Anda di halaman 1dari 73

Kimia Koloid & Permukaan

Garis-Garis Besar Perkuliahan


P1: Kontrak perkuliahan
P2: Sifat-sifat dan pembuatan koloid
P3: Cara pemurnian koloid
P4: Penggolongan koloid
P5: Sifat antar permukaan
P6: Kestabilan koloid dan aplikasinya
kehidupan
P7: Tegangan permukaan dan aplikasinya
P8: Adsorpsi, Emulsi dan Surfaktan
P9: UTS

dalam

Dispersi Koloid
Jika suatu zat dilarutkan kedalam suatu pelarut
maka zat terlarut tersebut akan terdispersi
(fase terdispersi) kedalam pelarutnya (medium
pendispersi).
Berdasarkan
ukuran
partikel
hasil
pendispersian, digolongkan menjadi 3 sistem
dispersi :
1. Larutan asli (ukuran partikel 1 10 )
2. Koloid (ukuran partikel 10 2000 )
3. Suspensi (ukuran partikel lebih besar dari 2000
)

Perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi

Sistem dispersi koloid terdiri atas 2 fase,


yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi.
fase
terdispersi
maupun
medium
pendispersi dapat berupa gas, cair, maupun
padat.
Ada 8 tipe sistem dispersi koloid :
Fase Terdispersi

Medium
Pendispersi

Gas

Cair

Padat

Gas

Aerosol cair
(awan, kabut)

Aerosol padat
(debu, jelaga)

Cair

Buih
(buih air sabun buih soda)

Emulsi
(susu,krim rambut)

Sol
(tinta, koloid emas)

Padat

Buih padat
(gabus, batu apung)

Emulsi padat/Gel
(mentega, keju)

Sol padat
(paduan logam, gelas
berwarna)

Penggolongan Koloid
Koloid dapat digolongkan berdasarkan bentuk
partikelnya, cara pembentukannya, interaksi antara
kedua fasa dan perubahannya menjadi bukan koloid.
a. Bentuk partikel
Dari segi bentuk partikel koloid dapat berupa:
Lembaran (laminar)
Serat (fibrilar)
Butiran (korpuskular)
b. Cara pembentukannya
Berdasarkan cara pembentukannya koloid dibedakan
menjadi koloid dispersi, koloid asosiasi dan koloid
makromolekul.

1. Koloid dispersi, yaitu koloid yang terbentuk


dari penyebaran (dispersi) partikel-partikel kecil
yang tidak larut dalam medium (fase pendispersi)
dengan membentuk agregat-agregat molekul atau
atom yang sangat banyak. Contohnya: dispersi
koloid emas (Au) dan belerang (S).
2. Koloid asosiasi, yaitu koloid yang terbentuk
dari gabungan (asosiasi) molekul-molekul kecil,
atom atau ion yang larut dalam medium sehingga
membentuk agregat-agregat molekul yang disebut
misel. Contoh: larutan sabun dan detergen.
3. Koloid makromolekul, yaitu koloid yang
terbentuk dari molekul tunggal yang sangat besar
(makromolekul). Contoh: protein dan polimer
tinggi seperti karet dan plastik.

c. Interaksi dengan medium


1. Koloid Irofil, yaitu koloid yang mempunyai daya tarik
kuat dengan medium pendispersinya, sehingga sulit
dipisahkan (stabil).
2. Koloid Irofob, yaitu koloid yang daya tariknya kecil
terhadap medium pendispersinya, sehingga cenderung
memisah (tak stabil).
d. Perubahan bentuk
1. Koloid reversibel, yaitu koloid yang dapat berubah
menjadi bukan koloid demikian pula sebaliknya. Contoh:
susu bubuk dan plasma darah kering.
2. Koloid irreversibel, yaitu koloid yang setelah
berubah menjadi bukan koloid tidak dapat menjadi
koloid kembali. Contoh: sel belerang dan sel emas.

Sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Jika sorotan cahaya yang kuat dilewatkan pada
suatu koloid, maka akan tampak hamburan
sinar dari koloid.
Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari:
a. Terlihatnya cahaya lampu kendaraan di jalan
yang berdebu.
b. Cahaya proyektor di gedung bioskop.
Efek Tyndall dapat digunakan untuk
membedakan larutan koloid dan larutan asli.

