Anda di halaman 1dari 26

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pasar modal Indonesia saat ini sedang berkembang dengan pesat seiring dengan
perkembangan teknologi. Teknologi yang semakin pesat ini ditandai dengan mulai
dipakainya system online di bursa saham. Hal ini mengakibatkan bursa saham dapat lebih
luas dalam menjaring investor baik investor lokal maupun dalam negeri. Dengan semakin
dinamisnya perubahaan keadaan ekonomi dan bisnis, para pemangku kepentingan
(stakeholder), khususnya para pelaku di pasar modal memerlukan informasi keuangan yang
semutakhir mungkin. Umumnya, laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan bisnis
adalah tahun fiskal penuh. Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan keuangan untuk
periode akuntansi interim sebagai bagian dari tahun fiskal.
Sehubungan dengan itu disamping dengan laporan keuangan tahunan, entitas diminta
dan untuk entitas yang terdaftar di bursa efek diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan
interim. Dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual surat berharga di pasar
modal, laporan keuangan interim menjadi semakin diperlukan. Pemakai laporan keuangan
membutuhkan laporan keuangan perusahaan secepat mungkin untuk memberikan gambaran
tentang kegiatan perusahaan.
Dijelaskan pada peraturan nomor VIII.G.7 tentang pedoman penyajian laporan
keuangan yang di jelaskan pada lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
Nomor : Kep- 06/PM/2000 Tanggal : 13 Maret 2000 yang berisikan Dalam rangka
Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, laporan keuangan yang
disajikan adalah untuk jangka waktu 2 (dua) tahun buku terakhir. Dalam hal efektifnya
Pernyataan Pendaftaran melebihi 180 (seratus delapan puluh) hari dari laporan keuangan
tahunan terakhir, maka laporan keuangan interim harus disertakan dengan ketentuan jangka
waktu antara tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran dan tanggal laporan keuangan
interim tidak melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari.

Sesuai dengan pernyataan di atas bahwa laporan keuangan interim dibutuhkan pada
perusahaan yang ingin menjual saham di pasar modal atau perusahaan yang ingin

mendapatkan dana dengan cara perusahaan mengeluarkan surat berharga dan


kemudian surat berharga atau saham yang baru dikeluarkan oleh perusahaan tersebut
dijual pada pasar primer yang berupa Penawaran Umum Perdana atau dikenal dengan
istilah Initial Public Offerings atau IPO (Isfaatun, 2010).
Sesuai dengan PSAK No.3 (revisi 2014) pada point 01. Menjelaskan
Pernyataan ini tidak mengatur entitas mana yang disyaratkan untuk menerbitkan
laporan keuangan interim, seberapa sering, atau berapa lama setelah akhir suatu
periode interim. Akan tetapi, pemerintah, regulator pasar modal, bursa efek seringkali
mensyaratkan entitas yang efek utang atau efek ekuitasnya diperdagangkan di bursa
efek untuk menerbitkan laporan keuangan interim. Pernyataan ini diterapkan jika
entitas disyaratkan atau memilih untuk menerbitkan laporan keuangan interim sesuai
dengan SAK.
Berdasarkan pada kondisi global saat ini yang sangat membutuhkan laporan
keuangan interim karena dapat membantu para investor, karyawan, pemberi pinjaman,
pemasok, kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat dalam menetapkan
keputusan ekonomi para prinsipal dan pelaku pasar lainnya.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas tentang perkembangan di bursa saham dan


dibutuhkannya laporan keuangan interim maka penulis akan sedikit mengulas
tentang:
1.
2.
3.
4.

Apa itu laporan keuangan interim?


Bagaimana laporan keuangan interim dibuat dan dilaporkan?
Bagaimana pelaporan emiten berproses IPO?
Apa saja laporan yang perlu disiapkan untuk IPO?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Laporan Keuangan Interim
Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang disajikan untuk satu
periode interim. Yang dimaksud dengan periode interim adalah suatu periode keuangan yang
lebih pendek daripada periode satu tahun buku penuh. Laporan keuangan interim adalah
laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan. Laporan
keuangan interim harus dipandang sebagai bagian yang integral dari periode tahunan. Dapat
disusun secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari setahun dan
mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan.
Laporan Interim diberlakukan untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan
laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan, misalnya Pasar modal, dan lain-lain.
Dan juga untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang
bersangkutan, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut.
PSAK 1 menjelaskan Penyajian Laporan Keuangan menetapkan laporan keuangan
lengkap meliputi:
1. laporan posisi keuangan pada akhir periode;
2. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif selama periode;
3. laporan perubahan ekuitas selama periode;
4. laporan arus kas selama periode;
5. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi signifikan dan
informasi penjelasan lain; dan
6. laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian

kembali pos-pos dalam laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifi kasi posposdalam laporan keuangannya sesuai dengan PSAK 1.
2.1.1 Isi Laporan Keuangan Interim
Komponen Minimum Laporan Keuangan Interim
Laporan keuangan interim ringkas jika entitas memilih menerbitkan laporan
keuangan interim ringkas, maka PSAK 3 mengatur komponen minimum laporan keuangan
interim sebagai berikut:
a. Laporan posisi keuangan ringkas
b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain ringkas baik digabung maupun
dipisah
c. Laporan perubahan ekuitas ringkas
d. Laporan arus kas ringkas
e. Catatan penjelasan tertentu
Format dan Isi Laporan Keuangan Interim
Jika entitas menerbitkan laporan keuangan lengkap dalam laporan keuangan
interimnya, maka format dan isi laporan keuangan interim tersebut sesuai dengan persyaratan
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan. Jika entitas menerbitkan laporan keuangan ringkas
dalam laporan keuangan interimnya, maka laporan keuangan ringkas tersebut mencakup,
minimum, setiap judul dan subjumlah yang termasuk dalam laporan keuangan tahunan terkini
dan catatan penjelasan tertentu sebagaimana disyaratkan oleh Pernyataan ini. Pos atau catatan
tambahan termasuk dalam laporan keuangan tersebut jika kelalaian untuk mencantumkannya
akan menyebabkan laporan keuangan ringkas menjadi menyesatkan.
Peristiwa dan Transaksi Signifikan
Entitas mencakup dalam laporan keuangan innterin penjelasan tentang peristiwa dan
transaksi yang signifikan untuk memahami perubahan posisi keuangan dan kinerja entitas
akhir periode pelaporan tahu terakhir. Berikut adalah daftar peristiwa atau transaksi yang
perlu diungkapkan jika signifikan:

a. Penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto dan pembalikan penurunan
tersebut
b. Pengakuan rugi penurunan nilai atas asset keuangan, asset tetap, asset tak berwujud,
c.
d.
e.
f.
g.
h.

