Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang..................................................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah................................................................................................ 1
1.3Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Standar Pelayanan Kebidanan...................................................... 3
2.2 Syarat Standar Pelayanan Kebidanan............................................................. 4
2.3 Pengenalan Standar Pelayanan Kebidanan..................................................... 5
2.4 Standar Persyaratan Minimal.......................................................................... 5
2.5 Standar Penampilan Minimal........................................................................... 7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 8
3.2 Saran.................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1930
yang disebut dengan Shewhart cycle.PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check,
Act" ("Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti"), adalah suatu proses pemecahan
masalah empat langkah interatif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas.
Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang kemudian dikenal
dengan The Deming Wheel(Tjitro, 2009)
Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering dianggap sebagai bapak
pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan siklus Deming. Deming
sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang
sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistis. Siklus PDCA berguna sebagai pola
kerja dalam perbaikan suatu proses atau system sehaingga mutu pelayanan kesehatan.
PDCA merupakan singkatan dari bahasa Inggris yaitu "Plan, Do, Check, Act" atau jika
dikatakan dalam bahasa Indonesia, Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak Lanjuti, ini merupakan
suatu proses pemecahan masalah dengan empat langkah iteratif yang umum digunakan dalam
pengendalian kualitas.
PDCA ( Plan, Do, Check, Action ) atau disebut juga Filosofi Deming, yang merupakan
manajemen perbaikan mutu secara berkesinambungan yang menekankan pada keuntungan
jangka pendek. Dr.Deming yang merupakan pelopor PDCA adalah murid dari Dr.Walter
Shewhart. Mereka menghabiskan waktu untuk melakukan penelitian mengenai konsep-konsep
dan prinsip-prinsip perbaikan mutu kedalam teori manajemen perbaikan mutu. Beliau juga
mempelopori konsep SPC ( Statistical Prosess Control ), yang merupakan konsep dalam
perbaikan kualitas berkesinambungan.
1.2.Tujuan
1. Untuk mengetahui cara menetapkan masalah mutu
2. Untuk mengetahui cara menetapkan penyebab masalah mutu
3. Untuk mengetahui langkah-langkah menetapkan cara dan pelaksanaan penyelesaian masalah
mutu dengan konsep PDCA

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan
kerja, pengawasan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan
berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk
penyelesaian masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Secara sederhana
siklus PDCA dapat digambarkan sebagai berikut :
2.2. Siklus PDCA
Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:

1. Perencanaan ( Plan )
Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu
upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana
yang lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam
melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari perencanaan adalah
tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang akan diselenggarakan. Rencana kerja
penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana yaitu:
Judul rencana kerja (topic),
Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi (problem statement),
Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai (goal,
objective, and target),
Kegiatan yang akan dilakukan (activities),
Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and personnels)
Biaya yang diperlukan (budget),
Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone).

2. Pelaksanaan ( Do )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika
pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu
terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat memahami
dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan manajerial.
Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu:
Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan pengertian staf terhadap cara
pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan
Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan cara
penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan
Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian
masalah mutu yang dilaksanakan
Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan.
3. Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang
dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk
mengetahui :
Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan
Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagaian mana yang belum berjalan dengan baik
Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia
Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan atau
Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua alat bantu yang sering
dipergunakan yaitu :
Lembaran pemeriksaan (check list)
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk mencatat secara
periodik setiap penyimpangan yang terjadi. Langkah pembuatan lembar pemeriksan adalah:
- Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati
- Tetapkan jangka waktu pengamatan
- Lakukan perhitungan penyimpangan
- Peta kontrol (control diagram)
Peta kontrol adalah suatu peta / grafik yang mengambarkan besarnya penyimpangan yang
terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrok dibuat bedasarkan lembar pemeriksaan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah:
Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum
Tentukan prosentase penyimpangan
Buat grafik penyimpangan
Nilai grafik