2. Gerak Brown
Jika suatu sol diperiksa dengan mikroskop ultra
maka akan terlihat bahwa partikel-partikel sol
tersebut mengalami gerakan yang cepat
membentuk garis-garis lurus yang pendek dan
mengubah arah geraknya secara mendadak (zigzag).
3. Pengendapan
Pengendapan atau penggumpalan koloid sol dapat
terjadi karena:
a. Penambahan elektrolit
b. Elektroforesis
c. Pencampuran 2 sol yang berlawanan muatannya
d. Pendidihan.

a. Penambahan Elektrolit (secara kimia)


Elektrolit menghasilkan ion positif dan ion
negatif. Salah satu ion ini akan diabsorpsi oleh
partikel sol yang muatannya berlawanan (ion
positif diabsorpsi oleh sol negatif, dan
sebaliknya). Menurut Hardly-Schulze, kekuatan
ion mengendapkan koloid bergantung pada
besarnya muatan ion zat elektrolit. Makin
besar muatan ion, makin besar pula kekuatan
mengndapkan koloid.
Contoh: untuk mengendapkan sol As2S3
(bermuatan negatif) diperlukan ion positif,
seperti Al3+, Ba2+ atau Na+. Urutan kekuatan
pengendapannya adalah Al3+ > Ba2+ > Na+.

b. Elektroforesis (secara fisika)


Partikel sol yang bermuatan bergerak ke arah
elektrode yang berlawanan muatannya.
Sesampainya di elektrode, partikel menjadi tidak
bermuatan dan mengendap.
c. Pencampuran 2 sol yang berlawanan
muatannya (secara kimia)
Jika 2 partikel sol yang berlawanan muatannya
dicampurkan, kedua sol tersebut saling
meniadakan
muatannya
dan
kemudian
membentuk endapan. Misalnya, sol Fe(OH)2 (sol
positif) dicampur dengan sol As2S3 (sol negatif).

d. Pendidihan (secara fisika)


Sol seperti belerang dan perak halida yang
terdispersi dalam air dapat diendapkan dengan
pendidihan.
4. Sifat Kelistrikan
Salah satu sifat penting dari partikel koloid adalah
dapat memiliki muatan positif atau negatif.
Muatan partikel koloid dapat terjadi karena:
a. Absorpsi ion dari medium pendispersinya dan
b. Ionisasi gugus permukaan.

a. Absorpsi ion dari medium pendispersinya


Suatu koloid dapat mengadsorpsi ion dari
medium pendispersinya. Jenis ion yang di
adsorpsi bergantung pada jenis koloidnya.
Contoh: Partikel sol Fe(OH)3 bermuatan positif
sebab mengadsorpsi ion Fe3+ dari medium
pendispersinya. Sementara itu, partikel sol
As2S3
bermuatan
negatif
sebab
mengadsorpsi ion S2- dari medium
pendispersinya.

Medium air
Fe3+

Fe3+

Fe3+

S2Fe3+

Fe3+

Fe3+

Medium air
S2-

Fe3+
Partikel
sol
Fe(OH)3

Fe3+
Fe3+

S2-

S2-

S2Partikel
sol As2S3

Fe3+
Fe3+

Fe3+

S2-

S2-

S2S2-

S2S2-

S2-

b. Ionisasi gugus permukaan


Gugus yang terdapat pada senyawaan koloid
dapat mengalami ionisasi.
Sebagai contoh, partikel sol protein dapat
bermuatan positif atau negatif bergantung pada
pH larutan. Pada pH rendah, gugus R-NH2
menerima proton menjadi R-NH3+, sedangkan
pada pH tinggi, gugus R-COOH memberikan
proton pada OH- menjadi R-COO-. Dengan
demikian, partikel sol protein pada pH rendah
bermuatan positif, sedangkan pada pH tinggi
bermuatan negatif. pH antara kedua keadaan ini
disebut titik isoelektrik. Pada keadaan ini, partikel
sol tidak bermuatan listrik (netral) seperti
diilustrasikan pada gambar berikut:

+H N
3

COOH
Protein

pH rendah

+H N
3

COOProtein

Titik Isoelektrik

H2N

COOProtein

pH tinggi

Elektroforesis
Partikel koloid yang bermuatan dapat
dipengaruhi oleh arus listrik searah. Koloid
positif tertarik ke elektrode negatif,
sedangkankoloid negatif tertarik ke elektrode
positif. Gerakan partikel karena pengaruh
potensial listrik tersebut disebut elektroforesis
atau kataforesis. Dengan menggunakan air
sebagaimedium pendispersi, muatan beberapa
partikel koloid dapat ditentukan secara
elektroforesis.

