Anda di halaman 1dari 139

perpustakaan.uns.ac.

id

digilib.uns.ac.id

STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURAKARTA DALAM


OPTIMALISASI ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS BERBASIS
INTELLIGENT TRANSPORT SYSTEM (APILL-ITS)

Disusun Oleh :
IMMANUEL TEGUH PRAYOGO
D 0107065

SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2011

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-NYA, sebab Dia yang memelihara


kamu
(1 Petrus 5 : 7)
Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah
teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu dalamtingkah lakumu,
dalam kasihmua, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
(1 Timotius 4 : 12)
Pengetahuan diperoleh dengan membaca buku-buku, tetapi yang lebih penting
dipelajari ialah pengetahuan tentang dunia, yang hanya diperoleh dengan
mempelajari manusia dan segala sesuatu tentang mereka.
Lord Chesterfield, Letters to his Son
Dont look a chance by your self but make a chance by your self
(Penulis)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh hormat skripsi ini kupersembahkan


kepada :
Bapa Jesus yang selalu memberikan hikmah dan
pertolonganNya.
Bapak dan ibuku yang selalu mencurahkan kasih
sayangnya sepanjang hidupku, selalu memberikan
motivasi dalam meraih mimpi-mimpiku, selalu
berdoa demi kesuksesanku.
Adikku Dalu dan Dwi yang selalu memberi
dukungan, motivasi, dan doa.
Keluarga besarku yang tidak bisa disebutkan satu
per satu yang selalu mendukungku.
BBB Comunity (Yohana, Liza, Lia dan Jul)
yang senantiasa menemani, memberikan semangat
dan doanya selama kuliah.
Sahabat-sahabatku (@ wisma rizky & wisma
wury) yang selalu menemani dan membantuku.
Almamater AN 07 yang tidak pernah terlupakan.
commit to user

vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul

STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN KOTA

SURAKARTA DALAM OPTIMALISASI ALAT PEMBERI ISYARAT


LALU

LINTAS

BERBASIS

INTELLIGENT

TRANSPORT

SYSTEM

(APILL-ITS). Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi di Program Studi Administrasi Negara, Jurusan Ilmu
Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Sebelas
Maret (UNS), Surakarta.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak,
maka pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih dan penghargaan khusus kepada:
1. Ibu Dra. Retno Suryawati, M.Si, selaku dosen pembimbing yang memberikan
arahan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs.Yosca Herman Soedradjad, MM selaku Kepala Dinas
Perhubungan Surakarta, Bapak Sri Baskoro, SH., M.si selaku Kepala
Bidang Lalu Lintas, Bapak Joko Pramono, SE., MM selaku Kasi
Manajemen

Rekayasa

Lalu

Lintas,

Bapak

Ari

Wibowo

selaku

Koordinator CCRoom dan staf lain Dinas Perhubungan Kota Surakarta


yang telah berpartisipasi.
3. Kepada kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang dan
kesabaran yang tiada habisnya dan tidak tergantikan untuk setiap dukungan
dan doa restu yang tidak pernah putus.
4. Kepada Adikku Dalu dan Dwi atas doa dan dukungannya
5. Kepada

semua

rekan-rekanku

angkatan

sepenanggungan menuntut ilmu di fisip UNS


commit to user

vii

2007

yang

telah

senasib

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

6. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan
skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kemampuan dalam
skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi semua pihak. Amin.

Surakarta, November 2011


Penulis

Immanuel Teguh P
D 0107065

commit to user

viii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........

HALAMAN PERSETUJUAN.........

ii

HALAMAN PENGESAHAN..........

iii

HALAMAN PERNYATAAN ......... iv


HALAMAN MOTTO.......

HALAMAN PERSEMBAHAN.......

vi

KATA PENGANTAR...... viii


DAFTAR ISI..... xi
DAFTAR GAMBAR.... xii
DAFTAR TABEL......... xiii
ABSTRAK........ xiv
ABSTRACT...... xv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Balakang Masalah....... 1


B. Rumusan Masalah........ 10
C. Tujuan....... 10
D. Manfaat........ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 12
A. Kajian Teori.......... 12
1. Strategi ........... 12
2. Optimaliasasi....... 20
3. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas berbasis Intelligent
Transport System (APILL ITS) ........ 21
1.1. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) .... 21
1.2 Intellegent Transport System (ITS)..... 23
1.3 APILL ITS....... 30
4. Strategi Dinas Perhubungan Kota Suarakarta dalam
Optimalisasi APILLcommit
ITS.....................
31
to user

ix

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

B. Kerangka Pemikiran..... 32
BAB III METODE PENELITIAN... 34
A. Bentuk Penelitian...... 34
B. Lokasi Penelitian...... 35
C. Sumber Data..... 36
D. Teknik Pengumpulan Data...... 37
E. Teknik Pengumpulan Sampel............................... 38
F. Validitas Data....... 39
G. Tehnik Analisis Data........ 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

42

A. Deskripsi Lokasi Penelitian.......... 42


1. Kota Surakarta .... 42
1.1 Letak Geografi...... 42
1.2 Kependudukan..... .... 43
1.3 Potensi Wilayah........ 44
1.4 Transportasi...... 45
1.5 APILL ITS Kota Surakarta....... 47
2. Dinas Perhubungan Kota Surakarta..... 61
2.1 Sejarah Berdirinya Dinas Perhubungan ......

61

2.2 Visi dan Misi ....... 62


2.3 Tugas dan Fungsi.....

64

2.4 Struktur Organisasi......

66

2.5 Keadaan Pegawai.....

73

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan..... 78


1. Strategi Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam
optimalisasi APILL ITS... 78
1.1 Sosialisasi dan Layanan Informasi kepada masyarakat

78

1.2 Pemeliharaan dan Pengembangan APILL ITS......... 88


1.3 Pengembangan Sumber Daya Manusia.... 95
1.4 Monitoring dan Kendali Simpang.... 101
commitOptimalisasi
to user
2. Faktor yang Memengaruhi
APILL ITS...... 106

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2.1 Faktor Pendukung 106


2.2 Faktor Penghambat .. 110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 117
A. Kesimpulan....... 117
B. Saran..... 120
DAFTAR PUSTAKA....... 122
LAMPIRAN.......... 125

commit to user

xi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Konsep ITS ...
25
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran...

33

Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data (interactive model) ...

41

Gambar 4.1 Pusat Kontrol APILL ITS Kota Surakarta (CCRoom) ...

55

Gambar 4.2 Kamera dan Hasil Pantauan ...

56

Gambar 4.3 Passenger info di Halte BST...

57

Gambar 4.4 VMS Pangung dan Kerten...

58

Gambar 4.5 Pelican Crossing di Purwosari....

59

Gambar 4.6 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Surakarta....

66

commit to user

xii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1

Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Surakarta


Tahun 2006-2010 ..

Tabel 1.2

Data Kecelakaan dan Lokasi Rawan Kemacetan Kota


Surakarta ......

Tabel 2.1

Pentahapan Penerapan ITS berdasarkan Klasifikasi Kota

28

Tabel 2.2

Skema ITS di Indonesia...

29

Tabel 4.1

Panjang dan Lebar Jalan Menurut Status Jalan di Kota


Surakarta Tahun 2009 2011..

46

Tabel 4.2

Kondisi jalan Kota Surakarta Tahun 2011...

47

Tabel 4.3

Titik Lokasi up-grade APILL ITS 2006 2010..

54

Tabel 4.4

Distribusi Pegawai Masing-Masing Bagian.

73

Tabel 4.5

Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/Kepangkatan

74

Tabel 4.6

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan..

75

Tabel 4.7

Jumlah Tenaga Harian Lepas (THL) dan Pegawai Kontrak ...

76

Tabel 4.8

Jadwal Pelaksanaan Sosialisasi APILL ITS di Kota Surakarta

82

Tabel 4.9

Jadwal Layanan informasi kepada masyarakat

87

Tabel 4.10 Pengembangan APILL ITS tahun 2006-2011..

94

Tabel 4.11 Anggaran APILL ITS tahun 2006-2011...

95

Tabel 4.12 Data Petugas dan Pengembangan SDM CCRoom Th 2011....

100

commit to user

xiii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
IMMANUEL TEGUH PRAYOGO. D0107065. Strategi Dinas Perhubungan
Kota Surakarta Dalam Optimalisasi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
Berbasis Intellegent Transport System (APILL-ITS). Administrasi Negara.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
2011, 124 Halaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi Dinas
Perhubungan Kota Surakarta dalam optimalisasi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
berbasis Intelligent Transport System (APILL-ITS) dan faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor pendorong dan penghambat optimalisasi APILL-ITS.
Konsep strategi dalam penelitian ini adalah suatu upaya yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan
di Kota Surakarta. Dengan teknik sampling bertujuan (purposive sampling),
penulis mengumpulkan data dengan wawancara mendalam dan dokumentasi.
Dalam hal uji validitas data penulis menggunakan teknik trianggulasi data
sehingga informasi dari nara sumber yang satu bisa dibandingkan dengan
informasi dari nara sumber yang lain. Sedangkan analisis data dilakukan dengan
teknik analisis interaktif.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat empat strategi yang
diterapkan strategi dalam optimalisasi APILL ITS yaitu sosialisasi dan layanan
informasi kepada masyarakat, pemeliharaan dan pengembangan APILL ITS,
pengembangan sumber daya manusia, serta monitoring dan kendali simpang.
Masing-masing strategi pada umumnya sudah dilaksanakan dengan baik akan
tetapi pada startegi sosialisasi masih belum maksimal karena lingkup sosialisasi
masih terbatas pada lokasi tertentu yakni sekolah-sekolah dan pada
pengembangan teknologi masih terbatas pada anggaran. Dalam penelitian ini,
peneliti menemukan adanya faktor-faktor yang memengaruhi strategi optimalisasi
tersebut. Faktor tersebut meliputi, faktor pendukung keberhasilan strategi yaitu
adanya komitmen baik dari pemerintah pusat dan daerah dalam penerapan APILL
ITS di Kota Surakarta. Sudah adanya prasarana lalu lintas yang modern juga
mendukung penerapan APILL ITS begitu pula adanya pengembangan sumber
daya manusia untuk mendukung operasionalisasi fasilitas APILL ITS.
Faktor penghambat yang ditemukan dalam strategi optimalisasi APILL
ITS yaitu masalah sumber dana yang terbatas untuk menunjang pemenuhan
prasarana pendukung. Perilaku masyarakat dalam berlalu lintas masih rendah,
begitu pula kualitas dan kuantitas sumber daya yang dimiliki masih kurang
menjadi faktor penghambat optimalisasi APILL ITS.
Kata kunci : Strategi, Optimalisasi, Manajemen Lalu Lintas, APILL, ITS.
commit to user

xiv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRACT
IMMANUEL TEGUH PRAYOGO. D0107065. Strategy Optimization Traffic
Light Equipment Based Intelligent Transport System (APILL-ITS) at Surakarta
Department of Transportation. Public Administration. Faculty of Social and
Political Sciences. Sebelas Maret University. Surakarta. 2011, 124 page.
This study aims to determine how the strategy optimization Traffic
Signaling Equipment based Intelligent Transport System (APILL-ITS) at
Surakarta Department of Transportation and the factors that affect the factors
driving and inhibiting optimization APILL-ITS. The concept of strategy in this
study is an effort made to achieve certain goals.
This study is a qualitative descriptive study conducted in the city of
Surakarta. With the aim of sampling techniques (purposive sampling), the authors
collected data with in-depth interviews and documentation. In this test the validity
of the data the authors used data triangulation techniques so that information
from one resource that can be compared with information from other informants.
While the data analysis was done by using an interactive analysis.
From the research results can be seen that there are four strategies that
are applied in the optimization strategy APILL ITS namely socialization and
information services to the community, APILL ITS maintenance and development,
human resource development, and monitoring and control of intersections. Each
of these strategies generally have been implemented with good will but in strategy
socialization is still not optimal because the scope of socialization is still limited
to a specific location that is the schools and on technology development is still
limited to the budget. In this study, researchers found the factors that influence
the optimization strategy. These factors included, Factors supporting the success
of the strategy is a commitment from both central and local governments in the
implementation of APILL ITS in Surakarta. It's a modern traffic infrastructure
also supports the implementation of APILL ITS nor the development of human
resources to support the operation of APILL ITS facilities.
Obstacles found in the optimization strategy that is the problem of APILL
ITS limited financial resources to support the fulfillment of supporting
infrastructure. People's behavior in traffic is still low, so did the quality and
quantity of resources they have still not be a limiting factor optimization of APILL
ITS.
Key words : Strategy, Optimization, Traffic Management, Traffic Light, ITS.

commit to user

xv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan transportasi merupakan masalah aktual di hampir semua kota
besar di dunia, terutama yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau
memadai, juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk.
Kota-kota metropolitan dengan jaringan pelayanan transportasi umum yang sudah
baik, seperti New York atau Berlin, juga masih tetap diliputi permasalahan
transportasi terutama kemacetan. (Kabar Indonesia, 2007).
Seperti

halnya

di

Indonesia.

Pertumbuhan

ekonomi

yang

tinggi

menimbulkan dampak perpindahan penduduk ke perkotaan. Pertumbuhan


penduduk di perkotaan dalam 20 tahun terakhir rata-rata mencapai 3-5%. Hal ini
lebih tinggi dari pertumbuhan penduduk nasional yang rata-rata 2%. Akibatnya
aktivitas manusia mengalami suatu perubahan dalam lingkup kehidupan.
Perubahan tersebut ditandai dengan bertambahnya jumlah kendaraan, pendapatan,
dan tenaga kerja. Permintaan akan transportasi juga akan meningkat, sehingga
perlu upaya peningkatan sarana dan prasarana transportasi yang memadai.
(Maimunah, 2010: 1064)
Selain arus urbanisasi yang deras dan ketidakseimbangan antara volume
moda transportasi dengan kapasitas jalan, pengelolaan sistem transpotasi yang
masih kurang menyebabkan masalah kemacetan sampai saat ini belum bisa
teratasi. Dengan semakin tingginya mobilitas manusia, bila tidak diimbangi
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dengan perbaikan sistem transportasi akan jadi penyebab terjadinya kemacetan.


(Maimunah, 2010: 1064).
Semakin tingginya mobilitas manusia dan barang yang mengakibatkan
kemacetan, juga dipengaruhi oleh kondisi dimana sarana dan prasarana lalu lintas
yang masih terbatas, manajemen lalu lintas belum berfungsi optimal, pelayanan
angkutan umum dan penumpang belum memadai, dan disiplin pemakai jalan
masih randah. (Ofyar Z. Tamin dalam Farida 2009: 47-56).
Kemacetan pada umumnya terjadi di kawasan yang mempunyai intensitas
kegiatan yang tinggi, terutama pada jam-jam puncak, atau dapat pula terjadi
dikarenakan volume lalu lintas (demand) yang tidak seimbang dengan kapasitas
jalan (supply) disamping adanya percampuran moda, dan juga pada saat-saat
tertentu seperti hari libur dan hari-hari besar. Kemacetan sendiri didefinisikan
sebagai suatu situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas
yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
(Farida, 2009:47-56).
Sebagai gambaran Kota Jakarta. Kemacetan bukan merupakan persoalan
baru dan sesuatu yang sudah lama serta cukup signifikan keberadaan maupun
sebabnya. Kondisi ini terjadi sejak awal tahun sembilan puluhan yang diakibatkan
oleh tingginya mobilitas orang dan barang yang berimbas pada tidak
sebandingnya pertumbuhan jumlah kendaraan dengan pertambahan kapasitas
jalan. Kemacetan ini diperparah dengan budaya indisipliner pengguna jalan, tidak
memadainya pelayanan angkutan umum, manajemen lalu lintas belum berfungsi
optimal, rendahnya penyediaaan (penambahan) kapasitas jalan ditambah lagi
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 2

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

rendahnya kemampuan menyediakan sarana dan prasarana lalu lintas modern


seperti alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) yang terkoordinasi. (Novianti,
2010:1042).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi kemacetan tersebut,
diantaranya adalah dengan penerapan jalur 3 in 1 di beberapa jalur di Jakarta,
pembatasan umur kendaraan untuk angkutan umum 10 tahun dan kendaraan
pribadi 15 tahun, pembatasan sepeda motor melaju di Jalan Sudirman dan MH
Thamrin. Pemda DKI Jakarta juga menerapkan peraturan memajukan jam masuk
sekolah dan jam masuk kerja bagi kantor swasta, penyediaan alat angkut masal
(Transjakarta), penambahan jaringan jalan (misalnya fly over, underpass, tol
lingkar luar), kebijakan perparkiran, car free day, pelebaran drainase dan goronggorong hingga sosialisasi penggunaan angkutan umum dan peduli lingkungan.
(Novianti, 2010:1043). Namun kebijakan dan metoda tersebut belum bisa
mengatasi masalah kemacetan. Kebijakan dan metoda tersebut belum efektif dan
malah menimbulkan masalah yang lain. Misalnya, penambahan jaringan jalan
justru merangsang orang untuk memiliki dan menggunakan kendaraan pribadi.
Akibatnya adalah kemacetan yang semakin parah. Program 3 in 1 belum efektif
karena mempunyai kelemahan dengan adanya joki. Pembatasan umur kendaraan
dicabut karena menimbulkan polemik. Dalam mengatasi tundaan (manajemen
rekayasa lalu lintas) disebuah persimpangan juga kurang efektif karena dengan
penataan ulang pada satu persimpangan saja tentu saja akan merubah pola arus
yang keluar dari setiap kaki persimpangan, yang implikasinya tetap akan
mempengaruhi ritme arus lalu lintas pada ruas jalan lain. Pada titik tertentu, arus
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 3

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ini justru akan menyebabkan tundaan pada persimpangan lain yang masih
memiliki hubungan dengan persimpangan yang baru saja ditata ulang siklus
lampunya. Disatu sisi berhasil melancarkan arus di satu titik persimpangan, akan
tetapi arus yang keluar dari titik tersebut justru membuat kemacetan di titik
persimpangan yang lain.
Upaya dengan penerapan teknologi informasi juga sudah mulai diterapkan.
Penerapan program Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan menuju sebuah Sistem Transportasi Cerdas (Intelligent Transport System),
sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009, Kota Jakarta
mulai menerapkan NTMC (Nasional Traffic Management Center). Penerapan
Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ini seperti
halnya sistem pengaturan lalu lintas yang diterapkan negara-negara di Eropa,
yakni Intelligent Transport System (ITS). ITS ini merupakan sistem pengaturan
lalu lintas dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengelola penggunaan dan arah tempuh kendaraan, berat beban, dan pilihan rute.
Tujuannya untuk meningkatkan keselamatan, mengurangi pemakaian kendaraan,
meminimalisasikan waktu tempuh, dan mengurangi pemakaian bahan bakar.
Penggunaan ITS pada dasarnya adalah untuk mensinergikan faktor manusia
(people), faktor jalan (road), dan faktor kendaraan (vehicle). (Migley, 2011:3-8).
Seperti halnya di Surakarta, sebagai salah satu kota yang yang memiliki
tingkat pergerakan yang tinggi di Jawa Tengah, Kota Surakarta telah menerapkan
dan mengembangkan teknologi informasi dan telekomunikasi dalam pengendalian
lalu lintas. Penerapan teknologi informasi dan telekomunikasi dalam pengendalian
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 4

