Penyusun:
Wike Handayani / 1205712
Kelompok 7
Uswatun Hasanah / 1205736
Wenny Anggraini / 1205732
Wiwit Fitrah Legi / 1205685
Yona Febriani / 1205716
DAFTAR PUSTAKA
Contents
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL....................................................................................................... 4
A.
TUJUAN............................................................................................................ 5
B.
TEORI DASAR................................................................................................... 5
C.
D.
CARA KERJA................................................................................................... 10
Eksperimen 1. Reaksi dengan Asam Klorida..................................................................10
Eksperimen 2. Reaksi dengan larutan Natrium Hidroksida................................................11
Eksperimen 3. Reaksi dengan Oksigen.........................................................................11
Eksperimen 4. Membandingkan Aluminium Klorida dan magnesium Klorida.........................12
Eksperimen 5. Membandingkan sifat Asam-Basa Aluminium Oksida dan Magnesium Oksida.. . .12
Eksperimen 6. Membandingkan sifat asam-basa ion Al 3+ dan Mg2+ yang Terhidrasi.................13
E.
HASIL PENGAMATAN....................................................................................... 14
F.
PEMBAHASAN................................................................................................ 16
G.
KESIMPULAN.................................................................................................. 20
H.
JAWABAN PERTANYAAN.................................................................................. 22
I.
LAMPIRAN GAMBAR....................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 28
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kerapatan Muatan............................................................................................. 5
Satuan Muatan
Muatan/jari-jari
(nm)
Na+
+1
0,098
10
Mg
3+
Al
2+
Zn
2+
+2
+3
+2
0,065
0,048
0,074
31
63
27
2+
+2
0,069
Cu
29
dilarutkan
tahun 1761 de Morveau mengajukan nama alumine untuk basa alum dan Lavoisier,
pada tahun 1787, menebak bahwa ini adalah oksida logam yang belum ditemukan.
Wohler yang biasanya disebut sebagai ilmuwan yang berhasil mengisolasi
logam ini pada 1827, walau aluminium tidak murni telah berhasil dipersiapkan oleh
Oersted dua tahun sebelumnya. Pada 1807, Davy memberikan proposal untuk
menamakan logam ini aluminum (walau belum ditemukan saat itu), walau pada
akhirnya setuju untuk menggantinya dengan aluminium. Nama yang terakhir ini sama
dengan nama banyak unsur lainnya yang berakhir dengan ium.
Aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di Amerika sampai tahun
1925 ketika American Chemical Society memutuskan untuk menggantikannya dengan
aluminum. Untuk selanjutnya pengejaan yang terakhir yang digunakan di publikasipublikasi mereka.
Metoda
untuk
mengambil
logam
aluminium
adalah
dengan
cara
mengelektrolisis alumina yang terlarut dalam cryolite. Metoda ini ditemukan oleh
Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan oleh Heroult di Perancis.
Cryolite, bijih alami yang ditemukan di Greenland sekarang ini tidak lagi digunakan
untuk memproduksi aluminium secara komersil. Penggantinya adalah cariran buatan
yang merupakan campuran natrium, aluminium dan kalsium fluorida.
Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan
terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh
adalah oksida terhidrat seperti bauksit, Al2O3.nH2O, dan kryolit, Na3AlF6.
Satu-satunya oksida aluminium adalah alumina, Al 2O3. meskipun demikian,
kesederhanaan ini diimbangi dengan adanya bahan-bahan polimorf dan terhidrat yang
sifatnya bergantung kepada kondisi pembuatannya. Terdapat dua bentuk anhidrat,
Al2O3 yaitu Al2O3 dan Al2O3. Al2O3 stabil pada suhu tinggi dan juga
metastabil tidak terhingga pada suhu rendah. Ia terdapat di alam sebagai mineral
korundum dan dapat dibuat dengan pemanasan Al2O3 atau oksida anhidrat apapun
di atas 1000oC. Al2O3 diperoleh dengan dehidrasi oksida terhidrat pada suhu
rendah (~450oC). Al2O3 keras dan tahan terhadap hidrasi dan penyerangan asam,
sedangkan Al2O3 mudah menyerap air dan larut dalam asam. Alumina yang
6
5. Dapat mereduksi Fe2O3 disertai pelepasan panas yang besar (dipakai untuk
mengelas baja).