Muatan Beberapa Partikel Koloid

Penerapan prinsip elektroforesis ini, antara lain:


1. Pembersihan asap dari cerobong asap
2. Pelapisan karet pada permukaan logam dari sol
lateks
3. Pengecetan bagian logam pada mobil dengan
pigmen koloid

Pembuatan Koloid
Ada 2 cara pembuatan dispersi koloid, yaitu cara
dispersi dan cara kondensasi.
1. Cara Dispersi
Prinsip: pemecahan partikel berukuran besar
menjadi partikel berukuran kecil (sesuai ukuran
partikel koloid).
Cara dispersi dapat dilakukan dengan proses kimia
maupun fisika.
a. Peptisasi (Proses Kimia)
Adalah suatu cara pembuatan koloid dengan
penambahan elektrolit ke dalam suatu endapan.
Elektrolit yang digunakan disebut peptisator.

Contoh:
Endapan AgCl dapat diubah menjadi sol dengan
menambahkan HCl.
Endapan Fe(OH)3 dapat diubah menjadi sol dengan
menambahkan FeCl3.
Endapan CdS dapat diubah menjadi sol dengan
menambahkan H2S.
b. Pemintal Koloid (Proses Fisika)
Pemintal koloid terdiri atas dua pelat baja yang
berdekatan, berputar dengan arah berlawanan, dan
berkecepatan tinggi.
Partikel padat dihancurkan menjadi ukuran koloid,
kemudian terdispersi dalam cairan membentuksol,
misalnya koloid grafit (sebagai pelumas) dan tinta cat
dibuat dengan cara ini.

c. Cara Bredig (Proses Fisika)


Cara Bredig menggunakan dua kawat logam yang diberi
tegangan tinggi saling didekatkan di dalam air. Pada
perlakuan ini akan terjadi panas yang dapat menguapkan
logam yang selanjutnya uap logam mengalami kondensasi
membentuk sol dari logam Ag, Au, dan Pt.
2. Cara Kondensasi
Kondensasi merupakan kebalikan dari cara dispersi, yaitu
penggabungan molekul-molekul kecil menjadi partikel
yang besar. Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi kimia
atau pengubahan pelarutnya. Pengaturan seperti
temperatur, konsentasi, dan pH ikut berperan dalam
pembentukan sol dan dapat mencegah pembentukkan
partikel menjadi sangat besar (membentuk endapan).

a. Hidrolisis
Sol hidroksida besi, krom, dan aluminium dapat
dibuat dengan hidrolisis garamnya. Untuk
membuat sol Fe(OH)3, dapat dilakukan dengan
cara menambahkan larutan FeCl3 30% ke dalam
air mendidih dan diaduk dengan pengaduk gelas.
FeCl3 + 3H2O
Fe(OH)3 + 3HCl
Sol merah
b. Oksidasi
Sol belerang diperoleh dengan melewatkan H2S ke
dalam larutan SO2.
2H2S + SO2
2H2O + 3S
Sol belerang

c. Reduksi
Sol Ag dan Au dapat diperoleh dengan mereaksikan
AgNO3 atau AuCl3 dengan zat reduktor organik seperti
etanal (CH3CHO).
AgNO3 + etanal
sol Ag
AuCl3 + etanal
sol Au
d. Reaksi Penetralan
Sol As2S3 dapat dibuat dengan melewatkan gas H2S ke
dalam larutan dingin As2O3.
As2O3 + 3H2S
As2S3 + 3H2O
Sol kuning
e. Pengubahan Pelarut
Jika larutan belerang dalam etanol ditambahkan pada
air yang berlebihan maka akan terbentuk partikel
koloid.