atau
Pembalikan provisi biaya restrukturisasi
Akuisisi dan pelepasan asset tetap
Komitmen pembelian asset tetap
Penyelesaian litigasi
Koreksi kesalahan periode sebelumnya
Perubahan keadaan bisnis atau ekonomik yang mempengaruhi nilai ajar dari asset
keuangan dan liabilitas keuangan entitas, baik asset atau liabilitas diakui sebesar nilai

i.

wajar atau biaya perolehan diamortisasi


Setiap wanprestasi atau pelanggaran perjanjian pinjaman yang belum diatasi pada

atau sebelum akhir periode pelaporan


j. Transaksi pihak berelasi
k. Pengalihan antar hirarki nilai wajar yang digunakan dalam mengukur nilai wajar
l.

intstrumen keuangan
Perubahan klasifikasi asset keuangan akibat perubahan dalam tujuan atau peggunaan

asset tersebut
m. Perubahan liabilitas kontijensi atau asset kontijensi
Pengungkapan lain
Sebagai tambahan atas pengungkapan peristiwa dan transaksi yang signifikan, entitas
mengikutsertakan informasi berikut, dalam catatan atas laporan keuangan interim, jika tidak
diungkapkan dibagian manapun dalam laporan keuangan interim. Informasi tersebut
umumnya dilaporkan secara kumulatif dari awal tahun buku sampai tanggal pelaporan
diantaranya:
a. Pernyataan bahwa kebijakan akuntansi dan metode perhitungan yang sama
digunakan dalam laporan keungan interim sebagaimana digunakan dalam laporan
keuangan tahunan terkini atau jika kebijakan atau metode tersebut telah diubah,
penjelasan tentang sifat dan dampak perubahan tersebut
b. Penjelasan tentang sifat musiman dan siklusan operasi interim
c. Sifat dan jumlah pos-pos yang mempengaruhi asset, liabilitas, ekuitas, penghasilan
neto, atau srus kas yang tidak biasa dikarenakan sifat, ukuran atau keterjadiannya

d. Sifat dan jumlah perubahan dalam estimasi jumlah yang dilaporkan pada periode
interim sebelumnya dalam tahun buku berjalan atau perubahan estimasi jumlah yang
dilaporkan pada tahun-tahun buku sebelumnya
e. Penerbitan, pembelian kembali dan pembayarn kembali efek hutangn atau efek
ekuitas
f. Dividen yang dibayarkan secara terpisah untuk saham biasa dan saham lain
g. Informasi segmen berikut : pendaptan dari pelanggan ekstrenal jika termasuk dalam
pengukuran laba rugi segmen yang ditelaah oleh pengambil keputusan operasional
atau yang disediakan secara regular kepadaa pengambil keputusan operassional
Pengungkapan Kepatuhan Terhadap SAK

Jika laporan keuangan interim mematuhi Pernyataan ini, maka fakta tersebut
diungkapkan. Laporan keuangan interim tidak dapat dijelaskan mematuhi SAK
kecuali laporan keuangan mematuhi semua persyaratan SAK.
Periode Laporan Keuangan Interim yang Disyaratkan untuk Disajikan
Laporan interim mencakup laporan keuangan (ringkas atau lengkap) untuk
periode-periode sebagai berikut:
a) laporan posisi keuangan per akhir periode interimberjalan dan laporan posisi
keuangan komparatif perakhir tahun buku sebelumnya.
b) laporan laba rugi komprehensif untuk periode interimberjalan dan secara kumulatif
untuk tahun bukuberjalan sampai tanggal interim, dengan laporan labarugi
komprehensif komparatif untuk periode interimyang dapat dibandingkan (periode
berjalan dan awaltahun buku sampai tanggal pelaporan) dari tahun
bukusebelumnya. Sebagaimana diperkenankan oleh PSAK 1: Penyajian Laporan
Keuangan, laporankeuangan interim untuk setiap periode dapat menyajikansatu
laporan laba rugi komprehensif, atau satu laporanlaba rugi terpisah dan satu laporan
yang dimulai denganlaba rugi dan menunjukkan pendapatan komprehensiflain
(laporan laba rugi komprehensif).
c) laporan perubahan ekuitas secara kumulatif untuk tahunbuku berjalan sampai
dengan tanggal interim, denganlaporan perubahan ekuitas komparatif untuk
periodeawal tahun buku sampai tanggal pelaporan interim daritahun keuangan
sebelumnya.

d) laporan arus kas secara kumulatif untuk tahun bukuberjalan sampai dengan
tanggal interim, denganlaporan arus kas komparatif periode awal tahun
bukusampai tanggal pelaporan interim dari tahun bukusebelumnya.
Materialitas
Dalam memutuskan bagaimana mengakui, mengukur, mengklasifikasi atau
mengungkapkan suatu pos untuk tujuan pelaporan keuangan ibterim, maka materialitas
dinilai terkait dengan data keuangan periode interim. Dalam menilai materialitas, harus
dipahami bahwa ketergantungan pengukuran interim pada estimasi akan lebih tinggi
dibandingkan pengukuran data keuangan tahunan.
2.1.2. Pegungkapan dalam Laporan Keuangan Tahunan

Jika estimasi atas jumlah yang dilaporkan dalam periode interim berubah
secara signifi kan selama periode interim terakhir dari tahun buku tetapi laporan
keuangan terpisah tidak diterbitkan untuk periode interim terakhir tersebut, maka sifat
dan jumlah dari perubahan estimasi diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan tahunan untuk tahun buku tersebut.
PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
mensyarat akan pengungkapan sifat dan (jika dapat dipraktikkan) jumlah perubahan estimasi
yang memiliki baik dampak materiall dalam periode berjalan maupun diperkirakan memiliki
dampak material dalam periode selanjutnya. Contohnya termasuk perubahan estimasi dalam
periode interim terakhir yang berkaitan dengan penurunan persediaan, restrukturisasi, atau
rugi penurunan nilai yang dilaporkan dalam periode interim yang lebih awal dalam tahun
buku tersebut. Pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf sebelumnya konsisten dengan
persyaratan PSAK 25 dan dimaksudkan untuk mempersempit ruanglingkup hanya terkait
dengan perubahan estimasi. Entitas tidak disyaratkan untuk memasukkan informasi keuangan
periode interim tambahan dalam laporan keuangan tahunan.