6. Senyawa hidroksidanya bersifat amfoter
Al(OH)3 + 3 HCl
AlCl3 + 3 H2O
Al(OH)3 + NaOH
NaAlO3 + 2 H2O
selalu mengandung ketidak murnian 0,8% biasanya berupa besi, silicon, tembaga
dan magnesium. Sifat lain yang mnguntungkan dari aluminium adalah sangat mudah
difabrikasi, dapat dituang (dicor) dengan cara penuangan apapun. Dapat deforming
dengan cara: rolling, drawing, forging, extrusi dll. Menjadi bentuk yang rumit
sekalipun (Wilkinson, 1989)
Pembuatan alumunium
Aluminium dibuat dalam skala yang sangat besar, dari bauksit. Ia dimurnikan
dengan pelarutan dalam NaOH (aq) dan diendapkan ulang sebagai Al(OH)3 dengan
menggunakan CO2. Hasil dehidrasinya dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na 3AlF6).,
dan lelehannya pada 800 sampai 1000oC dielektrolisis. Aluminium adalah logam yang
keras, kuat dan berwarna putih. Meskipun sangat elektropositif, ia bagai manapun
juga tahan terhadap korosi karena lapisan oksida yang tebal seringkali dilapiskan
secara elektrolitik pada aluminium, yaitu proses yang disebut anodisasi; lapisanlapisan segar dapat diwarnai dengan pigmen.
Alumunium dapat dibuat dari elektrolisis Al2O3 cair dengan larutan elektrolit
kriolit (Na3AlF6)
Reaksi
Al2O3
2 Al3+ +3 O2-
Katode
Al3+ (l) + 3 e
Al (l)
Anode
2 O2- (l)
x4
O2 (g) + 4e x 3
4 Al (l) + 3 O2 (g)
Al2O3
2AlO2- + H2O
+ 2OH-
AlO2- + H2O
Al(OH)3
Setelah disaring, Al(OH)3 dipijar dan hasil pemijarannya adalah Al2O3 (s)
Al(OH)3
panas
AlO2-
+ 3H2O
Pada ekstraksi aluminium, Al2O3 (s) dilarutkan dalam leburan kriolit Na3AlF6
kemudian dilektrolisis.
Reaksi reaksi ion Al33+dalam air
Bila garam aluminium dilarutkan ke dalam air, ion Al3+ mengalami hidroksi.
Al3+ + H2
[Al(H2O)6]3+
[Al(H2O)5(OH)2+] + H3O
Oleh karena itu larutan garam Al3+ bersifat asam, asam-asam asetat. Jika basa
yang lebih kuat dari air seperti S2- dan CO22- ditambahkan pada larutan aluminium, ion
H+ akan dilepaskan dari [ Al(H2O)6)]3+ .
[Al(H2O)6]3+ + 3 S-
[Al(H2O)3(OH)3] + 2 H2S
Reaksi yang mirip terjadi jika basa kuat seperti NaOH (aq) ditambahkan pada
larutan garam Al.