Beberapa Macam Koloid & Cara Pembuatannya


1. Sol
Sol adalah dispersi koloid dimana partikel padat terdispersi dalam
cairan. Sol dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Sol liofil
Pada sol liofil partikel-partikel padat akan menyerap molekul
cairan (suka pelarut). Jika pelarutnya air disebut sol hidrofil.
Kecenderungan untuk membentuk ikatan antara partikel sol dan
mediumnya melibatkan ikatan hidrogen.
Contoh: Protein (dalam telur) terdispersi dalam air. Ikatan
hidrogennya terdapat antara molekul air dengan gugus amino (NH-, -NH2) dari molekul protein.
b. Sol liofob
Pada sol liofob partikel-partikel padat tidak menyerap
molekul cairan (tidak suka pelarut). Jika pelarutnya air
disebut hidrofob.
Contoh: dispersi emas, Fe(OH)3, dan belerang dalam air yang
tidak melibatkan ikatan hidrogen.

Perbandingan Sol Liofil & Sol Liofob

Pembuatan sol
- Cara dispersi
Dilakukan dengan memecah atau menghaluskan butir-butir
yang lebih besar (suspensi) menjadi butir-butir yang lebih kecil
sesuai ukuran koloid.
- Cara kondensasi
Pembuatan koloid dengan mengubah partikel-partikel kecil
(larutan) menjadi partikel besar berukuran koloid.
- Pertukaran pelarut
Suatu koloid dibuat dengan menukar atau menambahkan
pelarut lain ke dalam larutan. Agar terbentuk koloid zat terlarut
harus tidak larut dalam pelarut yang ditambahkan dan kedua
pelarut harus bercampur sempurna.
- Pendinginan berlebih
Suatu campuran yang terdiri dari pelarut air dan organik
didinginkan, sehingga salah satu komponennya dapat
membeku membentuk koloid.

2. Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid zat padat atau zat
cair yang terdispersi dalam gas , contohnya awan,
kabut, debu, dan jelaga dalam udara. Untuk
membersihkan debu atau asap (terutama yang
mengandung partikulat beracun) yang berasal dari
industri digunakan alat yang disebut Cottrell.
Pada prinsipnya, cottrell terdiri atas lempeng yang
diberi muatan listrik tegangan tinggi. Jika partikel
debu atau asap yang bermuatan masuk ke dalam
cottrell, muatan partikel tersebut akan dinetralkan
dan partikel netral yang dihasilkan turun kebawah.

3. Emulsi
Emulsi adalah dispersi koloid dimana zat terdispersi dan
medium pendispersi merupakan cairan yang tidak saling
bercampur. Agar terjadi suatu campuran koloid, maka
harus ditambahkan suatu bahan yang disebut zat
pengemulsi atau emulgator.
Contoh emulgator: sabun, detergen, atau koloid hidrofil.
Sifat-sifat emulsi:
a. Sering bermuatan negatif dan dapat diendapkan
oleh zat elektrolit
b. Menunjukkan efek Tyndall dan gerak Brown
c. Emulsi dapat dirusak oleh pemanasan, pembekuan,
pemutaran, dan penambahan elektrolit yang cukup
banyak
d. Perusakan emulsi juga dapat terjadi jika
emulgatornya dirusak.

Pembuatan emulsi
Cara sederhana untuk membuat emulsi adalah
mencampurkan kedua zat cairan dengan
emulgator dalam sebuah botol dan mengocoknya.
Tetapi cara ini kurang sempurna. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dapat
dilakukan dengan mengocoknya secara bergantian
(selang-seling). Pertama, mencampur salah satu
fase dispers dengan emulgator dan mengocoknya
hingga sempurna. kedua, mencampur dengan
dispers medium lainnya kemudian mengocoknya
secara bersama-sama atau menambah sedikit
demi sedikit sambil mengaduknya.

