Anda di halaman 1dari 12

PORTOFOLIO

Kasus 1
Topik: Orchitis
Tanggal (kasus): 18 Januari 2016
Tanggal presentasi: 5 Maret 2016

Presenter: dr. Winda Nanda Pratiwi


Narasumber: dr. R. Deden Sucahyana, Sp.B,
M.Kes FINACS

Pendamping: dr. Neneng Tresna Imawati


Tempat presentasi: Ruang Rapat RS TK.IV Dr. Bratanata Jambi
Obyektif presentasi:
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Neonatus Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Deskripsi:

Tinjauan pustaka
Istimewa
Lansia
Bumil

Laki-laki usia 34 tahun, nyeri pada buah zakar


Tujuan:
Diagnostik dan tatalaksana orchitis
Bahan bahasan: Tinjauan pustaka
Riset
Cara membahas: Diskusi
Presentasi dan diskusi
Data pasien:
Nama: Tn.W
Nama RS: RS TK.IV Dr. Bratanata Usia: 34 tahun
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis:

Kasus
Email

Audit
Pos

No registrasi: 16.01.11.80
Terdaftar sejak : -

Seorang laki-laki, usia 34 tahun datang dengan keluhan nyeri pada buah zakar kanan sejak
3 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Nyeri yang dirasakan terus menerus. Pasien juga
mengeluh benjolan pada buah zakar kanan 3 hari SMRS. Benjolan hanya pada satu sisi
dirasakan kecil pada saat pertama kali ditemukan dan bertambah besar setiap hari. Os juga
mengeluh demam sejak kemarin pagi. Selain itu os juga mengeluh mual dan kurang nafsu
makan. Riwayat trauma sebelumnya disangkal. BAK pasien masih tetap normal tanpa
disertai rasa nyeri saat berkemih.
2. Riwayat Kesehatan/ Penyakit:
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya
Pasien memilki riwayat penyakit maag
Riw penyakit DM dan HT disangkal
3. Riwayat Pengobatan:
Os belum mengkonsumsi obat sebelumnya untuk mengurangi keluhan tersebut
3. Riwayat Keluarga/ Masyarakat:
Anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini belum diketahui.
Daftar Pustaka:
1. Guyton, AC, Hall, JE. 1997. BukuAjarFisiologiKedokteran. Editor: irawatisetiawan, ed.
9, 1997. Jakarta: EGC.
1

2. Sjamsuhidayat R, De Jong W.2003. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 2. Jakarta :EGC


3. Mark B. Orchitis- Department of Emergency Medicine. Diunduh pada 3 Februari 2016.
Tersedia dari: http://emedicine.medscape.com/article/777456-overview
4. Price, Sylvia Anderson & Lorraine McCarty Wilson. 2002. Patofisiologi: KonsepKlinis
Proses-Proses penyakit. Edisi ke-6.Jilid I. Terj.dari: Pathophysiology: Clinical Concepts
of Disease Processes. 6th ed. olehdr. Brahm U. Pendit, dr. HuriawatiHartanto, dr. Pita
Wulansari& dr. DewiAsihMahanani. 2003. Jakarta: PenerbitBukuKedokteran EGC.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis orchitis
2. Diagnosis banding orchitis
3. Penatalaksanaan orchitis
4. Edukasi yang perlu diberikan untuk pasien dengan orchitis
Subyektif
Seorang laki-laki, usia 34 tahun datang dengan keluhan nyeri pada buah zakar kanan
sejak 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Nyeri yang dirasakan terus menerus. Pasien juga
mengeluh benjolan pada buah zakar kanan 3 hari SMRS. Benjolan hanya pada satu sisi
dirasakan kecil pada saat pertama kali ditemukan dan bertambah besar setiap hari Os juga
mengeluh demam sejak kemarin pagi. Selain itu os juga mengeluh mual dan kurang nafsu
makan. Riwayat trauma sebelumnya disangkal. BAK pasien masih tetap normal tanpa disertai
sebarang rasa nyeri saat berkemih.

Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik (saat di IGD tanggal 18 Januari 2016)
Keadaan umum

: tampak sakit sedang

Kesadaran

: compos mentis

Tanda vital
Tekanan darah

: 120/80 mmHg

Frekuensi nadi

: 88 kali/menit

Frekuensi napas

: 20 kali/menit
2

: 37,7oC

Suhu
Berat badan

: 72 kg

Tinggi badan

: 169 cm

Status generalis
Kepala

: bentuk mesocephal, rambut warna hitam, tidak mudah dicabut

Mata

: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor,


refleks cahaya (+/+)

Hidung

: napas cuping hidung (-/-), septum deviasi (-), sekret (-/-),


mukosa hiperemis (-)

Mulut

: bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)

Leher

: trakea di tengah, KGB tidak teraba membesar

Thoraks
Paru
-

Inspeksi

normochest,

simetris

kanan-kiri,

pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tak melebar,


retraksi (-), sela iga tidak mendatar
-

Palpasi

: fremitus raba kanan = kiri

Perkusi

: sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi

: suara napas dasar vesikuler normal, suara

napas tambahan wheezing (-), ronki (-)


Jantung
-

Inspeksi

: iktus kordis tidak tampak

Palpasi

: iktus kordis tidak kuat angkat, iktus kordis

teraba di ICS V 2 cm medial dari linea midklavikula sinistra


-

Perkusi

: batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi

: bunyi jantung I-II intensitas normal, regular,

bising (-), gallop (-)


Abdomen
-

Inspeksi

: dinding perut sejajar dinding dada

Auskultasi : bising usus (+) normal

Palpasi

: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak

teraba
Ekstremitas

Perkusi
: akral hangat

: tympani di seluruh kuadran abdomen


edema

CRT < 2 detik


3

Status Lokalisata :
Regio genitalia eksterna
Inspeksi

:OUE tidak menyempit, hiperemis (+) pada scrotum kanan, sekret (-),
terlihat pembesaran pada scrotum kanan

Palpasi

:Teraba bengkak pada scrotum kanan, nyeri tekan (+)

2. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Hematologi Rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Index Eritrosit
MCV

Hasil
13.6
40.40
21.3
359
4.5

Satuan
g/dl

103/l
103/l
106/l

Rujukan
11 16
40 54
4.0 11.0
150 450
4.5 6.0

90.6

Fl

80.0 100

MCH
MCHC
RDW-CV
Hitung Jenis
Mixed (Eo/Mo/Ba)

31.3

26.0 34.0

35
11.8

Pg
g/dl
%

Limfosit

6.3
8.5

%
%

3 10
20 40

Neutrofil

85.2

40 70

mg/dl

76 110

DDR
Kimia Klinik
GDS
Jam 06.00

32.0 36.0
11.0 16.0

Negatif

157

b. USG Scrotum
Kesan : Adanya orchitis dextra
Assessment
Definisi

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis sekunder terhadap infeksi.
Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong, namun virus lain dan
bakteri dapat menyebabkan orchitis.
Etiologi

Virus: orchitis gondong (mumps) paling umum. Infeksi Coxsackievirus tipe A,


varicella, dan echoviral jarang terjadi.

Infeksi bakteri dan pyogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas, Staphylococcus, dan


Streptococcus

Granulomatous: T. pallidum, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae,


Actinomycetes

Trauma sekitar testis

Virus lain meliputi coxsackievirus , varicella , dan echovirus .

Beberapa laporan kasus telah dijelaskan imunisasi gondong, campak, dan rubella
(MMR) dapat menyebabkan orchitis

Bakteri penyebab biasanya menyebar dari epididimitis terkait dalam seksual pria aktif
atau laki-laki dengan BPH; bakteri termasuk Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia
trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus, Streptococcus.

Idiopatik

Epidemiologi

Kejadian diperkirakan 1 diantara 1.000 laki-laki

Dalam orchitis gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki-laki prepubertal (lebih muda
dari 10 tahun).

Dalam orchitis bakteri, sebagian besar kasus berhubungan dengan epididimitis


(epididymo-orchitis), dan mereka terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual lebih
tua dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak
(BPH).