[Al(H2O)3(OH)3] + (H2O)3
[Al(H2O)3(OH)3] + H2O
Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH (aq), baisanya
ditulis sebagai berikut :
Al3+
(aq)
+ 3OH-
Al(OH)3 (s)
(aq)
Al(OH)4- (aq)
Larutan jenuh
9. CaCl2,
10. Aluminium Klorida Anhidrat,
11. Magnesium Klorida Anhidrat,
12. Magnesium Oksida,
13. Aluminium Oksida,
14. Larutan Al3+ 0,1 M,
15. Larutan Mg2+ 0,1 M.
10
D. CARA KERJA
Eksperimen 1. Reaksi dengan Asam Klorida
Campurkan 5 mL asam klorida encer dengan beberapa keping logam Al dalam satu
tabung reaksi
Periksa pH larutan
15. Uraikan hasil dari percobaab di atas. Apakah kedua oksida ini bersifat basa?
Periksa reaksi oksida-oksida ini mula-mula dengan asam klorida encer
E. HASIL PENGAMATAN
Percobaan
Perlakuaan
Eksperimen 1 Logam Al
+ HCl 5 ml
dipanaskan
Reaksi
+
Al (s) + 3 H (aq)
Al3+ (aq) + 3H2 (g)
Pengamatan
Keperakan
Tidak ada
perubahan
Timbul gelembung
Logam Mg
+ HCl 5 ml
Eksperimen 2 Logam Al
+ NaOH
Dipanaskan
Logam Mg
+ NaOH
dipanaskan
Lapisan Al
dicuci dengan
HgCl2 + Al2O3
2AlCl3
+ 3 HgO
Tidak ada
perubahan
Timbul
Gelembung gas
uap bening (panas
di hentikan maka
tidak ada
gelembung)
H2O
Al2O3 (s)
Logam Al
berwarna abu-abu
(seperti habis
terbakar)
Menjadi abu
Dibiarkam
lama-lama
Eksperimen 4 Al2Cl6
dipanaskan
MgCl2
dipanaskan
+ Air
Eksperimen 5 Al2O3
+ Air
MgO
+ Air
Al2O3
+ HCl 2M
MgO
+HCl 2M
Al2O3
+ NaOH 1 M
Al2O3 + H2
2Al(OH)3
Tidak larut pH : 1
(s)
+ 2HCl
(aq)
Berbentuk kristal
berwarna kuning
krem
pH = 1
Berbentuk serbuk
berwarna
putih,kristal
mencair menjadi
warna putih
terdapat uap
(putih)
Tidak ada
perubahan pada
serbuk namun pada
saat dipanaskan
terdapat gas (uap)
Mendidih yang
larut dalam tabung
reaksi terasa panas
Serbuk putih
Tidak larut
pH : 8 Basa
Serbuk hitam
Tidal larut dalam
air
pH : 6 Asam
Al lebih basa dari
Mg
(aq)
+ Tidak larut pH : 10
3H2O(l) 2NaAl(OH)4(aq)
MgO
+ NaOH 1M
Eksperimen 6 Larutan Al3+
+ NaOH
MgO(s) + 2NaOH(aq)
Mg(OH)2 + 2Na2O(aq)
Tidak larut pH : 14
pH : 4
Terbentuk endapan
>> larut larutan
keruh pH : 4
pH : 8
Larutan keruh, ada
endapan melayanglayang di dalam
larutan
pH : 12
6 Al(OH)4-
Larutan Mg2+
+ NaOH
F. PEMBAHASAN
Eksperimen 1. Rekasi dengan HCl
Pada percobaan pertama yaitu memasukkan 1 keping Aluminium kedalam larutan HCl
encer menghasilkan sedikit gelembung gas di logam Al. Reaksinya berjalan lambat,
sehingga memerlukan pemanasan agar keping Al melarutkan walaupun sedikit dan
gelembung gas semakin banyak.
Pada dasarnya logam Al kurang reaktif karena terlindung oleh oksidanya, sehingga
perlu pemanasan. Pada saat aluminium bereaksi dengan asam maka akan
menghasilkan gas hidrogen. Sedangkan pada pencampuran 5 ml larutan HCl encer
dengan 1 pita magnesium, reaksi berlangsung cepat, dimana Mg langsung melarut
disertai terbentuk gelembung gas yang banyak dan larutan menjadi panas. Mg sangat
mudah bereaksi dengan mereduksi ion H+ menjadi H2 dan menghasilkan garam
MgCl2.
