Anda di halaman 1dari 9

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan kita rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan
harapan. Adapun dalam makalah ini penulis membahas mengenai JUDUL.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih atas
dorongan dan bantuan dari segala pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Allah Swt. yang telah memberikan kesehatan kepada kita semua sehingga
makalah ini dapat terselesaikan
2. Ibu Indah Tri Susilowati, S.Si, M.Pd dan ibu Aulia Ratri Hapsari, S.Si,
M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah kimia analitik
3. Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi
4. Rekan rekan mahasiswa D IV Teknologi Laboratorium Medik atas
saran dan masukan dalam penulisan makalah ini
5. Seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu satu
Penulis memohon maaf apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu saran maupun kritik dari bapak / ibu
maupun rekan rekan semua yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua dan memberikan pemahaman
mengenai JUDUL.

Surakarta, 08 Oktober 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Mikroorganisme terdapat dimana - mana di lingkungan ini.
Sebenarnya seseorang telah terinfeksi sejak lahir, tetapi terinfeksi bagi
seseorang tidak selamanya berarti penyakit. Penyakit akan timbul bila
mikroorganisme

menyebabkan

kerusakan

fungsional

dan

struktural.

Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri ( Shulman dkk., 1994 ).


Penyebaran dan penularan penyakit infeksi pada manusia pada
dasarnya terjadi melalui tiga cara, inhalasi, ingesti, dan melalui vektor hewan
atau manusia lain. Cara penularan inhalasi melalui sistem respirasi. Cara
penularan ingesti, melalui makanan atau minuman yang dimakan. Dalam cara
penularan melalui vektor hewan atau manusia lain ada vektor atau tuan rumah
perantara bagi mikroorganisme penyebab yang berupa, hewan atau manusia
sebagai karier sebelum menjalar ke manusia lain dan menimbulkan penyakit (
Wattimena dkk., 1991 ).
Infeksi saluran kemih ( ISK ) merupakan salah satu penyakit dini yang
paling sering ditemukan di masyarakat termasuk di negara maju. Meskipun
sering dianggap sebagai penyakit tidak membahayakan, namun penyakit ini
cukup menjadi beban bagi penderita maupun masyarakat. Selain menjadi
beban sosial, ISK juga ternyata berdampak kepada meningkatnya beban
ekonomi. Di negara maju diperkirakan biaya yang harus dihabiskan untuk
penanganan ISK ini berkisar antara 2 - 6 milyar dolar setiap tahunnya ( Sotelo
& Westney 2003 ).
Dengan melihat kondisi tersebut maka perlu upaya lebih lanjut dalam
penanganan masalah infeksi. Upaya yang perlu diperhatikan adalah meliputi
upaya preventif atau usaha pencegahan, kuratif atau pengobatan dan
rehabilitasi atau pemulihan kondisi seperti keadaan semula ( Dahlan, 1998 ).

Upaya pencegahan dan pengobatan penyakit dengan antibiotik


merupakan suatu kemajuan dalam pelayanan kesehatan. Antibiotik merupakan
suatu obat yang dapat membunuh ataupun menghambat pertumbuhan bakteri.
Akan tetapi antibiotik juga merupakan kelompok obat yang termasuk sering
memberikan efek samping misalnya reaksi alergi baik ringan maupun berat,
mual dan muntah. Masalah yang penting adalah masalah resistensi atau
kekebalan bakteri terhadap antibiotik. Saat ini seluruh dunia telah mengalami
berbagai masalah akibat resistensi antibiotik. Penyalahgunaan antibiotik,
berupa pemberian antibiotic yang tidak tepat, tidak sesuai dosis dan tanpa
pengawasan dokter ternyata telah membuat jenis bakteri menjadi kebal
terhadap antibiotik tersebut. Hal ini dapat terjadi karena ternyata bakteri lama
- kelamaan dapat mengubah dirinya sehingga dapat bertahan terhadap
antibiotik yang menyerangnya ( Anonim, 2002 ).
Infeksi Staphylococcus sp. pada manusia cukup sering terjadi, tetapi
biasanya bersifat lokal pada tempat masuknya kuman. Tempat masuknya
kuman tersebut antara lain pada folikel rambut dan saluran pernafasan ( Todar,
2002 ). Tiga Staphylococcus sp. yang

berkaitan dengan medis adalah

Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus


saprophyticus.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana klasifikasi dan morfologi dari bakteri Staphylococcus Sp ?
2. Apa saja penggolongan bakteri Staphylococcus Sp ?
3. Apa perbedaan dari masing masing golongan Staphylococcus Sp ?
4. Bagaimana cara identifikasi bakteri Staphylococcus Sp dalam sampel
urine secara indirect ?
C. TUJUAN
1. Untuk

mengetahui

klasifikasi

dan

morfologi

dari

bakteri

Staphylococcus Sp.
2. Untuk mengetahui penggolongan dari bakteri Staphylococcus Sp.
3. Untuk mengetahui perbedaan dari macam macam bakteri
Staphylococcus Sp.

