Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBUATAN BIOGAS
DISUSUN OLEH :
NAMA ANGGOTA
:
Afriyansyah
Aulia Purqan
Firman Harris
Galuh Wicaksono
Lidya Lorenza
Novitasari
RA Nurul Moulita
KELOMPOK
: 3 (TIGA)
KELAS
: 6 EG A
DOSEN PEMBIMBING
Pembuatan Biogas
I.
Tujuan
Setelah Melakukan Praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat :
a. Mengetahui proses pembuatan biogas dari sampah sayur-sayuran,
eceng gondok dan kotoran sapi.
b. Untuk mengetahui seberapa besar gas methan yang dihasilkan oleh
setiap bahan sampah sayur-sayuran, eceng gondok dan kotoran sapi.
c. Untuk mengetahui lama produksi gas yang dihasilkan dari input
sampai dengan bertekanan maksimal.
II.
Galon
3 Buah
Selang Plastik
3m
Lem lilin
5 buah
Balon
6 buah
Sampah sayur-sayuran
Eceng Gondok
Kotoran Sapi
Air
III.
Dasar Teori
3.1 Sampah Organik
Sampah organik merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai
dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai
kalau dikelola dengan prosedur yang benar dengan proses yang kokoh dan
relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa
bahan-bahan pokok kehidupan. Sampah organic adalah sampah yang mudah
diuraikan oleh mikroorganisme, contoh sampah organic yang sering kita
jumpai adalah sampah sisa sayuran yang menumpuk di pasar-pasar
tradisional. Dengan banyaknya sampah yang menumpuk di pasar dan akan
menimbulkan aroma yang tidak sedap (bau).
Permasalahan utama kebersihan yang selama ini masih belum terselesaikan
secara tuntas, salah satunya merupakan sampah. Kebersihan dapat terjaga
dengan pengelolaan sampah terpadu. Pengelolaan sampah yang selama ini
dilakukan hanya berupa penimbunan sampah secara besar-besaran tanpa ada
pemilahan atau pun pengelolaan sampah lebih lanjut. Pemilahan sampah
berdasarkan jenisnya, organik dan non-organik, pendaurulangan sampah,
pembakaran sampah pada suhu sangat tinggi, ataupun penggunaan reaktor
biogas
untuk
pengelolaan
menggantikan
mendegradasikan
sampah
secara
penimbunan
sampah
merupakan
terpadu
yang
sampah
yang
dapat
beberapa
dilakukan
menghasilkan
cara
untuk
banyak
permasalahan.
Reaktor biogas yang mempergunakan sampah sebagai sumber penghasil
gas, merupakan solusi bagi permasalahan sampah organik. Persentase
sampah organik yang cukup besar, sekitar 64%, merupakan potensi yang
cukup baik bagi pengolahan sampah organik dengan mempergunakan
reaktor biogas. Dengan mempergunakan reaktor biogas, pengolahan sampah
organik dapat ditangani dengan lebih baik. Pengolahan sampah yang
dilakukan dengan cara penimbunan sangat beresiko mencemari udara dan
tanah. Pencemaran udara yang dapat ditimbulkan dari penimbunan sampah
yaitu aroma yang tidak sedap dan penghasilan gas metan yang merupakan
salah satu penyebab efek rumah kaca. Aroma sampah yang tidak sedap
sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Efek rumah kaca yang terjadi pada
Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas
anaerob atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya;
kotoran hewan dan sampah organik, limbah domestik (rumah tangga),
sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam
kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan
karbon dioksida. sistem biogas sederhana. Disamping itu di daerah yang
banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang
atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam system biogas.
Sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya.
Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal dari
bahan organik yang homogen. Jenis bahan organik yang diproses sangat
mempengaruhi produktifitas sistem biogas disamping parameter-parameter
lain seperti tempratur digester, pH, tekanan dan kelembaban udara. Salah
satu cara menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan
masukan sistem Biogas adalah dengan mengetahui perbandingan Karbon (C)
dan Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N. Beberapa percobaan yang telah
dilakukan oleh ISAT menunjukkan bahwa aktifitas metabolisme dari bakteri
methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20.
Biogas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik sangat populer
digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat
dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus mengurangi
volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif
lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar
dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas
memegang peranan penting dalam manajemen limbah karena metana
merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global
bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan
karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila
dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon diatmosfer
bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil. Saat ini, banyak
negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang dihasilkan baik dari
limbah cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari sistem
pengolahan biologi mekanis pada tempat pengolahan limbah.
