Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Reading:

Suplementasi Zinc dan Kadar Serum Zinc Selama Diare


Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RST dr. Soedjono Tingkat II Magelang

Disusun Oleh :
Alvito Wira Tiza
1510221044
Pembimbing :
Letnan Kolonel dr.Roedi Djatmiko. Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONALVETERAN
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Jurnal Reading:
Suplementasi Zinc dan Kadar Serum Zinc Selama Diare

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RST dr. Soedjono Tingkat II Magelang

Disusun Oleh :
Alvito Wira Tiza
1510221044

Telah Disetujui dan Disahkan


Magelang, Juni 2016
Dokter Pembimbing

Letnan Kolonel dr. Roedi Djatmiko. Sp.A

Suplementasi Zinc dan Kadar Serum Zinc Selama Diare


Abdullah H. Baqui, Robert E. Black, Christa L. Fischer Walker, Shams Arifeen,
Khalequz Zaman, Mohammad Yunus, Mohammad A. Wahed and Laura E.
Caulfield
Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Department of International
Health, Baltimore, Maryland (AHB, REB, CFW, LEC) and International Centre
for Diarrheal Diseases Research, Bangladesh (ICDDR,B), Dhaka, Bangladesh
(AHB, SA, KZ, MY, MAW)
Abstrak
Objektif : Defisiensi zinc merupakan hal yang sering terjadi pada negara
berkembang dan lebih sering terjadi saat diare. Suplementasi dengan zinc dapat
memperbaiki gejala diare dan mengkoreksi defisiensi zinc baik jangka pendek
maupun jangka panjang.

Metode : Kami melakukan studi penyaringan dengan randomisasi cluster


percobaan pengobatan. Sebanyak 50 anak dengan diare dalam kelompok yang
menerima pengobatan diare, dan sebanyak 50 anak dengan diare dalam kelompok
kontrol, dan sebanyak 50 anak sehat dalam kelompok kontrol dijadikan sebagai
sampel. Kami memeriksa serum zinc pada episode awal diare, saat 1-3 hari
setelah suplementasi zinc dimulai dan sekali lagi saat 1 minggu setelah diare
sembuh dan suplementasi dihentikan. Karakteristik dasar dan konsentrasi serum
zinc turut dinilai.
Hasil : Didapatkan serum zinc yang rendah sebesar 44% pada anak sehat pada
saat pengambilan darah yang pertama. Dibandingkan dengan kelompok kontrol
yang sehat, serum zinc sebesar 3,1 mmol/L, lebih tinggi pada anak dengan diare
yang menerima suplementasi zinc pada pengambilan darah yang pertama dan
lebih tinggi 1,3 mmol/L lebih tinggi dalam 3 minggu kemudian.
Kesimpulan : Suplementasi zinc meningkatkan konsentrasi serum zinc saat
diberikan sebagai pengobatan untuk diare dan dapat membantu anak mendapatkan
status zinc yang lebih adekuat pada masa penyembuhan.
[Indian J Pediatr 2006; 73 (6) : 493-497]
Defisiensi zinc prevalensinya tinggi pada anak-anak di negara berkembang
dan merupakan salah satu faktor resiko mayor untuk anak miskin sehat yang
tercatat ada lebih dari 800.000 anak yang meninggal setiap tahunnya, termasuk
sebesar 10% kematian karena diare. Insufisiensi diet zinc sering menyerang
selama episode diare diukur berdasarkan kehilangan zinc bersih pada feses.
Suplementasi zinc selama diare mengurangi durasi dan keparahan diare dan resiko
diare berulang dan kejadian infeksi akut saluran nafas bawah. Saat ini
direkomendasikan bahwa semua anak-anak usia dibawah 5 tahun menerima 20mg
suplementasi zinc untuk 10-14 hari sebagai bagian dari terapi klinis untuk diare.
Bagaimana zinc mempunyai efek terapetik dan preventif belum
sepenuhnya dimengerti. Zinc adalah mineral esensial untuk pertumbuhan sel
manusia, diferensiasi dan sintesis DNA dan sekarang diketahui untuk
memperbaiki dan membantu penyerapan elektrolit, meningkatan regenerasi dari
epitel usus, meningkatkan aktivitas dari enzim-enzim brush border dan
menigkatan fungsi imun secara keseluruhan. Pengertian yang lebih baik mengenai

