Diagnosis pasti
< 6 bln
Antibiotik
6 bln 2 th Antibiotik
2 thn
Diagnosis meragukan
Antibiotik
Antibiotik jika gejala berat; observasi
jika gejala ringan
Observasi
Yang dimaksud dengan gejala ringan adalah nyeri telinga ringan dan demam
<39C dalam 24 jam terakhir. Sedangkan gejala berat adalah nyeri telinga sedang
berat atau demam 39C.
Pilihan observasi selama 48-72 jam hanya dapat dilakukan pada anak usia enam
bulan dua tahun dengan gejala ringan saat pemeriksaan, atau diagnosis
meragukan pada anak di atas dua tahun. Untuk dapat memilih observasi, followup harus dipastikan dapat terlaksana. Analgesia tetap diberikan pada masa
observasi.
British Medical Journal memberikan kriteria yang sedikit berbeda untuk
menerapkan observasi ini.10 Menurut BMJ, pilihan observasi dapat dilakukan
terutama pada anak tanpa gejala umum seperti demam dan muntah.
Jika diputuskan untuk memberikan antibiotik, pilihan pertama untuk sebagian
besar anak adalah amoxicillin.
Risiko tinggi yang dimaksud antara lain adalah usia kurang dari dua tahun,
dirawat sehari-hari di daycare, dan ada riwayat pemberian antibiotik dalam
tiga bulan terakhir.
AAP menganjurkan dosis 80-90 mg/kg berat badan/hari.6 Dosis ini terkait
dengan meningkatnya persentase bakteri yang tidak dapat diatasi dengan
dosis standar di Amerika Serikat. Sampai saat ini di Indonesia tidak ada
data yang mengemukakan hal serupa, sehingga pilihan yang bijak adalah
menggunakan dosis 40 mg/kg/hari. Dokumentasi adanya bakteri yang
resisten terhadap dosis standar harus didasari hasil kultur dan tes resistensi
terhadap antibiotik.
Pada pasien dengan gejala berat atau OMA yang kemungkinan disebabkan
Haemophilus influenzae dan Moraxella catarrhalis, antibiotik yang
kemudian dipilih adalah amoxicillin-clavulanate.6 Sumber lain
menyatakan pemberian amoxicillin-clavulanate dilakukan jika gejala tidak
membaik dalam tujuh hari atau kembali muncul dalam 14 hari.4
Namun kedua kombinasi ini bukan pilihan pada OMA yang tidak
membaik dengan amoxicillin.
akan lebih besar. Karenanya, pilihan ini hanya digunakan pada kasus-kasus
dengan indikasi jelas penggunaan antibiotik lini kedua.
Pemberian antibiotik pada otitis media dilakukan selama sepuluh hari pada
anak berusia di bawah dua tahun atau anak dengan gejala berat.
Pada usia enam tahun ke atas, pemberian antibiotik cukup 5-7 hari. Di
Inggris, anjuran pemberian antibiotik adalah 3-7 hari atau lima hari.
Analgesia/pereda nyeri
Obat lain
Pencegahan
Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:
6
F. Komplikasi
Jika gendang telinga telah pecah lebih dari 2 minggu, risiko infeksi
menjadi sangat umum.
Otitis media yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga
tengah, termasuk otak. Namun komplikasi ini umumnya jarang terjadi.
Salah satunya adalah mastoiditis pada 1 dari 1000 anak dengan OMA
yangtidak diobati.
Otitis media dengan efusi didiagnosis jika cairan bertahan dalam telinga
tengah selama 3 bulan atau lebih.
sakit kepala
tuli yang terjadi secara mendadak
vertigo (perasaan berputar)
demam dan menggigil.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Otoskop pneumatik untuk melihat membran timpani yang penuh, bengkak dan
tidak tembus cahaya dengan kerusakan mogilitas.
2. Kultur cairan melalui mambran timpani yang pecah untuk mengetahui organisme
penyebab.
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Data yang muncul saat pengkajian:
a. Sakit telinga/nyeri
Penurunan/tak ada ketajaman pendengaran pada satu atau kedua telinga
b. Tinitus
c. Perasaan penuh pada telinga
d. Suara bergema dari suara sendiri
e. Bunyi letupan sewaktu menguap atau menelan
f. Vertigo, pusing, gatal pada telinga
g. Penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga
h. Penggunanaan obat (streptomisin, salisilat, kuirin, gentamisin)
i. Tanda-tanda vital (suhu bisa sampai 40o C), demam
j.
Kemampuan membaca bibir atau memakai bahasa isyarat
k. Reflek kejut
l. Toleransi terhadap bunyi-bunyian keras
m. Tipe warna 2 jumlah cairan
n. Cairan telinga; hitam, kemerahan, jernih, kuning
o. Alergi
p. Dengan otoskop tuba eustacius bengkak, merah, suram
q. Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan atas, infeksi telinga sebelumnya, alergi
2. Intervensi
1) Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada telinga
Tujuan : nyeri berkurang atau hilang
Intervensi:
a. Beri posisi nyaman ; dengan posisi nyaman dapat mengurangi nyeri
b. Kompres panas di telinga bagian luar ; untuk mengurangi nyeri.
c. Kompres dingin ; untuk mengurangi tekanan telinga (edema)
d. Kolaborasi pemberian analgetik dan antibiotik
Evaluasi: nyeri hilang atau berkurang.
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pengobatan
Tujuan : tidak terjadi tanda-tanda infeksi
Intervensi:
10