4. Perbaikan (Action)
Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana kerja.
Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan dengan
cara penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut
dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk
kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai.
2.3. Langkah- langkah PDCA
DELAPAN LANGKAH PENGENDALIAN MUTU DALAM PDCA
Dalam pelaksanaan proses meningkatkan kualitas, tentu saja ada langkah-langkahnya,
begitu pula pada PDCA. Pada siklus ini ada delapan langkah yang sudah dibentuk untuk
meminimalisir tingkat kecacatan yang terjadi. Berikut delapan langkah tersebut yang akan kami
sajikan langsung ke dalam siklus PDCA.
Plan (perencanaan) meliputi 4 langkah yaitu :
Langkah 1 : Menentukan pokok masalah.
Langkah 2 : Menentukan penyebab secara umum.
Langkah 3 : Menentukan penyebab utama.
Langkah 4 : Membuat rancangan perbaikan.
Do (pelaksanaan) meliputi 1 langkah yaitu :
Langkah 5 : Pelaksanaan perbaikan.
Check (meneliti hasil) meliputi 2 langkah yaitu :
Langkah 6 : Memeriksa hasil.
Langkah 7 : Membuat standarisasi.
Action (tindakan) meliputi 1 langkah yaitu :
L8 : Menetapkan langkah berikutnya.
SEVEN TOOLS
Dalam pengendalian proses statistik dikenal adanya seven tools. Seven tools dari
pengendalian proses statistik ini adalah metode grafik paling sederhana untuk menyelesaikan
masalah. Seven tools tersebut adalah:
1. Lembar pengamatan (check sheet)
2. Stratifikasi
3. Histogram
4. Grafik kendali (control chart)
5. Diagram pareto
6. Diagram sebab akibat (cause and effect diagram/fish bone diagram)
7. Diagroam sebar (scatter diagram)
Langkah 1 ( PDCA )
A. MENENTUKAN PERSOALAN/TEMA
Inventarisasi Masalah
Kumpulkan
semua
problem / masalah
kelompok
kerja.
Semua
anggota
menyampaikannya dengan Brainstorming Contoh masalah
Gunakan check list pertanyaan :
1.. 2. 3. . 4. 5s/d..1920.
Daftar pertanyaan :

Apakah ada kesulitan / masalah yang dirasakan


2.
Apakah ada program peningkatan PQCD
3.
Apakah akan timbul permasalahan
4.
Apakah ada masalah pada proses berikutnya akibat hasil kerja anda
5.
Adakah rencana pencapaian target perusahaan.
B. Mengelompokkan Masalah
1.

Mengevaluasi Masalah
Pertimbangkan terhadap faktor-faktor :
Tingkat kesulitan penanggulangan
Hubungan dengan target/rencana perusahaan
Perkirakan waktu/biaya penyelesaian
Perkirakan hasil yang diharapkan
Tingkat pemahaman anggota akan masalah
Tingkat kepentingan / kedaruratan (mendesak / tidak)
D. Menentukan Tema Circle
Berdasarkan dengan alasan pemilihan Tema seperti terlihat pada Pareto Diagram maka
Tema Circle dapat ditentukan.Misalnya : MENANGGULANGI MASALAH KUALITAS,
COST, DELIVERY, PRODUKTIVITAS, ENVIRONMENT.

E. Mencari / Menetapkan Judul


Berdasarkan dengan Pareto Tema setelah diuraikan, apabila tersedia data maka dapat
ditentukan JUDUL setelah digambarkan dalam Pareto diagram, jika data tidak tersedia lakukan
pengambilan data (periode tertentu) dan perhatikan proses kerja.Gunakan tools yang sesuai untuk
menggambarkan permasalahan yang akan diatasi (misalnya Grafik, Histogram dll) dan buat
alasan pemilihan Judul (PQCD).
Langkah 2 (PDCA)
MENENTUKAN SEBAB DARI PERSOALAN
Lakukan BRAINSTORMING untuk mengumpulkan penyebab dari Masalah yang
dibahas dengan memperhatikan aliran proses kerja, 4M+1E (Man, Methode, Material, Machine
dan Environment) dan Pertanyaan Mengapa (WHY) sebanyak mungkin minimal 3 kali atau
sampai keakar penyebab.Untuk memudahkan dalam pengisian diagram Tulang Ikan, gunakan
check list terlebih dahulu, selanjutnya distratifikasi dan diuji.

Langkah 3 (PDCA)
MEMPELAJARI FAKTOR-FAKTOR APAKAH YANG PALING BERPENGARUH
Untuk mengetahui faktor penyebab yang paling berpengaruh dengan cara pembuktian
lapangan yaitu melihat langsung keterkaitan antara penyebab dan akibat yang ada
(fakta / nyata).Apabila tidak tersedia data sebagai dasar untuk menentukan penyebab dominan
dari seluruh penyebab yanga ada, maka cukup digambar atau dipotret dan diberi penjelasan
sebagai bentuk analisa, selanjutnya apabila akan digambarkan dalam Pareto dapat diberikan
Score dengan memperhatikan proses sebagai dasar uraian dalam penetapan score.
Gunakan tools yang sesuai untuk mengetahui korelasi / hubungan antara penyebab dan
akibat begitu pula untuk mencari penyebab dominan. ( Diagram pencar, Pareto dll ).
Langkah 4 (PDCA)
MERENCANAKAN PENANGGULANGAN
Gunakan 5W2H dalam merencanakan penaggulangan :

Langkah 5 (PDCA)
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan perbaikan adalah :
1.
Menerapkan langkah-langkah perbaikan sesuai dengan rencana.
2.
Uraikan secara jelas dari perbaikan yang dilakukan.
3.
Sertakan dengan gambar untuk lebih memperjelas dari perbaikan yang dilakukan.