2.1.3 Pengakuan dan Pengukuran


PSAK 3 mensyaratkan suatu perusahaan untuk menerapkan kebijakan akuntansi
yang sama dalam laporan keuangan interimnya sebagaimana kebijakan yang diterapkan

dalam laporan keuangan tahunannya. Namun, untuk perubahan kebijakan akuntansi yang
dilakukan setelah tanggal laporan keuangan terkini yang akan tercermin dalam laporan
keuangan tahunan berikutnya, maka kebijakan akuntansi yang baru tersebut harus diterapkan
untuk laporan interim di tahun berjalan. Hal ini demi untuk menjaga konsistensi antara
laporan keuangan interim tahun berjalan dengan laporan keuangan berikutnya.
PSAK 3 memberikan syarat bahwa pengukuran untuk tujuan laporan keuangan
interim harus dilakukan dengan dasar periode awal tahun buku sampai dengan periode
interim terakhir yang dilaporkan, karena laporan keuangan interim merupakan bagian dari
laporan keuangan tahunan yang lebih luas dan juga agar frekuensi pelaporan interim suatu
perusahaan (semesteran atau triwulanan) tidak mempengaruhi pengukuran hasil tahunan.
Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal laporan
keuangan interim, maka data berikut merupakan data minimum yang harus dilaporkan:
1.

Pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos luar biasa
(termasuk pengaruh terhadap pajak penghasilan yang terkait), pengaruh kumulatif
perubahan akuntansi, perubahan akuntansi, dan laba bersih.

2.

Data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan.

3.

Pendapatan dan beban musiman.

4.

Perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan.

5.

Pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa, dan tidak sering
terjadi.

6.

Kewajiban kontinjen.

7.

Perubahan akuntansi.

8.

Perubahan yang material pada unsur laporan arus kas.


Laporan keuangan interim terakhir, misalnya laporan keuangan interim triwulan

keempat, tidak perlu disusun karena pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat
digantikan dengan laporan keuangan tahunan. Dalam hal laporan keuangan interim triwulan

keempat hendak diterbitkan, maka penerbitannya dilakukan bersamaan dengan penerbitan


laporan keuangan tahunan. Di samping itu, isi dari laporan keuangan interim triwulan
keempat harus merupakan selisih dari laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan
interim sebelumnya tahun yang bersangkutan.
2.1.4 Penyajian Kembali Periode Interim yang Telah Dilaporkan Sebelumnya
Perubahan kebijakan akuntansi, selain yang diatur dalam ketentuan transisi suatu
PSAK baru, dicerminkan dengan;
a. penyajian kembali laporan keuangan interim periode-periode sebelumnya dalam
tahun buku berjalan dan periode interim komparatif dalam setiap tahub buku
sebelumnya yang akan disajikan kembali dalam laporan keuangan tahunan sesuai
dengan PSAK 25 : Kebijakan akuntansi, Perubaan Estimasi Akuntanis dan
Kesalahan
b. jika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif pada awal tahun buku dari
penerapan kebijakan akuntansi baru untuk selurus periode sebelumnya, maka
dilakukan penyesuaian laporan keuangan periode interim sebelumnya dalam tahun
buku berjalan, dan periode interim komparatifnya dalam tahun buku sebelumnya
untuk menerapkan kebijakan akuntansi baru secara prosfektif sejak tanggal praktis
awal.
2.2 Pelaporan Emitem Beproses IPO dan Laporan yang Harus Disiapkan Untuk IPO
2.2.1 Pengertian Initial Public Offering (IPO)
Penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) merupakan salah satu
tahapan terpenting dalam proses perusahaan untuk menuju pasar modal atau go public. IPO
merupakan Pasar Perdana bagi suatu perusahaan untuk menawarkan efeknya (saham,
obligasi, dan surat-surat berharga lainnya) kepada publik. Bagi suatu perusahaan (Eminten)
IPO secara financial merupakan saran untuk memproleh modal untuk pengembangan bisnis
perusahaan dan sarana lainnya sebagai parameter bahwa perusahaan tersebut telah
menjalankan keterbukaan dalam pengelolaan perusahaan perusahaan yang dampaknya dapat
memperoleh citra perusahaan. Pengaturan IPO sendiri diatur dalam Undang-Undang No. 25

tahun 2007 mengenai Penanaman Modal yang ditetapkan pada tanggal 26 April 2007
(Sebagai pengganti Undang-Undang No. 8 tahun 1985 tentang Pasar Modal) dan Keputusan
Menteri Keuangan serta peraturan-peraturan yang di keluarkan oleh BAPEPAM dan Bursa
Efek.
Initial Public Offering (IPO) berasal dari bahasa inggris yang berarti Penawaran
Saham Perdana. Istilah IPO menunjuk pada proses awal penjualan saham sebuah perusahaan
yang hendak go publik kepada masyarakat. Istilah IPO merupakan titik balik perusahaan dari
status privat menjadi perusahaan terbuka. Pada saat inilah, untuk pertama kalinya masyarakat
berkesempatan ikut memiliki saham sebuah perusahaan publik. Jadi dapat dikatakan IPO
merupakan kegiatan penawaran saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh
Emiten (perusahaan yang akan go publik) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
Penawaran Umum mencakup kegiatan-kegiatan berikut (Darmadji & M.Fakhrudin, 2001):
1. Periode Pasar Perdana yaitu ketika Efek ditawarkan kepada pemodal oleh Penjamin
Emisi melalui para Agen Penjual yang dihmjuk;
2. Penjatahan Saham yaitu pengalokasian Efek pesanan para pemodal sesuai dengan
jumlah Efek yang tersedia;
3. Pencatatan Efek di bursa, yaitu saat Efek tersebut mulai diperdagangkan di bursa.
UU Pasar Modal juga mendefinisikan penawaran umum sebagai kegiatan penawaran
efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata
cara yang diatur dalam undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Adapun yang
dimaksud sebagai efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga
komersial, saham, obligasi,tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek. Sementara itu, perusahaan publik
didefinisikan sebagai perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300
(tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya
Rp.3.000.000.000 (tiga milyar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor
yang ditetapkan oleh pemerintah. Persyaratan utama untuk melakukan go publik adalah
mendapatkan pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
Keuntungan dalam melakukan IPO antara lain adalah signifikan akses untuk
mendapatkan modal investasi yang lebih besar; kredibilitas sebagai hasil dari dukungan dan

