Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA 2

MENGIDENTIFIKASI DAN MENENTUKAN AKTIVITAS SAMPEL RADIOAKTIF


AM-241++ MENGGUNAKAN DETEKTOR SINTILASI

Disusun oleh:

Kusmawan
1137030039

Asisten : M. Abdul Gofar

Jurusan Fisika
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Tahun 2015

Abstrak.
Detektor sintilasi termasuk detektor yang bayak digunakan dalam bidang aplikasi tekhnoloi
nuklir, dari detektor yan berdiameter kecil hingga besar. Detektor sintilasi mampu mencacah
jumlah partikel radioaktif dan energinya. Resolusi suatu detektor sintilasi merupakan fungsi
energi, maka resolusi akan menjadi kecil pada energi yang besar. Menentukan tegangan yang
tepat untuk spektrum Am-241++, menentukan kalibrasi energi, menentukan isotop pada
bahan yang belum diketahui kandungannya, dan menentukan aktivitas sample radioaktif Am241++ merupakan tujuan dari percobaan ini. Dengan metode pengkalibrasian menggunakan
Co-60 dan menentukan tegangan yang tepat untuk spektrum am-241++ didapat nilai energinya
yaitu 1332,0 keV. Besar isotop pada masing masing bahan C0-60 dan Am-241 ++ adalah 1332
keV dan 5485 keV. Semakin besar tegangan yang diberikan maka semakin besar pula
Resolusi energinya. Resolusi energi yang paling besar adalah pada tegangan tertinggi yakni
900 V, dan yang kecil adalah pada tegangan 600 V. Tegangan 600 volt merupakan tegangan
yang tepat untuk Am 241++.

Kata kunci : Am-241++, kalibrasi energi, isotop, Co-60, Resolusi energi.

Pendahuluan
Tinjauan pustaka
A. Detektor sintilator nal (tl)
Sintilator adalah suatu bahan yang dapat memancarkan kelipan cahaya (sintilasi)
apabila berinteraksi dengan sinar- atau partikel a dan b. Bahan ini dapat berupa zat padat
atau cair, baik zat organik maupun anorganik. Berdasarkan proses kelipan pada bahan
sintilator tersebut dapat dibuat detektor sinar radioaktif yang disebut detektor sintilator.
Terdapat dua jenis tipe detektor kelipan yaitu kelipan organik dan kelipan inorganik.
Prinsip kerja detektor sintilasi sangat berbeda dengan detektor yang mengunakan isian
gas. Detektor sintilasi termasuk detektor yang bayak digunakan dalam bidang aplikasi
tekhnoloi nuklir, dari detektor yan berdiameter kecil hingga besar. Dalam bahasan tentang
detektor sintilasi yang terpenting untuk diketahui adalah bahwa intensitas pendar cahaya yang
dihasilkan akan sebanding dengan energi zarah radiasi yang datang. Sifat ini sangat
menuntungkan karena dapat digunakan untuk spektrometri energi radiasi. Detektor sintilasi
banyak digunakan karena selain untuk mencacah(intensitas) zarah radiasi, detektor sintilasi
jua diunakan untuk spektometri bermacam jenis zarah radiasi. Detektor sintilasi dapat
diunakan untuk melihat spektrum energi zarah radiasi yan mengenai detektor. Untuk
keperluan ini maka diperlukan pengetahuan tentang resolusi suatu detektor. Resolusi
diartikan sebagai lebar setengah tinggi puncak penyerapan photo listrik dibagi dengan titik
tengah dari puncak spektrum.Resolusi suatu detektor sintilasi merupakan fungsi energi, maka
resolusi akan menjadi kecil pada energi yang besar. Resolusi detektor sintilasi semakin kecil
berarti daya pisah semakin baik. Daya pisah artinya kemampuan detektor memisahkan atau
membedakan dua atau tiga energi radiasi yang letaknya hampir berimpitan.