Langkah 6 (PDCA)
MEMERIKSA/EVALUASI HASIL
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi ini adalah :
1.
Set-Up terhadap Target.(Gunakan grafik balok atau Pareto untuk memperbanding-kan
Sebelum, Target dan Hasil).
2.
Masalah dominan (Langkah 1) dan Penyebab dominan (langkah 3).Gunakan diagram
Pareto untuk memperbandingkan sebelum dan sesudah perbaikan.
3.
Check terhadap Performance/perkembangan sebelum, selama dan sesudah perbaikan
dengan menggunakan Grafik garis.
4.
Dampak terhadap PQCD, sebelum dan sesudah perbaikan.
Langkah 7 (PDCA)
STANDARDISASI

Keberhasilan yang telah dicapai berdasarkan Evaluasi hasil yang ada dilangkah 6, untuk
mempertahankan hal tersebut perlu dibuatkan Standard Proses (SOP) yang mengacu pada
langkah 5 (How) dan Standard Hasil (Langkah 6). Standard dibuat sejelas mungkin tanpa ada
kata atau kalimat yg memberikan persepsi yang berbeda dan dilengkapi dengan gambar.

Langkah 8 (PDCA)
RENCANA BERIKUTNYA
Kegiatan QCC berikutnya merupakan upaya untuk menggulirkan PDCA yang lebih
dikenal istilah KAIZEN (proses perbaikan secara BEKELANJUTAN).
Program QCC / Perbaikan berikutnya dasar pengambilan datanya dari langkah 1 dan
yang lebih akurat lagi adalah langkah 6. Dan apabila dilangkah 6 masalah sudah tuntas
selanjutnya dilakukan Brainstorming untuk masalah berikutnya. Gunakan tools yang sesuai
untuk menyatakan permasalahan yang paling dominan/prioritas untuk ditanggulangi.

CONTOH Konsep PDCA dalam pemecahan masalah mutu dalam layanan kesehatan :
Perencanaan ( Plan )
Rencana kerja penyelesaian masalah pencegahan infeksi :
1. Judul rencana kerja (topic)
Meningkatkan pencegahan infeksi di tempat pelayanan kesehatan.
2. Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah yang dihadapi (problem statement),
Di seluruh dunia, 10% pasien rawat inap di rumah sakit mengalami infeksi yang baru selama
dirawat, 1,4 juta infeksi setiap tahun.
Bila tindakan pencegahan infeksi tersebut tidak dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
dikhawatirkan dapat menambah angka kesakitan dan kematian pada pasien
Resiko infeksi tidak dapat dihilangkan secara total tetapi dapat dikurangi sekecil mungkin
dengan menerapkan pencegahan infeksi yang benar untuk menurunkan resiko penularan
penyakit antar klien atau tenaga kesehatan sendiri.
3. Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai (goal,
objective, and target)
Tujuan umum :
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu di tempat pelayanan kesehatan.

Tujuan Khusus :
Untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit yang ditularkan melalui darah di lingkungan
rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya.

Untuk meminimalkan kejadian infeksi nosokomial pada klien dan tenaga kesehatan.
Target :
Dapat mengurangi terjadinya infeksi pada pasien, keluarga pasien, tenaga kesehatan, karyawan,
dan lingkungan kesehatan.
4. Kegiatan yang akan dilakukan (activities)
Menerapkan prinsip universal precaution berupa penggunaan alat pelindung diri (sarung tangan,
apron, masker, kaca mata) serta penanganan alat dan sampah sesuai dengan prosedur.
Melindungi klien terhadap kemungkinan terkenanya percikan, berhati-hati saat menangani
benda tajam dan melakukan dekontaminasi serta memproses peralatan yang terkontaminasi
secara benar
5. Biaya yang diperlukan (budget)
Biayanya + Rp. 10.000.000,00 untuk sarana serta alat dan bahan yang diperlukan pada tempat
pelayanan kesehatan seperti :
Tempat cuci tangan.
Perlengkapan pelindung (sarung tangan, celemek/baju penutup, kacamata, sepatutertutup).
Pada pemrosesan alat bekas pakai menggunakan alat yaitu oven, otoklaf, dan sebagainya.
Tempat pembuangan sampah.
6. Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone)
Proses perbaikan dari pelayanan kesehatan yang menyeluruh terhadap pencegahan infeksi.
Pelaksanaan ( Do )
Pada tahap ini melakukan rencana yang telah disusun berdasarkan penyelesaian masalah
pencegahan infeksi :
1. Memberikan pendidikan dan penyuluhan tentang pentingnya pencegahan infeksi dipelayanan
kesehatan kepada pasien, keluarga pasien, tenaga kesehatan, karyawan, dan lingkungan
kesehatan.
2. Melaksanakan pencegahan dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui darah di lingkungan
rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya.
3. Saat memberikan pelayan kesehatan menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan, apron,
masker, kaca mata) serta penanganan alat dan sampah sesuai dengan prosedur.
4. Perlindungan terhadap klien jika kemungkinannya terkena percikan, berhati-hati saat menangani
benda tajam dan melakukan dekontaminasi serta memproses peralatan yang terkontaminasi
secara benar.
5. Melakukan komunikasi terhadap masyarakat yang berada di pelayanan kesehatan agar
menimbulkan pengertian staf terhadap cara penyelesaian masalah yang dilaksanakan.
6. Melakukan keterampilan motivasi terhadap masyarakat yang berada di pelayanan kesehatan
untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan cara penyelesaian masalah yang telah
direncanakan.
7. Adanya keterampilan kepemimpinan terhadap masyarakat yang berada di pelayanan kesehatan
untuk mengkoordinasi kegiatan cara penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan.