10

sponsor dari sebuah perusahaan investasi perbankan; beberapa harga saham yang mendukung
setelah perusahaan private terdaftar secara publik; serta cakupan analisis dan laporan
penelitian membantu masyarakat tetap dapat mendapatkan informasi.
Sementara kerugian dari Penawaran Umum Perdana antara lain mencakup
kesuksesan IPO yang bergantung pada bankir investasi dan kondisi pasar; IPO membutuhkan
biaya yang lebih besar dari penawaran umum langsung dan seringkali juga lebih besar dari
penggabungan reverse, tidak termasuk biaya komisi; serta signifikan persyaratan dari
manajemen untuk mengadakan rapat, panggilan konferensi dan roadshow.
2.2.2. Peraturan Bapepam Untuk IPO
Pada tahun 2011 Bapepam sendiri sudah melebur menjadi Otoritas Jasa Kauangan
namun selama pihak OJK belum mengeluarkan aturan baru maka peraturan Bapepam masih
berlaku. Peraturan-Peraturan Bapepam yang Mengatur Mengenai IPO yaitu IX. A. 1-14 dan
IX.C.1-11
1) Peraturan Nomor IX.A.1 mengenai ketentuan umum pengajuan pernyataan pendaftaran
persyaratan penyampaian pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum (IPO) oleh
Emiten atau Perusahaan Publik
2) Peraturan Nomor IX.A.2 mengenai tata cara pendaftaran dalam rangka penawaran umum
(IPO)
3) Peraturan Nomor IX.A.3 mengenai Tata cara untuk meminta perubahan dan atau tambahan
informasi atas pernyataan pendaftaran (IPO)
4) Peraturan Nomor IX.A.4 mengenai Prosedur penangguhan penawaran umum
5) Peraturan Nomor IX.A.5 mengenai Penawaran yang bukan merupakan penawaran umum
6) Peraturan Nomor IX.A.6 mengenai Pembatasan atas saham yang diterbitkan sebelum
penawaran umum
7) Peraturan Nomor IX.A.7 mengenai Tanggung jawab manajer penjatahan dalam rangka
pemesanan dan penjatahan efek dalam penawaran umum
8) Peraturan Nomor IX. A.8 mengenai Prospektus awal dan info memo
9) Peraturan Nomor IX.A.9 mengenai Promosi pemasaran efek termasuk iklan, brosur, atau
komunikasi lainnya kepada publik
10) Peraturan Nomor IX. A.10 mengenai Penawaran umum sertifikat penitipan efek Indonesia
(Indonesian Depositary Receipt).
11) Peraturan Nomor IX. A. 11 mengenai Penawaran umum efek bersifat utang dalam
denominasi mata uang selain rupiah

11

12) Peraturan Nomor IX.A.12 mengenai penawaran umum oleh pemegang saham
13) Peraturan Nomor IX.A.13 mengenai penerbitan efek syariah
14) Peraturan Nomor IX.A.14 mengenai akad-akad yang digunakan dalam penerbitan efek
syariah di pasar modal
15) Peraturan Nomor IX.C.1 merupakan pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan
pendaftaran dalam rangka penawaran umum
16) Peraturan Nomor IX.C. 2 merupakan pedoman mengenai bentuk dan isi prospectus ringkas
dalam penawaran umum
17) Peraturan Nomor IX.C. 3 merupakan pedoman mengenai bentuk dan isi prospectus ringkas
dalam penawaran umum (peraturan revisi tahun 2000)
18) Peraturan Nomor IX.C. 4 mengenai pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum
reksa dana berbentuk persero
19) Peraturan Nomor IX.C. 5 mengenai pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum
reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif
20) Peraturan Nomor IX.C. 6 merupakan pedoman bentuk dan isi prospektus dalam rangka
penawaran umum reksa dana
21) Peraturan Nomor IX.C. 7 merupakan pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan
pendaftaran dalam rangka penawaran umum oleh perusahaan menengah atau kecil
22) Peraturan Nomor IX.C. 8 merupakan pedoman bentuk dan isi prospektus dalam rangka
penawaran umum oleh perusahaan menengah atau kecil
23) Peraturan Nomor IX.C. 9 merupakan pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan
pendaftaran dalam rangka penawaran umum efek beragun asset (Asset Backed
Securities)
24) Peraturan Nomor IX.C. 10 merupakan pedoman bentuk dan isi prospektus dalam rangka
penawaran umum efek beragun asset (Asset Backed Securities)
25) Peraturan Nomor IX.C. 11 mengenai pemeringkatan efek bersifat utang dan atau sukuk
Sedangkan Peraturan Bapepam Mengenai Penyajian Laporan Keuangan (Peraturan
Nomor: VIII.G.7). Dalam peraturan ini Bapepam LK mengatur mengenai:
1)

Bentuk, isi, dan persyaratan dalam penyajian laporan keuangan yang harus
disampaikan oleh Emiten atau Perusahaan Publik, baik untuk keperluan penyajian
kepada masyarakat maupun untuk disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar

2)

Modal (Bapepam).
Bentuk, isi dan persyaratan dalam penyajian laporan keuangan yang tidak diatur
dalam peraturan ini, harus mengikuti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan praktik
akuntansi lainnya yang lazim berlaku di Pasar Modal.