4. Untuk mengetahui cara identifikasi bakteri kuman Staphylococcus Sp


dalam sampel urine secara indirect.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Morfologi Bakteri
1. Bentuk bulat ukuran 1 mikron
2. Bergerombol
3. Tidak membentuk spora
4. Habitat pada makanan, minuman, dan telapak tangan
5. Tidak mempunyai flagel
6. Mengikat gram (+)
7. Flora normal dalam selaput lender
B. Klasifikasi Bakteri
Ordo

: Eubacteriales

Famili

: Micrococcaceae

Genus

: Staphylococcus

Spesies

: Staphylococcus Aureus
Staphylococcus Epidermidis
Staphylococcus Saprophyticus

C. Penggolongan Staphylococcus Sp
1. Staphylococcus Aureus pigmen kuning emas ( bakteri patogen )
2. Staphylococcus Saprofiticus pigmen kuning jeruk ( nama lain Citreus )
3. Staphylococcus Epidermidis pigmen putih keruh ( nama lain Albus )
D. Perbedaan Staphylococcus Sp
Perbedaan
Meragi MSA
Katalase Test
Koagulase Test
Konsentrasi garam
5-10%
Pigmen
Menghidrolisa

Strain Aureus

Strain

Strain

+
+
+
Hidup

Epidermidis
+
Mati

Saprofiticus
+
Mati

Kuning emas
+

Putih keruh
-

Kuning jeruk
-

eritrosit
Keterangan

1. Katalase Test :

Untuk mengetahui adanya enzim peroksidase dalam


Staphylococcus Sp.

Tes yang bertujuan untuk mengetahui atau membedakan antara


genus Staphylococcus Sp dan Streptococcus Sp.

2. Koagulase Test

Test yang bertujuan untuk membedakan antara Staphylococcus


yang patogen dengan yang tidak pathogen.
E. Identifikasi Bakteri Staphylococcus Sp Dalam Sampel Urine Secara
Indirect
Hari I

1. Lakukan sentrifugasi sampel urine dengan kecepatan 2500 rpm selama


5 menit
2. Suburkan di media penyubur ( Selenit, APW 1%, BHI )
3. Inkubasi selama 24 jam dengan suhu 37oC
Hari II

1. Lakukan pengamatan morfologi bakteri dari media penyubur dengan


pengecatan Gram diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran
100x + emersi oil
2. Tanam pada media BAP
3. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC
Hari III :
1. Lakukan pengamatan morfologi bakteri dari media BAP dengaan
pengecatan Gram diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran
100x + emersi oil
2. Lakukan Test Katalase dari media BAP
Prosedur Kerja

a. Ambil 2-3 ohse bulat NaCl steril letakkan pada obyek glass

b. Ambil satu koloni kuman dari media BAP menggunakan ohse


lurus
c. Homogenkan putar searah
d. Teteskan 1 tetes H2O2 3%
e. Lakukan pengamatan hasil : ( + ) terjadi gelembung gas
( - ) tidak terjadi gelembung gas
3. Tanam pada media MSA dan NA Miring
4. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC
Hari IV

1. Lakukan pengamatan hasil dari media MSA dan NA Miring


NA Miring: pengamatan pigmen
MSA

: pengamatan patogenitas dari bakteri

Kuning

: ( + ) meragi manitol

Merah orange

: ( - ) tidak meragi manitol

2. Lakukan pewarnaan Gram dari media NA Miring


3. Lakukan Test Koagulase dari media NA Miring
Prosedur kerja

a. Ambil 5 ohse bulat NaCl steril letakkan pada obyek glass


b. Ambil secukupnya koloni bakteri dengan menggunakan ohse bulat
c. Homogenkan hingga koloni larut
d. Teteskan 1 tetes Plasma Citrat dengan menggunakan pipet tetes
steril yang sedikit dilewatkan pada api atau secara aseptis
e. Lakukan pengamatan hasil

: ( + ) terjadi aglutinasi
( - ) tidak terjadi aglutinasi

4. Simpulkan hasil yang didapatkan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit infeksi merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Mikroorganisme terdapat dimana - mana di lingkungan ini.
Sebenarnya seseorang telah terinfeksi sejak lahir, tetapi terinfeksi bagi
seseorang tidak selamanya berarti penyakit.
Infeksi Staphylococcus sp. pada manusia cukup sering terjadi, tetapi
biasanya bersifat lokal pada tempat masuknya kuman. Tempat masuknya
kuman tersebut antara lain pada folikel rambut dan saluran pernafasan
( Todar, 2002 ). Tiga Staphylococcus sp. yang berkaitan dengan medis adalah
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus
saprophyticus.
Morfologi bakter Staphylococcus Sp. yaitu, bentuk bulat ukuran 1 mikron,
bergerombol, tidak membentuk spora, habitat pada makanan, minuman, dan
telapak tangan, tidak mempunyai flagel, mengikat gram (+), dan flora normal
dalam selaput lendir.
Perbedaan Staphylococcus Sp. dapat dibedakan dengan cara, Meragi,
MSA, Katalase Test, Koagulase Test, Konsentrasi garam 5-10%, serta
Pigmen.
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Gambar Morfologi ( Pengecatan Gram )

Gambar Staphylococcus Aureus

Gambar St. saprophyticus

Gambar Koloni St.epidermidis di media BAP

Anda mungkin juga menyukai