Pengertian
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui
pembukaan yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari
suatu
(Lewis,SM, 2003).
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus
inguinalis internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar
rongga
abdomen
melalui
anulus
inguinalis
externa/medialis
inginalis
di
atas
kantong
skrotum,
disebabkan
oleh
Anatomi Fisiologi
Otot-otot dinding perut dibagi empat yakni musculus rectus
abdominis,
musculus,
obliqus
abdominis
internus,
musculus
ke
medio-kaudal,
sejajar
ligamentum
inguinalis,
internus
yag
merupakan
bagian
terbuka
dari
fasia
ini
dapat
menyebabkan
terjadinya
hernia
inguinalis
(Martini, H 2001)
C
Klasifikasi
Hernia inguinalis, terdiri dari 2 macam yaitu :
1.
2.
Etiologi
Menurut Black,J dkk (2002).Medical Surgical Nursing, edisi 4.
Pensylvania: W.B Saunders, penyebab hernia inguinalis adalah :
Kelemahan jaringan
2.
3.
Trauma
Obesitas
2.
3.
Mengejan Konstipasi
4.
Kehamilan
5.
Batuk kronik
6.
Hipertropi prostate
Patofisiologi
Hernia
berkembang
ketika
intra
abdominal
mengalami
saja
akan
menyebabkan
suatu
kelemahan
mungkin
dan
mengakibatkan
kerusakan
yang
sangat
keadaan
relaksasi
otot
dinding
perut,
bagian
yang
Manifestasi Klinik
1.
2.
3.
4.
5.
Kembung
6.
7.
Gelisah
8.
Dehidrasi
9.
Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
Komplikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Manajemen bedah
b.
c.
Ambulasi
dini
meningkatkan
jika
tidak
kenyamanan
ada
kontraindikasi
untuk
dan
menurunkan
resiko
h.
i.
3.
Discharge Planning :
a.
Hindari
faktor
mengkonsumsi
pendukung
diet
tinggi
seperti
serat
konstipasi
dan
masukan
dengan
cairan
adekuat.
J
Penatalaksanaan
1.
Konservatif
a.
Celana penyangga
d. Istirahat baring
e.
Pengobatan
dengan
pemberian
obat
penawar
nyeri,
2.
Pembedahan (Operatif) :
a.
b.
c.
transversus
internus
dan
muskulus
ablikus
rencana
operasi
3.
Kurang
pengetahuan
tentang
penyakit,
perawatan
dan
mengetahui
sumber-sumber
informasi,
terbatasnya
kognitif pasien.
4.
5.
No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Nyeri Akut
b/d agen
injuri fisik
Setelah dilakukan
askep . jam
nyeri
terkontrol,
peningkatan
kenyamanan
dengan KH:
Klien
melaporkan
nyeri berkurang,
skala nyeri 2-3
Ekspresi wajah
tenang & dapat
istirahat, tidur.
V/S dbn (TD
120/80 mmHg,
N: 60-100 x/mnt,
RR: 16-20x/mnt).
Manajemen nyeri :
Observasi
nyamanan.
Kolaborasi pemberian
mengurangi nyeri.
analgetik
untuk
Monitor
penerimaan
manajemen nyeri.
klien
tentang
Monitor V/S
Cemas
berhubunga
n
dengan
krisis
situasional,
rencana
operasi
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama .... x 24
jam, cemas klien
terkontrol.
Penurunan kecemasan
Kriteria Hasil
a.
Ekspresi
wajah tampak
tenang, rileks
dan
kooperatif.
b.
Mengenali,
mengungkapk
an
dan
menunjukkan
teknik untuk
mengontrol
kecemasan.
c.
d.
Menemukan
sikap tubuh,
ekspresi
wajah, isyarat
dan
tingkat
kegiatan yang
menggambar
kan
berkurangnya
penderitaan.
Tentukan kemampuan
mengambil keputusan
Menunjukkan
beberapa
Peningkatan Koping
kemampuan
untuk
Hargai pemahaman
menenangkan
proses penyakit
diri
pasien
pasien
untuk
tentang
dengan klien.
Kurang
pengetahua
n
tentang
penyakit,
perawatan
dan
pengobatan
nya
berhubunga
n
dengan
kurangnya
informasi,
tidak
mengetahui
sumbersumber
informasi,
terbatasnya
kognitif
pasien.
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama .... x 24
jam, pengetahuan
klien meningkat.
Dengan Kriteria
Hasil
a.
b.
Pasin
mengungkapk
an pengertian
tentang
proses
penyakit dan
pengobatan.
Berpartisipasi
dalam
pengobatan
Peningkatan pengetahuan
Ikutsertakan
keluarga lain.