12

3)

Laporan keuangan dalam ketentuan ini adalah sesuai dengan pengertian laporan
keuangan yang termuat dalam PSAK yang diterbitkan oleh IAI, yaitu meliputi
Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan
Catatan atas Laporan Keuangan dan data yang disajikan dalam laporan keuangan
tersebut terbuka dan tersedia untuk publik.
Peraturan Bapepam LK Mengenai Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten

atau Perusahaan Publik dan Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau
Perusahaan Publik (Peraturan X.K.2 dan X.K. 6)
1) Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik (peraturan
X.K.2)
a. Emiten atau perusahaan publik yang telah tercatat di Bursa wajib menyampaikan
laporan keuangan berkala, yang dimaksud Laporan Keuangan Berkala adalah
laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan tengah tahunan Emiten atau
Perusahaan Publik
b. Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi
efektif wajib menyampaikan Laporan Keuangan Berkala kepada Bapepam dan
LK paling sedikit 2 (dua) eksemplar, satu diantaranya dalam bentuk asli, dan
disertai dengan laporan dalam salinan elektronik (soft copy).
c. Laporan Keuangan Berkala tersebut merupakan laporan keuangan lengkap yang
terdiri dari:

laporan posisi keuangan (neraca);

laporan laba rugi komprehensif;

laporan perubahan ekuitas;

laporan arus kas;

laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif, jika Emiten atau
Perusahaan Publik menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara
retrospektif, membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya; dan

catatan atas laporan keuangan.

13

d. Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya tercatat di Bursa Efek di
Indonesia dan Bursa Efek di negara lain, maka Laporan Keuangan Berkala yang
disampaikan kepada Bapepam dan LK wajib memuat informasi yang sama
dengan Laporan Keuangan Berkala yang disampaikan kepada otoritas pasar
modal di negara lain tersebut, dan paling sedikit memenuhi ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK yang terkait dengan
penyajian dan pengungkapan laporan keuangan.
2) Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik (Peraturan No.
X.K.6)
a. Setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan pendaftarannya telah
menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan
setelah tahun buku berakhir, sebanyak 4 (empat) eksemplar dan sekurangkurangnya 1 (satu) eksemplar dalam bentuk asli. Laporan tahunan dalam bentuk
asli dimaksud adalah laporan tahunan yang wajib ditandatangani secara langsung
oleh direksi dan komisaris.
b. Dalam hal laporan tahunan telah tersedia bagi pemegang saham sebelum jangka
waktu 4 (empat) bulan sejak tahun buku berakhir, maka laporan tahunan
dimaksud wajib disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan pada saat yang bersamaan dengan tersedianya laporan
tahunan bagi pemegang saham.
c. Laporan tahunan wajib tersedia bagi para pemegang saham pada saat panggilan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
d. Dalam hal Emiten hanya menerbitkan Efek Bersifat Utang, maka kewajiban
penyampaian laporan tahunan berlaku sampai dengan Emiten telah
menyelesaikan seluruh kewajiban yang terkait dengan Efek Bersifat Utang yang
diterbitkannya.
e. Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik menyampaikan laporan tahunan
kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebelum
menyampaikan laporan keuangan tahunan, maka Emiten atau Perusahaan Publik
dimaksud dikecualikan dari kewajiban menyampaikan laporan keuangan tahunan

14

kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, sepanjang


laporan tahunan dimaksud:
1) disampaikan sebanyak 6 (enam) eksemplar; dan
2) sekurang-kurangnya 1 (satu) eksemplar laporan tahunan yang memuat
laporan keuangan tahunan dalam bentuk asli.
Dalam hal penyampaian laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu
penyampaian laporan keuangan tahunan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam
Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, maka hal
tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan.
2.2.3. Pelaporan proses Initial Public Offering
Dalam rangka suatu perusahaan menuju IPO, terdapat tahapan-tahapan yang harus
ditempuh untuk merealisasikannya. Proses tersebut dapat kita kelempokan ke dalam 3
tahapan yaitu (Widoatmojo, 2009):

1) Sebelum Emisi
a. Persiapan emisi efek
Sebelum emisi, rencana manajemen perusahaan mencari dana melalui go public dan
dibawa ke Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPS-LB) untuk dimintakan persetujuan. Setelah persetujuan diperoleh, emiten
kemudian harus mencari dan menunjuk pihak-pihak tertentu untuk menjamin emisi dan
membantu menyiapkan kelengkapan dokumen emisi. Pihak-pihak yang terlibat tersebut
meliputi: perusahaan efek, profesi penunjang dan lembaga penunjang. Perusahaan efek dapat
pula berfungsi sebagai penjamin pelaksana emisi, penjamin emisi, sekaligus agen penjual.
Persiapan dokumen emisi sendiri terdiri dari surat pengantar pernyataan terdaftar,
prospectus lengkap, iklan, brosur, edaran, dokumen lain yang diwajibkan, rencana jadwal
emisi, konsep surat efek, laporan keuangan, rencana penggunaan dana yang dirinci per tahun,
proyeksi jika dicantumkan di dalam prospectus, legal audit, legal opinion, riwayat hidup
komisaris dan direksi, perjanjian penjamin emisi, perjanjian agen penjualan, perjanjian
penanggungan (untuk emisi obligasi), perjanjian perwali amanatan (untuk emisi obligasi),
perjanjian dengan bursa efek, kontrak pengelolaan saham, kesanggupan emiten untuk
menyerahkan semua laporan yang diwajibkan perundang-undangan pasar modal, dan
15