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

lalu lintas di Kota Surakarta dimulai dengan dibangunnya APILL-ATCS (Alat


Pemberi Isyarat Lalu Lintas berbasis Area Traffic Control System). APILL ATCS
merupakan sistem pengaturan lalu lintas bersinyal terkoordinasi (traffic control)
dengan mengatur seluruh lampu lalu lintas secara terpusat. Dengan ATCS dapat
dilakukan upaya manajemen rekayasa lalu lintas yang mengkoordinasikan semua
titik-titik persimpangan bersinyal melalui pusat kontrol (CCRoom), sehingga
diperoleh suatu kondisi pergerakan lalu lintas secara efisien. APILL ATCS di
Surakarta telah dikembangkan sejak tahun 2006 oleh pemerintah kota Surakarta
melalui Dinas Perhubungan Surakarta.
Pada tahun 2009, dengan bantuan dari Kementrian Perhubungan, APILL
ATCS Kota Surakarta dikembangkan ke arah pengendalian transportasi
perkotaan, yakni Intelligent Transport System (Sistem Tranpsortasi Cerdas),
dengan penambahan beberapa sarana dan prasarana serta integrasi teknologi
dengan transportasi umum. Sehingga pada awal tahun 2010 sistem pengendalian
lalu lintas di Kota Surakarta lebih dikenal dengan APILL ITS (Alat Pemberi
Isyarat Lalu Lintas berbasis Intelligent Transport System). APILL ITS merupakan
pengembangan dari sistem ATCS. Dengan sistem ini pengendalian dilakukan
lebih luas, tidak hanya pada kontrol lalu lintas akan tetapi juga pada kontrol
transportasi perkotaan.
Berbeda halnya dengan NTMC, melalui APILL ITS dapat dilakukan
penataan siklus lampu lalu lintas secara menyeluruh berdasar input data lalu lintas
yang diperoleh secara real time melalui kamera cctv pemantau lalu lintas pada
titik-titik persimpangan yang telah terpasang teknologi ini selain itu penyampaian
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 5

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

informasi tentang keadaan lalu lintas secara real time. Penentuan waktu siklus
lampu persimpangan dapat diubah berkali-kali dalam satu hari sesuai kebutuhan
lalu lintas paling efisien yang mencakup keseluruhan wilayah tersebut. Dengan
integrasi teknologi dengan bus priority pada Batik Solo Trans (BST)
memungkinkan adanya kontrol green wave (lampu hijau) terhadap rute BST pada
setiap persimpangan sehingga tidak terkena lampu merah (pemberhentian) terlalu
lama. Hal ini sesuai hasil kegiatan pra survei berupa wawancara yang dilakukan
penulis dengan Koordinator CCRoom Dishub Surakarta, yang menyatakan bahwa:
APILL ITS hampir sama dengan NTMC yang diterapkan di Jakarta.
Bedanya NTMC berskala nasional yang dioperasikan oleh Kepolisian
sedangkan APILL ITS berskala lokal Surakarta dan dioperasikan oleh
Dishub Surakarta. Selain itu APILL ITS memiliki banyak keunggulan
dibanding NTMC. Sistem tersebut hanya memungkinkan untuk memantau,
mengawasi, kemudian melakukan tindakan ke lapangan. Sedangkan
APILL ITS sendiri selain dapat memantau dan mengawasi, sistem
memungkinkan kita (Dishub) melakukan intervensi secara langsung
terhadap kejadian yang sedang berlangsung. Misalnya, dapat mengganti
siklus pergantian tundaan di persimpangan (timer) berbeda-beda antara
waktu peak hour dan waktu biasa. Jika ada Presiden melintas,
memungkinkan rombongan tersebut melintas dengan lamp hijau terus.
Selain itu, sistem kita sudah mengintegrasikan sistem pengendalian lalu
lintas dan transportasi dengan adanya bus priority dan GPS. (sumber :
wawancara tanggal 6 Mei 2011).
Sistem pengendalian lalu lintas ini dikembangkan sebagai antisipasi
masalah lalu lintas perkotaan di kota Surakarta. Adanya pergerakan transportasi
orang dan barang yang tinggi di Kota Surakarta menyebabkan semakin tingginya
tingkat kecelakaan dan lokasi rawan kemacetan. Pergerakan lalu lintas yang tinggi
dikarenakan Kota Surakarta mempunyai lokasi yang sangat strategis terhadap lalu
lintas nasional terutama yang melewati jalur selatan Jawa Tengah. Selain itu, Kota
commit
user dari arah Semarang, Yogyakarta,
Surakarta juga merupakan titik simpul
lalutolintas

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 6

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Surabaya, Purwodadi, Pacitan, dan daerah hinterland (kerjasama antar daerah


SUBOSUKOWONOSRATEN).
Kota Surakarta yang disebut juga sebagai kota admistrasi, kota karesidenan,
kota batik, kota budaya, kota wisata dan kota pendidikan di wilayah regional,
dengan mengusung slogan Solo The Spirit of Java, kota ini mampu menjadi
trendsetter bagi kabupaten/kota lainnya utamanya dalam bidang sosial, budaya
dan ekonomi. Walaupun Kota Surakarta hanya terdiri dari lima kecamatan, kota
ini menyimpan potensi yang luar biasa. Potensi ini ditandai dengan pertumbuhan
ekonomi yang ditandai dengan perkembangan swalayan baru, mall, perkantoran,
dan perumahan (kos-kosan). Beberapa mal modern di Solo antara lain Solo
Square, Solo Grand Mall (SGM), Solo Paragon, Solo Center Point (SCP),
Singosaren Plaza, Megaland Solo, dan Luwes. Bahkan kota Surakarta kini
menjadi barometer pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, selain Kota Semarang.
(www.soloraya.net).
Pertumbuhan ekonomi yang dialami Kota Surakarta mengakibatkan
kebutuhan akan sarana transportasi semakin tinggi. Berdasarkan data dari Dinas
Perhubungan Kota Surakarta, setiap tahunnya jumlah permintaan kendaraan
bermotor di Kota Surakarta menunjukkan adanya trend kenaikan. Pada 2009
jumlah sarana angkutan wilayahnya sebanyak 257.753 unit. Dari jumlah itu,
kendaraan roda dua tercatat sebanyak 208.309 unit. Sementara sisanya mobil, bus,
dan kendaraan angkutan lainnya. Pada 2010, jumlah kendaraan meningkat
menjadi 277.644 unit. Hal tersebut dapat dilihat melalui tabel di bawah ini.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 7

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 1.1
Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Surakarta Tahun 2006-2010
No
Tahun
Jumlah Permintaan Kendaraan
Peningkatan
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
2010
277.644
19.891
7,72%
2.
2009
257.753
17.712
7,38%
3.
2008
240.041
19.500
8.84%
4.
2007
220.541
6.294
2,95%
5.
2006
210.264
Sumber : Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta
Menurut Ari Wibowo, Koordinator Central Control Room (CCRoom) Dishub
Kota Surakarta, mengatakan :
kenaikan jumlah kendaraan di wilayahnya rata-rata 7,5% pertahun.
Angka itu tergolong cukup tinggi dibanding kabupaten/ kota di sekitar
Solo yang rata- rata kenaikannya hanya 4-5%. Solo adalah kota besar
dengan penduduk sekitar 520.000 jiwa. Dengan kenaikan jumlah
kendaraan 7,5 persen, asumsinya seorang warga memiliki lebih dari satu
kendaraan. Potensi kemacetan lalu lintas menjadi poin penting untuk
diantisipasi. Pasalnya pertumbuhan kendaraan itu tidak seimbang dengan
ketersediaan ruang. (Sumber : Seputar Indonesia, 28 Maret 2011).
Dari data diatas dapat simpulkan bahwa kenaikan jumlah kendaraan ratarata 7,5 persen per tahun tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan di kota
Surakarta. Pertumbuhan jalan di Kota Surakarta hanya 0,01 persen per tahun.
(harianjoglosemar.com). Kondisi ini semakin diperparah dengan tingginya tingkat
kepadatan penduduk yang mencapai 11.370 jiwa/km2. Berdasarkan data SP BPS
2010, dengan luas yang hanya sebesar 44,03 km2 membuat tingkat kepadatan
penduduk di Kota Surakarta sangat tinggi, yakni tertinggi di Jawa Tengah. Belum
lagi dengan adanya keberadaan kaum commuters (pendatang) yang jumlahnya
tidak kalah banyak dengan penduduk Kota Surakarta sendiri.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 8

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Namun demikian, meskipun APILL ITS sudah diterapkan di Kota Surakarta


lokasi rawan kemacetan dan tingkat kejadian kecelakaan masih tinggi bahkan
cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dengan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi yang disertai dengan pertumbuhan jumlah kendaraan dan
tingginya tingkat kepadatan penduduk menyebabkan masalah lalu lintas di Kota
Surakarta semakin semprawut. Berikut data lokasi rawan kemacetan dan tingkat
kecelakaan di Kota Surakarta.
Tabel 1.2
Data Kecelakaan dan Lokasi Rawan Kemacetan di Kota Surakarta
No.
Tahun
Jumlah Kecelakaan
Titik kemacetan
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
2010
696 kasus
20 titik
2.
2009
660 kasus
12 titik
3.
2008
642 kasus
23 titik
Sumber : Polantas dan Dinas Pehubungan Kota Surakarta
Dari data diatas dapat diketahui bahwa kejadian kecelakaan dan lokasi
kemacetan mengalami kenaikan. Hal ini berbanding lurus dengan pertambahan
jumlah kendaraan dan manusia. Kejadian selama kurun waktu 3 tahun terakhir
terus meningkat. Pada tahun 2009 jumlah kejadian kecelakaan meningkat 18
kasus dari tahun sebelumnya (meningkat 2,8%), dan pada tahun 2010 meningkat
36 kasus (5,5%) dari tahun sebelumnya.
Lokasi rawan kemacetan menunjukkan adanya penurunan pada tahun 2009
sebanyak 11 lokasi dari tahun sebelumnya menjadi 12 lokasi. 12 lokasi kemacetan
tersebut meliputi Pasar Nongko, Simpang Tirtonadi, Palang Joglo, Simpang
Kerten, Simpang Panggung, Simpang Balapan, Pasar Gede, Tugu Lilin, Simpang
Gandengan, Simpang Nonongan, Simpang Coyudan, dan Pasar Klewer. Akan
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 9

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

tetapi pada tahun 2010 lokasi rawan kemacetan terpantau 20 lokasi atau
bertambah 8 lokasi dari tahun 2009 yang meliputi Pasar Klewer, Pasar
Singosaren, Pasar Nusukan, Pasar Kembang dan Kadipolo, Pasar Legi, Pasar
Jongke, Solo Grand Mall (SGM), Solo Square, Pusat Grosir Solo (PGS), Simpang
lima Komplang, simpang empat pasar Nusukan dan Pasar Nongko, serta
perlintasan KA Joglo Kadipiro.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut : Bagaimana strategi
Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam optimalisasi Alat Pemberi Isyarat
Lalu Lintas berbasis Intelligent Transport System (APILL ITS) ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui bagaimana strategi Dinas Perhubungan Kota Surakarta
dalam optimalisasi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas berbasis Intelligent
Transport System (APILL ITS)
2. Tujuan Fungsional
a. Hasil Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca dalam memahami Strategi Dinas Perhubungan Kota Surakarta
dalam optimalisasi APILL ITS.
b. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan manfaat kepada
Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam optimalisasi APILL ITS.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 10

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3. Tujuan Individual
Untuk memenuhi Tugas Akhir sebagai salah satu persyaratan akademis
dalam usaha meraih gelar kesarjanaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Jurusan Ilmu Administrasi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan :
1. Masukan dan bantuan pemikiran kepada Dinas Perhubungan dalam
optimalisasi APILL ITS di Kota Surakarta.
2. Pengetahuan bagi kita tentang penerapan APILL ITS dan optimalisasinya
dalam mengatasi kemacetan di Kota Surakarta.
3. Memberikan tambahan pustaka bagi siapa saja yang ingin mengetahui,
mempelajari, dan meneliti lebih lanjut mengenai permasalahan ini.
4. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas
wawasan berkaitan dengan sistem pengaturan lalu lintas berteknologi
(APILL ITS) di Kota Surakarta.

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 11

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Setiap penelitian membutuhkan kejelasan dan titik tolak atau landasan
berfikir dalam memunculkan masalah atau menyoroti sebuah masalah. Oleh
karena itu perlu menyusun tinjauan pustaka yang memuat pokok-pokok pikiran
yang menggambarkan dari sudut pandang mana masalah penelitian akan disoroti.
Berkaitan dengan pernyataan tersebut, maka dalam hal ini akan dikemukakan
tentang:
1. Strategi
Strategi sesungguhnya merupakan pengertian dalam bidang militer.
Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategos atau strategus dengan kata
jamak strategi. Strategos berarti jenderal tetapi dalam Yunani kuno sering
berarti perwira negara (state officer) dengan fungsi yang luas (J. Salusu,
2005:85). Dalam artian yang sempit, menurut Matloff (dalam J. Salusu:85)
strategi berarti the art of the general (seni jenderal).
Menurut J. Salusu (2005:101) strategi ialah suatu seni menggunakan
kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya
melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang
paling menguntungkan.
Strategi menurut Chandler (dalam Michael Armstrong 2003:38) adalah
penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran perusahaan, dan
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 12

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

penerapan serangkaian tindakan serta alokasi sumber daya yang penting


untuk melaksanakan sasaran ini.
Pendapat yang hampir sama juga diungkapakan oleh Andrews (dalam
Mudrajad Kuncoro, 2005:1) strategi adalah pola sasaran, tujuan, dan
kebijakan atau rencana umum yang untuk meraih tujuan yang telah
ditetapkan, yang dinyatakan dengan mendefinisikan apa bisnis yang
dijalankan oleh perusahaan, atau yang seharusnya dijalankan perusahaan.
Itami (dalam Mudrajad Kuncoro, 2005:1) juga mengungkapkan bahwa
strategi menentukan kerangka kerja dari aktivitas bisnis perusahaan dan
memberikan

pedoman

untuk

mengkoordinasikan

aktivitas,

sehingga

perusahaan dapat menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu


berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh
perusahaan dan jenis organisasi seperti apa yang hendak dijalankan.
Dari uraian diatas penullis menemukan banyak kesamaan mengenai
definisi strategi yaitu adanya tujuan jangka panjang dan kebijakan umum,
dimana strategi seharusnya berkaitan dengan keputusan besar yang dihadapi
organisasi dalam menentukan kegagalan dan kesuksesan organisasi. Ada tiga
tokoh yang memiliki persamaan konsep mengenai strategi yakni Chandler,
Andrews dan Istami. Meskipun dalam lingkup bisnis, konsep mereka dapat
diterapkan di organisasi non-bisnis karena setiap organisasi sama-sama
mempunyai suatu cara, pola, prioritas dalam mencapai suatu tujuan dengan
memperhatikan faktor pendukung dan penghambat.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 13

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Menurut Coulter (dalam Mudrajad Kuncoro, 2005:12) mengungkapkan


bahwa strategi merupakan sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk
mencapai tujuan dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang
dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya.
Pendapat hampir sama juga disampaikan oleh Johnson dan Scholes
(dalam Michael Armstrong 2003:38) yang menyatakan strategi adalah arah
dan cakupan organisasi yang secara ideal untuk jangka yang lebih panjang,
yang menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan yang berubah, dan
secara khusus dengan pasarnya, dengan pelanggan dan kliennya untuk
memenuhi harapan stakeholders.
Strategi merupakan suatu keputusan untuk melakukan perubahan dan
mencapai kondisi yang diinginkan organisasi di masa depan. Sehingga
organisasi harus mampu menyesuaikan sumber daya organisasi dengan
peluang dan tantangan yang akan dihadapi. Dengan demikian ciri utama
strategi (Mudrajad Kuncoro, 2005:12) adalah Pertama, goal directed actions,
yaitu aktivitas yang menunjukkan apa yang diinginkan organisasi dan
bagaimana mengimplementasikannya. Kedua, mempertimbangkan semua
kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas), serta memperhatikan
peluang dan tantangan.
Strategi memiliki dua perspektif yang berbeda (James dan Charles
dalam Delimiana, 33) antara lain, (1) Apa yang hendak dilakukan oleh
organisasi. Strategi didefinisikan sebagai program yang luas untuk
menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 14

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Disini kata program mengacu pada peranan yang aktif, sadar, dan rasional
yang dimainkan oleh manajer dalam merumuskan strategi organisasi. Dan (2)
Apa yang sesungguhnya dilakukan oleh sebuah organisasi, baik tindakannya
sejak semula memang disengaja atau tidak. Startegi adalah pola tanggapan
organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu.
Michael Armstrong (2003:39) dalam tulisannya menyimpulkan bahwa
strategi adalah pernyataan cita-cita organissasi, ke mana akan pergi dan
secara luas bagaimana mencapai arah yang dituju.

Pernyataan tersebut

dilengkapi dengan pernyataan Michael Allison dan Jude Kaye (2005:3) yang
menyatakan bahwa strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas
yang diambil oleh organisasi: strategi adalah pilihan-pilihan tentang
bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi.
Hadari Nawawi (2000:147) sendiri mengungkapkan strategi dalam
manajemen sebuah organisasi dapat diartikan sebagai kiat, cara, dan taktik
utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen,
Jarzabkowski

yang

terarah

pada

tujuan

dan Andreas Paul Spee

strategik

organisasi.

Paula

dalam International Journal of

Management Reviews (2009: 70) mengemukakan:


From an strategy as practice perspective, strategy has been defined
as situated, socially accomplished activity, while strategizing
comprises those actions, interactions and negotiations of multiple
actors and the situated practices that they draw upon in
accomplishing that activity (International Journal of Management
Reviews, 2009: 70)
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 15

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Dalam jurnal diatas, dalam sudut pandang strategi sebagai tindakan,


strategi didefinisikan sebagai pelaksanaan aktivitas sosial, sementara
pengorganisasian terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi-interaksi dan
negoisasi-negosiasi dari banyak pelaku dan dalam prakteknya digambarkan
dalam menyelesaikan aktivitas tersebut.
Mahmood Samadi Largani, Mohammad Taleghani, Azita Sherej Sharifi
dalam Journal of Basic and Applied Scientific Research (2011: 575) yang
mengemukakan :
After strategy formulation, its implementation must be programmed.
Best formulated strategies without correct implementation dont have
practical value. For strategy implementation the following tools
should be utilized: Organizational structure appropriate to strategies,
Coordination of organizations skills, resources and capabilities in
the executive level, Create an organizational culture appropriate to
the organization's new strategy, Cooperation and sympathy among
managers and employees of all sections and units of organization.
Also successful implementation of these strategies will depend on
suitable support from the planning systems.
Berdasarkan jurnal di atas dikatakan bahwa setelah dirumuskan strategi,
pelaksanaannya harus diprogram. Untuk mengimplementasikan strategi ada
alat-alat yang digunakan antara lain struktur organisasi harus sesuai dengan
strategi, koordinasi organisasi sumber daya keterampilan dan kemampuan
ditingkat eksekutif, menciptakan budaya organisasi yang tepat untuk strategi
baru, kerja sama dan simpati diantara manager dan karyawan dari semua
bagian dan unit organisasi. Selain hal tersebut, keberhasilan implementasi
strategi juga ditentukan oleh sistem perencanaan.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 16

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Menurut beberapa konsep diatas mengenai strategi, konsep strategi


yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu cara atau upaya yang
digunakan oleh organisasi melalui pengoptimalan sumber daya yang ada
untuk mencapai suatu tujuan. Konsep tersebut sesuai dengan konsep strategi
oleh Hadari Nawawi yakni strategi dalam jangka pendek.
Strategi juga dapat diartikan sebagai suatu perluasan misi yang
menghubungkan suatu organisasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu,
strategi perlu dikembangkan untuk mengatasi isu-isu strategis, melalui
perencanaan garis besar dari respon suatu organisasi terhadap pilihan
kebijakan pokok. Selain itu strategi juga merupakan pola tujuan, kebijakan
dari suatu program, tindakan atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan
bagaimana organisasi tersebut, apa yang dikerjakan, dan mengapa organisasi
tersebut melaksanakannya.
Dalam penerapan strategi, ada beberapa strategi yang dapat dipilih oleh
organisasi non profit, menurut Hadari Nawawi (2000:176-179), strategi
tersebut antara lain:
a. Strategi Agresif, dilakukan dengan membuat program-program dan

mengatur langkah-langkah atau tindakan (action) yang sifatnya


mendobrak (penghalang, tantangan dan ancaman) untuk mencapai
keunggulan atau prestasi yang ditargetkan.
b. Strategi Konservatif, dilakukan dengan membuat program-program dan
mengukur tindakan (action) dengan hati-hati serta disesuaikan dengan
kebiasaan yang berlaku.
c. Strategi Difensif, dilakukan dengan membuat program-program dan
mengatur langkah-langkah untuk mempertahankan keunggulan prestasi
yang sudah dicapai.
d. Strategi Kompetitif, tindakan atau program untuk mewujudkan
keunggulan yang melebihi organisasi non profit lainnya yang sejenjang
atau sama posisisnya.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 17