mekanisme proteksi mungkin diketahui apabila diketahui lebih banyak mengenai


efek jangka pendek dari suplementasi terhadap status zinc, yang diketahui sebagai
serum zinc. Saat ini, studi menilai konsentrasi serum zinc sebelum diare, saat
terjadi diare dan sekali lagi pada hari ke 14 pada kedua kelompok yang menerima
suplementasi zinc dan kelompok kontrol secara umum menunjukan bahwa
konsentrasi zinc lebih tinggi di akhir suplementasi. Pada studi ini, penyaringan
dalam masing-masing kelompok dengan percobaan randomisasi acak dari terapi
zinc untuk diare yang kami nilai dengan konsentrasi serum zinc anak dengan diare
pada 1-3 hari setelah suplementasi inisial diberikan, sama baiknya dengan efek
yang berlangsung selama 1 minggu setelah suplementasi zinc hari ke 14 untuk
menentukan apabila konsentrasi serum zinc lebih tinggi terus berlanjut bahkan
sampai suplementasi telah dihentikan.
Materi dan metode
Sebelumnya telah dilaporkan desain studi dan dampaknya dalam 2 minggu
terapi zinc untuk diare pada infeksi akut saluran nafas bawah dan tingkat kejadian
dan mortalitasnya di kelompok percobaan rendomisasi di Matlab Field, daeraH
ICDCDR,B; Centre of Health and Population Research. Tiga puluh area cluster
sekitar Matlab ICDDR,B Hospital, masing-maisng sekitar 200 anak berusia 3-59
bulan, secara acak dialokasikan untuk diintervensi dan dibandingkan setiap
areanya. Setiap cluster dilayani oleh suatu komunitas pekerja kesehatan. Dari
November 1998 Oktober 2000, semua anak-anak usia 3- 59 bulan dimasukan
dalam sampel.
Komunitas pekerja kesehatan dan Bari Mothers community (volunteers)
diberikan paket solusia rehidrasi oral (ORS) dan mengedukasi untuk
memeberikan pada orang tua yang mencari pengobatan untuk anak dengan diare
pada kedua tempat intevensi dan area kontrol. Di tempat intervensi, komunitas
pekerja dan BMs juga mendistribusikan sirup zinc dan menginstruksikan pada ibu
bagaimana memberikan sirup tersebut untuk anaknya. Sirup ini berisi 20 mg Zinc
Asetate yang terdapat dalam 5 ml syrup yang diberikan sehari sekali selama 14
hari tanpa memperhatikan durasi dari diare. Baik ORS dan zinc disediakan secara

gratis. Pada masing-masing komuniti, komunitas pekerja kesehatan dan BMs


mendistribusikan ORS dan memberikan masukan dalam hal nutrisi makanan.
Untuk menilai perbedaan antara konsentrasi serum zinc pada anak diare
dengan suplementasi zinc dan anak-anak tanpa infeksi, spesimen darah yang
diperiksa dalam 3 kelompok anak : 1). Anak dengan diare akut pada kelompok
pngobatan suplementasi zinc setelah 1-3 hari diberikan suplementasi zinc, dan
pada hari ke 21 (1 minggu setelah melengkapai 14 hari pengobatan), 2). Anak
dengan diare akut pada kelompok kontrol di hari ke-3 diare dan 21 hari setelah
pengambilan darah, 3).

Kelompok anak yang sehat di area kontrol (tidak

menderita diare selama sedikitnya 2 minggu sebelum spesimen darah diambil).


Ukuran sample dihitung untuk melihat 11% perbedaan (80% kekuatan dan 95%
tingkat kepercayaan) dalam serum zinc rata-rata setelah 14 hari suplementasi
antara anak diare yang diberikan suplementasi zinc dan tidak diberikan
suplementasi. Lima puluh anak dengan diare akut dari desa menerima
suplementasi zinc yang telah dipilih selama tahun studi. Setiap anak dari desa ini
dimasukan dengan usia (dalam 1 bulan) dan penyocokan jenis kelamin anak
dengan diare akut dari pedesaan kelompok kontrol dan anak tanpa diare telah
dipilih. Anak dari area kontrol telah terpilih dalam satu minggu seleksi anak pada
kelompok pengobatan untuk sekaligus menghitung pengaruh musiman. Banyak
cluster kelompok percobaan randomisasi dan seleksi subjek dari studi
dideskripsikan dalam Fig.1

