermin dalam kepeloporan mendirikan sekjolah Islam modern, pelayanan
kesehatan dan kesejahteraan dengan mendirikan PKU(Pembin Kesejahteraan
Umat), penyantunan anak-anak yatim dan miskin melalui gerakan Al-Maun,
dan mendobrak praktik dan pemikiran Islam yang jumud (statis,beku)
dengan ijtihad. Gerakan Muhammadiyah yang berkarakter dakwah dn tajdid
tersebut dilakukan melalui system ordanisasi dan bersifat ekspansi.
Dari perjalanan awal Muhammadiyah tersebut maka jelas sekali
karakter yang kuat dari persyarikatan, yaitu sebagai gerakan Islam yang
menjalankan dakwah dan tajdid melalui system organisasi yang selalu
dinamis dan berkemajuan. Dengan demikian karakter gerakan
Muhammadiyah itu dakwah dan tajdid, yang juga mengandung dimensi
pemurnian sekaligus pembaruan. Gerakan pembaruan inilah yang
membedakan Muhammadiyah dengan gerakan-gerakan Islam lainnya, hatta
dengan gerakan modernis lainyya seperti Persatuan Islam yang sama-sama
beraliran modern. Deliar Noer mengkategorikan Muhammadiyah sebagai
gerakan moderan yang bersifat toleran, sedangkan Persatuan islam bersifat
keras. Lebih jauh lagi, berbeda dengan Muhammadiyah, Persatuan Islam
secara ideologis mirip dengan organisasi ikhwanul Muslimin di Mesir dan
jama ati-islami di Pakistan, sedang dalam pemahaman agama
mengedepankan penerapan hukum-hukum secara harifah.

Artinya, jika dihubungkan dengan situasi saat ini maka


Muhammadiyah secara teologis dan ideologis memiliki perbedaan dengan
gerakan-gerkan Islam yang berkarakter seperti Persatuan Islam, ikhwanul
Muslimin, serekat Islam dan paham ideologis serta organisasi yang serupa
yang kini berkembang dan meluap di lingkungan umat islam baik yang
menampilkan harakah-harakah dakwah atau politik atau bahkan
penampilan keduanya sekaligus: gerakan dakwah dan politik.

Anda mungkin juga menyukai