Gas landfill adalah gas yang dihasilkan oleh limbah padat yang dibuang
di landfill. Sampah ditimbun dan ditekan secara mekanik dan tekanan dari
lapisan diatasnya. Karena kondisinya menjadi anaerobik, bahan organik
tersebut terurai dan gas landfill dihasilkan. Gas ini semakin berkumpul untuk
kemudian perlahan-lahan terlepas ke atmosfer. Hal ini menjadi berbahaya
karena dapat menyebabkan ledakan, pemanasan global melalui metana yang
merupakan gas rumah kaca, dan material organik yang terlepas (volatile
organic compounds) dapat menyebabkan (photochemical smog).
Dalam beberapa kasus, gas landfill mengandung siloksan. Selama proses
pembakaran, silikon yang terkandung dalam siloksan tersebut akan
dilepaskan dan dapat bereaksi dengan oksigen bebas atau elemen-elemen
lain yang terkandung dalam gas tersebut. Akibatnya akan terbentuk deposit
(endapan) yang umumnya mengandung silika (SiO2) atau silikat (SixOy) ,
tetapi deposit tersebut dapat juga mengandung kalsium, sulfur belerang, zinc
(seng), atau fosfor. Deposit-deposit ini (umumnya berwarna putih) dapat
menebal hingga beberapa millimeter di dalam mesin serta sangat sulit
dihilangkan baik secara kimiawi maupun secara mekanik.
Pada internal combustion engines (mesin dengan pembakaran internal),
deposit pada piston dan kepala silinder bersifat sangat abrasif, hingga jumlah
yang sedikit saja sudah cukup untuk merusak mesin hingga perlu perawatan
total pada operasi 5.000 jam atau kurang. Kerusakan yang terjadi serupa
dengan yang diakibatkan karbon yang timbul selama mesin diesel bekerja
ringan. Deposit pada turbin dari turbocharger akan menurukan efisiensi
charger tersebut. Stirling engine lebih tahan terhadap siloksan, walaupun
deposit pada tabungnya dapat mengurangi efisiensi.
3.3 Sejarah Biogas
Biogas merupakan suatu campuran gas-gas yang dihasilkan dari suatu
proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen
(Prihandana & Hendroko 2008). Biogas juga merupakan gas yang
dilepaskan jika bahan-bahan organik seperti kotoran ternak, kotoran
manusia, jerami, sekam, dan daun-daun hasil sortiran sayur difermentasi atau
awalnya
teknik
pengolahan
limbah
dengan instalasi
biogas
dikembangkan di wilayah pedesaan, tetapi saat ini teknologi ini sudah mulai
diterapkan di wilayah perkotaan. Pada tahun 1981, pengembangan instalasi
Konsentrasi
Metana
50-75% vol
Karbon Dioksida
25-45% vol.
Air
Hidrogen sulfide
20-20.000 ppm
Nitrogen
<>
Oksigen
<>
Hidrogen
<>
Memasak
Pembangkit Tenaga
dua jam
Dapat menghasilkan 1,25 kwh listrik
Listrik
3.5 Manfaat
Setelah harga BBM naik satu tahun yang lalu kehidupan masyarakat, baik
desa maupun kota semakin sulit. Warga berlomba-lomba mencari sumber energy
matahari, energy air, maupun energy angin, Tapi sampai sejauh ini masih belum
ditemukan sumber energin yang benar-benar bias menggantikan bahan bakar
minyak . kebanyakan sumber energy sebesar yang dihasilkan bahan bakar
minyak. Tapi, sebenarnya ada sumber alternative tidak bisa menghasilkan energi
sebesar yang dihasilkan bahan bakar minyak. Tapi, sebenarnya ada sumber
energy alternatif yang relatif sebenarnya ada sumber energy alternative dan
sederhana yang sangat cocok untuk masyarakat pedesaan, energy alternative itu
adalah energy biogas, Biogas digunakan sebagainpengganti bahan bakar
khususnya minyak tanah yang digunakan untuk memasak. . Selain hasil
produknya bisa dimanfaatkan, juga bahan yang digunakan pun adalah sisa
sayuran yang sudah tidak terpakai atau dibuang oleh pemiliknya, dengan Kata
lain bahan yuang digunakan dapat mengurangi limbsh sampah organik.
3.6
Terdapat beberapa tahap yang harus dilalui dan memerlukan kerja sama
dengan kelompok bakteri yang lain. Berikut ini merupakan tahapan dalam proses
pembentukan biogas :
1.