Di Amerika Serikat sekitar 20% dari pasien prepubertal dengan gondong berkembang
orchitis. Kondisi ini jarang terjadi pada laki-laki postpubertal dengan gondong.

Faktor Risiko

Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan faktor risiko yang umum untuk
epididymis akut. Urethritis atau prostatitis juga bisa menjadi faktor risiko.

Refluks urin terinfeksi dari urethra prostatik ke epididymis melalui saluran sperma
dan vas deferens bisa dipicu melalui valsalva atau pendesakan kuat.

Manifestasi Klinis
Menurut Price, 2005 tanda dan gejala orchitis berkisar dari ketidaknyamanan ringan
pada testicular dan edema hingga nyeri testicular yang parah dan terbentuknya edema dalam
waktu sekitar 4 hingga 6 hari setelah awitan penyakit dengan demam tinggi, mual, dan
muntah.
Gejala yang dirasakan meliputi nyeri pada testis hingga kepangkal paha,
pembengkakan dan kemerahan pada testis, menggigil, dan demam yang dapat bilateral atau
unilateral, mual, muntah, nyeri saat buang air kecil dan nyeri saat hubungan seksual, darah
pada semen. Keadaan ini dapat berakibat steril atau impotensi.Terapi terhadap inflamasi ini
dengan istirahat di tempat tidur, kompres panas atau hangat, dan antibiotik.
Diagnosis
Anamnesis

Orchitis ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan.

Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri yang hebat.

Kelelahan / mialgia

Kadang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan

Demam dan menggigil

Mual

Sakit kepala

Pemeriksaan Fisik

Pembesaran testis dan skrotum

Erythematous kulit skrotum dan lebih hangat.

Pembengkakan KGB inguinal

Pembesaran epididimis yang terkait dengan epididymo-orchitis

Pemeriksaan Penunjang
6

Diagnosis orchitis lebih dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan darah tidak dapat membantu menegakkan diagnosis orchitis.

USG dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan torsio testis.

Diagnosis Differential

Epididimitis

Torsio testis: kemungkinan besar jika nyeri memiliki onset tiba-tiba dan parah. Lebih
umum pada pria di bawah 20 tahun (tetapi bisa terjadi pada usia berapapun).
Membedakan torsi testikular ini dalam diagnosis sangat penting dari segi bedah.

Tumor testis

Hydrocele

Komplikasi

Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat atrofi
testis.

Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.

Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.

Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah untuk


mengurangi tekanan dari tunika.

Abscess scrotalis

Infark testis

Rekurensi

Epididymitis kronis

Impotensi tidak umum setelah epididymitis akut, walaupun kejadian sebenarnya yang
didokumentsikan tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas sperma biasanya hanya
sementara.

Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang disebabkan
oleh gangguan saluran epididymal yang diamati pada laki-laki penderita epididymitis
yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat. Kejadian kondisi ini masih belum
diketahui.

Prognosis
Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3-10 hari.
Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri dapat
sembuh tanpa komplikasi.
Plan
Diagnosis masuk

: Orchitis dextra

Diagnosis pulang

: Orchitis dextra

Terapi di IGD:
IVFD RL + ketorolac 20 gtt/i
Pronalges supp k/p
Ciprofloxacin 2x500 mg
Paracetamol 3x500 mg

Terapi di bangsal Cendana:


IVFD RL + ketorolac 20 gtt/i
Inj Cefotaxim 2x1 gr
PO :
Paracetamol 3x500 mg

Penatalaksanaan dari Orchitis adalah :