Semua anak-anak yang terseleksi dibawa ke Matlab Hospital untuk


pemeriksaan darah. Pengambilan 3 ml darah yang diambil via venipuncture
menggunakan tabung plastik/spuit yang secara hati-hati dibersihkan untuk
mengambil zinc bebas. Sampel darah yang sesegera mungkin di sentrifugasi,
dibekukan dalam suhu -20C, dan di trasnfer dalam es ke laboratorium ICDDRB
di Dhaka merupakan konsentrasi serum zinc yang dihitung menggunakan atomic
absorption spectrophotometry (AAS, Perkin Elmer odel 3100). Sebuah uji
bersertifikat kontrol elemen serum digunakan setiap hari untuk memastikan
akurasi dan presisi (UTAK Lab Inc., California, USA). Semua analisis lab
mengaburkan status intervensi dari anak-anak sampe diare.
Sebanyak 50 anak dalam setiap kelompok, terdapat 45 anak yang dalam
kelompok pengobatan zinc dan 43 anak dengan diare akut dalam grup kontrol
menjalani pengambilan sampel darah kedua (Fig 1). Sebanyak 238 sampel darah,
11 diantaranya telah terkontaminasi, cukup atau terlalu dihemolisasi. Sampel dari
anak-anak indeks diare dan kontrol diare yang tidak memiliki pencocokan darah
pertama dan kedua hasil imbang dikeluarkan. Sebanyak 37 anak dalam index
diare, sebanyak 42 dalam kontrol diare dan 50 anak sehat dimasukan dalam
analisa.

Studi ini telah disetujui oleh komite etik ICDDR;B dan John Hopkins
Bloomberg School of Public Health. Kami melakukan informed consent secara
verbal dari kepala desa kepada orang tua untuk studi ini.
Analisis statistik dianalisis dengan program statistik STATA 8.0.
Perbedaan rata-rata pada karateristik dasar antara kelompok yang meneriman
suplementasi zinc dan kelompok kontrol telah dianalisa serta variansinya.
Perbedaan antara proporsi dinilai dengan analisis chi-square. Konsentrasi serum
zinc rata-rata untuk setiap pengambilan darah pada setiap kelompok dijumlahkan,
sama baiknya dengan proporsi setiap kelompok anak dengan konsentrasi kurang
dari 9,9 mol/L, titik potong yang direkomendaskan untuk defisiensi perhitungan
zinc pada anak kecil. Perbandingan dari rata-rata serum zinc pada masing-masing
waktu telah dinilai dengan kontrol multiple regresi linear. Sehubungan tidak
terdapat perbedaan pada konsentrasi serum zinc rata-rata berdasarkan jenis
kelamin, kami menggabungkan kelompok jenis kelamin untuk mengurangi
variansi pada perhitungan serum zinc. P value < 0,05 telah dipertimbangkan
dinilai signifikan secara statistik. Untuk perbandingan rata-rata konsentrasi serum
zinc setelah episode diare dan selama diare ditambahkan ke uji regresi.
Hasil
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada karakteristik anak pada
masing-masing kelompok yang digunakan dalam studi (Table 1). Semua anak
dengan diare dari kelompok intervensi zinc dan pedesaan kontrol memiliki
pengambilan sampel darah dalam 1-4 hari setelah mulai terjadi diare (1-3 hari
setelah intervensi zinc di pedesaan).
Anak sehat memiliki kontrol rata-rata konsentrasi serum zinc sebesar
10,0 mol/L (+1,7), ambang batas bawah yang direkomendasikan untuk defisiensi
zinc, 44% memiliki konsentrasi serum zinc lebih rendah dari 9,9 mol/L. Anak
dengan diare yang tidak menerima suplementasi zinc memiliki konsentrasi serum
rata-rata hampir sama dengan kontrol sehat (Table 2). Anak dengan diare yang
diberikan suplementasi zinc secara signifikan memiliki konsentrasi serum zinc
rata-rata lebih tinggi pada sat pemeriksaan darah pertama (13,1 mol/L) dan 1

minggu setelah suplementasi dihentikan (11,3 mol/L) lebih tinggi dibandingkan


dengan kontrol (Table 2.)
Lamanya diare tidak mempengaruhi konsentrasi serum zinc rata-rata
pada pemeriksaan darah kedua saat dimasukan dalam analisis regresi. Anak yang
menerima suplementasi zinc mempunyai durasi diare yang lebih sebentar ( 4,5 +3,6 hari) dibandingkan dengan anak-anak dnegan diare yang tidak menerima zinc
( 7,0 +- 5,7 hari).