Detektor sintilasi yang paling sering digunakan untuk spektroskopi gamma adalah
detektor nai(tl). Detektor sintilasi mampu mencacah jumlah partikel radioaktif dan energinya.
Dua bagian utama detektor sintilator nai(tl) yaitu bagian sintilator nai(tl), dimana partikel
yang terdeteksi akan menimbulkan kelipan cahaya dan yang kedua adalah tabung pengubah
pancaran cahaya menjadi elektron mengalami proses penggandaan dalam photo multiplier
tube (pmt).

gambar 1.bagian sintilator dan photo multiplier tube (pmt).


B. Resolusi energi
Resolusi energi adalah suatu parameter yang menunjukkan kemampuan sistem
spektroskopi untuk membedakan dua tingkat energi yang berdekatan. Nilai ini
direpresentasikan sebagai nilai fwhm (full width at half maximum), yaitu lebar peak energi
pada setengah tinggi puncaknya. Sistem spektroskopi yang mempunyai nilai fwhm sangat
kecil disebut sebagai sistem spektroskopi resolusi tinggi sedangkan sebaliknya adalah sistem
resolusi rendah. Resolusi dapat dihitung dengan rumus :
R=

FWHM
x 100
H0

Dimana :
R

= resolusi energi

Fwhm = full width at half maximum of the full-energy peak


H0

= mean pulse height corresponding to the same peak

C. Aktivitas zat radioaktif


Aktivitas suatu radionuklida bukanlah besaran yang langsung dapat diukur, tetapi
dapat dihitung dengan perumusan tertentu. Aktivitas suatu radionuklida pada saat t adalah
cacah disintegrasi persatuan waktu yang terjadi pada saat t. Aktivitas t biasanya
dilambangkan dengan at. Dengan menentukan aktivitas didapatkan persamaan:
At = A 0 e

0,693 t
T 1 /2

Dengan:
at

= aktivitas zat radioaktif setelah waktu t

ao

= aktivitas zat radioaktif mula-mula (tercantum pada sertifikat)

= waktu peluruhan

t1/2

= waktu paro

Untuk menyatakan aktivitas zat radioaktif digunakan satuan becquerel yang disingkat bq.
1 bq = 1 diintegrasi per detik (disingkat dps)
Tujuan
1
2
3
4

Menentukan tegangan yang tepat untuk spektrum Am-241++


Menentukan kalibrasi energi
Menentukan isotop pada bahan yang belum diketahui kandungannya
Menentukan aktivitas sample radioaktif am-241++

Metode eksperiment
Alat dan bahan

1 detektor sintilasi
1 power supply 1,5 kv
1 mca box
1 sensor-cassy 2
1 sumber kalibrasi co-60
1 am-24++
1 pc windows xp/vista/7
Software cassy lab

Prosedur percobaan
A. Menentukan kalibrasi energy dan kandungan isotop am-24++
1

Menyiapkan alat dan bahan

Menghubungkan detektor sintilasi ke sensor-cassy 2, kotak mca dan catu daya

Menyalakan semua alat yang akan digunakan dan membuka software cassy lab pada
komputer

Mencapit sumber radiasi co-60 di atas detektor sintilasi

Merekan spektrum dan melakukan kalibrasi energy dengan sumber radiasi co-60
dengan menggunakan tegangan yang paling bagus yang di dapatkan sebelumnya

Menganalisis spektrum yang terbentuk co-60

Mengulangi langkah kerja 4 9 dengan menggunakan sumber radiasi am-24 ++ dengan


menumpuk hasil spektrum dengan spektrum co-60

Menganalisis kedua spektrum dan menentukan isotop yang terkandung dalam am-24++

B. Menentukan tegangan yang tepat untuk spektrum am-241++


1

Menyiapkan alat dan bahan

Menghubungkan detektor sintilasi ke sensor-cassy 2, kotak mca dan catu daya

Menyalakan semua alat yang akan digunakan dan membuka software cassy lab pada
komputer