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

e. Strategi Inovatif, program-program yang dibuat atau tindakan agar

f.

g.

h.

i.

j.

k.

l.

m.

n.

organisasi non profit tampil sebagai pelopor pembaharuan dalam tugas


pokoknya, sebagai keunggulan atau prestasi.
Strategi Diversifikasi, program-program dan tindakan (action) berbeda
dengan apa yang telah dilakukan atau berbeda dengan organisasi
lainnya dalam memberikan pelayanan umum dan melaksanakan
pembangunan.
Strategi Prefentif, program-program yang dilakukan dan tindakan untuk
memperbaiki atau mengoreksi kekeliruan sebelumnya, baik yang
dilakukan oleh organisasi itu sendiri maupun oleh organisasi atasannya.
Strategi Reaktif, program-program atau tindakannya menunggu dan
hanya memberi tanggapan jika telah diberi petunjuk atau perintah,
pengarahan, pedoman pelaksanaan, manajemen tidak berusaha
membuat dan menetapkan program-program dan proyek secara
proaktif.
Strategi Oposisi, program-program atau tindakannya bersikap menolak
dan menantang atau menunda pelaksanaan pengarahan, perintah,
petunjuk atau bahkan mungkin peraturan perundang-undangan dari
organisasi atasan, yang dinilai atau sekiranya kurang menguntungkan
atau mempersulit untuk melaksanakan.
Strategi Adaptasi, strategi ini hampir sama dengan strategi difensif,
yaitu melakukan adaptasi dengan organisasi lain dan menyesuaikan
dengan aturan, petunjuk, pengarahan dan pedoman dari sumber lainnya.
Strategi Ofensif, semua tindakan atau program yang berusaha
memanfaatkan peluang, baik sesuai maupun tidak sesuai dengan aturan,
pedoman dan pengarahan.
Strategi Menarik Diri, dilakukan dengan kecenderungan menghindari
untuk membuat program-program atau tindakan yang sesuai dengan
aturan karena suatu sebab.
Strategi Kontijensi, sebagai cara pemecahan masalah yang memilih
alternatif yang paling menguntungkan atau yang terbaik diantara yang
terbaik, serta sesuai dengan petunjuk dan pedoman organisasi atasan
dan bahkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Strategi Pasif, membuat semua program-program dan tindakan
menjalankan tugas sesuai aturan dan lebih dominan pada pelaksanaan
pekerjaan tugas rutin.
Dari berbagai macam strategi diatas, maka strategi yang dapat

diterapkan oleh Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam penerapan APILLITS untuk mengatasi tingkat kemacetan dan kecelakan berfokus pada strategi
kontijensi, dimana dalam pemecahan masalah Dinas Perhubungan Kota
commit to user
Surakarta akan memilih alternatif yang paling menguntungkan atau yang

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 18

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

terbaik diantara yang terbaik, serta sesuai dengan petunjuk dan pedoman
organisasi atasan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Suatu strategi dituntut untuk dapat dilaksanakan dalam pencapaian
tujuan suatu organisasi. Menurut Hatten & Hatten (1988) dalam J. Salusu
(2003:108) memberi beberapa petunjuk bagaimana suatu strategi yang dibuat
bisa sukses yaitu:
1. Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya.
2. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi.
3. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua
sumber daya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain.
4. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan
kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya.
5. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis.
6. Strategi hendaknya memperhitungakan risiko yang tidak terlalu besar.
7. Strategi hendaknya disusun diatas landasan keberhasilan yang telah
dicapai.
Dinas Perhubungan Kota Surakarta dapat memperhatikan beberapa
petunjuk yang diampaikan Hax dan Majluf (dalam J. Salusu, 2005:100) yang
menawarkan rumusan yang komprehensif tentang strategi yang dibuat dapat
berhasil, sebagai berikut:
a. Suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu, dan integral.
b. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran
jangka panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya.
c. Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi.
d. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama,
dengan memberikan respon yang tepat terhadap lingkungan internal dan
eksternal organisasi.
e. Melibatkan semua tingkat hirarki dari organisasi.
Strategi pada dasarnya disusun untuk merespons perubahan eksternal
yang relevan dari suatu organisasi. Perubahan eksternal akan direspon dengan
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 19

perpustakaan.uns.ac.id

memperlihatkan

digilib.uns.ac.id

kemampuan

internal

dari

organisasi

yang

dapat

memanfaatkan peluang dan meminimumkan ancaman. Ketidakmampuan


merespons perubahan lingkungan eksternal memberikan masalah baru bagi
suatu organisasi. Dengan demikian strategi dapat berguna untuk menjaga,
mempertahankan, dan meningkatkan kinerja dan daya saing suatu organisasi.
2. Optimalisasi
Optimalisasi menurut kamus lengkap bahasa indonesia berasal dari kata
optimal yang berarti tertinggi, paling baik, sempurna, terbaik, paling
menguntungkan. Sedangkan mengoptimalkan adalah menjadikan sempurna,
menjadikan paling tinggi, menjadikan maksimal (SA:602).
Optimalisasi (optimalization) menurut Gibson (1984: 701) adalah upaya
untuk meningkatkan kemampuan yang paling diinginkan diantara kriteria
kreativitas atau dengan kata lain upaya untuk memaksimalkan sumbersumber yang telah dimiliki untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Optimalisasi menurut WJS. Poerwadarminta dalam Istilamah Laili
(2002: 8) berasal dari kata optimum yang berarti terbaik, paling
menguntungkan. Dalam hal ini, optimalisasi membuat sesuatu menjadi, lebih
baik lagi, sedangkan optimum ad alah tingkatan yang sangat menguntungkan
dalam batas-batas tertentu dan pengoptimalan merupakan penyempurnaan
suatu sistem supaya berprestasi sebaik-baiknya atas dasar kriteria-kriteria
tertentu.
Dengan demikian, optimalisasi dapat diartikan sebagai upaya, proses,
commit to user
cara, dan perbuatan untuk menggunakan
secara optimal sumber-sumber yang

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 20

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dimiliki dalam rangka mencapai kondisi yang terbaik, paling menguntungkan,


dan paling diinginkan dalam batas-batas tertentu dan kriteria tertentu.
Sumber-sumber yang dimiliki bisa sumber daya manusia dan sumber daya
fisik. Dalam hal ini, adalah penggunaan sumber-sumber daya dalam rangka
optimalisasi APILL ITS dalam pengendalian lalu lintas di Kota Surakarta
sehingga diharapkan mampu memperlancar arus lalu lintas dan menurunkan
tingkat kecelakaan.
3. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas berbasis Intelligent Transport System
(APILL ITS)
a. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL )
Dalam UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan dijelaskan bahwa APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas) adalah
perangkat elektronik yang menggunakan isyarat lampu yang dapat
dilengkapi dengan isyarat bunyi untuk mengatur Lalu Lintas orang
dan/atau kendaraan di persimpangan atau pada ruas Jalan.
Dalam Proposal Dishub tentang APILL 2006 dijelaskan bahwa
APILL adalah rambu lalu lintas yang diatur dengan otomatis atau manual
yang dimaksudkan untuk mengatur lalu lintas di persimpangan.
Sedangkan menurut Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
(1996) tentang Pedoman Teknis Pengaturan Lalu Lintas Di Persimpangan
Berdiri Sendiri Dengan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, APILL adalah
perangkat peralatan teknis yang menggunakan isyarat lampu untuk
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 21

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

mengatur lalu lintas orang dan/atau kendaraan di persimpangan atau pada


ruas jalan.
Tujuan pemasangan APILL pada suatu persimpangan adalah untuk
mengatur arus lalu lintas. Persimpangan dengan APILL merupakan
peningkatan dari persimpangan biasa (tanpa APILL) dimana berlaku suatu
aturan prioritas tertentu yaitu mendahulukan lalu lintas dari arah lain.
Kriteria bagi persimpangan yang sudah harus menggunakan APILL
adalah (Keputusan Dirjen Perhubungan Darat, 1996):
1. arus minimal lalu lintas yang menggunakan rata-rata diatas 750
kendaraan/jam selama 8 jam dalam sehari;
2. atau

bila

waktu

menunggu/tundaan

rata-rata

kendaraan

di

persimpangan telah melampaui 30 detik;


3. atau persimpangan digunakan oleh rata-rata lebih dari 175 pejalan
kaki/jam selama 8 jam dalam sehari;
4. atau sering terjadi kecelakaan pada persimpangan yang bersangkutan;
5. atau merupakan kombinasi dari sebab- sebab yang disebutkan di atas.
Jenis APILL terdiri dari :
1. lampu tiga warna untuk mengatur kendaraan. Susunan lampu tiga
warna adalah cahaya berwarna merah, kuning dan hijau;
2. lampu dua warna, untuk mengatur kendaraan dan / atau pejalan kaki.
Susunan lampu dua warna adalah cahaya berwarna merah dan hijau;
3. lampu satu warna, untuk memberikan peringatan bahaya kepada
pemakai jalan. Lampu itu berwarna kuning atau merah.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 22

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Fungsinya adalah mengatur pemakaian ruang persimpangan,


meningkatkan keteraturan arus lalu lintas, meningkatkan kapasitas dari
persimpangan, mengurangi kecelakaan dalam arah tegak lurus. Evaluasi
perhitungan waktu APILL ditinjau ulang sekurang-kurangnya satu kali
dalam tiga bulan.
Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa Alat Pemberi Isyarat
Lalu Lintas (APILL) adalah suatu perangkat teknis dan elektronik yang
digunakan untuk mengatur lalu lintas orang dan/atau kendaraan di
persimpangan atau pada ruas jalan dimana pengaturannya dapat secara
manual atau otomatis.
b. Intelligent Transport System (ITS)
ITS didefinisikan sebagai sebuah sistem yang meningkatkan kualitas
transportasi melalui peningkatan keselamatan dan efisiensi pergerakan
orang, barang dan informasi dengan mobilitas yang lebih baik, efisiensi
bahan bakar dan pengurangan polusi serta peningkatan efisiensi operasi.
(Diklat ITS STTD, 2011).
Menurut Phil Sayeg dan Charles dalam Sustainable Transport : A
Sourcebook for Policy Maker in Developing Cities Module 4e,
Intelligent Transport Systems (2005:2), yang mengemukakan bahwa :
ITS is essentially the merger of developments in computing,
informastion technology and telecomunications coupled to
automotive and transportation sector expertise. ITS can therefore
to user of computing, information and
be defined as thecommit
application

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 23

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

communications technologies to real time management of vehicles


and networks involving the movement of people and goods.
Dalam Modul tentang Intelligent Transport Systems diatas dijelaskan
bahwa ITS pada dasarnya adalah penggabungan dari perkembangan
komputer, teknologi informasi dan telekomunikasi kedalam bidang
transportasi. ITS juga dapat didefinisikan sebagai penerapan teknologi
informasi dan komunikasi serta komputer untuk mengelola secara nyata
waktu yang dibutuhkan kendaraan memindahkan barang dan manusia.
Menurut Elly Adriani (Direktur BSTP), dalam Kuliah Umum tentang
Manajeemen Kebutuhan (TDM) di STTD Bekasi tahun 2011, menjelaskan
bahwa ITS merupakan penerapan teknologi maju di bidang elektronika,
komputer dan telekomunikasi untuk membuat prasarana dan sarana
transportasi lebih informatif, lancar, aman dan nyaman sekaligus ramah
lingkungan. Pada dasaranya teknologi informasi dan komunikasi tersebut
memberikan pelayanan informatif dan komunikatif antara orang,
kendaraan dan jalan raya.
Pendapat hampir sama disampaikan oelh Yugi Hartiman dalam
Overview ITS (2011:6), ITS (Intelligent Transport System) adalah suatu
sistem pengendalian lalu lintas yang dilakukan melalui teknologi
elektronik dimana pengumpulan data-data langsung dari lapangan
selanjutnya diolah sedemikian rupa sehingga hasil dari pengolahan yang
dilakukan tersebut kemudian dikembalikan kepada masyarakat yang
commit
to user
terlibat langsung maupun
tidak
langsung yang berkaitan dengan

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 24

perpustakaan.uns.ac.id

transportasi

digilib.uns.ac.id

dalam

bentuk

informasi-informasi

melalui

papan

informasi/dalam bentuk digital map dan lain sebagainya.


Gambar 2.1
Konsep ITS
Data Collecton

Data Processing

- CCTV
Monitoring
- CCTV Detection
- Vehicle Detector
- Radio
Communication

Central
Processing

Dissemination
- Variable
Information
Board
- Internet
- Traffic report

Sumber : Overview ITS, (2011,6)


Dari uraian pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ITS
merupakan sistem pengendalian lalu lintas yang sangat modern dengan
memadukan kemajuan teknologi, telekomunikasi, informasi dan bidang
transportasi untuk membuat prasarana dan sarana transportasi lebih
informatif, lancar, aman dan nyaman sekaligus ramah lingkungan. Dalam
prosesnya, ITS mengoleksi data real di lapangan kemudian memprosesnya
dan menginformasikan kembali ke stakeholder.
Secara umum Stephen Ezell (ITIF, 2010:8) ITS mempunyai lingkuplingkup penerapan sistem pengaturan lalu lintas dengan tahap sebagai
berikut :
a) Advanced Traveller Information System
Sistem ini secara prinsip adalah sistem informasi yang menjadi panduan
kendaraan untuk mendapatkan rute jalan yang optimal. Pada
pengembangan selanjutnya sistem ini bahkan diharapkan mampu untuk
to userkendaraan agar sampai ditujuan
membantu pengemudi commit
mengontrol

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 25

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dengan aman, nyaman dan lancar. Dengan spesifikasi adanya: Real-time


Traffic Information Provision, Route Guidance/ Navigation Systems,
Parking Information, Roadside Weather Information Systems
b) Advanced Traffic Management System
Advanced Traffic Managent System digunakan oleh pengelola jalan
untuk memantau lalu lintas dan memberikan informasi real time kepada
pengguna jalan. Tujuan sistem ini agar lalu lintas dapat dioptimalkan
pada seluruh route alternatif yang ada, sehingga kemacetan dapat
dihindari atau dikurangi dengan memberikan saran kepada pemakai
jalan. Sistem ini juga memberikan informasi adanya hambatan atau
kecelakaan pada route yang akan ditempuh, sehingga pengemudi dapat
memakai alternatif route lain. Dengan mempunyai spesifikasi meliputi :
Traffic Operations Centers (TOCs), Adaptive Traffic Signal Control,
Dynamic Message Signs (or Variable Message Signs), Ramp
Metering.
c) Advanced Public Transportation Systems (APTS)
ITS jenis ini diterapkan pada moda transpotasi umum, misalnya:
pesawat terbang, bus, kapal laut, ferri, monorail dan kereta api. Selain
diterapkan pada wahana transportasi publik, sistem ini juga diterapkan
pada pada prasarana transportasi publik seperti: stasiun kereta api,
terminal bus, shelter bus, pelabuhan dan bandara. Pengembangan sistem
ini mempunyai klasifikasi meliputi : Real-time Status Information for
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 26

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Public Transit System (e.g. Bus, Subway, Rail),Automatic Vehicle


Location (AVL), Electronic Fare Payment (for example, Smart Cards).
d) ITS-Enabled Transportation Pricing Systems
Persoalan klasik pada jalan tol adalah lama waktu yang diperlukan
untuk transaksi pelanggan di gerbang tol. Electronic Toll Collection
diterapkan untuk mempersingkat waktu transaksi di gerbang tol dengan
prinsip :

E-Payment atau Cashless Payment, yaitu pembayaran secara


elektronis, tanpa menggunakan uang tunai.

Pemrosesan

transaksi

secara

eletronis

menggunakan

jalur

telekomunikasi antar gerbang tol.


Pengembangan dalam hal ini mempunyai spesifikasi meliputi :
Electronic Toll Collection (ETC), Congestion Pricing/Electronic Road
Pricing (ERP), Fee-Based Express (HOT), Lanes Vehicle-Miles
Traveled (VMT), Usage Fees Variable Parking Fees.
e) Fully integrated intelligent transportation systems
Disebut juga sebagai Assistance for Safe Driving adalah bentuk dari
ITS yang sangat maju. Kendaraan dilengkapi dengan sejumlah sensor
yang dapat mengarahkan pengemudi unuk berkendara dengan aman.
Sensor tersebut dihubungkan dengan sebuah komputer yang terpasang
pada kendaraan. Pengembangan dikatakan sudah sampai pada tahap ini
jika mempunyai spesifikasi meliputi Cooperative Intersection Collision
Avoidance System (CICAS), Intelligent Speed Adaptation (ISA).
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 27

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Berdasarkan teori Ezell di atas penerapan ITS mempunyai lima


lingkup pengembangan. Pengembangan tersebut disesuaikan dengan
kondisi, karakteristik dan kebutuhan suatu kota, daerah ataupun Negara.
Di Indonesia, penanganan lalu lintas perkotaan berbasis teknologi
merupakan tugas Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan (BSTP),
sesuai KM 43 Tahun 2005. Dalam Perencanaan Pengembangan IT untuk
Kepentingan

Lalu

Lintas Perkotaan (Diklat

ITS STTD, 2011),

implementasi ITS di kota-kota di Indonesia memerlukan beberapa


pentahapan. Kerangka pentahapan implementasi ITS dibagi menjadi
jangka pendek, menengah dan panjang. Kelompok kota dibagi menurut
UU No. 26/2007 tentang penataan ruang menjadi kota metropolitan
(berpenduduk paling sedikit 1 juta jiwa) , kota besar (berpenduduk 500
ribu hingga kurang dari 1 juta jiwa), kota sedang (berpenduduk 100 ribu
hingga kurang dari 500 ribu jiwa) dan kota kecil (berpenduduk kurang dari
100 ribu jiwa). Sementara itu Tabel 3.3 mendeskripsikan skema yang
dimaksud dalam Tabel 3.4.
Tabel 2.1
Pentahapan Penerapan ITS berdasarkan Klasifikasi Kota

No.

Klasifikasi
Kota

(1)
1.

(2)
Kecil

2.

Sedang

Pentahapan Penerapan ITS dalam Kerangka Waktu


Jangka
Jangka
Pendek
Menengah
(3)
(4)
APILL
APILL dengan
dengan local
green wave
controller
pada koridor
APILL
ATCS
dengan green
wavecommit
pada to user

Jangka
Panjang
(5)
ATCS
Variable
Message Sign
untuk

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 28

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

koridor
3.

4.