Hidrolisis
Hidrolisis merupakan penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai
panjang menjadi senyawa yang sederhana. Pada tahap ini, bahan-bahan organik
seperti karbohidrat, lipid, dan protein didegradasi menjadi senyawa dengan
rantai pendek, seperti peptida, asam amino, dan gula sederhana. Kelompok
bakteri hidrolisa, seperti Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis
Enterobactericeae yang melakukan proses ini. Pada tahap ini bahan yang tidak
larut seperti selulosa, polisakarida dan lemak diubah menjadi bahan yang larut
dalam air seperti karbohidrat dan asam lemak. Tahap pelarutan berlangsung pada
suhu 25o C di digester
2.
Asidogenesis
Asidogenesis adalah pembentukan asam dari senyawa sederhana. Bakteri
Metanogenesis
Metanogenesis ialah proses pembentukan gas metan dengan bantuan
bakteri
pembentuk
metan
seperti
Mathanobacterium,
Mathanobacillus,
Mesir,
China,
dan
Roma
kuno
diketahui
telah
memanfaatkan gas alam ini yang dibakar untuk menghasilkan panas. Namun,
orang pertama yang mengaitkan gas bakar ini dengan proses pembusukan bahan
sayuran adalah Alessandro Volta (1776), sedangkan Willam Henry pada tahun
1806 mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai methan.
Becham (1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), memperlihatkan asal
mikrobiologis dari pembentukan methan.
Pada akhir abad ke-19 ada beberapa riset dalam bidang ini dilakukan.
Jerman dan Perancis melakukan riset pada masa antara dua Perang Dunia dan
beberapa unit pembangkit biogas dengan memanfaatkan limbah pertanian.
Selama Perang Dunia II banyak petani di Inggris dan benua Eropa yang
membuat digester kecil untuk menghasilkan biogas yang digunakan untuk
menggerakkan traktor. Karena harga BBM semakin murah dan mudah
memperolehnya pada tahun 1950-an pemakaian biogas di Eropa ditinggalkan.
Namun, di negara-negara berkembang kebutuhan akan sumber energi yang
murah dan selalu tersedia selalu ada. Kegiatan produksi biogas di India telah
dilakukan semenjak abad ke-19. Alat pencerna anaerobik pertama dibangun pada
tahun 1900. (FAO, The Development and Use of Biogas Technology in Rural
Asia, 1981).
3.7 Bakteri yang Membantu Pembuatan Biogas
Dalam pembuatan biogas ada beberapa Bakteri yang sangat membantu,Yaitu :
1. Kelompok bakteri fermentatif, yaitu Streptococci, Bacteriodes, dan
beberapa jenis Enterobacteriaceae.
2. Kelompok bakteri asetogenik, yaitu Kethanobacillus dan Desulfovibrio.
3. Kelompok bakteri metana, yaitu Methanobacterium, Methanobacillus, dan
Methanococcus
perbandingan jumlah dari kedua elemen tersebut. Pada bahan yang memiliki
jumlah karbon 15 kali dari jumlah nitrogen akan memiliki C/N ratio 15
berbanding 1. C/N ratio dengan nilai 30 (C/N = 30/1 atau karbon 30 kali dari
jumlah nitrogen) akan menciptakan proses pencernaan pada tingkat yang
optimum, bila kondisi yang lain juga mendukung. Bila terlalu banyak
karbon, nitrogen akan habis terlebih dahulu. Hal ini akan menyebabkan
proses berjalan dengan lambat. Bila nitrogen terlalu banyak (C/N ratio
rendah; misalnya 30/15), maka karbon habis lebih dulu dan proses
fermentasi berhenti.
e. Kandungan Padatan dan Pencampuran Substrat
Walaupun tidak ada informasi yang pasti, mobilitas bakteri metanogen di
dalam bahan secara berangsur angsur dihalangi oleh peningkatan
kandungan padatan yang berakibat terhambatnya pembentukan biogas.
Selain itu yang terpenting untuk proses fermentasi yang baik diperlukan
pencampuran bahan yang baik akan menjamin proses fermentasi yang stabil
di dalam pencerna. Hal yang paling penting dalam pencampuran bahan
adalah menghilangkan unsur unsur hasil metabolisme berupa gas
(metabolites) yang dihasilkan oleh bakteri metanogen, mencampurkan bahan
segar
dengan
populasi
bakteri
agar
proses
fermentasi
merata,
IV.
Prosedur Kerja
a. Sampah Sayuran dicacah hingga halus kemudian dimasukkan kedalam bak
penampung/galon bahan baku berkapasitas 500 ml.
b.
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
biogas?
7. Bagaimana pengaruh temperatur siang dan malam terhadap manometer?
Jawab