4. Gel
Gel adalah sol liofil berbentuk setengah padat.
Gel ini dibagi dua yaitu gek elastis dan non elastis.
Gel elastis (kenyal)
Gel ini setelah dihilangkan airnya (didehidrasi) dapat
dibentuk kembali menjadi gel dengan penambahan air.
Gel kenyal dibuat dengan melarutkan sol liofil dalam air
panas. Setelah dingin akan terbentuk gel kenyal.
Contoh: gelatin, kanji dan sabun.
Gel non elastis (tak kenyal)
Setelah didehidrasi gel ini tidak dapat diubah menjadi
gel kembali dengan penambahan air. Dehidrasi sol ini
membentuk bubuk. Gel tak kenyal dapat diperoleh
dengan mencampurkan larutan garam silikat dengan
HCl. Contoh: gel silika

Pemurnian Koloid
1. Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian atau penyaringan koloid dari
ion-ion penggangu dengan menggunakan membran yang bersifat
selektif.
2. Elektrodialisis
Elektrolisis adalah proses pemurnian koloid dengan memaksa
ion-ion pengganggu melewati pori-pori semipermeabel dengan
bantuan medan listrik.
3. Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi adalah pemurnian koloid dengan menyaring koloid
menggunakan penyaring khusus dari membran. Untuk
mempercepat proses penyaringan biasanya digunakan tekanan
(pompa vakum). Pompa vakum digunakan untuk mempercepat
suatu proses penyaringan koloid yang susah disaring dengan
penyaring biasa atau memerlukan waktu yang lama jika dengan
menggunakan penyaring biasa, misalnya suatu koloid berbentuk
gel.

Aplikasi Koloid
Aplikasi Koloid tidak terbatas.
Aplikasi koloid dalam kehidupan sehari-hari dapat
ditemukan dalam berbagai fenomena.
Beberapa aplikasi penting dari koloid sebagai
berikut:
A.

Pemurnian air
Air mengandung kotoran koloid. Kotoran ini dapat
dibersihkan keluar dengan menggunakan elektrolit
seperti Aluminium. Aluminium yang bermuatan
ion positif Al3+ dapat menarik kotoran koloid yang
bermuatan negatif. Jadi Aluminium digunakan
untuk menghilangkan kotoran dan kotoran berada
dalam larutan koloid.

B. Produk makanan
Sejumlah besar makanan yang kita makan dalam kehidupan sehari-hari
adalah koloid di alam. Misalnya, susu, mentega dan es krim adalah
koloid di alam.
C. Obat-obatan
Sebagian besar obat-obatan adalah koloid di alam. Koloid Kalsium dan
emas disuntikan untuk meningkatkan vitalitas sistem manusia.
D. Pengendapan asap rokok menggunakan pengendap Cottrell
Partikel koloid dari asap dan debu adalah sumber utama polusi di kotakota industri besar. Asap curah hujan adalah teknik pengendapan
partikel asap yang berada di udara. Partikel asap adalah partikel koloid
bermuatan listrik tergantung di udara. Untuk menghilangkan partikel
tersebut dari udara, digunakan pengendap Cottrell. Pengendap Cottrell
menggunakan prinsip elektroforesis (pergerakan partikel koloid di
bawah pengaruh medan listrik) untuk menyaring partikel asap. Udara
yang mengandung partikel asap dan debu akan melewati elektroda
logam yang ada dalam pengendap Cottrell. Partikel ini bermuatan akan
bergerak ke arah berlawanan dari muatan elektroda.

E. Pembuangan limbah
Kotoran dan lumpur partikel yang bermuatan listrik. Dengan
menerapkan medan listrik di dalam tangki limbah, partikel
kotoran mencapai elektroda bermuatan yang berlawanan, akan
dinetralkan dan digumpalkan. Partikel-partikel digumpalkan
tersuspensi dalam larutan dan mudah dihilangkan.
F. Hujan buatan
Koloid menemukan aplikasi lain dalam memproduksi hujan
buatan. Awan terdiri dari partikel air bermuatan tersebar di
udara. Partikel ini dinetralkan dengan menyemprotkan partikel
bermuatan sebaliknya lebih awan. Partikel air dinetralkan
bergabung membentuk tetes air besar. Dengan demikian, hujan
buatan disebabkan oleh agregasi partikel menit dari air untuk
membentuk partikel besar.

G. Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan
melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui
sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan
mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid
tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula
dapat berwarna putih.

H. Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan
negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan
larutan yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut
membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga
proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.