Diskusi

Studi ini menginvestigasi langsung dan berkelanjutan respons biokimiawi


dari suplementasi zinc pada konsentrasi serum zinc dalam konteks kelompok
percobaan acak kontrol dari pengobatan zinc untuk diare. Dari desain berdasarkan
komunitas, tidak mungkin untuk mengumpulan sampel darah dari semua anak
kecil dnegan diare yang sebelumnya mendapat pengobatan zinc, bagaimanapun,
mengingat tugas acak untuk pedesaan masih mungkin untuk membuat
perbandingan setelah pengobatan mengenai perubahan status zinc dengan
suplementasi zinc regimen 14 hari.
Hasilnya mengindikasikan bahwa defisiensi zinc itu sering terjadi pada
anak sehat di Bangladesh; 44%, berdasarkan pada potongan persentil 2,5th pada
studi populasi; ini menunjukan status zinc masing-masing yang kurang pada anakanak ini dan mencerminkan tingginya prevalensi defisiensi zinc pada anak
dibawah 5 tahun di Bangladesh. Anak dnegan diare yang tidak diobati dengan zinc
mempunyai konsentrasi kadar serum zinc (69%, dibawah batas ambang), terjadi
signifikan dibanding anak yang sehat (p<0,05) dimana keduanya lebih banyak
anak defisiensi zinc berada pada resiko diare yang lebih besar. Atau pergeseran
zinc dari darah ke hati selama infeksi. Hasil ini sama halnya dengan studi
sebelumnya di bangladesh mewakili anak dengan diare.
Setelah 1-3 hari suplementasi, anak-anak yang diobati dengan zinc
mempunyai konsentrasi serum zinc yang lebih tinggi secara signifikan dibanding
dengan anak yang tidak disuplementasi yang menderita diare atau yang sehat.
Walaupun penyesuaian tidak secara spesifik dihitung dalam hal ini, anak yang
tinggal di desa dengan konsumsi zinc rata-rata 7 tablet perhari. Pada masa yang
mutlak. perbedaanya adalah sebesar 3,1-3,7 mol/L, dan waktu diperteimbangkan
hubungannya sampel dengan variabilitas, sebesar 1SD. Satu minggu setelah
menyelesaikan 14 hari regimen zinc, konsentrasi serum zinc lebih rendah selama
supementasi, tetapi tetap lebih tinggi secara signifikan pada yang sehat ( 1,3
mol/L atau 0,77 SD). Hal ini lebih tinggi daripada kelompok kontrol anak
dengan diare (0,8 mol/L atau 0,38 SD), walaupun perbedaannya tidak terlalu
signifikan. Hal ini dapat dikarenakan kecilnya sampel. Efek pada status zinc
bertahan sampai melampaui pemberian suplemen. Hasil ini konsisten besarnya
dengan percobaan oleh Raquib et al. Pada setiap anak Bangladesh dengan shigella