Diskusikan
pilihannya.
keluarga
tentang
atau
untuk
anggota
terapi
dan
Risiko
infeksi b/d
adanya luka
operasi,
imunitas
tubuh
menurun,
prosedur
invasive
Setelah dilakukan
askep . jam
risiko infeksi
Terkontrol,
terdedekti dg
KH:
Kontrol infeksi :
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
lain.
Batasi pengunjung bila perlu dan anjurkan u/
istirahat yang cukup
Bebas
dari
tanda & gejala
Anjurkan keluarga untuk cuci tangan
infeksi
sebelum dan setelah kontak dengan klien.
Angka
normal
11.000)
Suhu normal
( 36 37 c
lokal.
Monitor hitung granulosit dan WBC.
Monitor kerentanan terhadap infeksi.
Sindrom
defisit
self
care
b/d
kelemahan,
penyakitnya
mempunyai
4. ETIOLOGI
Hernia terjadi karena dinding otot yang melemah atau membran yang secara
normal menjaga organ tubuh pada tempatnya melemah atau mengendur. Hernia
kebanyakkan diterita oleh orang yang berusia lanjut, karena pada usia lanjut otot
otot mulai melemah dan mengendur sehingga peluangnya sangat besar untuk
terjadi hernia. Pada wanita sebagian besar hernia diakibatkan karena obesitas
( berat badan yang berlebih ). Hal lain yang dapat mengakibatkan hernia antara
lain :
1. Mengangkat barang yang terlalu berat
2. Batuk
3. Penyakit kronik paru paru
4. Akibat sering mengejan pada saat buang air besar
5. Gangguan metabolisme pada jaringan ikat
6. Asites (penumpukan cairan abnormal di dalam rongga perut)
7. Diare atau kejang perut
8. Kehamilan
9. Aktifitas fisik yang berlebihan
10. Bawaan lahir (kongenital)
Hal hal diatas merupakan beberapa contoh penyebab terjadinya hernia yang
perlu diwaspadai
5. KLASIFIKASI
Secara umum hernia terbagi atas dua jenis , yaitu :
1. Hernia Internal
Hernia yang terjadi di dalam tubuh penderita sehingga tidak dapat dilihat dengan
mata. Contohnya hernia diaphragmatica.
2. Hernia Eksternal
Hernia yang dapat dilihat oleh mata dikarenakan benjolan hernia menembus
keluar sehingga dapat dilihat oleh mata.
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :
1. Hernia bawaan (kongenital)
2. Hernia kongenital sempurna
Karena adanya defek pada tempat-tempat tertentu.
1. Hernia kongenital tak sempurna
Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tetapi ia mempunyai defek pada
tempat-tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan setelah lahir akan terjadi
hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intra
abdominal.
1. Hernia yang didapat (akuisita)
Berdasarkan letaknya, hernia dibagi menjadi :
1. Hernia diafragma yaitu menonjolnya organ perut kedalam rongga dada
melalui lubang pada diafragma (sekat yang membatasi rongga dada dan
rongga perut).
2. Hernia inguinal
3. Hernia umbilical yaitu benjolan yang masuk melalui cincin umbilikus
(pusar)
4. Hernia femoral yaitu benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis.
Hernia femoralis
Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anamoli kongenital atau karena sebab yang
didapat. Hernia inguinalis timbul paling sering pada pria dan lebih sering pada sisi
kanan dibandingkan pada sisi kiri. Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme
yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang
berjalan miring, adanya struktur m.oblikus internus obdominis yang menutup
annulus inguinalis internus ketika bekontraksi, dan adanya fasia transversa yang
kuat menutupi trigonum Hasselbach yang umunya hampir tidak berotot. Faktor
paling kausal yaitu adanya proses vaginalis (kantong hernia ) yang terbuka,
peninggian tekanan didalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut
karena usia.
1. Hernia inguinalis medialis
Hernia inguinalis direk ini hamper selalu disebabkan oleh factor peninggian
tekanan intraabdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum
Hesselbach. Oleh karena itu , hernia ini umumnya terjadi bilateral,khususnya pada
lelaki tua.Hernia ini jarang , bahkan hampir tidak pernah , mengalami inkarserasi
dan strangulasi. Mungkin terjadi hernia geser yang mengandung sebagian dinding
kandung kemih. Kadang dtemukan defek kecil di m.oblikus internus abdominis,
pada segala usia, dengan cincin yang kaku dan tajam yang sering menyebabkan
strangulasi. Hernia ini banyak diderita oleh penduduk di Afrika.