8

Non Medikamentosa
Penderita sebaiknya menjalani tirah baring, Skrotum diangkat (elevasi skrotum) dan
dikompres dengan air hangat.
Medikamentosa
Pada pasien orchitis dengan penyebab utama bakteri terutama pada pasien di bawah usia 35
tahun dan aktif secara seksual dapat diberikan antibiotik seperti sefalosporin, doksisiklin
ataupun azitromisin
1.Sefalosporin
Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, aktivitas gram-negatif; efikasi lebih
rendah terhadap organisme gram-positif. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara
mengikat satu atau lebih penicillin-binding proteins.
2. Doxycycline
Menghambat sintesis protein dan pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat 30S dan
kemungkinan 50S subunit ribosom bakteri. Digunakan dalam kombinasi dengan ceftriaxone
untuk pengobatan gonore. Dewasa cap 100 mg selama 7 hari, Anak: 2-5 mg / kg / hari PO
dalam 1-2 dosis terbagi, tidak melebihi 200 mg / hari
3.Azitromisin
Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh strain rentan mikroorganisme.
Diindikasikan untuk klamidia dan infeksi gonorrheal pada saluran kelamin. Dewasa 1 g
sekali untuk infeksi klamidia, 2 g sekali untuk infeksi klamidia dan gonokokus. Anak: 10
mg / kg PO sekali, tidak melebihi 250 mg / hari
4.Trimetoprim-sulfametoksazol
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asam dihydrofolic.
Umumnya digunakan pada pasien > 35 tahun dengan orchitis. Dewasa 960 mg q12h untuk
14 hari. Anak 15-20 mg / kg / hari selama 14 hari
Edukasi
Edukasi pada pasien sangat penting. Perlu dijelaskan kepada pasien agar dapat menjaga
kebersihan organ intim. Selain itu perlu juga dijelaskan perilaku seksual yang aman dan
9

terlindung (misalnya tidak berganti pasangan dan menggunakan kondom) bisa mengurangi
resiko terjadinya orchitis akibat penyakit menular seksual.
Follow Up
Tgl

19/01/2016

Demam,
badan
terasa
lemas,
mual,
nyeri pada
buah zakar

O
KU : sakit
sedang

A
Orchitis
Dextra

Kesadaran :
Composmentis
TD : 130/70

- Injeksi
Cefotaxim 2x
1g

RR : 20 x/mnt
T : 40oC

-Paracetamol
3 x 500 mg

Pem Fisik:
Abdomen : NT
epigastrium (+)

-Inj
Ondansetron
4 mg extra

Regio genitalis
eksterna :
scrotum kanan
tampak hipermis
edema serta
nyeri tekan
Demam
naik turun,
badan
masih
terasa
lemas,
nyeri pada
buah zakar
sudah
berkurang

KU : sakit
sedang
Kesadaran :
Composmentis
TD : 130/70
Nadi : 80 x/mnt
RR : 22 x/mnt

- IVFD RL+
ketorolac 20
gtt/menit
-Infus
Paracetamol 1
g

Nadi : 100 x/mnt

20/01/2016

Orchitis
dextra

- IVFD RL+
ketorolac 20
gtt/menit
- Injeksi
Cefotaxim 2x
1g
-Paracetamol
3 x 500 mg
k/p

T : 36,6oC
Pem Fisik:
Abdomen : NT
10

epigastrium (-)
Regio genitalis
eksterna :
scrotum kanan
tampak hipermis
edema dan nyeri
tekan
21/01/2016

Demam
mulai
turun,
nyeri
sudah
berkurang

KU : sakit
sedang

Orchitis
dextra

Kesadaran :
Composmentis

- IVFD RL+
ketorolac 20
gtt/menit
- Injeksi
Cefotaxim 2x
1g

TD : 120/80
Nadi : 84 x/mnt

-Paracetamol
3 x 500 mg
k/p

RR : 20 x/mnt
T : 36,0oC
Pem Fisik:
Regio genitalis
eksterna :
scrotum kanan
tampak hipermis
edema
berkurang dan
nyeri tekan
Lab : Leukosit
16.9x109
22/01/2016

Keluhan
nyeri (-)

KU : sakit
sedang

Orchitis
dextra

BLPL

Kesadaran :
Composmentis
TD : 110/70
Nadi : 82 x/mnt
RR : 20 x/mnt
T : 36,0oC
11

Pem Fisik:
Regio genitalis
eksterna :
scrotum kanan
tampak sedikit
hipermis edema
berkurang nyeri
tekan (-)

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad fungtionam

: ad bonam

Quo ad sanationam

: ad bonam

12

Anda mungkin juga menyukai