Besar

ATCS

Metropolitan ATCS dan


VMS untuk
perparkiran
dan lalu-lintas

VMS untuk perparkiran dan


lalu-lintas
Traffic
survailance, car
sharing, congestion charging
dan electronic
toll collection,
mana-jemen
angkutan umum

perparkiran
dan lalu-lintas
Traffic
survailance
Intelligent
vehicle,
advance
traveler
information,
pengendalian
angkutan
barang

Sumber : Perencanaan Pengembangan IT untuk Kepentingan Lalu Lintas Perkotaan

Tabel 2.2
Skema ITS di Indonesia
No

Skema ITS

(1)
1

(2)
APILL

Diskripsi Strategi

(3)
APILL adalah singkatan dari alat pemberi isyarat lalulintas atau lebih dikenal dengan lampu lalu-lintas.
Dalam wujud paling sederhana pewaktuan APILL
dikendalikan dari local controller baik diatur secara
waktu tetap maupun actuated berdasarkan permintaan
lalu-lintas yang diketahui via detektor. Pengaturan
gelombang hijau (green wave) dapat dilakukan pada
suatu koridor atau jaringan dengan mengatur offset
pewaktuan sinyal berdasarkan kecepatan kendaraan
rata-rata dan jarak antar simpang. Area Traffic Control
System (ATCS) dapat mengkoordinasi APILL pada
suatu wilayah agar menghasilkan kinerja lalu-lintas
yang optimal.
Variable Message VMS dapat diaplikasikan pada lalu-lintas maupun
Sign (VMS)
perparkiran. Aplikasi untuk lalu-lintas meliputi sinyal/
rambu yang memberi informasi/ larangan/ perintah
kepada pengemudi baik secara keseluruhan atau per
lajur. Di dalam skema ini termasuk juga ramp
metering.
VMS
untuk
perparkiran
berguna
memberikan informasi dan arahan bagi pengguna
parker mengenai ketersediaan ruang parkir
Traffic
Upaya ini bertujuan mereduksi hambatan lalu-lintas
Surveillance
berupa insiden kecelakaan atau gangguan pada
commit
to user
kendaraan
dengan
cara mendeteksinya sedini mungkin

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 29

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

agar dapat ditangani segera.


4

Car Sharing/
Ride Matching

Congestion
Pricing

Electronic Toll
Collection

Manajemen
Operasi
Angkutan Umum
Intelligent
Vehicles

8
9

Advance Traveler
Information

10

Pengendalian
Angkutan Barang

Upaya
optimasi
vehicle
occupancy
dengan
memfasilitasi keinginan bepergian bersama antara
beberapa orang yang memiliki asal-tujuan dan waktu
perjalanan yang hampir sama.
Sistem pembatasan lalu-lintas dengan kewajiban
pengguna kendaraan bermotor membayar penggunaan
jaringan jalan saat periode jam puncak lalu-lintas.
Sistem pengumpulan tol secara otomatis dan
nirkontak; biasanya dengan menggunakan radio dan
kartu infra merah.
Menyangkut informasi jadwal, pengendalian operasi,
transaksi pembayaran secara elektronik dll.
Kendaraan yang dilengkapi dengan peralatan
elektronik untuk menggantikan peran/ membantu
pengemudi, dengan dukungan sensor dan komputer
Informasi
pendahuluan
(pre-trip
information)
mengenai kondisi lalu-lintas saat ini dan yang akan
datang serta informasi langsung di lapangan (en route)
terhadap gangguan, hambatan lalu-lintas, kemacetan,
serta rute yang direkomendasikan oleh perjalanan
dengan asal-tujuan tertentu melalui media siaran
(broadcast), web (internet) dan telepon.
Pengendalian angkutan barang untuk mengetahui
kemajuan distribusi barang berbasis global positioning
system (GPS)

Sumber : Perencanaan Pengembangan IT untuk Kepentingan Lalu Lintas Perkotaan

c. Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas berbasis Intelligent Traffic System


(APILL-ITS)
Dari definisi diatas disimpulkan bahwa APILL-ITS adalah sistem
pengendalian lalu lintas di Kota Surakarta dengan menggunakan perangkat
elektronik yang modern dan memadukan kemajuan teknologi informasi
dan telekomunikasi ke dalam bidang transportasi untuk membuat
prasarana dan sarana transportasi Kota Surakarta lebih informatif, lancar,
aman dan nyaman.

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 30

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4. Strategi Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam Optimalisasi


APILL-ITS
Berdasarkan pemaparan pengertian strategi diatas, Strategi

Dinas

Perhubungan dalam optimalisasi APILL-ITS dapat didefinisikan sebagai


suatu upaya yang dilakukan Dinas Perhubungan dalam optimalisasi APILLITS dengan penggunaan sumber daya yang tersedia untuk mencapai suatu
tujuan, yakni meningkatkan kualitas transportasi perkotaan Kota Surakarta
melalui peningkatan keselamatan dan penurunan lokasi rawan kemacetan.
Sesuai

dengan

peraturan

perundang-undangan

tentang

LLAJ,

strategi/upaya yang dilakukan Dinas Perhubungan dalam optimalisasi


APILL-ITS meliputi sosialisasi dan layanan informasi kepada masyarakat,
pemeliharaan dan pengembangan APILL ITS, pengembangan Sumber Daya
Manusia, serta monitoring dan kendali simpang.
Strategi tersebut untuk mensinergikan antara manusia sebagai pengguna
jalan, kendaraan sebagai sarana transportasi, dan jalan sebagai prasarana lalu
lintas sehingga dapat megoptimalkan kinerja jalan dalam melayani
pergerakan lalu lintas.
B. Kerangka Pemikiran
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan Kota Surakarta, aktivitas
manusia terjadi suatu perubahan dalam lingkup kehidupan, perubahan tersebut
ditandai dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan diiringi pertambahan
jumlah kendaraan. Sejalan dengan itu, maka permintaan akan transportasi juga
commit
to user
akan meningkat, sehingga perlu
upaya
peningkatan sarana dan prasarana

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 31

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

transportasi yang memadai. Pertumbuhan jumlah kendaraan tanpa disertai


pertumbuhan jalan yang sebanding membuat lalu lintas menjadi semakin padat
dan berpotensi menimbulkan kerugian bagi masyarakat karena akibat dari
keamanan dan ketertiban yang kurang serta ketidaklancaran arus lalu lintas. Hal
ini dapat dilihat dengan bertambahnya jumlah kecelakaan lalu lintas dan
peningkatan jumlah lokasi rawan kemacetan di Kota Surakarta.
Sebagai upaya mengatasi permasalahan transportasi, kemacetan pada
khususnya, di kota Surakarta, Dinas Perhubungan Kota Surakarta telah
membangun sebuah sistem pengendalian lalu lintas yaitu APILL ITS, dengan cara
pengaturan ulang traffic ligt secara terkoordinasi dan terkendali (ATCS) dan
mengintegrasikan teknologi tersebut dengan layanan transportasi umum (BST).
Dengan adanya Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan yang diatur dalam bab XVI tentang Sistem Informasi dan
Komunikasi Lalu Lintas Angkutan Jalan, APILL ITS mensinergikan faktor-faktor
yang mempengaruhi lalu lintas yakni faktor manusia, faktor jalan dan faktor
kendaraan.
Akan tetapi, meskipun APILL ITS sudah diterapkan kondisi lalu lintas di
Kota Surakarta masih belum terkendali secara maksimal. Hal ini diperlihatkan
dengan adanya peningkatan lokasi rawan kemacetan dan tingkat kecelakaan yang
masih tinggi di Kota Surakarta. Sehingga sesuai dengan kondisi tersebut peneliti
akan meneliti tentang bagaimana startegi Dinas Perhubungan dalam rangka
mengoptimalkan penerapan APILL ITS dalam mengurai titik rawan kemacetan
dan jumlah kecelakaan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 32

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Secara sistematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :


Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Pertambahan
kendaraan

Pertambahan Penduduk
& Commuter

Jalan tidak
bertambah

Tingginya tingkat
kemacetan & kecelakaan

Kurang efektifnya
penerapan APILL-ITS

Strategi Dinas Perhubungan


Surakarta dalam optimalisasi
APILL-ITS

Terciptanya kelancaran
dan ketertiban lalu lintas

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 33

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diangkat dalam penelitian ini maka bentuk
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif
dengan maksud memberikan gambaran masalah secara sistematis, cermat, rinci
dan mendalam mengenai strategi Dinas Perhubungan dalam optimalisasi APILLITS di Kota Surakarta. Menurut H.B Sutopo (2002: 48) penelitian kualitatif lebih
menekankan pada makna, lebih memfokuskan pada data kualitas dengan analisis
kualitatifnya. Dengan kata lain penelitiam kualitatif lebih mementingkan makna,
tidak ditentukan oleh kuantitasnya, tetapi lebih ditentukan oleh proses terjadinya
dan cara memandang atau perspektifnya.
Bentuk penelitian ini mengupayakan pencarian data yang berupa kata-kata
dalam susunan kalimat atau gambar yang berlanjut pada analisis data untuk
memberikan gambaran yang senyatanya tentang permasalahan yang ada. Studi
deskriptif berupaya untuk memperoleh informasi kualitatif dengan pendeskripsian
yang teliti, lengkap dan akurat dari suatu situasi. Penelitian ini terbatas pada usaha
mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya
sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta. Hasil penelitian ditekankan pada
memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek
yang diselidiki yaitu tentang strategi optimalisasi APILL-ITS di Kota Surakarta
pada tahun 2011.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 34

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

B. Lokasi penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Surakarta, dengan pertimbangan
sebagai berikut :
1)

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang
mempunyai tingkat kepadatan tertinggi. Tingkat kepadatan tertinggi ini
membuat lahan kosong di Surakarta semakin terbatas sehingga sangat sulit
menambah sarana jalan dalam upaya peningkatan pelayanan jalan.
Sehingga dibutuhkan cara lalin dalam upaya tersebut. Selain itu Kota
Surakarta menjadi pilot project sistem transportasi di Indonesia. Salah satu
pilot project sistem transportasi adalah pengembangan ITS yang tercantum
dalam Tatralok Kota Surakarta tahun 2009-2022. Penerapan sistem ini
terus dikembangkan menuju sebuah Sistem Transportasi Cerdas
(Intelligent Transport Syatem).

2)

Pada Dinas Perhubungan Kota Surakarta merupakan sebagai unsur


pelaksana Pemerintah Daerah di bidang perhubungan dan tansportasi,
mempunyai fungsi dan tugas yang sangat penting dalam pengembangan
sarana dan prasarana transportasi seperti APILL-ITS. Sehingga pada dinas
tersebut peneliti bisa mendapatkan data-data yang diperlukan dengan
permasalahan yang ada.

3)

Adanya izin dari pihak-pihak terkait untuk melakukan penelitian di


daerah-daerah tersebut.

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 35

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai pendukung
meliputi:
a.

Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
lapangan. Sumber data primer adalah sumber data yang dapat memberikan
informasi secara langsung mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti, yang merupakan sejumlah data, fakta atau
keterangan yang diperoleh secara langsung dari pihak-pihak yang
berkaitan langsung dengan masalah yang menjadi obyek.

b.

Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung
melalui arsip, makalah, dokumen, dan buku-buku yang berkaitan dengan
masalah penelitian mengenai penerapan APILL-ITS. Data sekunder
tersebut berupa dokumen Study Tatralok Kota Surakarta 2009-2022,
Renstra Dinas Perhubungan Kota Surakarta tahun 2011-2015, Wahana
Tata Nugraha tahun 2009 dan 2011 untuk menjelaskan kondisi lalu lintas
di Kota Surakarta; buku Diklat Intelligent Transport System Materi:
Overview Intelligent Transport System untuk menjelaskan tentang ITS di
Indonesia, UU No 22 tahun 2009 dan PP 32 tahun 2011 sebagai dasar
hukum,

Kajian

Kinerja

Persimpangan

yang

dikendalikan

oleh

APILL/Traffic Light di Kota Surakarta sebagai dasar Proposal Usulan


Penggantian/Pengadaan/Pemasangan APILL/Traffic
commit to user

Light

Di

Kota

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 36

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Surakarta Tahun 2006; Dokumen Kinerja pelayanan Manajemen Lalu


Lintas dalam Penerapan APILL ITS Kota Surakarta untuk menjelaskan
impelementasi APILL ITS dan strategi optimalisasinya di Kota Surakarta.
D. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa langkah yang kami lakukan untuk mendapatkan data dalam
penelitian ini, antara lain :
a.

Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi
melalui tanya-jawab secara langsung dengan nara sumber atau responden
yang diteliti untuk melengkapi data yang diperlukan.
Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung. Maksudnya ialah proses memperoleh data untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab tatap muka antara pewawancara
dengan

responden

(informan).

Pewawancara

disebut

interviewer

sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee. Pada umumnya


wawancara dipandu dengan panduan atau pedoman wawancara (Susanto,
2006 : 128).
Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang dipergunakan oleh
peneliti sesuai Metode Penelitian Sosial (Susanto, 2006 : 130-131) ialah
wawancara terpimpin (terstruktur). Yakni tanya jawab terarah dan terfokus
untuk mengumpulkan data-data yang relefan saja. Biasanya menggunakan
pedoman wawancara yang memuat hal-hal yang akan ditanyakan secara
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 37

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

terinci, sehubungan dengan pengumpulan informasi tentang topik


penelitiannya.
b.

Studi Kepustakaan.
Teknik pengumpulan data dan informasi yang didasarkan pada hasil
pengamatan pada buku-buku resensi dan literatur yang sesuai dengan isi
penelitian kali ini. Buku-buku yang diperoleh oleh kami berasal dari
perpustakaan dan buku-buku literatur dari para nara sumber.

c.

Observasi Lapangan.
Teknik observasi adalah suau proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010: 145).
Teknik pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan
langsung dilokasi penelitian mengenai kegiatan yang ada dan sedang
berlangsung. Dalam hal ini peneliti mengamati keadaan kawasan
persimpangan yang ber- APILL-ITS dan ruang kontrol (CCRoom)

E. Tehnik Pengambilan Sampel


Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik
purposive sampling. Dalam tehnik ini peneliti cenderung untuk memilih informan
yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 38

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Adapun pihak-pihak yang
dijadikan informan yaitu :
1) Bapak Drs.Yosca Herman Soedradjad, MM selaku Kepala Dinas
Perhubungan Kota Surakarta.
2) Bapak Sri Baskoro, SH.MSi selaku Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas
Perhubungan Kota Surakarta.
3) Bapak Joko Pramono selaku Kasi Manajemen dan Rekayasa Dinas
Perhubungan Kota Surakarta.
4) Bapak Ari selaku staff Dinas Perhubungan Kota Surakarta
5) Pengguna lalu lintas dan angkutan jalan.
F. Validitas Data
Ketepatan dan kemantapan data tidak hanya tergantung dari ketepatan
memilih sumber data dan tehnik pengumpulan data. Data yang berhasil digali,
dikumpulkan dan dicatat, perlu diuji dengan pengembangan dengan melakukan
validitas data agar membuktikan apakah sesuatu yang diamati sesuai dengan yang
senyatanya. Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan
tafsir makna sebagai hasil penelitian (H.B.Sutopo, 2002: 78). Untuk menguji
kebenaran dari hasil yang diperoleh maka dalam penelitian ini dilakukan
triangulasi data.
Menurut H.B.Sutopo (2002:79) triangulasi data atau sumber memanfaatkan
jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis.
Triangulasi data digunakan untuk mengarahkan peneliti agar mengumpulkan data
commituntuk
to user
dari beragam sumber data yang berbeda
menggali data sejenis sehingga apa

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 39

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

yang diperoleh dari sumber data yang satu dapat lebih teruji kebenarannya bila
digali dari sumber data yang berbeda. Penekanannya pada perbedaan sumber data,
bukan pada teknik pengumpulan data atau yang lain. Cara ini digunakan untuk
mengarahkan peneliti agar dalam pengumpulan data wajib menggunakan beragam
sumber data yang tersedia, artinya data yang sama/sejenis akan lebih mantap
kebenarannya apabila digali dari beberapa sumber yang berbeda. Triangulasi data
digunakan dengan membandingkan antara data yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan data yang diperoleh dari hasil observasi dan telaah arsip,
dokumen, dan artikel dari berbagai sumber. Dalam penelitian ini triangulasi data
dilakukan melalui metode wawancara dengan berbagai informan baik dari pihak
kantor maupun masyarakat, observasi, dan telaah arsip, dokumen, dan artikel dari
berbagai sumber untuk memperoleh data yang valid.
G. Tehnik Analisis Data
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model
interaktif yaitu data yang telah terkumpul akan dianalisa melalui tiga tahap yaitu:
a.

Reduksi Data (Data Reduction)


Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mencarinya bila diperlukan.

b.

Penyajian Data (Data Display)


Penyajian data ini adalah rangkaian informasi yang digunakan
commit
to user
memungkinkan kesimpulan
riset
dapat dilakukan dengan melihat

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 40

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

penyajian data, peneliti akan lebih mudah memahami apa yang sedang
terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh menganalisa / mengambil
tindakan berdasar atas pemahaman yang didapat dari penyajian data
tersebut. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami tersebut.
c.

Penarikan kesimpulan (Conclusion)


Selanjutnya dalam analisis data kualitatif merupakan penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan merupakan temuan yang belum
pernah ada, dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat beupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau
teori. Dengan demikian kesimpulan dimungkinkan dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak.
(Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2010 : 246-253). Model interaktif
dalam analisis data dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.1
Komponen dalam analisis data (interactive model)
(Sugiyono, 2010 : 247)
Data collection

Data display

Data reduction

commit to user

Conclusions :
drawing/verifying

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 41

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Kota Surakarta
a. Letak Geografi
Kota Surakarta sering disebut Kota Solo, secara astronomis terletak
antara 1104515-1104535 Bujur Timur dan 73600-75600 Lintang
Selatan, dengan luas daerah 4.404,0593 Ha. Secara geografis wilayah Kota
Solo terletak diantara Gunung Lawu disebelah timur dan Merapi sebelah
barat dengan ketinggian 92 m di atas permukaan laut dan berada pada
pertemuan Sungai Pepe, Jenes dan Bengawan Solo. Posisi Kota Solo sangat
strategis di jalur lalu lintas ekonomi perdagangan maupun kepariwisataan
diantara Yogyakarta Solo Semarang, Surabaya Bali.
Batas wilayah administratif Kota Surakarta meliputi sebelah utara
Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar, timur Kabupaten
Karangnyar, selatan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,
sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan
Kabupaten Karanganyar. Luas wilayah administratifnya 4.404,06 ha sebagian
besar telah menjadi lahan permukiman seluas 2.672,21 ha dan sisanya
berturut-turut untuk jasa 428,06 ha, ekonomi industri dan perdagangan 383,51
ha, ruang terbuka 24 8,29 ha, pertanian 210,83 ha dan lain-lain 461,16 ha.
Kota Surakarta terbagi dalam lima kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan,
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 42

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Serengan, Pasar kliwon, Jebres dan Banjarsari. Terdiri dari 51 kelurahan, 592
RW, 2.645 RT dan 129.380 KK.
b. Kependudukan
Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kota
Surakarta 500.642 jiwa, dimana jumlah perempuan lebih banyak dari pada
laki-laki, yaitu 257.279 perempuan dan 243.363 laki-laki. Kecamatan
Banjarsari merupakan kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya,
yaitu sebanyak 31,45% (157.438 jiwa). Kemudian disusul Kecamatan Jebres
sebanyak 27,9 persen dari total penduduk atau 138.624 jiwa. Jumlah
penduduk Kecamatan laweyan dan Pasar Kliwon berturut-turut yaitu 86.315
dan 74.145 jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu
Serengan dengan persentase 8,81 persen (44.120 jiwa) dari jumlah
keseluruhan penduduk.
Dengan luas wilayah hanya sebesar 44,03 km 2 membuat tingkat
kepadatan penduduk sangat tinggi, bahkan tertinggi di Jawa tengah yaitu
11.370 jiwa/km2. Hal tersebut menuntut pemerintah dalam penyediaan sarana
dan prasarana yang memadai bagi penduduk Kota Surakarta, belum lagi
adanya kaum commuters yang jumlahnya tidak kalah banyak. Laju
pertumbuhan Kota Surakarta selama periode tahun 2000-2010 mengalami
penurunan yang signifikan yaitu 0,25 persen jauh dibawah angka laju
petumbuhan Jawa Tengah yaitu 0,46 persen.

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 43

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

c. Potensi Wilayah
Kota Surakarta merupakan kota budaya di Jawa Tengah dengan
mengusung slogan Solo The Spirit Of Java yang menjadi trend setter kota /
kabupaten lain terutama di bidang ekonomi dan budaya. Meskipun luas
wilayahnya tidak begitu besar dan Sumber Daya Alamnya (SDM) tidak
melimpah namun Kota Solo mempunyai potensi yang luar biasa. Dengan
memanfaatkan semua kelebihan yang ada di dalamnya, Surakarta mampu
menyerap perhatian daerah lain bahkan mancanegara.
Keraton, batik dan Pasar Klewer adalah tiga hal yang menjadi simbol
identitas

Kota

Surakarta.