8. Melakukan pengarahan terhadap semua masyarakat yang ada di pelayanan kesehatan untuk
mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan.
9. Melengkapi sarana dan prasarana di tempat pelayanan kesehatan.
10. Melakukan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisiensi.
Pemeriksaan ( Check )
Pada tahap ini secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai dan
pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Pemeriksaan dilakukan 1 bulan setelah perencanaan,
pada tanggal 10 Januari 2013 10 Februari 2013. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
semua berjalan dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Faktor pendukung terlaksananya perencanaan adalah :
Dari segi manusianya ( pasien, keluarga pasien, tenaga kesehatan, dan karyawan ), biaya, serta
fasilitas untuk memenuhi terlaksananya pencegahan infeksi ini terpenuhi dan saling mendukung.
Adanya kebijakan yang dibuat oleh pihak pelayanan kesehatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh pihak pelayanan kesehatan didukung oleh masyarakat yang
ada di pelayanan kesehatan ( pasien, keluarga pasien, tenaga kesehatan, dan karyawan )
Pencegahan infeksi sudah lebih diperhatikan dan meningkat di pelayanan kesehatan.
Pelayanan yang direncanakan berjalan efektif dan efisien.
Tindak Lanjut ( Action )

Dari pemeriksaan di atas, ada beberapa faktor-faktor pendukung yang dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan pada masalah pencegahan infeksi di tempat pelayanan kesehatan ini, namun
harus selalu ada perbaikan yang dilakukan agar dapat menjaga mutu ditempat pelayanan
tersebut. Hal ini berarti memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dibutuhkan
tersedianya tenaga yang terampil dan didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.

Pemberi layanan kesehatan seharusnya terus berupaya memberikan pelayanan kesehatan pada
masalah pencegahan infeksi ini dengan efektif, efisien serta merata dan dapat dirasakan oleh
seluruh masyarakat.

BAB III
PENUTUP

1.

2.

3.

4.

3.1. Kesimpulan
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan
kerja, pengawasan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan
berkesinambungan mutu pelayanan.
Penjabaran dari siklus PDCA (Plan,Do,Check,Action) :
Planning berarti memahami apa yang ingin dicapai, memahami bagaimana melakukan suatu
pekerjaan, berfokus pada masalah, menemukan akar permasalahan, menciptakan solusi yang
kreatif serta merencanakan implementasi yang terstruktur.
Doing tidak semudah seperti yang dilihat. Didalamnya berisi pelatihan dan manajemen aktivitas.
Biasanya masalah besar dan mudah sering berubah pada saat-saat terakhir. Bila terjadi kondisi
seperti ini maka tidak dapat dilanjutkan lagi tetapi harus mulai dari awal kembali.
Checking berarti pengecekan terhadap hasil dan membandingkan sesuai dengan yang diinginkan.
Bila segala sesuatu menjadi buruk dan hasil baik tidak ditemukan, pada bagian ini keberanian,
kejujuran, kecerdasan sangat dibutuhkan untuk mengendalikan proses. Kata kunci ketika hasil
memburuk adalah kenapa. Dengan dokumentasi proses yang baik maka kita dapat kembali
pada titik yang mana keputusan yang salah dibuat.
Acting berarti Menindak lanjuti atas apa yang didapatkan selama tahap pengecekan. Arti lainnya
adalah mencapai tujuan dan menstandarisasikan proses atau belajar dari pengalaman untuk
memulai lagi pada kondisi yang tepat
3.2. Saran
Makalah ini masih membutuhkan masukan yang membangun. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Anda mungkin juga menyukai