Mencapit sumber radiasi am-241++ di atas detektor sintilasi

Merekan spektrum dengan jarak sumber radiasi am-241++ dan detektor sintilasi
terdekat dan memvariasikan tegangan

Menghitung nilai resolusi energy tiap tegangan

Menganalisis dan menentukan tegangan yang paling bagus untuk spektrum am-24++

Hasil dan pembahasan


Amerisium ( Am ) merupakan elemen buatan, dan dengan
demikian massa atom standar tidak dapat diberikan . Seperti semua
elemen buatan, telah ada dikenal isotop stabil . Isotop pertama yang
disintesis adalah 241 am pada tahun 1944. Sembilan belas radioisotop
dari amerisium telah ditandai , dengan yang paling stabil yang 243am
dengan paruh 7370 tahun , dan 241 am dengan paruh 432,2 tahun .
Semua isotop radioaktif yang tersisa memiliki paruh yang kurang dari 51
jam , dan mayoritas ini memiliki paruh yang kurang dari 100 menit . Unsur
ini juga memiliki 8 meta negara , dengan yang paling stabil yang 242mam
( t 1/2 141 tahun ) . Isotop dari berbagai amerisium berat atom dari
231,046 u ( 231Am ) ke 249,078 u ( 249Am ) .
Amerisium - 241 adalah isotop yang paling umum dari amerisium di
limbah nuklir ini adalah isotop amerisium digunakan dalam detektor asap
amerisium didasarkan pada ruang ionisasi . Ini adalah bahan bakar
potensial untuk lama - seumur hidup generator radioisotop termoelektrik .
Tabel data dan hasil perhitungan
N
o

Sumber
Radioaktivitas

Waktu
(s)

Tegan
gan (v)

Jara
k
(cm)

EA1
(keV)

EA2
(keV)

H0

Co-60
(kalibrasi
energi)

125

770

1282,7

1366,5

83,8

125

600

5131,1 5838,9 707,8

29

3
4
5
6
7
8

125
125
125
125
125
125

650
700
750
800
850
900

5
5
5
5
5
5

5168,6
5284,3
5105,3
5317,1
5460,3
5494,1

Am-241++

5696
5752,6
5696
5596,9
5583,8
5566,9

527,4
468,3
590,7
279,8
123,5
72,8

n1

n2

260 277

FWH
M

R
(%)

At

17

20,28 32429,38941

33

0,565

49

54

79
121
190
221
133

86
135
200
226
136

5
7
14
10
5
3

0,948
1,494
2,37
3,573
4,048
4,12

70135,42818

Resolusi detektor sintilasi semakin kecil berarti daya pisah semakin baik. Daya
pisah artinya kemampuan detektor memisahkan atau membedakan dua atau tiga energi radiasi

yang letaknya hampir berimpitan. (Wisnu Arya Wardana,2007:226). Dari pengertian tersebut
maka resolusi yan paling kecil adalah resolusi yang paling baik, dan apabila dilihat pada tabel
maka resolusi yang paling kecil berada pada tegangan 600 volt yaitu sebesar 5,65%.
Detektor sintilasi dapat digunakan untuk melihat spektrum energi zarah radiasi yang
mengenai detektor. Untuk keperluan ini maka diperlukan pengetahuan tentang resolusi suatu
detektor. Resolusi energi adalah suatu parameter yang menunjukkan kemampuan sistem
spektroskopi untuk membedakan dua tingkat energi yang berdekatan. Maka dari pengertian
diatas kita dapat menentukan tegangan yan tepat untuk zarah Am 241++, yaitu dengan
menentukan resolusi yan paling baik, dan resolusi yang paling baik ketika tegangannya 600
volt, sehingga tegangan 600 volt merupakan tegangan yang tepat untuk Am 241++.
Dari hasil pengamatan kalibrasi energi gamma pada percobaan pertama
menggunakan sumber standar Co-60, yang dilakukan pada dua puncak energi yaitu pada
energi 1282,7 kev dan 1366,5 kev, dengan dua titik setengah puncak yang menunjukkan
channel n1 dan n2 adalah 260 dan 277, seperti ditunjukkan pada gambar-1.