Eksistensi

Keraton

Kasunanan

Surakarta

Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran menjadikan Solo sebagai poros,


sejarah, seni dan budaya yang memiliki nilai jual. Seni dan pembatikan Solo
menjadi pusat batik di Indonesia. Apalagi setelah resmi dibuka Kampung
Batik Laweyan menjadi ikon area penuh dengan wisata batik dari proses
pembuatanya sampai penjualannya. Pariwisata dan perdagangan tidak bisa
dipisahkan, keduanya saling mendukung meningkatkan sektor ekonomi.
Berbeda dengan kegiatan perdagangan, sektor pertanian kurang bisa
diandalkan, kebutuhan pokok seperti beras, sayur - sayuran dan bahan dasar
protein harus bergantung daerah lain karena keterbatasan lahan. Secara
kumulatif, sektor tersier yang terdiri dari usaha perdagangan, hotel, dan
restoran, angkutan, dan komunikasi serta jasa. Terdapat beberapa industri
pengolahan yang didominasi oleh industri rumah tangga, kebanyakan industri
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 44

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

bergerak dalam bidang pembuatan batik dan pakaian jadi yang hasilnya
mencapai pasar internasional.
d. Transportasi
Banyak pilihan alat transportasi yang tersedia menuju kota Surakarta.
Kota yang masih kental kebudayaan kejawen ini termasuk salah satu kota di
Jawa Tengah yang mempunyai akses transportasi udara dan darat. Dengan
adanya Bandara Internasional Adi Sumarmo membuat Surakarta lebih mudah
untuk disinggahi masyarakat dari luar kota maupun mancanegara, terlebih
Surakarta yang menjadi heritage city menjadikan banyak turis ingin berwisata
menjelajahi kota tersebut. Pemerintah Kota mau tidak mau harus menciptakan
sistem transportasi yang baik sebagai pendukung perekonomian daerahnya.
Transportasi darat terdapat kereta api yang melayani rute ke berbagai kota
baik di Jawa Tengah maupun di Luar Jawa Tengah, termasuk Kereta
Prambanan Ekspres (Prameks) yang menjadi alat transportasi andalan
masyarakat Solo menuju Kota Jogja. Apa lagi di dukung dengan tersedianya
stasiun kereta api yang jumlahnya lebih dari satu, yaitu Stasiun Balapan,
Jebres, Purwosari. Dari jalan raya terdapat Perusahaan Oto Bus (PO) yang
melayani penumpang antar kota dalam propinsi (AKDP) dan antar kota antar
propinsi (AKAP) yang bermuara di Terminal Bus Induk Tirtonadi. Posisi
Kota Surakarta yang strategis dan banyaknya pilihan moda transportasi yang
tersedia sangat memudahkan akses masyarakat yang ingin menuju Kota ini.
Dalam Kota Surakarta ketersediaan transportasi umum jalan raya antara lain
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 45

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

terdapat Bus Kota, angkutan, Mobil Penumpang Umum (MPU), taxi, dan
Batik Solo Trans (BST) moda transportasi massal baru.
Peningkatan berbagai aspek ekonomi menuntut peningkatan di bidang
tranportasi, khususnya peningkatan jalan. Pada dasarnya jalan merupakan
akses pendukung utama untuk berjalannya alat transportasi darat, karena
bagaimanapun juga transportasi merupakan moda yang penting sebagai alat
mobilitas manusia maupun barang dan jasa.
Tabel 4.1
Panjang dan Lebar Jalan Menurut Status Jalan
di Kota Surakarta Tahun 2009 2011
(dalam km)
Tahun 2009
Panjang Lebar
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Jalan Nasional
16,33
11,3
2.
Jalan Provinsi
16,33
9,6
3.
Jalan Kabupaten 675,86
5,3
Jumlah
708,52
8,7
Sumber : DPU Surakarta dalam WTN
No.

Status

Tahun 2010
Panjang Lebar
(5)
(6)
16,33
11,3
16,33
9,6
675,86
5,3
708,52
8,7

Tahun 2011
Panjang Lebar
(7)
(8)
16,33
11,3
16,33
9,6
675,86
5,3
708,52
8,7

Dari data diatas menunjukkan bahwa perkembangan panjang dan lebar


jalan di kota Surakarta adalah tetap. Hal ini terkait dengan keterbatasan lahan
dan kebijakan walikota suarakarta, move people, not car. Akan tetapi
kondisi ini didukung dengan kondisi jalan yang membaik. Kondisi jalan rusak
hanya terdapat pada jalan kabupaten yang berkisar 3,99% dari keseluruhan
jalan kabupaten. Sedangkan kondisi jalan pada status jalan nasional dan
propinsi dalam kondisi baik dan sedang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2.

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 46

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 4.2
Kondisi Jalan Kota Surakarta Tahun 2011
No

Status

Baik
(Km)
(%)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Jalan Nasional
3,5
26,62
2. Jalan Provinsi
8,599
55,55
3. Jalan Kabupaten 418,71 59,37
Jumlah
430,81
Sumber : DPU Surakarta dalam WTN

Kondisi
Sedang
(Km)
(%)
(5)
(6)
9,65
73,38
6,881
44,45
258,2
36,61
274,731

Rusak
(Km)
(%)
(7)
(8)
28,14 3,99
28,14 3,99

Jalan raya yang ada sebagian besar dalam kondisi baik sehingga yang
dapat dilalui kendaraan baik jalan negara, jalan provinsi, maupun jalan
Kabupaten/Kota. Kesemuanya itu diharapkan digunakan sebagai sarana
lintasan alat transportasi termasuk kendaraan umum yang mengantarkan
orang dari satu tempat ke tempat yang lain sesuai dengan tujuannya masingmasing.
e. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas berbasis Intelligent Transport System
(APILL ITS) Kota Surakarta
APILL ITS diterapkan oleh Pemerintah Kota Surakarta berdasarkan
atas peningkatan kualitas layanan lalu lintas dan transportasi perkotaan di
Kota Surakarta. Peningkatan tersebut melalui peningkatan aspek keselamatan
dan kelancaran arus lalu lintas dengan menyediakan layanan informasi dan
intervensi terhadap pergerakan arus lalu lintas sesuai dengan amanat UU No
22 tahun 2009. Pada dasarnya APILL ITS merupakan salah satu program
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Pemerintah Kota Surakarta dalam rangka
merealisasikan kebijakan Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan
commit to user
Angkutan Jalan.
Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 47

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Penggunaan APILL ITS di Kota Surakarta sudah menjadi tuntutan


sebagai upaya menekan kemacetan dan kecelakaan yang masih cukup tinggi.
Adanya pelaksanaan APILL ITS di Kota Surakarta didasarkan pada
peraturan-peraturan yang sifatnya vertikal dari pusat. Dasar Hukum dari
pelaksanaan APILL ITS di Kota Surakarta yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan
Jalan yang menjelaskan perlu diselenggarakannya sistem informasi dan
komunikasi lalu lintas dan angkutan jalan yang terpadu.
2. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2011 tentang Manajemen
Kebutuhan Lalu Lintas yang menjelaskan perlu adanya penggunaan
ruang lalu lintas dan pengendalian pergerakan lalu lintas untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan lalu lintas.
3. Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2005 tentang penyelenggaraan LLAJ
4. Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2009 tentang perijinan LLAJ
5. Peraturan Walikota Surakarta No. 14 Tahun 2008 tentang Penjabaran
Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata KerjaDinas Perhubungan Kota
Surakarta
Pembangunan

prasarana

lalu

lintas

dan

transportasi

dengan

diterapkannya APILL ITS merupakan respon pemerintah Kota Surakarta


dalam hal pengaplikasian kemajuan teknologi dan informasi ke dalam sektor
transportasi, sesuai dengan amanat UU No. 22 tahun 2009 pasal 245 bahwa
untuk mendukung Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 48

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan sistem informasi dan komunikasi


yang terpadu.
Dengan penerapan APILL ITS di Kota Surakarta dapat diperoleh
beberapa manfaat diantaranya:
1. Memonitoring kondisi dan status simpang secara terpusat dengan
melalui CCRoom. Pengendalian dapat dilakukan secara otomatis,
sehingga antisipatif terhadap dinamika lalu lintas.
2. Koordinasi antar simpang sehingga meminimalkan waktu berhenti
(stop), travel time (waktu perjalanan) lebih singkat sehingga diperoleh
penghematan BBM, pengurangan polusi.
3. Memudahkan

dan

mempercepat

pemberian

informasi

kepada

masyarakat.
Konsep penerapan APILL ITS di Kota Surakarta adalah mengoleksi
data tentang lalu lintas Kota Surakarta secara real melalui CCTV (data
collection), memproses data yang diperoleh di CCRoom (data processing),
kemudian melakukan penyampaian informasi kepada masyarakat melalui
traffic report, VMS, dan internet/website (dissemination). Penerapan APILL
ITS Kota Surakarta berdasarkan teori Stephen Ezell tentang lingkup-lingkup
pengembangan ITS sudah mencakup tiga lingkup pengembangan. Tiga
lingkup pengembangan tersebut meliputi :

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 49

perpustakaan.uns.ac.id

1.

digilib.uns.ac.id

Penyampaian Informasi ke publik (Advanced Traveller Information


System)
Dalam lingkup ini Dinas Perhubungan menyediakan informasi
lalu lintas kepada masyarakat khususnya pengguna jalan raya.
Informasi yang disediakan meliputi informasi kondisi lalu lintas terkini
dan informasi rute perjalanan serta informasi kecepatan yang dapat
ditempuh jika melewati rute tersebut. Dengan adanya informasi ini
dapat diperoleh manfaat yaitu mengetahui kondisi terkini lalu lintas di
Kota Surakarta sehingga masyarakat dapat memilih rute yang paling
efektif.
Penyampaian informasi lalu lintas kepada masyarakat dengan
melakukan traffic report setiap hari, melalui VMS, call center dan
website. Traffic report merupakan suatu kegiatan penyampaian
informasi secara langsung tentang pantauan lalu lintas terkini (real
time) di Kota Surakarta. Traffic report pantauan lalu lintas Dinas
Perhubungan Surakarta bekerjasama dengan radio lokal dan TV lokal
Surakarta. Dengan traffic report masyarakat dapat mengetahui
bagaimana kondisi lalu lintas yang sedang terjadi sehingga sebelum
masyarakat memutuskan bepergian masyarakat dapat mengolah
informasi tersebut.
Untuk menunjang kelancaran lalu lintas di jalan, penyampaian
informasi disampaikan melalui variable massage sign (VMS) yang
terpasang di dua pintu masuk Kota Surakarta. VMS mempunyai
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 50

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

manfaat untuk menginformasikan rute tujuan dan kecepatan yang dapat


ditempuh. Dinas Perhubungan juga menyediakan layanan call center
dan website. Dengan layanan call center masyarakat dapat menanyakan
secara langsung tentang kondisi lalu lintas yang terjadi atau mungkin
menyampaikan keluhan, kritik dan saran tentang prasarana serta
menayakan hal-hal yang berhubungan dengan lalu lintas. Dalam rangka
menyelenggarakan pelayanan yang optimal berbasis e-gov, Dinas
Perhubungan bekerjasama dengan PT Telkom menyediakan website
Dinas Perhubungan Kota Surakarta (www.dishub-surakarta.com).
Melalui website ini masyarakat dapat melihat langsung pantauan arus
lalu lintas dari CCTV dengan mengakses link kamera pada website.
Selain itu website juga menyediakan berbagai informasi lalu lintas di
Surakarta yang meliputi jadwal pesawat dan kereta api, pemesanan
kereta wisata dan bus tingkat dll.
2.

Manajemen Lalu Lintas (Advanced Traffic Manajemen)


Manajemen lalu lintas digunakan oleh pengelola jalan, dalam hal
ini Dinas Perhubungan, untuk memantau lalu lintas dan memberikan
informasi real time kepada pengguna jalan. Tujuan sistem ini agar lalu
lintas dapat dioptimalkan pada seluruh route alternatif yang ada,
sehingga kemacetan dapat dihindari atau dikurangi dengan memberikan
saran kepada pemakai jalan. Sistem ini juga memberikan informasi
adanya hambatan atau kecelakaan pada rute yang akan ditempuh,
sehingga pengemudi dapat memakai alternatif route lain.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 51

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Dalam lingkup manajemen lalu lintas, APILL ITS Kota Surakarta


telah mengaplikasikan fasilitas CCTV, VMS, 43 APILL yang ber
ATCS dan CCRoom. Dengan CCTV arus lalu lintas dapat selalu
terpantau

melalui

CCRoom

sehingga

pengelola

dapat

menginformasikan kepada pengguna jalan tentang titik-titik kemacetan


dan lokasi rawan kecelakan kepada pengguna jalan sehingga mereka
bisa lebih antisipatif dengan melalui VMS. Pantauan arus lalu lintas
secara real time, didukung dengan APILL yang ber ATCS, membuat
pengelola jalan mampu mengelola, mengoordinasikan antar traffic dan
mengintervensinya jika terjadi suatu kemacetan atau permasalahan di
persimpangan tertentu.
3.

Manajemen Angkutan Umum (Advanced transport Manajemen)


Dalam manajemen transportasi, APILL ITS mempunyai peranan
dalam

rangka

menyediakan

keamanan,

kenyamanan

sekaligus

pelayanan yang prima bagi pengguna transportasi umum. Melalui


APILL ITS, manajemen transportasi dapat dilakukan dengan penerapan
teknologi informasi di bidang transportasi. Penerapan teknologi APILL
ITS di Kotas Surakarta ditumjukkan dengan adanya GPS pada BST
yang mendeteksi keberadaan, pergerakan dan kecepatan bus, adanya
bus priority di persimpangan yang dilewati rute BST yang memberikan
prioritas pada BST untuk melaju sehingga memberikan ketepatan waktu
tempuh kepada pengguna BST dan sudah diterapkannya smart card
dalam pembayaran sehingga lebih effisien dan effektif. Sistem ini juga
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 52

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

diterapkan pada prasarana transportasi di Kota Surkarta yang meliputi


penerapan passengger info pada shelter-shelter BST untuk memberikan
informasi pasti kedatangan/waktu tunggu BST selanjutnya. Demi
keamanan, setiap shelter juga dipasang CCTV untuk memantau
penumpang dan kemungkinan adanya tindakan kejahatan. Komponen
APILL ITS yang diterapkan dalam manajemen lalu lintas meliputi GPS
head bus, bus priority, passengger info, dan e-payment dengan smart
card.
Dalam penerapannya, mulai tahun 2006-2011, Dinas Perhubungan Kota
Surakarta telah mengimplementasi APILL ITS dengan membangun jaringan
43 dari 55 APILL ITS, ruang CCTV (CCRoom), camera, down couter, public
aunouncer, passengger info, VMS (Variable Massage Sign), detector,
jaringan FO (fiber optic), bus priority, ticketing, dan GPS (Global Possition
System), dengan penjelasan sebagai berikut :
1.

Pembangunan jaringan 43 APILL ITS dari 55 simpang


Pembangunan jaringan APILL ITS di mulai pada tahun 2006.
Pembangunan dimulai setelah adanya kajian kinerja persimpangan yang
dikendalikan oleh APILL di Kota Surakarta. Dari 55 simpang yang
menjadi target lokasi up-grade APILL ITS, sampai dengan tahun 2010
baru 43 simpang yang terealilasi. Pada tahun 2006 ter up-grade 10
simpang, tahun 2007 ada 15 simpang, 10 simpang pada tahun 2008, 6
simpang pada tahun 2009, dan 2 simpang pada tahun 2010.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 53

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 4.3
Titik Lokasi up-grade APILL ITS 2006 2010
No

Lokasi

(1)

(2)
Traffic Light (APILL)
Simpang 4 Kleco
Simpang Faroka
Simpang 3 Kerten
Simpang 4 Purwosari
Simpang 4 Gendengan
Simpang 3 Sriwedari
Simpang 4 Ngapeman
Simpang 4 Pasar Pon
Simpang 4 Nonongan
Simpang 4 Sudirman
Simpang 4 Panggung
Simpang 4 Pedaringan
Simpang 4 Sumber
Simpang 4 Tugu Wisnu
Simpang 4 Ngemplak
Simpang 5 Balapan
Simpang 4 Ketandan
Simpang 4 Gading
Simpang 4 Gemblegan
Simpang 4 Sraten
Simpang 4 Bengawan Sport
Simpang 3 Tipes
Simpang 4 Fajar Indah
Simpang 4 Mlipakan
Simpang 4 Sate Sumber
Simpang 4 Terminal Tirtonadi
Simpang 4 Mipitan
Simpang 4 Warung Pelem
Simpang 3 Lapangan Kota Barat
Simpang 4 Sangkrah
Simpang 5 Banjarsari
Simpang 3 Gilingan
Simpang 4 Kelurahan Mojosongo
Simpang 4 Genengan Mojosongo
Simpang 4 Pasar Kliwon commit to
Simpang 4 Panti Kosala/Dr Oen

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Tahun
Pemasangan
(3)
Tahun 2006
Tahun 2006
Tahun 2006
Tahun 2006
Tahun 2006
Tahun 2006
Tahun 2006
Tahun 2006
Tahun 2006
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2008
Tahun 2008
Tahun 2008
Tahun 2008
Tahun 2008
Tahun 2008
Tahun 2008
Tahun 2008
Tahun 2008
user
Tahun 2009

Kondisi
(4)
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik

(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)
(ATCS)

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 54

perpustakaan.uns.ac.id

37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55

digilib.uns.ac.id

Simpang 4 Masjid Sholikhin


Simpang 3 Jongke
Simpang 4 Rahayu
Simpang 4 Baturono
Simpang 3 Cengklik/Sugiyono
Simpang 4 Sabar Motor
Depan UNS
Simpang 4 Tugu Lilin Pajang
Simpang 4 Kantor Pos Nusukan
Simpang 3 Juanda-Cokroaminoto
Simpang 4 SMPN 18
Simpang 4 Ring Road
Simpang 4 Dawung
Simpang 4 Timuran
Simpang 4 Kawatan
Simpang 4 Pasar Kembang
Simpang 4 Pasar Beling
Simpang 4 Widuran
Simpang 4 Atria

Tahun 2009
Tahun 2009
Tahun 2009
Tahun 2009
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2010
usulan prioritas 2
usulan prioritas 4
usulan prioritas 5
usulan prioritas 6
usulan prioritas 7
usulan prioritas 8
usulan prioritas 9
usulan prioritas 10
usulan prioritas 11
usulan prioritas 12
usulan prioritas 13
usulan prioritas 14

baik (ATCS)
baik (ATCS)
baik (ATCS)
baik (ATCS)
baik (ATCS)
baik (ATCS)
baik (ATCS)
baru/blm ada
2007-rusak
baru/blm ada
1997 (baik)
2003 (baik)
2005 (baik)
1986 (baik)
1992 (baik)
1986 (baik)
1988 (baik)
1991 (baik)
1989-rusak

Sumber : Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta, 2011


2.

CCRoom (Ruang Kendali)


CCRoom adalah ruang kendali (pusat kontrol APILL ITS) yang
mempunyai fungsi memantau lalu lintas dari CCTV, monitoring status
controller persimpangan, memperpanjang dan memperpendek waktu
hijau, memflashingkan controller, update time, plan, dan program
serta koordinasi antar controller. Sebagian besar aktivitas kerja pertugas
APILL ITS berada di ruang CCRoom.