Reaksi yang terjadi :
Al (s) + 3 H+ (aq)
Al3+ + 3e
E = + 1,67 V
3 H+ + 3e
3/2 H2
Al(s) + 3H+
Mg(s)
Mg2+ + 2e
E = + 2,34 V
2 H+ + 2e
H2
E =
Mg (s) + 2H+
E = 0 V
0 V
Dari harga potensial elektroda di atas dapat diketahui bahwa Mg lebih besar potensial
elektroda dibandingkan potensial elektroda Al. Dengan kata lain walaupun Al dan
Mg sama-sama bisa bereaksi dengan HCl encer, tetapi Mg lebih mudah bereaksi dari
pada Al.
Eksperemen 2 : Reaksi dengan Larutan Natrium Hidroksida
Pada percobaan ini, saat beberapa keping logam Almuium dimasukkan kedalam
NaOH encer terlihat ada gelembung gas. Namun reaksi ini berlangsung agak lambat
karena pada Aluminium terdapat lapisan oksida yang melapisinya. Sehingga
dilakukan pemanasan agar mempercepat reaksi.
Reaksi yang terjadi adalah:
Al2O3 (s) + 2OH- (aq) + 3H2O 2[Al (OH)4]- (aq) + H2 (g)
Pada perlakuan berikutnya yaitu memasukkan pita Mg dalam 5 ml NaOH encer tidak
terjadinya perubahan. Seharusnya logam Mg akan bereaksi sedikit dalam larutan
NaOH sebelum di panaskan. Tetapi dari hasil pengamatan di dapatkan logam Mg
tidak bereaksi dalam larutan NaOH. Hal ini mungkin karena kesalahan pembuatan
larutan NaOH encer dalam praktikum. Lalu dilakukan pemanasan, reaksi ini
berlangsung lambat, adanya gelembung gas. Ketika pemanasan di hentikan
gelembung pun berrhenti.
3MgO (s) + 3OH- + 5H2O 3 [Mg(OH)3]- + 2H2 (g) + 2O2 (g)
Eksperimen 3 : Reaksi dengan Oksigen
Percobaan ketiga ini yaitu meneteskan larutan HgCl2 pada kertas alumunium Foil,
menurut hasil pengamatan pada Aluminium Foil terbentuk gelembung seperti luka
melepuh. Kemudian mendiamkan beberapa menit Aluminium Foil menjadi warna
keabu-abuan akibat terkikisnya lapisan Aluminium pada aluminium Foil tersebut.
Alumunium Foil dicuci dengan air terbentuk gelembung dibawahnya. Setelah itu
membiarkannya beberapa menit diudara. Kertas Aluminium Foil terkelupas semua
dan lama kelamaan hancur menjadi abu.
Reaksi dengan oksigen terjadi setelah Al Foil direaksikan dengan HgCl 2
yang
Reaksi :
HgCl2 + Al2O3
2 AlCl3 + 3 HgO
HgCl2 dapat membersihkan lapisan permukaan Alumunium Foil secara, efektif karena
HgCl2 tersebut dapat melepaskan lapisan oksida dari alumunium sesuai dengan reaksi
di atas.
Setelah lapisan Aluminium terkikis, kemudian dicuci dengan aquadest. Perlakuan
selanjutnya yaitu membiarkan di udara, sehingga terjadi reaksi dengan oksigen
membentuk lapisan tipis oksida (AlCl3) yang melindungi dari oksidasi lebih
lanjut.Reaksi yang terjadi :
2 Al (s) + 3/2 O2 (g)
Al2O3 (s)
Tetapi saat dibiarkan di udara kertas Al Foil terkelupas semua dan lama kelamaan
hancur menjadi abu. Hal ini mungkin terlalu banyaknya HgCl 2 yang ditetesi sehingga
bukan
hanya
menghilangkan
pelindung
oksida
pada
aluminium
melaikan
Kemudian pada MgCl2, dipanaskan kristal mencair menjadi warna putih terdapat uap
(putih), tidak ada perubahan pada serbuk namun pada saat dipanaskan terdapat gas
(uap). Serbuk Mg larut dalam air tabung reaksi terasa panas.