I. Pembentukan delta di muara sungai


Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah
liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ionion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air sungai
bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akan
menetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi
koagulasi yang akan membentuk suatu delta.

J. Pengambilan endapan pengotor


Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri
seringkali mangandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel
koloid. Untuk memisahkan pengotor ini, digunakan alat
pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan
akan digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid.

K. Efek Tyndall
Sorot lampu mobil atau senter di udara berkabut;
pada sore hari munculnya warna biru dan jingga;
sinar matahari melalui celah-celah dari daun pada waktu pagi
hari.
L. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adaah koloid yang ditambahkan ke dalam
sistem koloid agar menjadi stabil.
Contoh koloid pelindung dalam kehidupan sehari-hari:
- Penambahan gelatin pada pembuatan es krim, dimaksudkan
agar es krim tidak dapat memisah, sehingga tetap terus
kenyal.
- Penambahan kasein pada susu.
- Penambahan minyak silikon pada cat.

M. Dialisis
Proses cuci darah; memisahkan ion-ion sianida dan
tapioka.

tepung

N. Proses perebusan telur


Telur mentah merupakan suatu sistem koloid dengan fase
terdispersi berupa protein. Jika telur tersebut direbus akan
terjadi koagulasi sehingga bagian terluar tersebut
menggunpal.
O. Proses menghilangkan bau badan
Pada produk roll on deodorant, digunakan adsorben berupa AlStearat. Jika deodorant digosokkan pada anggota badan , AlStearat mengadsorpsi keringat yang menyebabkan bau
badan.

Kimia Permukaan
1. Prinsip dasar
Permukaan dan Antar Muka
Interaksi Molekular
Termodinamika dari Antar-fasa (Interfaces)
2. Cairan
Permukaan Cair murni
Permukaan larutan cair
Eksperimen penentuan tegangan permukaan pada
cair murni dan larutan.
Energi potensial Interaksi antara Partikel dan
permukaan.

3. Padat
Permukaan padat
Sudut kontak dari tetesan cair pada padat.
4. Beberapa Aplikasi melibatkan antar-fasa
Padat -gas
PadatCair
Padat-Padat
Cair-cair
Gas-Cair

Permukaan/ antarmuka
(surface/Interface)?
Secara umum:

Permukaan (surface) adalah kulit suatu objek macroscopic (bagian


dalam) yang kontak dengan lingkungannya (bagian luar).

Suatu antar-fasa (interface) adalah batas antar dua fasa.


Permukaan suatu materi (objek) menentukan
penampilan optiknya, kerekatan, sifat pembasahan, dan reaktifitas
kimia.

Permukaan (surface) umumnya, digunakan untuk:


antarmuka (interface) fasa gas dan fasa terkondensasi.
misalnya antarmuka gas/padat (G/S) dan gas/cair (G/L).
Antar-muka (Interface): Untuk daerah/Region antar dua fasa
terkondensasi (S/S atau L/L)

Permukaan Antar Fasa (antarmuka)


FASA: Gas, Cair dan Padat

Permukaan antar-fasa -terdapat lima kemungkinan:


Cair-Gas ; Cair-Cair; Padat-padat; Padat-Gas ; Padat-Cair

Terjadi transisi mendadak dari satu fasa ke fasa lainnya pada daerah
perbatasan, walaupun menjadi subjek efek kinetika gerak molekul.

Termodinamika:
Keadaan stabil antar-fasa (antar 2 fasa):
- Energi bebas pembentukan antar fasa, (G)>0
- Bila (G)< 0 efek fluktuasi yang mendadak akan
memperluas
permukaan
secara
terus
menerus/kontinyu yang mengakibatkan dispersi
sempurna salah satu zat kedalam zat lainnya
(larut).

Contoh dispersi sempurna (G< 0) :


Gas dalam gas dispersi larut

Antar-fasa (Interface)

Tetapi:

Molekul di permukaan fasa:


terikat oleh satu sisi yang secara keseluruhan berbeda
lingkungannya,
menghasilkan gaya intermolecular yang cenderung menarik
molekul dipermukaan kearah fasa bulk
Contoh: tetesan air cenderung bentuk bola (spherical shape)
terutama untuk mengurangi luas permukaan tetesan menjadi
minimum.