disentri yang secara acak menerima 20 mg zinc dicampur dengan multivitamin


atau multivitamin saja selama 14 hari sebagai tambhan pengobatan antibiotik dan
dievaluasi sesuai dasarnya, 7 hari dan 30 hari (16 hari setelah suplementasi). Pada
studi tersebut, konsentrasi serum zinc adalah sebanyak 0,76 mol/L lebih tinggi
saat 7 hari dan 1,22 mol/L lebih tinggi dari kelompok kontrol setelah 30 hari.
Sebagaimana pengamatan percobaan ini, peningkatan zinc melampui waktu
seharusnya pada kelompok kontrol, namun konsentrasi serum zinc terus
meningkat walaupun 16 hari setelahsuplementasi. Satu minggu setelah
suplementasi, konsentrasi serum zinc pada anak-anak percobaan menunjukan
bukti penolakan selama suplementasi, namun pada studi Raquib et al. Konsentrasi
serum zinc terus meningkat dan tetap lebih tinggi dari batas dasar walaupun 16
hari setelah suplementasi. Menetapnya konsentrasi serum zinc yang tetap tinggi
berikut suplementasi pada anak-anak yang lebih muda mungkin tidak bersifat
universal, faktor perantara hal ini belum teridentifikasi.
Suplementasi zinc telah memeperlihatkan keuntungan yang terus menerus
pada anak walaupun suplementasi telah dihentikan. Percobaan pengbatan masa
pendek memeperlihatkan penurunan pada kedua insidensi dan prevalensi dari
diare dan infeksi saluran pernafasan bawah akut pada dalam bulan-bulan setelah
pengobatan datu episode diare. Hal ini mungkin suatu respon biokimia menetap
untuk pengobatan zinc seperti terlihat disana adalah sebagian bertanggung jawab
untuk efek ini. Kekhawatiran mengenai penggunan plasma atau konsentrasi serum
zinc sebagai suatu indikasi status zinc perorang. Strand et al. Menemukan bahwa
serum zinc telah dipengaruhi oleh keberadaan gejala klinis atau penyakit pada
anak dnegan diare. Anak ini diambil darah pada percobaan ini tidak mempunyai
penyakit tambahan. Pada studi baru-baru ini plasma berhubungan dnegan
perubahan asupan diet zinc dan indikator kinetiknya status zinc pada laki-laki
dewasa dengan tidak terdapatnya infeksi. Pada tingkat populasi, serum zinc
sebagai suatu indikator berguna untuk seluruh status zinc dan pergeseran dalam
nutrisi zinc. Studi ini memperlihatkan bahwa pengobatan zinc untuk anak-anak
diare menggantikan penyimpanan zinc segera setelah suplementasi dan menjaga
status zinc agar teteap meningkat pada minggu-minggu saat sakit. Studi lebih
lanjut dibutuhkan untuk menggambarkan hubungan antara konsentrasi zinc dan

status zinc seluruh tubuh sewaktu sakit untuk memahami mekanisme apakah
regimen jangka pendek dari zinc efektif sebegai agen terapi untuk anak-anak
dengan diare dan infeksi sering lainnya dan terus memiliki manfaat setelah
periode suplementasi.

CRITICAL APPRAISAL

CRITICAL APPRAISAL
NO
KRITERIA
Judul dan Pengarang
1
Jumlah kata dalam judul <12 kata
2
Deskripsi Judul
3
Daftar penulis sesuai aturan jurnal
4
Korespondensi Penulis
5
Tempat dan waktu penelitian dalam judul
Abstrak
1
Abstrak 1 paragraf
2
Mencakup IMRC
3
Secara keseluruhan informatif
4
Tanpa singkatan selain yang baku
5
Kurang dari 250 kata
Pendahuluan
1
Terdiri dari 2 bagian atau 2 paragraf
2
Paragraf pertama mengemukakan alasan
3

YA (+) TIDAK (-)


+ ( 7 kata )
+
+
+
-

-(4 paragraf)
+
+
+
+ (192 kata)
+
+

penelitian
Paragraf kedua menyatakan hipotesis atau +

tujuan penelitian
4
Didukung oleh pustaka yang relevan
5
Kurang dari 1 halaman
Bahan dan Metode Penelitian
1
Jenis dan rancangan penelitian
2
Waktu dan tempat penelitian
3
Populasi sumber
4
Teknik sampling
5
Kriteria inklusi
6
Kriteria ekslusi
7
Perkiraan dan perhitungan besar sampel
8
Perincian cara penelitian
9
Blind
10
Uji statistik
11
Program komputer
12
Persetujuan subjektif
Hasil
1
Jumlah Subjek
2
Tabel karakteristik subjek
3
Tabel hasil penelitian
4
Komentar dan pendapat penulis ttg hasil
5
Tabel analisis data dengan uji

+
+
+ (Prospektif)
+
+
+
+
+
+
2 blind (responden)
+
+
+
+
+
+
+
-

Pembahasan, Kesimpulan, Daftar, Pustaka


1
Pembahasan dan kesimpulan terpisah
+
2
Pembahasan dan kesimpulan dipaparkan +
3

dengan jelas
Pembahasan

4
5
6
7
8
9

sebelumnya
Pembahasan sesuai landasan teori
Keterbatasan penelitian
Simpulan utama
Simpulan berdasarkan penelitian
Saran penelitian
Penulisan daftar pustaka sesuai aturan

mengacu

dari

penelitian +
+
+
+
+
+

Anda mungkin juga menyukai