Eksperimen 5 : Membandingkan Sifat Asam Basa Alumunium Oksida dan
Magnesium Oksida
Oksida Al (Al2O3) dalam air cenderung membentuk asam, walaupun juga bisa bersifat
basa, karena memiliki sifat amfoter, dimana H2O akan memberikan sifat asam (H+)
sehingga terbentuk 2Al(OH)3. Pada saat pengukuran diketahui pH= 8. Adapun reaksi
yang terjadi adalah:
Al2O3 + H2O
2Al(OH)3
Al2O3 dicampur dengan HCl encer menghasilkan larutan keruh dan terdapat endapan
putih dan bersifat asam. Didapatkan pH = 1
Al2O3 (s) + 6HCl (aq) encer
Al2O3 yang direaksikan dengan NaOH terdapat endapan putih dan setelah diuji dengan
indikator universal didapat pH =10.
Adapun rekasi yang terjadi adalah:
Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) 2NaAl(OH)4(aq)
Sedangkan untuk MgO dalam air cenderung membentuk basa karena terdapatnya
endapan putih Mg(OH)2 yang merupakan basa kuat. pH=6
MgO (s) + H2O (aq) encer
Mg(OH)2 (s)
Sedangkan untuk MgO dalam HCl encer menghasilkan endapan putih keruh dan
melayang-layang. Setelah diuji dengan indikator universal, pH=2
MgO (s) + 2HCl (aq) encer
MgO direaksikan dengan NaOH menghasilkan larutan keruh dan terdapat endapan
putih, dan pada saat duji dengan kertas indikatot universal didapat pH=14. Adapun
reaksi yang terbentuk adalah:
MgO(s) + 2NaOH(aq) Mg(OH)2 + 2Na2O(aq)
Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa logam Aluminium dapat bereaksi dengan
senyawa asam encer dan basa encer. Dengan kata lain sifat yang dimiliki oleh logam
Aluminium itu disebut Amfoter.
Eksperimen 6 : Membandingkan Sifat Asam Basa ion Al 3+ dan Mg2+ yang
terhidrasi.
Pada percobaan keenam, dimana ketika larutan Al3+ tersebut diperiksa dengan kertas
indikator, pHnya = 4 hal ini menunjukkan bersifat asam.
Untuk Al3+ ketika ditambahkan NaOH encer larutan berwarna putih susu dan terdapat
endapan putih, kemudian endapan melarut saat penambahan NaOH 7 mL, karena Al 3+
juga bersifa basa (amfoter), sehingga ion akan menjadi ion negatif dengan pH = 4
Reaksinya :
Al3+ (aq) + 2OH- + 3H2O
6 Al(OH)4-
Karena [Al(H2O)2]- larut dalam air dan [Al(OH)3(H2O)3] tidak melarut sebab
[Al(H2O)2]- ion yang tentunya akan melarut, sedangkan [Al(OH) 3(H2O)3] tidak dapat
mengion sebagai donor akseptor elektron dalam air karena air bukan basa kuat.
Reaksi dalam basa kuat :
[Al(H2O)6]3+ + 3 OH
Kemudian ketika larutan Mg2+ diperiksa dengan kertas indikator pHnya = 8, yang
menunjukkan Mg2+ tersebut bersifat masih basa.
Untuk Mg2+ ketika ditambahkan NaOH encer larutan keruh, ada endapan yang
melayang- layang di atas permukaan larutan dengan pH = 12.