Gambar 4.1 Pusat Kontrol APILL ITS Kota Surakarta (CCRoom)


commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 55

perpustakaan.uns.ac.id

3.

digilib.uns.ac.id

Camera

Gambar 4.2 Kamera dan Hasil Pantauan


Kamera merupakan alat bantu pemantauan kondisi secara real di
lapangan. Di Kota Surakarta, kamera yang telah terpasang 31 kamera, 9
kamera dome dan 22 kamera fix. Dengan CCTV tersebut dapat
membantu masyarakat dengan memberi informasi berupa gambar
mengenai kondisi lalu lintas di titik-titik tertentu. Gambar pantauan lalu
lintas dapat diakses masyarakat, terutama para pemudik, melalui
jaringan internet (website). CCTV tersebut dipasang pada 18
persimpangan rawan macet dan beberapa pusat keramaian, seperti
terminal dan stasiun kereta api. Kondisi lalu lintas selanjutnya akan
terpantau selama 24 jam melalui kamera cctv yang dipasang di titiktitik tersebut. Hasil pantauan kamera langsung dikirim ke layar monitor
besar yang berada di kantor Dinas Perhubungan Kota Surakarta dan
disalurkan ke masyarkat melalui website Dinas Perhubungan Kota
Surakarta sebagai salah satu layanan informasi ke masyarakat.
4.

Down counter (Alat penghitung mundur)


Down counter adalah alat penghitung mundur waktu untuk
memberikan infomasi sisa waktu, baik untuk warna merah maupun
warna hijau. Dengan alat ini masyarakat diinformasikan secara pasti
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 56

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

tentang lamanya menunggu sehingga memberi kejelasan kepada


pengguna jalan
5.

Public Announcer
Public Announcer adalah speaker untuk memberikan teguran jika
terjadi pelanggaran di lapangan serta dapat digunakan untuk himbauan
dan sosialisasi kepada masyarakat tentang tertib lalu lintas.

6.

Pasenger info

Gambar 4.3 Passenger Info di Halte BST


Passenger info adalah suatu perangkat yang tersedia di dalam
halte BST yang mempunyai fungsi menginformasikan kepada
penumpang tentang berapa lama waktu kedatangan BST berikutnya.
7.

VMS (Variable Massage Service)


Variable

Massage

Sign

sering

disingkat

VMS,

adalah sebuah rambu lalu lintas elektronik yang sering digunakan pada
jalan raya untuk memberikan informasi bagi pengguna jalan mengenai
lalu lintas, kemacetan lalu lintas, kecelakaan, penutupan jalan, batas
kecepatan pada segmen jalan raya tertentu dan informasi lalu lintas lain.
VMS yang terpasang sebanyak dua unit dan ditempatkan pada pintu
masuk Kota Surakarta yakni persimpangan Kerten dan Panggung.

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 57

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Gambar 4.4 VMS Panggung dan Kerten


8.

Detector
Detector (sensor) adalah alat perhitungan lalu lintas secara
otomatis

yang memberikan

signal-signal

respon

pada

sebuah

penghitung bila kendaraan melewati suatu titik (batas atau tempat) yang
dipilih. Detector dalam APILL ITS kota Surakarta terpasang 2 unit.
9.

Jaringan FO (fiber optic)


Fiber optic merupakan kabel jaringan yang dapat mentransmisi
data melalui media cahaya. Penggunaan jaringan FO dalam APILL ITS
digunakan sebagai penghubung setiap persimpangan yang ber-ATCS
serta kamera ke ruang kendali (CCRoom). Jaringan FO yang telah
terpasang sepanjang 31 km.

10. Bus Priority


Bus priority untuk Batik Solo Trans adalah fasilitas yang
disediakan pada tiap simpang yang dilalui rute bus, agar

bus

mengalami delay/tundaan seminimal mungkin. Dalam perjalanan BST


ini memungkinkan tidak akan terkena (dalam waktu lama) lampu merah
di setiap persimpangan yang dilewati rute BST sehingga dapat
memberikan kenyamanan dan mampu menarik perhatian masyarakat
commit to user
untuk menggunakan fasilitas transportasi umum yang telah disediakan.

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 58

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

11. Ticketing
Ticketing merupakan fasilitas pembayaran biaya tranpsortasi
dengan menggunakan kartu smart card. Fasilitas ini sudah terintegrasi
antar moda, yaitu BST, KA Prameks, dan Trans Jogja. Smart card
terdiri dua jenis yakni singgle trip (sekali jalan) dan regular trip
(langganan). Selain sebagai fasilitas pembayaran, ticketing berfungsi
sebagai pendeteksi keberadaan BST di layar tracking system CCRoom.
12. GPS (Global Positioning System)
GPS adalah suatu sistem navigasi yang berdasarkan satelit yang
dapat memberikan posisi dari suatu lokasi user. Dalam hal ini, GPS
yang diterapkan dalam BST adalah GPS tracking, dimana alat ini
mempunyai fungsi mengetahui keberadaan BST diseluruh Kota
Surakarta. Keberadan dan kecepatan BST dapat selalu terpantau dalam
CCRoom melalui layar tracking system.
13. Pelican crossing

Tombol
Pelican

Gambar 4.5 Pelican Crossing di Purwosari


Pelican crossing adalah alat penyeberangan pejalan kaki yang
dikontrol lampu lalu lintas dan dioperasikan oleh pejalan kaki. Nama ini
berasal dari singkatan untuk 'PEdestrian LIght CONtrolled', dengan 'o'
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 59

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

diubah menjadi 'a' untuk kemudahan dan menyerupakan dengan burung


PELICAN. Pelican crossing merupakan traffic light bagi pengendara
kendaraan dan pejalan kaki, lampu traffic light bagi pengendara
kendaraan di jalan, lampu penyeberang jalan 2 (dua) warna, yaitu merah
yang berarti tidak boleh menyeberang dan hijau yang berarti
penyeberang jalan diperbolehkan berjalan, serta zebra cross dan ramburambu pendukung lainnya. Cara menggunakaanya cukup mudah,
berikut ini pertunjuk penggunaannya :
1. Berdiri di samping pelican crossing
2. pencet satu kali, tombol warna perak pada tiang pelican crossing
3. tunggu sampai lampu gambar penyeberang jalan berubah menjadi
hijau dan kendaraan berhenti di belakang garis henti
4. menyeberang dengan hati-hati di zebra cross, jangan berlari.
5. Ketika lampu penyeberang jalan diseberang jalan berwarna hijau
dan bergerak lebih cepat, berjalanlah lebih cepat ketika
menyeberang jalan.
6. Jangan menyeberang bila lampu penyeberang jalan berwarna
merah.

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 60

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2. Dinas Perhubungan Kota Surakarta


a. Sejarah Berdirinya Dinas Perhubungan
Organisasi LLAJR sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, waktu
itu bentuk organisasinya dianggap cukup memadai dengan keadaan lalu lintas
waktu itu yang boleh dikatakan belum serumit sekarang ini. Pada jaman
Pemerintahan Belanda organisasi LLAJR dikelola oleh apa yang dinamakan
Departemen Van Verkeer on Waterstaat yang kira-kira sama dengan
Departemen

Perhubungan

sekarang

ini.

Organisasi

ini

menangani

terselenggaranya Undang-Undang Lalu Lintas Jalan Raya yang pada waktu


itu disebut Wig Verkeer Ordonantie.
Mulai tahun 1950 bidang pekerjaan dan organisasi LLAJR dibentuk
dan berada langsung di bawah Menteri Perhubungan dengan nama Bagian
Lalu Lintas Jalan dan Sungai dan sekarang bernama Direktorat Perhubungan
Darat. Sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1958
tentang Penyerahan Urusan Lalu Lintas kepada Daerah Tingkat I, organisasi
LLAJR disamping secara teknis berada di bawah Departemen Perhubungan
(bagian dari Direktorat Jendral Perhubungan Darat) serta di bawah langsung
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya, juga secara perasional di
bawah Departemen Dalam Negeri.
Pada era Orde Baru telah dikeluarkan Undang-Undang No. 14 Tahun
1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Berdasarkan Undang-Undang
No. 14 Tahun 1992, kedudukan DLLAJ di daerah tingkat Kabupaten atau
Kota merupakan perwakilan di tingkat Propinsi. Kemudian pada era
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 61

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

reformasi dikeluarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan. Dengan dikeluarkannya peraturan perundangan
yang baru maka otomatis peraturan yang lama dinyatakan tidak berlaku.
Untuk Jawa Tengah dikeluarkan Peraturan Daerah Tingkat I Jawa
Tengah Nomor 6 Tahun 1986 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Propinsi Daerah Tingkat
I Jawa Tengah. Dengan adanya Otonomi Daerah, maka Pemerintah
mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, termasuk
didalamnya mengganti Dinas LLAJR menjadi Dinas LLAJ yang sekarang ini
berkedudukan di Jalan Menteri Supeno Nomor 7 Surakarta.
Pada tahun 2008 Dinas LLAJ Kota Surakarta mengalami perubahan
menjadi Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Perubahan ini berdasarkan
Peraturan Walikota Surakarta Nomor 14 Tahun 2008 tentang Penjabaran
TugasTugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota
Surakarta.
b. Visi dan Misi
Visi
Visi merupakan rangkaian pertama dalam model Perencanaan Stratejik
dan sekaligus merupakan cara pandang jauh kedepan tentang kemana
organisasi akan diarahkan. Sehingga visi harus dapat membantu organisasi
bagaimana pelayanan harus diselenggarakan. Dengan demikian Visi harus
dirumuskan atas dasar penanaman yang akurat atas dinamika kehidupan, citra
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 62

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dan peran organisasi serta kepekaan pada situasi yang ada.


Berdasarkan pengertian tersebut, maka Dinas Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Kota Surakarta merumuskan Visi sebagai berikut:
Terwujudnya Lalu Lintas Angkutan Jalan yang selamat, aman, cepat,
lancar, tertib, teratur dan nyaman serta efisien yang mampu
memadukan modal transportasi sebagai pendorong, penggerak dan
penunjang pembangunan

sektor

transportasi

yang berwawasan

lingkungan di Kota Surakarta.


Artinya, Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Surakarta bercitacita, melalui penyelenggaraan pelayanan yang profesional diharapkan mampu
mendorong terwujudnya kesadaran masyarakat untuk berlalulintas sesuai
dengan peraturan dan norma yang berlaku dimasyarakat sehingga tercipta
lalu lintas yang selamat, aman, cepat, lancar dan tertib, terhindar dari
hambatan, sehingga terwujud keselamatan dan kenyamanan berlalu lintas
yang efisien sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pertumbuhan
ekonomi, sosial, dan budaya di Kota Surakarta.
Misi
Misi adalah suatu pernyataan komprehensif tentang tugas pokok dan
fungsi organisasi, serta sasaran yang hendak dicapai dalam rangka
pencapaian tujuan. Dengan demikian misi sangat diperlukan dalam organisasi
untuk mengarahkan program, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, agar
setiap kegiatan / produk organisasi selalu mengarah kepada pencapaian visi.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 63

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Adapun misi dari Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Kota Surakarta
adalah :
1.

Menyelenggarakan transportasi yang handal, terpadu dan terjangkau


oleh daya beli masyarakat guna meningkatkan mobilitas orang, barang
dan jasa.

2.

Mewujudkan moda transportasi yang memenuhi persyaratan tehnik dan


laik jalan.

3.

Menyelenggarakan manajemen dan rekayasa Lalu Lintas serta


bimbingan keselamatan dan ketertiban Lalu Lintas.

4.

Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat sektor transportasi.


Dengan demikian misi merupakan sesuatu yang harus dijalankan agar

tujuan organisasi dapat tercapai dan ber-outcome baik sesuai Visi yang telah
ditetapkan.
c. Tugas dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Walikota Kota Surakarta Nomor 14 Tahun
2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Perhubungan Kota Surakarta bagian 1 Pasal 2 menyebutkan bahwa Dinas
Perhubungan

mempunyai

tugas

pokok

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan di bidang lalu lintas, angkutan jalan, angkutan rel, angkutan


sungai, dan penyeberangan. Sedangkan dalam Pasal 3 menyebutkan bahwa
untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
Dinas Perhubungan mempunyai fungsi :
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 64

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1.

Penyelenggara kesekretariatan dinas;

2.

Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan;

3.

Penyelenggara manajemen dan rekayasa lalu lintas;

4.

Pengaturan angkutan orang dan barang;

5.

Pembinaan usaha sarana dan prasarana teknis kendaraan dan bengkel;

6.

Penyelenggara uji kendaraan;

7.

Penyelenggara pengelolaan Terminal;

8.

Penyelenggaraan pengelolaan Perparkiran;

9.

Penyelenggaraan sosialisasi;

10. Pembinaan jabatan fungsional;


11. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 65

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

d. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Dinas Perhubungan Kota Surakarta berdasarkan
Peraturan Walikota Kota Surakarta, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
dibantu Kepala Sub Bagian untuk jelasnya dapat dilihat dalam gambar di
bawah ini:
Gambar 4.6
Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Surakarta
Kepala Dinas

Sekretariat

Kelompok
Jabatan
Fungsional
Ka Sub Bagian
Perencanaan,
Evaluasi, dan
Pelaporan

Kepala Bidang
Lalu Lintas

Kepala Bidang
Angkutan

Ka Sub
Bagian
Keuangan

Kepala Bidang Teknis


Sarana dan Prasarana

Ka Sie Bimbingan
Keselamatan &
Ketertiban

Ka Sie
Angkutan Barang

Ka Sie
Uji Kendaraan

Ka Sie Manajemen
dan Rekayasa Lalu
Lintas

Ka Sie
Angkutan Orang

Ka Sie Teknik
Kendaraan dan
Bengkel

Kepala UPTD Perparkiran

Kepala UPTD Terminal

Ka Sub Bag TU

Ka Sub
Bagian
Umum dan
Kepegawaian

commit to user

Ka Sub Bag TU

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 66

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Adapun perincian tugas dari masing-masing unit organisasi Dinas


Perhubungan Kota Surakarta adalah sebagai berikut.
1.

Kepala Dinas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3. Kepala Dinas,
membawahkan :
a.

Sekretariat;

b.

Bidang Lalu Lintas;

c.

Bidang Angkutan;

d.

Bidang Teknis Sarana dan Prasarana;

e.

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);

f.

Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan


bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan
administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan
pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian. Untuk melaksanakan
tugas pokok Sekretariat mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan
administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi, dan
pelaporan.
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 67

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan


administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan;
c. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan
administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat dibagi menjadi 3 subbagian yaitu:
a. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara
terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang
perencanaan,

evaluasi

dan

perencanaan,

pemantauan,

pelaporan,
evaluasi

meliputi: koordinasi
dan

pelaporan

serta

pengelolaan sistem informasi di lingkungan dinas.


b. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian
penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan
pelaksanaan di bidang keuangan, meliputi: pengelolaan keuangan,
verifikasi, pembukuan dan akuntansi di lingkungan dinas.
c. Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 68

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

administrasi dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian,


meliputi: pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas,
organisasi dan tatalaksana, ketatausahaan, rumah tangga dan
perlengkapan di lingkungan dinas.
3. Bidang Lalu Lintas mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
manajemen dan rekayasa lalu lintas dan bimbingan, keselamatan dan
ketertiban. Untuk melaksanakan tugas pokok, Bidang Lalu Lintas
mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang bimbingan, keselamatan dan ketertiban;
c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Lalu Lintas dibagi menjadi 2 seksi yaitu :
a. Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai tugas
melakukan

penyiapan

bahan

perumusan

kebijakan

teknis,

pembinaan dan pelaksanaan di bidang manajemen dan rekayasa


lalu lintas, meliputi: perencanaan, pengaturan, pengawasan dan
pengendalian

lalu

lintas

serta

perencanaan,

pembangunan,

pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu, marka jalan, alat


pemberi isyarat lalu lintas serta alat pengendali dan pengaman
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 69

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pemakai jalan.
b. Seksi Bimbingan Keselamatan dan Ketertiban mempunyai tugas
melakukan

penyiapan

bahan

perumusan

kebijakan

teknis,

pembinaan dan pelaksanaan di bidang bimbingan, keselamatan dan


ketertiban, meliputi: penyuluhan, bimbingan keselamatan dan
ketertiban kepada masyarakat di bidang lalu lintas jalan, sungai dan
rel serta pemberian surat tanda nomor kendaraan tidak bermuatan
dan kartu tanda kecakapan mengemudi kendaraan tidak bermotor.
4. Bidang

Angkutan

mempunyai

tugas

melaksanakan

penyiapan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang


angkutan orang dan angkutan barang. Untuk melaksanakan tugas pokok
bidang angkutan mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang angkutan orang;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang angkutan barang;
c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Angkutan dibagi menjadi 2 seksi yang masing-masing
dikepalai oleh Kepala Seksi, meliputi :
a. Seksi Angkutan Orang mempunyai tugas penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang
angkutan orang, meliputi : menyiapkan saran pertimbangan dan
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 70

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

atau petunjuk, bimbingan serta pemberian ijin pengangkutan orang,


ijin usaha angkutan orang, ijin trayek, ijin operasi dan ijin
insidentil serta penyiapan rencana penetapan tarif angkutan kota
dan angkutan perbatasan, penyelenggaraan sub terminal dan pos
tempat pemungutan retribusi angkutan kota dan angkutan
perbatasan serta pengawasan penyelenggaraannya.
b. Seksi Angkutan Barang mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di
bidang angkutan barang, meliputi: menyiapkan saran pertimbangan
dan atau petunjuk, bimbingan serta pertimbangan teknis dalam
pemberian ijin pengangkutan barang, ijin usaha angkutan barang,
ijin

dispensasi

melalui

jalan

kota

serta

pengawasan

penyelenggaraannya.
5. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
bidang teknik kendaraan dan bengkel serta uji kendaraan. Untuk
melaksanakan tugas pokok, Bidang Teknis Sarana dan Prasarana
mempunyai fungsi :
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang teknik kendaraan dan bengkel;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang uji kendaraan;
c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 71

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dengan tugas dan fungsinya.


Bidang Teknis Sarana dan Prasarana dibagi menjadi 2 seksi yang
masing-masing dikepalai oleh Kepala Seksi, meliputi :
a. Seksi Teknik Kendaraan dan Bengkel mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang teknik kendaraan dan bengkel, meliputi:
pemberian ijin usaha perbengkelan, pembinaan dan pengawasan
teknis kendaraan bermotor dan tidak bermotor serta pembinaan dan
pengawasan bengkel.
b. Seksi Uji Kendaraan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
bidang uji kendaraan, meliputi: pembinaan dan pengawasan,
pengendalian dan pengujian kendaraan bermotor dan tidak
bermotor.
6. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), bertugas melaksanakan
pengelolaan terminal. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dikepalai
oleh Kepala UPTD.
7. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan Jabatan
Fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah
tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan
bidang keahliannya.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 72

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

e. Keadaan Pegawai
Keadaan pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta akan dibagi
dalam beberapa tingkatan, meliputi distribusi pegawai masing-masing
Bagian/Sub

Bagian

(Subbag)/UPTD,

jumlah

pegawai

berdasarkan

golongan/kepangkatan, jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan,


jumlah tenaga harian lepas, pegawai kontrak, seragam pegawai, dan jam kerja
pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Distribusi Pegawai MasingMasing

Bagian/Subbag/UPTD

Distribusi

pegawai

masing-masing

Bagian/Subbag/UPTD termasuk didalamnya adalah pejabat struktural yang


terdiri dari Kepala Bagian (Kabag) dan Kepala Sub Bagian (Kasubbag), dan
Kepala Seksi (Kasi), Kepala UPTD, serta staf. Berikut ini adalah gambaran
distribusi pegawai masing-masing Bagian/Subbag/UPTD.
Tabel 4.4
Distribusi Pegawai Masing-Masing Bagian
No.
(1)
1
2
3
4
5

Jabatan

Kepala

Kasi/
Kasubbag
(4)
3
2
2

PNS
(5)
8
12
22

Staf
CPNS
(6)
-

(2)
(3)
Kepala Dinas
1
Sekretariat
1
Bidang Lalu Lintas
1
Bidang Angkutan
1
Bidang Teknis Sarana
1
2
14
dan Prasarana
UPTD
2
1
115
Jumlah
7
10
171
Sumber : Subag Kepegawaian Dinas Perhubungan Kota Surakarta, 2011

Jumlah
(7)
1
12
15
25
17
118
188

Berdasarkan tabel di atas jumlah pejabat struktural Dinas Perhubungan


Kota Surakarta sebanyak 17 orang, terdiri dari Kepala Dinas, Kepala Bagian,
Kepala Subbag, Kepala UPTD,
sertatoKasubbag/Kasi.
Sedangkan jumlah staf
commit
user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 73

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Dinas Perhubungan Kota Surakarta sebanyak 171 orang berstatus Pegawai


Negeri Sipil (PNS) termasuk didalamnya staf UPTD. Jadi jumlah pegawai
Dinas Perhubungan Kota Surakarta yang berstatus PNS sebanyak 188 orang.
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan/Kepangkatan Jumlah pegawai
Dinas Perhubungan Kota Surakarta berdasarkan golongan/kepangkatan
sangat bervariasi dari Gol. I sampai dengan Gol. IV. Tabel berikut ini akan
menggambarkan keadaan pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta
berdasarkan golongan/kepangkatan.
Tabel 4.5
Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/Kepangkatan
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
13

Golongan
Pria Wanita Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
Gol. IV b
1
1
2
Gol. IV a
1
1
Gol. III d
9
2
11
Gol. III c
12
4
16
Gol. III b
41
3
44
Gol. III a
11
11
Gol. II d
3
3
Gol. II c
2
1
3
Gol. II b
62
2
65
Gol. II a
9
2
11
Gol. I d
13
13
Gol. I c
14
14
Gol. I b
9
9
Gol. Ia
Jumlah
173
15
188
Sumber : Subag Kepegawaian Dinas Perhubungan Kota Surakarta, 2011
Berdasarkan tingkat golongan, golongan terendah adalah I D sebanyak
13 orang dan tertinggi adalah IV A sebanyak 1 orang. Dari tabel di atas juga
dapat diketahui jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin, dengan
to user daripada jumlah wanita yakni
perbandingan jumlah pria commit
lebih banyak

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 74

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

sebanyak 173 orang pria dan 15 orang wanita.


Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah pegawai
Dinas Perhubungan Kota Surakarta berdasarkan tingkat pendidikan juga
sangat beragam. Dari tingkat pendidikan paling rendah yakni SD sampai
dengan tingkat pendidikan paling tinggi yakni S2. Untuk mengetahui lebih
jelasnya lihatlah tabel berikut ini.
Tabel 4.6
Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tingkat Pendidikan Pria Wanita Jumlah


(2)
(3)
(4)
(5)
S2
7
2
9
S1
43
6
49
D4
5
5
Sarjana Muda
2
1
3
D3
2
1
3
D2
1
1
SLTA
88
5
93
SLTP
15
15
SD
10
10
Jumlah
173
15
188
Sumber : Subag Kepegawaian Dinas Perhubungan Kota Surakarta, 2011
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pendidikan rata-rata pegawai
Dinas Perhubungan Kota Surakarta adalah SLTA dan S1, dengan komposisi
jenjang SLTA sebanyak 93 orang dan jenjang S1 sebanyak 49 orang.
Di samping memiliki pegawai dengan status PNS, Dinas Perhubungan
Kota Surakarta juga memiliki pegawai dengan status Tenaga Harian Lepas
(THL) dan Pegawai Kontrak yang tersebar di Subbag dan UPTD. Tabel
berikut ini menggambarkan jumlah THL dan Pegawai Kontrak.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 75

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 4.7
Jumlah Tenaga Harian Lepas (THL) dan Pegawai Kontrak
No.
(1)
1
2
3
4
5

Bagian
Jumlah
(2)
(3)
Subbag Lalu Lintas
11
Subbag Teknik Sarana
1
Subbag Angkutan
25
UPTD Terminal
69
UPTD Perparkiran
10
Jumlah
130
Sumber : Subag Kepegawaian Dinas Perhubungan Kota Surakarta, 2011
Berdasarkan tabel di atas jumlah THL dan Pegawai Kontrak Dinas
Perhubungan Kota Surakarta cukup banyak. Jumlah keseluruhan sebanyak
130 orang, hampir sama dengan jumlah PNS yang berjumlah 188 orang.
Jam kerja pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta sesuai dengan
tugasnya masing-masing. Adapun jam kerja pegawainya adalah :
1. Umum
Seluruh pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta, kecuali bagian
UPTD terminal, petugas CC room, dan petugas TPR masuk 5 hari kerja
mulai pukul 07.15 sampai dengan 15.30 serta hari Sabtu Minggu libur.
2. Petugas terminal (UPTD Terminal)
Pegawai Dinas Perhubungan yang bertugas di UPTD terminal dibagi
menjadi 4 regu dimana masing-masing regu terdiri dari 13 personil.
Adapun jam kerja pegawainya dibagi menjadi 3 shif, yaitu :
1) Shif pertama masuk pukul 07.00 14.00 WIB.
2) Shif kedua masuk pukul 14.00 22.00 WIB.
3) Shif ketiga masuk pukul 22.00 07.00 WIB.
commit to user
Adapun ketentuan libur untuk pegawai Dinas Perhubungan yang
Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 76

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

bertugas di UPTD terminal adalah masuk kerja 3 hari mendapatkan


libur 1 hari.
3. Petugas CC room
Petugas CC room bertugas untuk mengawasi kelancaran melalui CCTV
yang dipasang di setiap traffic lights di daerah-daerah rawan sehingga
kemacetan dapat selalu dipantau melalui ruangan tersebut.
Adapun jam kerja untuk petugas CCRoom adalah :
1) Shif pertama masuk pukul 06.30 15.00 WIB
2) Shif kedua masuk pukul 15.00 21.00 WIB
Mulai pukul 22.00 lampu traffic lights dihidupkan kuning sebagai tanpa
hati-hati. Masing-masing shift ditempatkan 3-5 orang petugas dari Sub
Din Lalin. Hari libur tetap ada petugas yang memantau.
4. Petugas TPR (Tempat Pemungutan Retribusi)
Petugas TPR per pos terdiri dari 4 orang pegawai dan bekerja mulai
pukul 06.00 17.00 WIB. Petugas TPR memiliki 6 hari kerja dan libur
fleksibel sesuai dengan keinginan pegawai.

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 77

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

B. Strategi Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam Optimalisasi Alat


Pemberi Isyarat Lalu Lintas berbasis Intelligent Transport System
(APILL-ITS)
Dalam sub bab ini akan dibahas mengenai strategi Dinas Perhubungan Kota
Surakarta dalam optimalisasi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas berbasis Intelligent
Transport System (APILL ITS). Dalam menganalisis pelaksanaan strategi
optimalisasi APILL ITS, penulis akan menjelaskan satu per satu strategi yang
dilaksanakan dengan maksud untuk mempermudah proses analisis. Adapun
strategi-strategi tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Sosialisasi dan Layanan Informasi Kepada Masyarakat
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau
nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok
atau masyarakat. Proses sosialisasi merupakan proses yang penting dalam
keberhasilan suatu program karena melalui sosialisasi masyarakat dapat
mengetahui jelas apa yang dimaksud dengan program tersebut, sehingga
sosialisasi sebagai istilah perkenalan suatu program.
Sosialiasi ini merupakan kegiatan memberikan wawasan tentang tata cara
berlalu lintas yang baik kepada masyarakat, melatih kepedulian masyarakat
terhadap sesama pengguna jalan yang lain dan terhadap lingkungan untuk
mewujudkan keteraturan dan kelancaran lalu lintas di Kota Surakarta serta
memperkenalkan fasilitas-fasilitas APILL ITS kepada masyarakat. Dalam
sosialisasi tentang APILL ITS dijelaskan bahwa Kota Surakarta mempunyai
sistem pengendalian lalu lintas baru berbasis teknologi informasi, ada CCTV,
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 78

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dengan CCRoom sebagai ruang pusat kontrolnya, apa fungsi, manfaat dan cara
menggunakan dan mengaksesnya. Dari CCRoom terpantau kondisi lalu lintas
Kota Surakarta secara real time sehingga lalu lintas dapat diintervensi oleh
pengelola jalan. Masyarakat juga dapat mengakasesnya dengan mengunjungi
website

Dishub

Surakarta

(http://www.dishub-surakarta.com)

atau

menyaksikan siaran langsung (life report) dari media elektronik lokal


Surakarta.
Sesuai program peningkatan kualitas pelayanan angkutan dalam renstra
2011-2015, Dinas Perhubungan melaksanakan sosialisasi ketertiban lalu lintas
dan angkutan melalui sosialisasi Zoss dan WTN. Sosialisasi tentang APILL
ITS di Kota Surakarta sudah dilaksanakan sejak tahun 2006 kepada seluruh
stakeholder, baik masyarakat umum, pelajar maupun mahasiswa. Namun
intens dilakukan kepada masyarakat luas sejak tahun 2009. Target sosialisasi
diprioritaskan pada lembaga pendidikan formal dan non formal. Hal ini
dikarenakan anak-anak merupakan generasi penerus bangsa sehingga
penanaman budaya tertib berlalu lintas perlu ditanamkan sejak dini. Media
sosialisasi tersebut dengan datang langsung ke tempat tujuan. Media sosialisasi
lainnya adalah melalui media cetak dan media elektronik.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak Sri Baskoro sebagai Kabid
Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta, berikut :
...ada sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasinya melalui media
massa, media cetak dan media elektronik, itu sosialisasi secara tidak
langsung. ...secara langsung kita mendatangi sekolah-sekolah dengan
melalui program Zoss. (Wawancara 10 Agustus 2011).
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 79

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Bapak Ari sebagai koordinator


CCRoom yang juga merupakan salah satu pihak yang terlibat dalam sosialisasi
APILL ITS tersebut, berikut :
...jelas ada. Mulai 2006 kita dibentuk itu ada. Sosialisasi
dilaksanakan supaya masyarakat tahu tentang keberadaan sistem ini
dan berminat untuk menggunakanya. Sistem ini kan dapat berhasil
jika masyarakat mampu menggunakannya dengan baik. penerapan
APILL ITS secara umum juga kami sampaikan agar masyarakat
nantinya bisa terbiasa disiplin berlalu lintas di jalan.(wawancara, 11
Agustus 2011)
Hadirnya sistem pengendalian lau lintas berbasis teknologi ini terus
disosialisasikan pada semua kalangan masyarakat melalui berbagai media.
Media massa lokal seperti diberitakan Solo Pos, Joglosemar, dan Suara
Merdeka, bahkan koran nasional seperti Harian Seputar Indonesia, Kompas,
Jawa Pos juga berkontribusi dalam mensosialisasikan APILL ITS ini, karena
dengan berita-berita tentang adanya traffic control yang baru di Kota Solo
dengan nama APILL ITS akan menjadi trending topic tersendiri bagi
masyarakat Solo. Selain itu Dinas Perhubungan juga membuat selebaran
(leaflet) yang dibagikan kepada mahasiswa, pelajar di sekolah-sekolah maupun
pegawai di instansi pemerintahan. Pemberitaan tentang APILL ITS juga
dilakukan melalui media elektronik seperti televisi yang ditayangkan dengan
durasi pendek berwujud iklan layanan masyarakat dan acara khusus yang
menayangkan traffic report lalu lintas di Kota Surakarta. Cara demikian
dilakukan Dishub yang bekerjasama dengan pihak TATV sebagai televisi lokal
yang menginformasikan berita-berita terkini seputaran wilayah Kota Surakarta
dan sekitarnya, selain itu sosialisasi melalui media elektronik juga dilakukan
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 80

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

melalui radio-radio di Kota Solo seperti radio Solopos FM Radio, dan Pro II
FM RRI serta kunjungan-kunjungan ke sekolah bahkan menerima kunjungan
dari sekolah dan pihak yang berkepentingan dalam pantauan langsung ke
CCRoom Dishub. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh salah satu Staff Dinas
Perhubungan Bagian Koordinator CCRoom, Bapak Ari:
dalam sosialisasinya, kita bekerjasama dengan berbagai media lokal
surakarta. Dan juga kita tahun 2008 sudah ada traffic report dengan
radio, dan traffic report dengan TATV mulai tahun 2009. (Wawancara
11 Agustus 2011).
Pernyataan tersebut di dukung oleh pernyataan Bapak Joko, selaku Kasi.
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas, berikut :
sosialisasi selama ini dilakukan ketika Kepala Dinas ada di TATV
dan tulisan-tulisan di media cetak seperti solopos, pada saat
kunjungan pada saat ada acara kunjungan dari dari media-media pada
saat peliputan, seperti Solo Pos, Joglosemar, dan Suara Merdeka. Kita
menyisipkan berita tentang APILL ITS mengenai CCRoom.
Sosialisasipun kita lalukan pada saat ada kunjungan dari sekolahsekolah. Pada saat ada sosialisasi zoss kan juga ada paparan mengenai
CCRoom sehingga mereka biasanya ingin mengetahui lebih lanjut
dengan mengirimkan surat untuk mendatangai secara langsung pusat
kontrol ITS, nah dari situ kita mensosialisaskan lebih lagi tentang
APILL ITS. (wawancara, 15 Agustus 2011).
Hal tersebut di benarkan oleh Prasetya, pengguna jalan raya yang hendak
bepergian ke arah Kota Surakarta :
saya tahu ada penambahan kamera (CCTV) pada lalu lintas di Solo
dan dapat di kontrol dari teman-teman tongkrongan di Solo. Saya juga
tahu pada saat di jalan-jalan. Setiap saya ke Solo saya melihat adanya
tiang tinggi dengan ada benda diatasnya berbentuk kotak dan bunder.
Saya tahu itu CCTV dari nonton berita di metro tentang pantauan lalu
lintas, kok sama gitu.(wawancara, 05 Oktober 2011)

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 81

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Ungakapan yang sama juga di sampaikan oleh Serly, siswa SMP Bintang
Laut, berikut :
kalau saya tahu adanya CCTV dari TATV pada saat acara
wawancara TATV dengan Pak Jokowi, yang katanya lalu lintas di
kota Solo sudah menggunakan CCTV dalam pengaturannya dan dapat
di kontrol. Selain itu juga dari temen-temen dan guru-guru di sekolah
yang katanya pernah di datangi Dinas Perhubungan. (wawancara, 05
Oktober 2011)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dwi, siswa SMP 14 Surakarta
yang menyeberang melalui pelican crossing di depan Moewardi :
nyeberang lewat alat ini aku tahunya dari itu, papan penunjuk
pemakaian...aku sering lewat sini mas, biasanya kan ada yang jaga,
dia yang mencet...pas aku lewat pertama kali gak ada yang jaga terus
tak baca aja tulisan diatas. (wawancara, 4 November 2011)
Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
adanya sosialisasi mengenai APILL ITS dan pentingnya partisipasi masyarakat
dalam mengakses fasilitas yang ada dalam APILL ITS dan mengetahui
informasi dan keadaan lalu lintas terkini. Meskipun tidak dilaksanakan secara
periodik sosialisasi dilaksanakan secara kontinyu kepada semua pihak yang
terkait dan masyarakat Surakarta.
Adapun jadwal sosialisasi kepada masyarakat maupun stakeholder yang
terjadwal dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.8
Jadwal Pelaksanaan Sosialisasi APILL ITS di Kota Surakarta
No
(1)

Tanggal
(2)

Tempat dan Peserta


(3)

15 -7- 2010

SMA Al Islam 1

Pelaksana
(4)
Dishub
Surakarta

25 -7- 2010

UNS

Dishub
Surakarta

30 -7- 2010

SDN Tugu no.48

commit to userDishub

Kegiatan
(5)
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 82

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Surakarta
4

30 -7- 2010

SDN Jayengan

Dishub
Surakarta

02 -8- 2010

SDN Purworejo

Dishub
Surakarta

03 -8- 2010

SD Islam Diponegoro

Dishub
Surakarta

04 -8- 2010

Kelurahan Joyontakan

Dishub
Surakarta

05 -8- 2010

Kelurahan Sumber

Dishub
Surakarta

06 -8- 2010

SD Joglo

Dishub
Surakarta

10

09 -8- 2010

SD Al Islam 3

Dishub
Surakarta

11

21 -9- 2010

SD Banyuagung 1

Dishub
Surakarta

12

22 -9- 2010

SDN Sekip 2

Dishub
Surakarta

13

23 -9-2010

SDN Kedunglumbu

Dishub
Surakarta

14

24 -9- 2010

SDN Cemara 2 No.13

Dishub
Surakarta

15

27 -9- 2010

SDN Mojosongo III


No.235

16

04 -102010

SDN Cengklik

Dishub
Surakarta

17

05 -102010

SDN Bumi 1

Dishub
Surakarta

18

06 -102010

SD Pangudi Luhur 1 dan 2

Dishub
Surakarta

19

07 -102010

SD Widyawacana

Dishub
Surakarta

20

08 -102010

Ponpes Al Muayyad

Dishub
Surakarta

21

01 -112010

SMP Warga

Dishub
Surakarta

22

02 -112010

SMA Pangudi Luhur


Santo Yosef

23

03 -112010

SMAN 1

Dishub
Surakarta

Dishub
Surakarta

commit to userDishub
Surakarta

memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 83

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

24

04 -112010

SMK Sahid

Dishub
Surakarta

25

05 -112010

SMPN 3

Dishub
Surakarta

26

13 -5-2011

TK Pembina

Dishub
Surakarta

27

18 -5-2011

SD Warga

Dishub
Surakarta

28

19 -5-2011

TK Al Islam Jamsaren

Dishub
Surakarta

29

20 -5-2011

Focus Independent School

Dishub
Surakarta

30

21 -5-2011

TK Aisiyah Kartopuran

Dishub
Surakarta

31

15 -6- 2011

TK Sinar Nyata

Dishub
Surakarta

32

16 -6- 2011

SD Bumi 2

Dishub
Surakarta

33

16 -6- 2011

SD Tegalsari

Dishub
Surakarta

34

17 -6- 2011

SD Kestalan

Dishub
Surakarta

35

21 -7- 2011

SD Kanisius Keprabon 1

Dishub
Surakarta

36

22 -7- 2011

SD Pajang 1,2

Dishub
Surakarta

37

23 -7- 2011

SD Serengan 1

Dishub
Surakarta

38

25 -7- 2011

SD Ksatriyan

Dishub
Surakarta

39

29 -7- 2011

SD Kemasan 1

Dishub
Surakarta

40

30 -7- 2011

SMP Bintang Laut

Dishub
Surakarta

41

13 -9- 2011

SD Kristen Manahan

Dishub
Surakarta

42

14 -9- 2011

SD Pasar Kliwon (dpn


SPBU)

43

15 -9- 2011

commit
SD Muh 1 Prog
Khusus

Dishub
Surakarta
Dishub

to user
Surakarta

ITS dan Zoss


Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 84

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

44

16 -9- 2011

SD Al Azhar Syifa Budi

Dishub
Surakarta

45

17 -9- 2011

SD Pangudi Luhur 1 dan 2

Dishub
Surakarta

Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss
Sosialisasi
memperkenalkan APILL
ITS dan Zoss

Sumber : Data Sekunder Dinas Perhubungan Kota Surakarta


Tabel 4.8 diatas menunjukkan jadwal pelaksanaan sosialisasi APILL ITS
yang terjadwal. Sosialisasi tersebut disisipkan dengan sosialisasi program
Dinas Perhubungan lainnya seperti disisipkan dengan Program Zona Selamat
Sekolah (ZoSS) di beberapa tingkatan sekolah dan dengan membagikan
selebaran tentang APILL ITS. Sosialisasi selebihnya dilaksanakan secara tidak
terjadwal yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, kepada siapa saja
masyarakat di Solo dan sekitarnya, seperti menerima kunjungan ke ruang pusat
kontrol APILL ITS (CCRoom).
Dalam proses sosialisasi APILL ITS, Dinas Perhubungan Kota Surakarta
juga menyediakan layanan informasi kepada masyarakat. Layanan informasi
ini mempunyai tujuan untuk memberikan informasi tentang kondisi dan situasi
terkini lalu lintas di Kota Surakarta. Adanya layanan informasi ini sesuai
dengan Keputusan Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam rangka
keterbukaan informasi ke masyarakat. Bentuk layanan informasi yang
disediakan meliputi adanya pantauan arus lalu lintas secara langsung (traffic
report) kepada masyarakat Kota Surakarta melalui TV lokal yakni TATV dan
radio-radio yang meliputi Solopos FM dan Pro II FM RRI. Selain itu, layanan
informasi kepada masyarakat juga disampaikan melalui VMS, website Dishub
(www.dishub-surakarta.com) dan hotline Dishub (call center). Hal tersebut
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 85

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

sesuai dengan pernyataan Bapak Ari selaku Koordinator CCRoom (Pusat


Kontrol APILL ITS), berikut :
layanan informasi kita berikan informasi tentang kemacetan,
kepadatan lalu lintas... layanan informasi kita lakukan hampir
berbarengan dengan sosialisasi yang melalui media elektronik.
Misalnya melalui TATV dan radio dalam pantauan lalu lintas...Bentuk
layanannya kita live report dengan TATV...dengan radio kita live
report...dalam satu hari penyampain informasi biasanya 11 pelaporan.
Kalo dengan Solopos jam tujuh, delapan, 14.00, 15.00, 19.00, dengan
RRI 7.30, 16.30, 18.30 terus TATV jam 7 kurang seperempat, 16.45,
20.45 biar lebih jelasnya coba nanti masnya mendengarkan...kan ada
jawalnya. (wawancara, 11 Agustus 2011)
Ungkapan senada juga disampaikan Bapak Sri Baskoro sebagai Kepala
Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, berikut pernyataannya :
Layanan informasi kita berikan kepada masyarakat melalui traffic
report...Sebelum mereka beraktivitas lalu lintas mereka bisa
mendengarkan traffic report itu kan ada traffic report di TATV, radio
Solopos FM...selain itu kita menyediakan call center bagi masyarakat,
facebook, website, dan VMS untuk travel time. (wawancara, 10
Agustus 2011)
Berdasarkan hasil wawancara diatas data disimpulkan bahwa layanan
informasi kepada masyarakat disampaikan setiap hari melalui media elektronik
dan melibatkan pihak swasta. Pentingnya informasi kepada masyarakat
mengenai lalu lintas di Surakarta untuk mewujudkan lalu lintas kota Surakarta
yang tertib dan lancar sesuai dengan semboyan tertib beralalu lintas cermin
budaya wong solo. Penyampaian layanan informasi ini berlangsung secara
periodik dan kontinyu. Berikut jadwal layanan informasi kepada masyarakat
dan stakeholder.