informasi lainnya yang bukan bagian dari pernyataan pendaftaran yang diminta oleh
BAPEPAM.
b. Pendaftaran Pernyataan Emisi
Setelah dokumen yang diperlukan untuk emisi telah lengkap, maka emiten
mengadakan kontrak pendahuluan dengan bursa efek dan menandatangani perjanjianperjanjian emisi. Khusus penawaran obligasi atau efek hutang lainnya, emiten harus
mendapatkan terlebih dahulu peringkat dari lembaga pemeringkat efek. Kemudian emiten
bersama-sama penjamin emisi menyampaikan pernyataan pendaftaran beserta dokumendokumen kepada BAPEPAM dan juga melakukan ekspose terbatas di BAPEPAM.
Di BAPEPAM, semua dokumen emisi yang telah diterima kemudian diperiksa
kelengkapannya dan juga dievaluasi, baik dari segi kelengkapannya, kecukupan, kejelasan
informasi, keterbukaan maupun aspek hukum, akuntansi, keuangan dan manajemen. Dalam
waktu maksimum 45 hari kerja jika BAPEPAM tidak menyampaikan komentar, permintaan
perubahan atau tambahan informasi maka pernyataan pendaftaran emiten dianggap emiten.
2) Selama Emisi
a. Selama Masa Penawaran Efek
Pada tahap ini, emiten melakukan aktivitas penawaran efek pada pasar perdana yang
sering disebut IPO (Initial Public Offering), melaksanakan penjualan saham perdana, sampai
mencatat efek yang di lepas ke public ke Bursa Efek sehingga Investor dapat memperjual
belikan efek yang dimilikinya. Selama masa periode emisi dibedakan menjadi periode pasar
perdana dan pasar sekunder.
b. Penawaran Umum Efek
Periode pasar perdana, mencakup periode mulai dari efek ditawarkan kepada
pemodal oleh sindikasi penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk, penjatahan
oleh sindikasi penjamin emisi dan emiten, hingga penyerahan efek kepada investor. Jadi
sesudah Bapepam menyatakan pernyataan pendaftaran efektif, emiten mulai menyediakan
prospectus lengkap untuk publik dan calon pembeli dan memuat prospectus ringkas tersebut
dalam sebuah surat kabar harian atau lebih yang berbahasa Indonesia dan tersebar secara
nasional. Pemasangan prospectus ringkas tersebut dilakukan tiga hari kerja sebelum masa
penawaran umum agar calon pembeli dapat mempelajari terlebih dahulu penawaran emiten.

16

Pada masa penawaran umum, calon investor yang tertarik dapat mulai mengajukan
pesanan kepada penjamin emisi melalui agen penjualan yang ditunjuknya. Masa ini
berlangsung tiga hari kerja dan selesai 60 hari setelah efektifnya pernyataan pendaftaran.
Berakhirnya masa penawaran disusul dengan penjatahan efek. Penjatahan efek adalah
pengalokasian efek para investor sesuai dengan jumlah yang tersedia. Jika kemudian ternyata
jumlah permintaan efek selama masa penawaran umum melebihi jumlah efek yang
ditawarkan, diadakan penjatahan khusus oleh manajer penjatahan.
c. Pencatatan Efek di Bursa
Periode pasar sekunder yaitu periode pencatatan efek di bursa sampai perdagangan
sekunder dimulai. Bapepam mensyaratkan bahwa pencatatan harus dilaksanakan selambatlambatnya 90 hari sesudah dimulainya masa penawaran umum atau 30 hari sesudah
ditutupnya masa penawaran umum tersebut, tergantung mana yang lebih dahulu. Persyaratan
pencatatan saham :
1. Laporan keuangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan pendapat Wajar
Tanpa Kualifikasi (WTK) untuk tahun buku terakhir.
2. Minimal jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 1 juta saham
3. Jumlah pemegang saham minimal 200 pemodal
4. Emiten wajib mencatatkan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan distor
penuh sepanjang tidak bertentangan dengan kepemilikan asing (maksimal 49%
dari jumlah saham yang tercatat di bursa)
3) Sesudah Emisi
Pelaporan Emisi Efek
Sesudah efek diperdagangkan di pasar sekunder, emiten diwajibkan memberikan
pelaporan kepada BEI dan BAPEPAM. Pelaporan kepada kedua Institusi ini terdiri dari tiga
jenis, yaitu:
1. Laporan rutin yaitu berupa laporan keuangan tahunan, laporan keuangan tengah
tahunan atau laporan triwulanan (laporan keuangan interim). Laporan rutin kepda
BAPEPAM tidak hanya meliputi laporan keuangan saja tetapi juga mencakup
beberapa laporan lainnya, seperti laporan penggunaan dana hasil emisi.
2. Laporan berkala yaitu laporan mengenai terjadinya setiap kejadian penting dan
relevan

17

3. Laporan lainnya, yaitu mencakup laporan mengenai perubahan anggaran dasar,


rencana RUPS/RUPSLB, perubahan susunan direksi dan komisaris, dan mengenai
penyimpangan proyeksi yang dipublikasikan lebih dari 10%.
Seluruh laporan yang disampaikan emiten kepada bursa akan dipublikasikan kepada
para investor melalui pengumuman di lantai bursa maupun melalui papan informasi. Dengan
demikian investor, terutama investor publik, sebagai pihak yang tidak memiliki akses
langsung kepada emiten, dapat mengetahui perkembangan performa emiten sehingga dapat
mengambil tindakan yang menguntungkan bagi kegiata investasinya.

2.3. Right Issues


Right issue lebih dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu yaitu hak
yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham yang ada untuk
membeli Efek baru, termasuk saham, Efek yang dapat dikonversikan menjadi saham dan
waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain. Ketika terjadinya right issue maka pemegang
saham lama (existing shareholder) memiliki hak terlebih dahulu (pre-emptive right) atas
saham baru yang dikeluarkan perusahaa, biasanya ditawarkan dengan harga yang lebih
rendah dari harga pasar menurut perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh masingmasing pemegang saham lama.
Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan
emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat harus membelinya. Ini berbeda
dengan saham bonus atau dividen saham yang otomatis diterima oleh pemegang saham.
Misalnya PT X melakukan right issue 2:1 ini berarti setiap pemegang dua lembar saham
PT X berhak membeli satu saham baru PT X (hasil right issue). Bagi mereka yang tidak
ingin membeli saham baru dapat menjual bukti right tersebut. Karena penawaran tersebut
hanya dibatasi kepada pemegang saham lama, maka penawaran tersebut disebut sebagai
penawaran terbatas (Linier offering). Agar pemegang saham lama berminat membeli saham
baru tersebut, perusahaan menawarkan saham dengan harga (jauh) lebih murah dari harga
saham saat ini.
Bapepam menerbitkan lima peraturan untuk right issues yaitu peraturan nomor
IX.D.1-IXD5
1) Peraturan Bapepam No. IX.D.1