G. KESIMPULAN
1. Reaksi logam Aluminium dalam HCl encer berjalan lambat dan memerlulkan
pemanasan. Reaksi berjalan lambat karena logam Aluminium memiliki lapisan
oksida Aluminium yang bersifat melindungi logamnya. Sedang pada reaksi Pita
Mg dengan HCl encer berlangsung dengan cepat tanpa ada pemanasan.
2. Logam aluminium lebih mudah terlarut dalam larutan NaOH dibandingkan dengan
Magnesium
3. Larutan HgCl2 dapat membersihkan permukaan aluminium foil.
4. Ion Al3+ bereaksi dengan basa kuat menghasilkan endapan, penambahan NaOH
selanjutnya dapat melerutkan kembali endapan, sedangkan untuk ion Mg2+
endapannya tidak dapat larut.
5. Aluminium bereaksi dengan asam menghasilkan gas nitrogen
Al(s) + 3H+(aq) Al3+ + 3/2 H2
Aluminium beraksi dengan basa kuat menghasilkan larutan Aluminat:
Al(s) + OH-(aq) [Al(OH)4]- + 3/2 H2
H. JAWABAN PERTANYAAN
Eksperimen.1.Reaksi dengan HCl
1. Reaksi dengan HCl
Al =
3Na+(aq) + AlO33-(s)
Mg(OH)2 + 2 Na+
6. Karena apabila panci Aluminium dicuci dengan Na2CO3 akan rusak dan bereaksi
dengan Na2CO3 sehingga lapisan Aluminium akan terkikis.
Persamaan reaksi :
HgCl2(aq) + Al2O3(s)
2 AlCl3 + 3 HgO
Eksperimen 5 :
Magnesium Oksida
15. Reaksi Al2O3 dengan air menghasilkan larutan keruh dan terdapat endapan putih
serta pH=8.
Reaksi MgO dengan air menghasilkan larutan berendapan putih dengan pH=8.
Adapun kedua oksida ini sama-sama bersifat basa.
16. Oksida yang bersifat basa adalah MgO
Amfoter adalah Al2Cl3.
17. Persamaan Reaksi :
Al2O3 (s) + 6HCl(aq)encer
Al(s)+ OH-(aq) + 3H2O()
AlCl3(aq)lambat + 3H2O()
Al(OH)-4 + 3/2 H2(g)
Mg(OH)2(s) + Na2O
18. Yang menyebabkan asam Bronsted -Lowry terkuat adalah Al3+ karena asam
melepaskanIon H+ bila dilarutkan dalam air, untuk melepaskan AL 2+, sedangkan
Mg2+ bersifat basa.
19. Ketika larutan Al3+ ditambahkan NaOH 1 ml terbentuk endapan putih, kemudian
ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 6 ml endapan melarut
Reaksi :
Al3+(aq) + 3 NaOH(aq)
Al(OH)3(s) + 3 Na+(aq)
[Al(H2O)6]3+ + 3 OH-
20.
[Al(H2O)3(OH)3](s) + 3H2O(l)
[Al(H2O)2]- melarut sedangkan [Al(OH)3(H2O)3] tidak melarut, karena [Al(H2O)2]merupakan ion kompleks yang tentunya melarut, sedangkan [Al(OH) 3(H2O)3]
21.
22.
basa.
Perbedaannya :
Al bersifat amfoter, sehinnga kurang reaktif.
Mg bersifat basa,sehingga lebih reaktif.
I. LAMPIRAN GAMBAR
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, H. (1992). Kimia Unsur dan Radiokimia (p. 25). Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.
S, S. (1999). Kimia Dasar 3 (pp. 9799). Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Tim Kimia Anorganik. (2014). Penuntun Praktikum Kimia Anorganik 1 (pp. 34 38). Padang:
Universitas Negeri Padang.
Wilkinson, dan C. (1989). Kimia Anorganik Dasar (p. 108). Jakarata: Universitas Indonesia.