Sifat Permukaan/antarmuka
Sifat Permukaan/ antarmuka berbeda dari bulk
karena ketidak-ekivalen/setaraan gaya/
ikatan.
Ketidak-seimbangan gaya
dipermukaan dibandingkan
dalam Bulk

Menjelaskan Karakter cair bentuk


bola bila diteteskan.
Semua molekul ditarik kearah
pusat.

Sifat yang dipengaruhi oleh permukaan (antarmuka)


CAIR-GAS: Tekanan Uap; tegangan permukaan, lapisan listrik
double.
CAIR-PADAT: kapillaritas, Adsorpsi
PADAT-PADAT: Kesetimbangan Fasa, pencampuran.
PADAT-GAS: adsorpsi monolayer; chemisorpsi; physisorpsi;
geometri lapisan teradsorpsi

Kepentingan/ keutamaan antar-fasa


Korosi:
terjadi bila molekul teradsorpsi oleh padat membentuk
lapisan teroksidasi; lapisan/layer passivasi mengurangi laju
reaksi ini.
Adhesi:
Reaksi antar-muka memungkinkan dua zat membentuk
ikatan yang kuat sehingga sehingga menyatu (tidak mudah
patah, hancur dsb), mis: komposit airplane, depossi
struktur yang dilapiskan untuk membuat computer chips
dsb
Katalisis:
Interaksi logam/ oksida logam dengan suatu adsorbate
meningkatkan laju reaksi (mis. catalytic converters).

Proses pada permukaan padat


1. Adsorbsi
Kinetika/aktifitas katalis pada permukaan
Elektrodinamis:
Korosi:
proses-proses
pada
elektroda
elektrokimia
2. Memperlambat laju proses elektrokimia
Proteksi Korosi: menggunakan inhibitor korosi
sehingga dapat mendeaktifasi/memperlambat
reaksi dipermukaan.
Berkaitan dengan kompetisi adsorpsi beberapa
zat di permukaan antar-fasa

Energi Bebas Permukaan


(SURFACE FREE ENERGY)
Atom dan molekul di antarfasa memiliki energi
Energi dan reaktifitas yang signifikan berbeda
atom/molekul spesi yang sama dalam bulk
Ketidak-seimbangan menghasilkan surface free energy

dari

ADHESI Pada Permukaan


1. Kerja KOHESI
Energy yang dibutuhkan untuk memisahkan dua
permukaan identik dari kontak menjadi terpisah
takterhingga/Infinite.
2. Kerja ADHESI
Energi yang dibutuhkan untuk memisahkan dua
permukaan yang tak-sama dari kontak menjadi terpisah
tak-terhingga.
Energy per unit area (mJ/m2; erg/cm2)

Antar-fasa (Interface)
Di antar-fasa (interface), akan terjadi perbedaan kecenderungan
setiap fasa untuk menarik molekulnya sendiri.
- Konsekuensinya, di permukaan antarmuka tersebut selalu terjadi
energi bebas yang minimum, yang merupakan jumlah bersih
(net) energi yang disebut energi antarmuka (interfacial energy)
dalam unit joules/cm2.
- Energi antarmuka dapat juga dinyatakan sebagai tegangan
permukaan dalam units millinewtons per meter.
Energi permukaan di antarmuka:
- dapat dirubah dengan menambahkan sejumlah solute yang
bermigrasi ke permukaan dan memodifikasi gaya molekular
dipermukaan, atau
- energi permukaan (planar interfacial boundary) menjadi
permukaan lengkung.

Gaya Molekuler di Antarfasa

Ekspansi Permukaan Cairan

Adhesi/Interaksi
antara
permukaan
dipengaruhi oleh jenis ikatan/interaksi antar
molekul :
Ikatan Hydrogen
Ikatan Logam
Ikatan Ionik
Ikatan Kovalen: Vd Walls,Dispersi/London, etc

Energi Bebas Permukaan


Proses membentuk permukaan baru equivalent
untuk memisah menjadi dua-setengah bagian
(two half spaces).
Energy Permukaan (Padat/Gas):
Untuk antarmuka cair/cair, selalu di-istilahkan
sebagai
Teganganantarmuka
/Interfacial
Tension
Untuk antarmuka Gas/Cair biasanya diistilahkan
sebagai Tegangan Permukaan
dengan unit gaya/unit panjang mN/m)
note: mN/m = mJ/m2