18

Dalam peraturan ini dijelaskan pengertian Right Issues (Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu) yaitu hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para
pemegang saham yang ada untuk membeli Efek baru, termasuk saham, Efek yang
dapat dikonversikan menjadi saham dan waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak
lain. Hak tersebut wajib dapat dialihkan. Selain itu pengertian Waran yaitu Efek yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang Efek untuk
memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk jangka waktu 6
(enam) bulan atau lebih sejak diterbitkannya Waran tersebut.
2) Peraturan Bapepam No. IX.D.2
Peraturan ini berisi pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan
pendaftaran dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (Right
Issues). Dokumen-dokumen yang harus disiapkan untuk Right Issues sekurangkurangnya terdiri dari
a. surat pengantar Pernyataan Pendaftaran;
b. Prospektus; dan
c. dokumen lain yang diperlukan sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran dalam
rangka penerbitan hak memesan saham terlebih dahulu.
Dokumen lain tersebut terdiri dari
o Rencana jadwal Penawaran Umum Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;
o Perjanjian yang menetapkan pembelian Efek yang tidak dipesan melalui
o
o
o
o
o
o

penawaran Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (jika ada);


Perjanjian perwaliamanatan (jika ada);
Perjanjian penanggungan (jika ada);
Informasi penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum sebelumnya;
Laporan Keuangan
Laporan Akuntan berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan;
Menyajikan laporan keuangan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terakhir
terdiri dari:

Posisi keuangan;
laporan laba rugi;
laporan perubahan Ekuitas;
laporan arus kas;
catatan atas laporan keuangan; dan

laporan lain serta materi penjelasan yang


merupakan bagian integral dari laporan keuangan
jika dipersyaratkan, seperti laporan komitmen dan

19

kontinjensi untuk Emiten atau Perusahaan Publik


yang bergerak dalam bidang perbankan
3) Peraturan Bapepam No. IX.D.3
Peraturan ini berisi pedoman mengenai bentuk dan isi prospectus dalam
rangka penerbitan hak memesan efek terlebih. Suatu Prospektus harus mencakup
semua rincian dan Informasi atau Fakta Material mengenai Penawaran Umum dari
Emiten atau Perusahaan Publik, yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang
diketahui atau layak diketahui oleh Emiten atau Perusahaan Publik.
a) Emiten atau Perusahaan Publik harus berhati-hati apabila menggunakan foto,
diagram, atau tabel pada Prospektus, karena bahan-bahan tersebut dapat memberikan
kesan yang menyesatkan kepada masyarakat
b) Emiten atau Perusahaan Publik dapat melakukan penyesuaian atas pengungkapan
Informasi atau Fakta Material tidak terbatas hanya pada Informasi atau Fakta
Material yang telah diatur dalam ketentuan ini. Pengungkapan atas Informasi atau
Fakta Material tersebut harus dilakukan secara jelas dengan penekanan yang sesuai
dengan bidang usaha atau sektor industrinya, sehingga Prospektus tidak
menyesatkan. Emiten atau Perusahaan Publik serta Lembaga dan Profesi Penunjang
Pasar Modal bertanggung jawab untuk menentukan dan mengungkapkan fakta
tersebut secara jelas dan mudah dibaca.
4) Peraturan Bapepam No. IX.D.4
Peraturan ini mengatur mengenai penambahan modal tanpa hak memesan
efek terlebih. Emiten atau Perusahaan Publik dapat menambah modal tanpa
memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham,
sepanjang ditentukan dalam anggaran dasar, dengan ketentuan yang dijelaskan dalam
bapepam no. IX D 4.
5) Peraturan Bapepam No. IX.D.5
Peraturan ini memuat mengenai saham bonus. Saham Bonus adalah saham yang
dibagikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang
dimiliki, pembagian Saham Bonus harus proporsional dengan kepemilikan saham dari
setiap pemegang saham. Pelaksanaan pembagian Saham Bonus harus telah selesai
dilakukan selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah pelaksanaan Rapat
Umum Pemegang Saham yang menyetujui pembagian Saham Bonus tersebut.
Peraturan PSAK 56 Laba Per Saham (LPS)
1) Saham Bonus
20

Ketika suatu entitas menerbitkan saham tambahan selam tahun bersangkutan dalam
bentuk saham bonus, jumlah saham beredar untuk perhitungan laba per saham disesuaikan
secara retroaktif untuk penerbitan saham bonus tersebut, jika LPS (Laba Per Saham) tahun
sebelumnya ditunjukkan sebagai angka perbandingan jumlah saham yang beredar juga
disesuaikan seolah-olah penerbitan bonus dilakukan di hari pertama tahun sebelumnya.
2)
Hak Beli Saham (Right Issues)
Ketika suatu entitas menerbitkan hak untuk mebeli saham pada angka yang kurang
dari harga pasar penuh, hak beli saham ini setara dengan penawaran publik pada harga pasar
plus terbitan bonus. Unsur bonus dalam hak beli saham dapat dihitung setara dengan selisih
antara harga pasar dengan hak dan harga pasar tanpa hak. Harga dengan hak adalah harga
pasar dari saham pada hari terakhir saham tersebut diperjual belikan dengan hak. Harga
tanpa hak adalah harga teoritis yang dapat ditentukan dengan
(Jumlah saham sebelum hak beli saham x harga dengan hak) + (jumlah saham yang
diterbitkan berdasarkan hak beli saham x harga pelaksana): jumlah saham setelah
hak beli saham

21

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pasar modal Indonesia saat ini sedang berkembang dengan pesat seiring dengan
perkembangan teknologi. Teknologi yang semakin pesat ini ditandai dengan mulai
dipakainya system online di bursa saham. Hal ini mengakibatkan bursa saham dapat lebih
luas dalam menjaring investor baik investor lokal maupun dalam negeri. Dengan semakin
dinamisnya perubahaan keadaan ekonomi dan bisnis, para pemangku kepentingan
(stakeholder), khususnya para pelaku di pasar modal memerlukan informasi keuangan yang
semutakhir mungkin.