Gambar1. Kalibrasi energi standar Co-60

Dengan nilai isotop Co-60 adalah 1332 kev dan resolusi energinya sebesar 20,28%. Didapat
pula aktivitas (A(t)) untuk Co-60
A (t)=A 0 e

0,693 t
T 1/2

A (t)=74000 Bq e

0,693125
105

A (t)=74000 Bq 0,438234992

A (t)= 32429,389408
Pada percobaan kedua menentukan tegangan yang tepat untuk spektrum am-241 ++
dengan variasi tegangan hingga 7 kali. Dari tegangan terendah 600 v hingga 900 v.
Pada tegangan 600 v setelah menunggu 125 s untuk pencacahan, didapat titik puncak pada
channel na 31 dengan jumlah partikel na 1062. Kemudian pilih calculate integral dan blok
gambar setengah puncak yang ditentukan. Maka didapat dua titik setengah puncak n1 dan n2
29 dan 33 dengan energi 5131,1 kev dan 5835,9 kev. Besar resolusi energi yang didapat
adalah sebesar 0,565%.

Gambar2. Menentukan tegangan yang tepat untuk spektrum am-241++ tegangan 600V.
Pada tegangan 650 didapat titik puncak pada channel na 52 dengan jumlah partikel na 699.
Setelah diintegralkan maka didapat titik n1 dan n2 yaitu 49 dan 54 dengan besar energi 5168,6 kev
dan 5696,0 kev. Besar resolusi energi yang didapat adalah sebesar 0,948%.

Gambar3. Menentukan tegangan yang tepat untuk spektrum am-241++ tegangan 650V.

Gambar4. Menentukan tegangan yang tepat untuk spektrum am-241++ tegangan 700V.

Gambar5. Menentukan tegangan yang tepat untuk spektrum am-241++ tegangan 750V.

Gambar6. Menentukan tegangan yang tepat untuk spektrum am-241++ tegangan 800V.

Gambar7. Menentukan tegangan yang tepat untuk spektrum am-241++ tegangan 850V.

Gambar8. Menentukan tegangan yang tepat untuk spektrum am-241++ tegangan 900V.

Dengan nilai isotop am-241++ adalah 5485 keV. Didapat pula aktivitas (A(t)) untuk am-241++

At = A 0 e

0,693 t
T 1 /2

At =82800 Bq e

0,693 125
525

At =82800 Bq 0,847046234

At = 70135,4281752

Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
tegangan dan resolusi energi adalah berbanding lurus, semakin besar tegangan yang diberikan
maka semakin besar pula Resolusi energinya. Resolusi energi yang paling besar adalah pada
tegangan tertinggi yakni 900 V, dan yang kecil adalah pada tegangan 600 V. Pengkalibrasian
energi dengan menggunakan Co-60 didapat nilai energinya yaitu 1332,0 keV. Besar isotop
pada masing masing bahan C0-60 dan Am-241 ++ adalah 1332 keV dan 5485 keV. Besar At
aktivitas pada masing masing bahan C0-60 dan Am-241++ adalah 32429,38941 dan
70135,42818. Tegangan 600 volt merupakan tegangan yang tepat untuk Am 241++.
Daftar pustaka

[1]

modul eksperimen fisika uin sgd bandung

[2]

web.unair.ac.id [diakses 01 november 2015]

[3]
krane, kenneth. 1987. Fisika modern. Terjemahan hans j. Wospakrik. Jakarta: penerbit
universitas indonesia.
[4]
beiser, arthur. 1981. Konsep fisika modern. Jilid 3. Terjemahan the houw liong ph.d.
Jakarta: erlangga.
[5]
Arya wardhana,Wisnu.2007.Teknologi Nuklir Proteksi Radiasi dan Aplikasinya.Edisi
1.Yogyakarta:ANDI.

Anda mungkin juga menyukai