Ikatan Pada Permukaan


DUA Klasifikasi dibedakan berdasarkan besarnya enthalphi
adsorpsi.
Physisorpsi: long-range, tetapi tipe interaksi van der
Waals-type dengan mengabaikan pertukaran electron, dan
enthalpies ~Hcond (-HAD < 35 kJ/mol)
Chemisorpsi: pembentukan ikatan Kimia (kovalen, ionik,
metallik) dengan pertukaran elektron, serta HAD>35
kJ/mol
Enthalpy chemisorpsi sangat tergantung kuat pada penutupan
permukaan (interaksi)
Teknik Spectroscopi digunakan untuk memastikan terjadinya
chemisorpsi (contohnya IR atau XPS)

Sistem antar-fasa
metastabil (seringkali), karena menampilkan sifat-sifat
kesetimbangan dalam salah satu aspek, walaupun dari
aspek lain mungkin sistem tersebut tidak stabil.
Contoh: adsorpsi gas dipermukaan padat
Padat + Gas
Padat-Gas
Terjadi kesetimbangan termodinamis, tetapi:
kemungkinan partikel partikel padat sudah /dapat
mengalami perubahan/ kerusakan kristal setelah
berakhirnya reaksi dalam jangka waktu tertentu
Misalnya: terjadinya deaktifasi katalis dan diperlukan
regenerasi.

Antar-fasa (Interface) fasa


Pada antar-muka cair-padat, dimana pertemuan dua fasa

sering disebut sebagai pembasahan/wetting, faktor kritis


melibatkan sudut kontak.
Contoh:
butiran air diletakkan pada permukaan paraffin tetap
mempertahankan bentuk globular (sudut kontak praktis 180o).
sedangkan butiran air yang sama ditempatkan pada
permukaan gelas yang bersih akan menyebar menjadi lapisan
tipis (sudut kontak praktis 0o).
Studi sudut kontak menyatakan bahwa terdapat peranan
yang saling bergantungan dari energi antarmuka di tiga
perbatasan. Gambaran ini diilustrasikan pada Gambar
penampang tetesan cairan pada permukaan padat.

antarmuka padat-cair, Padat-Gas, dan Cair-Gas,


yang bertemu pada daerah linear pada O.
Interaksi padat-cair: melibatkan tiga
antarfasa;
antar-fasa cair-padat, Cair-uap (vapour, dan
padat-uap.
setiap antar fasa mempunyai tegangan
permukaan
Sudut antara tetes cair dan permukaan
padat
diasosiasikan
dengan
tegangan
permukaan dari tiga antarfasa sesuai
persamaan:

Sudut Kontak pada antar-muka dari tiga Fasa

Bila density cairan bertambah, maka tegangan


permukaan menurun.
Perhatikan tetesan yang lebih besar , tetesan
akan lebih rata (flatter) untuk radius dan volume
tertentu.
Gambar kedua, ketiga dan
Ke-empat adalah contohnya
skala berkurangnya
berurutan untuk
mengakomodasi lebar yang
lebih besar
Akhirnya tetesan menjadi
lebih lebar dan rata/datar

Tegangan permukaan berbagai zat dan variasi


kontak dengan fasa gas: -sangat bervariasi.
Cair

Dyne/cm

Air

72.80

Glycerol

64.00

Benzene

28.88

Propanol

23.70

Ethanol

22.10

Methanol

22.70

n-Octane

21.62

n-Hexane

18.43

Comparison of surface tension of different materials in contact with their


vapors.

BAGAIMANA INI BISA TERJADI?

Tegangan Permukaan
Air adalah agen pembersih
yang baik karena tegangan
permukaannya yang rendah
sehingga menjadikannya
"wetting agent" yang lebih
baik untuk masuk kedalam
pori dan retakan dalam
batuan daripada
menjembatani dengan
tegangan permukaan Sabun
dan detergen dapat
menurunkan tegangan
permukaan.

Anda mungkin juga menyukai