Sesuai dengan PSAK No.3 (revisi 2014) pada point 01. Menjelaskan
Pernyataan ini tidak mengatur entitas mana yang disyaratkan untuk menerbitkan
laporan keuangan interim, seberapa sering, atau berapa lama setelah akhir suatu
periode interim. Akan tetapi, pemerintah, regulator pasar modal, bursa efek seringkali
mensyaratkan entitas yang efek utang atau efek ekuitasnya diperdagangkan di bursa
efek untuk menerbitkan laporan keuangan interim. Pernyataan ini diterapkan jika
entitas disyaratkan atau memilih untuk menerbitkan laporan keuangan interim sesuai
dengan SAK.
Sesuai dengan pernyataan di atas bahwa laporan keuangan interim dibutuhkan pada
perusahaan yang ingin menjual saham di pasar modal atau perusahaan yang ingin

mendapatkan dana dengan cara perusahaan mengeluarkan surat berharga dan


kemudian surat berharga atau saham yang baru dikeluarkan oleh perusahaan tersebut

22

dijual pada pasar primer yang berupa Penawaran Umum Perdana atau dikenal dengan
istilah Initial Public Offerings atau IPO (Isfaatun, 2010).
Untuk laporan keuangan interim tersendiri dibahas di PSAK No.3 (revisi 2014) dan
untuk pelaporan ataupun laporan apa sajakah yang harus di buat oleh emiten berpsoses IPO
sendiri sebetulnya telah di atur oleh BAPEPAM IX-1-14 dan IX-1-11 , untuk right issue
sendiri pada IX-D. Walaupun BAPEPAM telah melebur pada Otoritas Jasa Kaeuangan
namun selama OJK belum mengeluarkan peraturan baru mengenai ipo maka peraturan ini
masih berlaku.
Laporan keuangan interim yang di buat atau di laporkan oleh emiten berproses IPO
setidaknya mengacu pada PSAK yang dimana berisikan :
a. Laporan posisi keuangan ringkas
b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain ringkas baik digabung
maupun dipisah
c. Laporan perubahan ekuitas ringkas
d. Laporan arus kas ringkas
e. Catatan penjelasan tertentu

3.2 Contoh Kasus Perusahaan Gas Negara


Terjadi penurunan secara signifikan harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk di
Bursa Efek Jakarta, yaitu dari Rp 9.650,00 (harga penutupan pada tanggal 11 januari 2006)
menjadi Rp 7.400,00 per lembar saham pada tanggal 12 januari 2007. Adanya dugaan insider
trading pada kasus ini karena Jatuhnya harga saham tersebut dilihat tidak wajar, karena
merujuk pada harga sebelumnya Rp 9.650,00 berarti telah jatuh sebanyak 23,36%. Pada
tanggal 12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007 terdapat adanya perdagangan
saham yang dilakukan oleh para pihak orang dalam perusahaan.
Terdapat indikasi terjadinya pelanggaran prinsip keterbukaan informasi PT. Gas
Negara Tbk pada saat penjualan di bursa efek. Penurunan harga saham yang signifikan
tersebut sangat erat hubungannya dengan siaran pers yang dilakukan manajemen PT
Perusahaan Gas Negara Tbk sehari sebelum (11 januari 2007). Dalam siaran pers tersebut
dinyatakan bahwa terjadi koreksi atas rencana besarnya volume gas yang akan dialirkan,

23

yaitu mulai dari (paling sedikit) 150 MMSCFD menjadi 30 MMSCFD. Dan terdapat
pernyataan bahwa tertundanya gas ini yang semula akan dilakukan pada akhir Desember
2006 tertunda menjadi Maret 2007. Terdapat dugaan bahwa beberapa pelaku pasar telah
mengetahui informasi penting mengenai penundaan komersialisai gas sebelum diumumkan
secara resmi oleh manajemen PT. PGN Tbk.
Badan Pengawas Pasar Modal dan lembaga Keuangan (Bapepam-LK)
mengumumkan hasil pemeriksaan terhadap pelanggaran peraturan perundangundangan di
bidang Pasar Modal yang di lakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk. (PT
PGN), sebagai berikut:
1. Bapepam LK telah melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan pihak pihak
terkait dengan pelanggaran pasal 86 UU Pasar Modal dan Peraturan No.X-K1
tentang keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik yang
dilakukan oleh PT. PGN Tbk dan tentang pemberian keterangan secara material tidak
benar sebagaimana dimaksud dalam pasal 93 UU Pasar Modal
2. Atas pelanggaran pasal 86 UU Pasar Modal dan Peraturan No.X.K-1 dan
pelanggaran pasal 93 UU Pasar Modal yang dilakukan oleh PT.PGN Tbk ditemukan
bukti bukti sebagai berikut:
a) Terdapat keterlambatan pelaporan keterbukaan informasi atas penundaan
proyek pipanisasi yang dilakukan oleh PT PGN Tbk selama 35 hari
b) Terdapat pemberian keterangan yang secara material tidak benar,
yakni memberikan keterangan tentang rencana volume gas yang dapat
dialirkan melalui proyek SSWJ yang tidak sesuai dengan fakta bahwa telah
terjadi perubahan awal tersebut. Fakta tersebut telah diketahui atau
sepatutnya diketahui oleh direksi yang seharusnya disampaikan saat
keterangan itu diberikan kepada publik
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka Bapepam-LK menetapkan:

24

Sanksi denda sebesar Rp 35.000.000,00 kepada PT Perusahaan Gas Negara Tbk


atas pelanggaran Pasal 86 Undang-undang Pasar Modal dan Peraturan Nomor X.K.1

Sanksi denda sebesar Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) kepada Direksi


PT.PGN Tbk yang menjabat pada periode bulan juli 2006 atas pelanggaran
pemberian keterangan yang secara material tidak benar sebagaimana dimaksud dalam
pasal 93 Undang-undang Pasar Modal

DAFTAR PUSTAKA
Darmadji, T., & M.Fakhrudin, H. (2001). Pasar Modal di Indonesia. Jakarta : Salemba
Empat.
Isfaatun, E. (2010). Jurnal Ekonomi Bisnis , Volume 15. No. 1.
Ng Eng Juan dan Ersa Tri Wahyuni. Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan Berbasis
IFRS. Jakarta: Salemba Empat, 2012.
Manurung, Prof.Dr.Adler Hayman.2013..INITIAL PUBLIC OFFERING(IPO) KONSEP,
TEORI, DAN PROSES . Jakarta:Penerbit PT Adler Manurung Press.
Widoatmojo, S. (2009). Pasar Modal Indonesia : Pengantar dan Studi Kasus cetakan 1.
Bogor: Ghalia Indonesia .
http://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/klasifikasi-bapepam/emiten-danperusahaan-publik/Pages/bentuk-dan-isi-pernyataan-pendaftaran-dan-penawaranumum.aspx diakses pada 6 Desember 2016

25

26

Anda mungkin juga menyukai