2.Hernia inguinalis lateralis
Hernia ini disebut latelaris karena menonjol dari perut di lateral pembuluh
epigastrika inferior. Disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran,
yaitu annulus dan kanalis inguinalis; berbeda dengan hernia medialis yang
langsung menonjol melalui segitiga Hessebach dan dsebut sebagai hernia
direk.Pada pemeriksaan herna leteralis , akan tampak tonjolan berbentuk lonjong
sedangkan hernia medial berbentuk tonjolan bulat. Pada bayi dan anak , hernia
latelaris disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus
vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis ke skrotum. Hernia
geser dapat terjadi di sebelah kanan atau kiri. Hernia yang di kanan biasanya
berisi sekum dan sebagian kolon asendens, sedangkan yang di kiri berisi sebagian
kolon desendens.
JENIS-JENIS HERNIA
Hernia (burut) terjadi bila sebuah organ menerobos keluar melalui titik lemah atau
robekan rongga yang menampungnya.
Berikut adalah beberapa jenis hernia menurut letaknya:
Hernia epigastrik terjadi di antara pusar dan bagian bawah tulang rusuk
di garis tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan
lemak dan jarang yang berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut yang
relatif lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat
didorong kembali ke dalam perut ketika pertama kali ditemukan.
Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul
sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Orang awam biasa
menyebutnya turun bero atau hernia. Hernia inguinalis terjadi ketika
dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos ke bawah melalui
celah. Jika Anda merasa ada benjolan di bawah perut yang lembut, kecil,
dan mungkin sedikit nyeri dan bengkak, Anda mungkin terkena hernia ini.
Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
Hernia femoralis muncul sebagai tonjolan di pangkal paha. Tipe ini lebih
sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
Hernia insisional dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut. Herniaini
muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika otot sekitar
pusar tidak menutup sepenuhnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
HERNIA INGUINALIS
A. Pengertian
Hernia adalah bagian benjolan dari organ internal melalui pembukaan
abnormal atau lemah pada otot yang mengelilinginya (buku kesehatan :
340)
Hernia daguinalis adalah ulseral menonjol ke dalam kanalis inguinalis
pada titik dimana tali spermatic muncul pada pria disekitar ligament pada
wanita melalui lubang ini
B. Etiologi
Lemah pada jaringan ikat atau dinding otot
Etiologi secara pasti belum diketahui, namun sering dihubungkan dengan
2 faktor, yaitu :
1. Bersifat Congenital
- Defek pada dinding otot, karena kelemahan jaringan atau ruang luas
pada ligament inguinal atau dapat disebabkan oleh trauma
2. Bersifat di dapat
- Usia lanjut karena proses degoneratif
- Faktor predisposisi peningkatan tekan intra abdominal misalnya akibat
kehamilan/kegemukan, batuk, cedera, traumatic karena badan tumpul,
mengejan pada saat miksi, menonjol pada saar defeksi dan pengangkatan
benda berat.
C. Patogenesis
Penurunan testis akan menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga
terjadi penojolan peritoneum yang disebut dengan proses liginalis
peritoneal, keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra
abdominal adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan yang berat,
mengesan saat defekasi dan mengesan pada saat miksi (kapita selekta
kedokteran : 314)
D. Manifestasi Klinis
Umumnya pasien mengatakan ada benjolan di selangkang / kemaluan.
Benjolan tersebut biasa mengecil atau menghilang pada waktu tidur dan
bila mengesan atau menggangkat benda berat atau bila pasien berdiri dan
dapat timbul kenbali. Bila telah terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sinar X abdomen menunjukan abnormalnya tinggi kadar gas dalam
usus atau obstruksi usus
2. Hitung darah lengkap dan serum elektronik dapat menunjukan
hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit) peningkatan dan keseimbangan
elektrolit
F. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri s/d spasme otot
Tujuan
Nyeri hilang
Kriteria hasil
1. Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
2. Menggunakan metode yang memberikan penghilangan nyeri
3. Mendemastrasikan penggunaan intervensi theraupetik
Intervensi
Kaji adanya keluhan nyeri
Rasionalisasi
Membantu menentukan pilihan intervensi
dan
memberikan
dasar
untuk
Memfokuskan
perhatian
pasien,
meningkatkan
proses
penyembuhan
Kolaborasi dengan tim medis dengan Analgetik dapat menurunkan nyeri
pemberian obat analgetik
ambulasi progresif
3.
penyakit
Tujuan
Anxietas hilang
Kriteria hasil
Tampak rilex dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat
diatasi
Mengindentifikasi ketidak efektifan prilaku koping dan konsekwesinya
Mengkaji situasi terbaru dengan akurat
Intervensi
Kaji tingkat Anxietas klien
Membantu
kekuatan
Rasionalisasi
dalam mengindentifikasi
dan
keterampilan
untuk
yang
pengetahuanya
orang
didasarkan
atas
terdekat
dapat
memberikan motivasi
G. Daftar Pustaka
Doenges, Marilyne. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Buku
Kedokteran. Jakarta
Graffith, winter. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Arcan. Jakarta
Mansyur, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta