Anda di halaman 1dari 2

NOMOR 1

Bonus demografi baik dari segi produksi maupun konsumsi sama- sama belum kuat
fondasinya menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Minimnya penguatan investasi dalam sumber daya
manusia seperti perbaikan infrastuktur pendidikan, perbaikan kualitas gizi, maupun hal sejenisnya
belum begitu diperhatikan. Hal tersebut masih kita lihat dari tingginya angka rasio ketergantungan
antar provinsi maupun indeks rasio gini yang masih mengindikasikan bahwa ketimpangan dalam
demografi kita yang masih menganga
Banyaknya pekerja informal dengan kualitas kerja yang belum mumpuni belumlah
kompetitif untuk menghasilkan industrialisasi yang sifatnya strategis. Adapun dari segi konsumsi,
munculnya kelas menengah baru di Indonesia sebagai wujud konsumtif harus diakui sebagai mesin
pertumbuhan ekonomi melalui segmen Produk Domestik Bruto.
Namun demikian, kelas menengah Indonesia terlalu dimanjakan dengan kebijakan pemerintah
sehingga membuat kreativitas dalam
berproduksi
menjadi
berkurang. Hal inilah yang
kemudian membuat kelas menengah di Indonesia berjalan stagnan dan tidak ada perubahan;
dengan kata lain, sama sekali hanya menonjolkan sisi konsumtifnya yang besar saja. Adapun ditinjau
dari pemahaman teoritis dan praktis, korelasi bonus demografi Indonesia dan pertumbuhan ekonomi
adalah kasus unik yang dalam teori ekonomi kependudukan. Dalam satu sisi, segi produksi dari
bonus demografi belum menjadi fondasi kuat bonus demografi. Namun pada saat bersamaan,
konsumsi bonus demografi justru menopang pertumbuhan ekonomi. Maka disitulah letak
keunikannya, ketika teori ekonomi kependudukan melihat produktivitas dari bonus
demografi menjadi mesin pertumbuhan ekonomi, dalam kasus Indonesia, malah justru segi
konsumsi bonus demografi yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi.
NOMOR 2
E-Budgeting merupakan salah satu bentuk aplikasi e-government dalam bidang anggaran. Ebudgeting bisa diartikan sebagai informasi data- data keuangan melalui teknologi guna membantu
meningkatkan keterbukaan dan akuntabilits pemerintah. Dimana sistem ini menyangkut pengelolaan
uang rakyat (public money) yang dilakukan secara transparan, efesien, rasional dan berkeadilan
termasuk dalam pengertian ini adalah adil secara gender sehingga tercipta akuntabilitas publik
(public accountability).
Jawaban :
Penerapan E-Budgeting mendukung adanya transparansi dalam penyusunan perencanaan,
pembahasan, pengelolaan serta pengawasan APBD melalui fasilitas IT/Information Technology.
Pentingnya pemerintah daerah melakukan transparansi dan akuntabilitas anggaran di era otonomi
daerah dapat dilihat dalam dua hal, yaitu sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban pemerintah
kepada rakyat terkait alokasi dana dari pajak rakyat dan upaya peningkatan manajemen pengelolaan
dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan mengurangi kesempatan praktek kolusi, korupsi
dan nepotisme (KKN).
Dalam rangka pertanggungjawaban publik, pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan
optimalisasi anggaran yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Proses anggaran yang telah disepakati antara pemerintah daerah merupakan amanat
rakyat. Ini adalah tantangan untuk menunjukkan bahwa sebagai pihak yang bertanggungjawab akan
kepentingan rakyat pemerintah daerah harus memposisikan dirinya pada posisi yang tepat.
Oleh karena itu, E-Budgeting sebagai sarana transparansi anggaran yang efektif dan praktis
diharapkan mampu berfungsi sebagai kontrol dan monitoring terhadap alokasi anggaran oleh
masyarakat (apakah ada kalkulasi yang jelas antara input dengan output dan apakah anggaran yang

ada benar-benar dialokasikan untuk


berbenah diri.

kepentingan

masyarakat), sehingga pemerintah dapat lebih

NOMOR 4
KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah terkait dengan tingkat pengeluaran dan pendapatan.
Kebijakan fiskal menjabarkan perilaku pemerintah dalam meningkatkan pendapaaan untuk mendanai
pengeluaran rutin dan untuk mentransfer pembayaran kepada masyarakat yang menjadi
tanggungjawab pemerintah. Pendapatan dapat diperoleh dari menghimpun pajak dan pinjaman.
Kebijakan fiskal mempengaruhi variabel ekonomi makro seperti tingkat pekerjaan, tingkat harga, dan
tingkat GDP.
Tujuan dari kebijakan fiskal adalah untuk memastikan stabilitas ekonomi, untuk mengalokasikan dana
pemerintah, dan untuk meningkatkan distribusi pendapatan.
Jawaban :
Berdasarkan kebijakan fiskal salah satu pendapatan dapat diperoleh dari menghimpun pajak.
Salah satu sumber penghimpunan pajak pemerintah adalah entitas bisnis. Besar kecilnya pajak
yang dihimpun berdasarkan kebijakan fiskal pemerintah akan mempengaruhi kegiatan
ekonomi suatu entitas. Sehingga peran akuntan dalam melaporkan informasi ekonomi suatu
perusahaan akan sangat berhubungan dengan kebijakan fiskal ini. Sebagai contoh, besarnya
tarif pajak yang ditetapkan pemerintah terhadap entitas usaha akan mempengaruhi pengakuan
dan pencatatan dalam laporan laba komprehensif dan mempengaruhi besarnya laba berseh
setelah pajak suatu entitas.
Kebijakan fiskal juga mempengaruhi variabel ekonomi makro seperti tingkat pekerjaan,
tingkat harga, dan tingkat GDP. Suatu entitas usaha (perusahaan) berisi tenaga kerja, dan
kedua jenis perusahaan baik perusahaan jasa dan manufaktur akan menetapkan harga
terhadap produknya, serta melakukan perhitungan terhadap biaya gaji karyawan yang
dipengaruhi oleh internal perusahaan dan kebijakan pemerintah (terhadap GDP). Oleh karena
itu kebijakan fiskal sangatlah berhubungan dengan akuntansi
NOMOR 3
Sepik sendiri yaa hehehehe .

Anda mungkin juga menyukai