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 86

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 4.9
Jadwal Layanan Informasi kepada masyarakat
Media

Waktu

TATV

(06.45) (16.45) (20.45)

Pro II FM RRI

(07.30) (16.30) (18.30)

Solopos FM

(07.00) (08.00) (14.00) (15.00) (19.00)

Kegiatan
Live Report &
Streaming Pantauan
Lalu Lintas
Live Report
Pantauan Lalu Lintas
Live Report
Pantauan Lalu Lintas

Sumber : Data Sekunder Dinas Perhubungan


Adanya layanan informasi kepada masyarakat dalam bentuk live report,
website, dan call center belum sepenuhnya dipahami oleh semua masyarakat
Surakarta. Masyarakat belum banyak yang tahu bahkan memenfaatkan layanan
informasi tersebut. Hal ini sama seperti yang disampaikan Bapak Sukamto,
pengguna kendaraan bermotor yang hendak menuju ke UNS, berikut :
belum tahu mas kalo ada layanan seperti itu, berarti hampir sama
dengan yang di metro tv ya? Saya tahunya itu ada kamera disetiap
persimpangan tidak tahu apakah bisa di manfaatkan oleh masyarakat.
(wawancara, 08 Oktober 2011)
Hal ini didukung oleh pernyatan Bapak Joko, penumpang BST dari
Kartasura, berikut :
kayaknya belum pernah tahu kalo seperti itu ada di Solo. Yang saya
tahu alat-alat lalu lintasnya sekarang, di Solo, lebih menarik dan jelas.
Ada papan besar yang bisa menyala berganti-ganti tulisan dan
gambar, lampu lalu lintasnya juga lebih terang biasanya kan dulu
warnanya hampir sama semua tapi sekarang merah ya merah, kuningkuning, hijau-hijau. (wawancara, 4 november 2011).
Pendapat berbeda di sampaikan oleh Mas Yudha, pengguna kendaraan
bermotor, berikut :
oya mas...saya baru tahu ada layanan seperti itu di Surakarta. Saya
tahunya dari papan elektronik di depang moewardi...ya VMS...pas
saya lewat ada tulisan live streaming lalu lintas di Solo dengan
commit
to user
mengunjugi web dishub
Solo.
Tapi pas tak coba kok gambarnya

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 87

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

putus-putus kadang malah gak bisa. (wawancara, 4 november 2011).


Seperti yang disampaikan Bapak Ari, selaku Koordinator CCRoom,
berikut :
setiap hari ada sekitar 5-10 penelepon, kita mengakui masyarakat
mungkin belum banyak mengetahui layanan ini, mungkin belum ada
kesadaran dari masyarakat dan sosialisasi kita masih kurang
(wawancara, 11 Oktober 2011)
2. Pemeliharaan dan Pengembangan APILL ITS
Penggunaan prasarana yang berbasis teknologi dalam penerapan APILL
ITS memerlukan adanya pemeliharaan dan pengembangan. Pemeliharaan
tersebut dalam rangka merawat prasarana yang ada sehingga dapat digunakan
secara optimal. Sedangkan pengembangan dimaksudkan adalah untuk
memenuhi kualitas serta kuantitas prasarana APILL ITS sesuai dengan
perkembangan teknologi dan dinamika lalu lintas di Kota Surakarta. Hal ini
sesuai dengan program peningkatan pelayanan angkutan (renstra 2011-2015)
tentang pengembangan sarana dan prasarana jasa angkutan dengan output
terpelihara dan tersedianya sarana dan prasarana lalu lintas.
Menurut Bapak Sri Baskoro selaku Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas
Pehubungan Kota Surakarta menerangkan bahwa :
Karena itu peralatan teknis yang perlu mendapat perlakuan khusus
dan juga membutuhkan perawatan khusus...ya jelas ada pemeliharaan
itu kan ada programnya...selain kita pelihara kita juga kembangkan
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi. (wawancara,
11 Agustus 2011)

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 88

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2.1 Pemeliharaan
Pemeliharaaan fasilitas APILL ITS dilakukan untuk menjaga kondisi
alat-alat tersebut sehingga dapat selalu berfungsi optimal mengingat
keberadaan sarana dan prasarana ini sangat rentan akan kerusakan-kerusakan
baik software maupun hardware. Pemeliharan dibagi dua lingkup, meliputi :
1. Lingkup Dinas Perhubungan (CCRoom)
Pemeliharan di lingkup Dinas Perhubungan tepatnya di CCRoom dilakukan
secara rutin dan berkala. Secara rutin pemeliharaan dilakukan setiap hari
dengan melakukan pengecekan terhadap semua sistem komputerisasi yang
meliputi controller traffic ligth, tracking GPS BST, kamera, VMS, website,
server data base dan koneksifitas. Sedangkan pemeliharaan berkala
dilakukan setiap bulan sekali. Pemeliharaan tersebut dengan mematikan
seluruh sistem selama 24 jam. Selama proses off system (mematikan
seluruh sistem) ini pemeliharan dilakukan dengan pengecekan kabel-kabel
hub, pembersihan instrument, dan maintenance system.
2. Pemeliharaan lingkup lapangan
Pemeilharaan lingkup lapangan terkait dengan prasarana APILL ITS yang
terdapat di luar Dinas Perhubungan yang meliputi fasilitas APILL,
passengger info, down counter dan pelican crossing. Pemeliharaan ini
dilakukan dengan melakukan pengecekan instrument dan pemeliharaan
yang sifatnya on demand. Pengecekan dilakukan setiap hari dengan
melakukan patroli petugas dari Dinas Perhubungan untuk mengetahui
apakah fasilitas berfungsi dengan baik atau ada masalah. Pemeliharaan
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 89

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

yang sifatnya on demand adalah pemeliharaan dengan perbaikan jika


diterima laporan adanya kerusakan atau tidak berfungsinya prasarana lalu
lintas khususnya fasilitas APILL ITS. Laporan tersebut bisa dari petugas di
lapangan atau dari masyarakat sipil dan instansi lain.
Hal ini sesuai pernyataan Bapak Ari selaku koordinator CCRoom Dinas
Perhubungan Kota Surakarta, berikut :
pemeliharaan fasilitas di lapangan kita lakukan dengan dicek tiap
hari ke lapangan oleh team rambu, jika ada kerusakan atau gangguan
ya langsung diperbaiki, jika perbaikannya lama nanti akan ada
pemeberitahuan ke masyarakat. Trus Pemeliharaan yang sifatnya on
demand, artinya jika ada laporan melalui call center dari petugas
lapangan dan masyarakat. Kalau pemeliharaan di CCRoom kita
lakukan tiap bulan sekali dengan meng-off-kan sistem selama sehari
untuk perawatan, kayak pemebersihan dan pengecekan yang lainnya.
(wawancara, 8 November 2011)
Dalam proses pemeliharaan, Dinas Perhubungan Kota Surakarta
bekerjasama dengan Pihak Ketiga atau pihak pemenang tender pengadaan
sarana dan prasarana pendukung APILL ITS. Selama 2006-2011, untuk
pemenang tender tersebur adalah PT Marktel. Sesuai MoU dengan Dinas
Perhubungan Kota Surakarta, PT Marktel mempunyai kewajiban bersama
dalam hal pemeliharaan dan pengembangan (pengadaan) sumber daya yang
dibutuhkan.
Pemeliharaan prasarana APILL ITS merupakan salah satu program
prioritas di Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Ini karena prasarana traffic
merupakan

wajah

utama

Dinas

Perhubungan.

Secara

keseluruhan

pemeliharaan dan pengembangan menjadi tanggung jawab Dishub akan tetapi


to user (berhubungan dengan APILL
jika menemukan permasalahancommit
atau kerusakan

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 90

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ITS) yang memerlukan penanganan lebih lanjut akan dikonsultasikan kepada


Pihak Ketiga dan Pihak Ketiga mempunyai kewajiban untuk membantu.
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Ari selaku koordinator CCRoom Dinas
Perhubungan Kota Surakarta adalah sebagai berikut :
traffic itu wajah utama dishub mas...jadi itu menjadi program
prioritas dishub...Pemeliharaan kita lakukan secara tahunan, kan sudah
dianggarkan itu...dilakukan oleh Dishub dengan banyak masukanmasukan...sebenarnya pengadaan dan pemeliharaan semuanya kan
dishub, APBD kan berbicara dengan dishub tapi kan gak mungkin kita
menyelenggarakan sendiri artinya kita lelang, pengadaan kita lelang,
pemeliharaan juga kita lelang, kita lelang terus...yang jelas dishub trus
masukan masukan dari rekanan. Rekanan ini kan pembangun atau
penyuplier sehingga dia tahu kondisi lapangan kedua dia tahu tentang
teknologinya...rekanan kita Marktel dari Bandung. (wawancara, 11
Agustus 2011).
Hal tersebut sama dengan pernyataan bapak Joko selaku Kepala Seksi
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas, yang menyatakan bahwa :
pemeliharaan itu...karena memang berhubungan teknologi
pemeliharaan kita melalui proses lelang. Untuk sementara,
pemeliharaan kita berkoordinasi dengan PT. Marktel, selaku
pemenang tender saat ini. (wawancara, 15 Agustus 2011)
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Bapak Didik selaku Kepala Bidang
Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan, sebagai berikut :
dalam anggaran, APILL ini menerima kucuran dana setiap tahunnya.
Setiap tahunnya dalam pemeliharaaannya dana yang dikucurkan
sekitar Rp 200-300 juta pertahun, sedang dana pengembangan
ataupun pengadaan disesuaikan dengan kondisi dana yang ada, APBD
maupun APBN. (wawancara, 15 Agustus 2011)
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan prasarana
APILL ITS dilaksanakan Dinas Perhubungan Kotas Surakarta dengan
berkoordinasi dengan Pihak Ketiga. Hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah
commit
to user
Kota Surakarta No. 6 Tahun 2005
tetang
lalu lintas dan angkutan jalan di Kota

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 91

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Surakarta, rekayasa lalu lintas yang meliputi perencanaan, pembangunan,


pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan rambu-rambu, marka jalan, alat
pemberi isyarat lalu lintas, serta alat pengendali dan pengaman pemakai jalan
dapat dilaksanakan oleh pihak ketiga.
2.2 Pengembangan APILL ITS
Selain adanya pemeliharan, Dinas Perhubungan Kota Surakarta juga
melakukan pengembangan terhadap prasarana APILL ITS dengan melibatkan
Pihak Ketiga, selaku pemenang tender. Pengembangan dilakukan dalam
rangka menyesuaikan peralatan dengan kemajuan teknologi. Terdapat dua
bentuk pengembangan. Pertama, pengembangan yang bersifat kuantitas dengan
melakukan pengadaan dan penambahan prasarana APILL ITS. Kedua,
pengembangan dalam hal teknologi dengan melakukan pergantian dan
pembaharuan (up-grade) prasarana lalu lintas kedalam bentuk ITS.
Pengembangan APILL ITS Kota Surakarata disesuaikan dengan kebutuhan
lalu lintas, dinamika di masyarakat dan perkembangan teknologi itu sendiri.
Selain itu pengembangan juga disesuaikan dengan anggaran pengadaan yang
disetujui oleh pemerintah. Seperti yang diungkapkan Bapak Sri Baskoro selaku
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surkarta :
Pengembangan kita berdasarkan kebutuhan dan pengembangan
teknologi artinya masyarakat ini butuh layanan informasi lha ini kita
sesuaikan dengan pengembangan teknologi akhirnya kebutuhan
masyarakat itu kita respon dalam bentuk layanan informasi...belum
ada aturan khusus tentang pengembangan itu kita juga melihat
dinamika masyarakat selain itu juga mengadopsi kemajuan teknologi
di bidang transportasi...kita saat ini mengacu pada Singapura karena
karakteristiknya hampir sama. (wawancara, 10 Agustus 2011)
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 92

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Hal yang senada juga disampaikan Bapak Joko selaku Kasi Manajemen
Rekayasa Lalu lintas, berikut :
Pengembangan kita lakukan tiap tahun...disesuikan dengan anggaran
Idealnya kan semua 55 simpang langsung diganti ATCS tapi karena
ada keterbatasan dana kita ya lakukan prioritas-prioritas...apa dan
mana yang mau di kembangkan. (wawancara, 15 Agustus 2011)
Pernyataan tersebut didukung oleh Bapak Ari selaku Koordinator
CCRoom, berikut :
Pada intinya kan 2005, kita udah buat bahwa Solo butuh traffic ligth
baru sebanyak 55 simpang. Karena gak mungkin semua kita
alokasikan dalam satu tahun, satu tahun kita perkirakan 36 M, mau
kemana anggaran kesehatan, pendidikan dll. Otomatis kita termin, tiap
tahun, mulai 2006, 2007-2010 kan ada disitu berdasarkan komitmen
walikota dan DPR. Terus dalam perkembangannya teknologi juga
selalu berkembang. Kita juga harus menyesuiakan kedinamisan
teknologi misalnya sebelumnya dulu kabelnya itu tembaga sekarang
mulai 2008 karena dari tahun 2006 banyak gesekan dengn ranting
pohon, ada gangguan dalam pengiriman video itu mulai 2008 kita
ganti FO itu kan salah satu teknologi, dalam pengembangan kita harus
melihat. O..kita butuh ini, o...kita butuh itu...dulu kita belum berpikir
seperti ada bus priority, ada bus ticketing, VMS dsb. Tapi kan dalam
perkembangan ITS yang ada itu, dasar kita kan luar negeri. Diluar
negeri ada kenapa tidak?tapi kita seseuaikan dengan karakteristik dan
kebutuhan Kota Surakarta. (wawancara, 15 Agustus 2011)
Bapak Ari selaku Koordinator CCRoom Dinas Perhubungan Surakarta,
juga menambahkan berikut :
ditahun 2011, sesuai dengan anggaran yang tersedia....kita melakukan
pengembangan dengan melakukan pergantian APILL dengan APILL ber
ATCS di tiga lokasi, yakni simpang dawung, simpang timuran dan
simpang widuran. Kita pilih tiga lokasi ini berdasarkan prioritas simpang
yang harus segera diganti karena fungsinya sudah tidak sesuai dinamika
di lapangan. Berarti kan masih ada sembilan simpang lagi yang belum,
itu ya menunggu lagi...
Dari wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat dua
commit
user Surakarta yakni pengembangan
bentuk pengembangan APILL
ITS to
Kota

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 93

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

kuantitas (pengadaan) dan pengembangan kualitas (pengembangan teknologi).


Dalam melakukan pengembangan tersebut diperngaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor tersebut meliputi anggaran yang tersedia, dinamika lalu lintas
(kebutuhan masyarakat) dan kemajuan teknologi. Faktor anggaran menjadi
kendala dalam hal pengembangan tersebut. Hal ini disebabkan biaya
pengembangan yang bersifat teknologi informasi dan telekomunikasi
membutuhkan dana yang cukup besar. Melihat kondisi yang demikian
pengembangan APILL ITS dilakukan tiap tahun yang disesuaikan dengan
anggaran, analisis kebutuhan dan kemajuan teknologi. Berikut ini data
pengembangan APILL ITS selama 5 tahun periode (2006-2011) :
Tabel 4.10
Pengembangan APILL ITS tahun 2006-2011
No.
(1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11

Kegiatan
(2)
Up-grade Simpang
(ATCS)
Pemasangan camera
Pemasangan Count
Down
VMS
Pelican crossing
Detektor Kendaraan
Bus Priority dan GPS
Public Announcer
Ticketing
Passenger info
Networking

2006
(3)

APILL ITS Tahun ke2007 2008 2009 2010


(4)
(5)
(6)
(7)

10

15

10

10

31

1
V

2
2
2
23/15
24
15
24
V

V
V
V
V
Sumber : Data Sekunder Dinas Perhubungan Kota Surakarta
12

CC-Room

2011
(8)
3
-

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan prasarana


commit to user
APILL ITS berbeda dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006-2009 prioritas

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 94

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pengembangan pada koordinasi antar simpang dengan up-grade simpang


berbasis ATCS dan pemasangan kamera. Pada tahun 2010-2011 prioritas
pengembangan

pada

prasarana

transportasi,

layanan

informasi

dan

peningkatan simpang dengan pemasangan VMS, passenger info, public


announcer, bus priority dan ticketing. Adapun anggaran yang telah
direalisasikan dalam rangka pengembangan dan pemeliharaan APILL ITS
Kota Surakarta adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11
Anggaran APILL ITS tahun 2006-2011
Pengadaan/
Pemeliharaan Keterangan
Pengembangan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
2006 Rp 2.300.000.000,APBD
2
2007 Rp 3.700.000.000,APBD
3
2008 Rp 4.000.000.000,APBD
4
2009 Rp 2.500.000.000,Rp. 250.000,APBD
5
2010 Rp 5.500.000.000,Rp.300.000,APBN/D
6
2011 Rp 1.000.000.000,Rp. 300.000,APBD
Jumlah
Rp19.000.000.000
Sumber : Data Sekunder Dinas Perhubungan Kota Surakarta

No.

Tahun

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia


Perkembangan teknologi, informasi dan telekomunikasi yang begitu
cepat, khususnya dalam bidang transportasi, perlu diimbangi dengan
kemampuan sumber daya manusia yang terampil dan berkompeten. Sumber
daya manusia sebagai petugas dalam pusat kontrol (CCRoom) merupakan salah
satu kunci penentu keberhasilan penyelenggaraan APILL ITS di Kota
Surakarta. Pengembangan SDM ini merupakan salah satu program peningkatan
pelayanan angkutan dalam renstra 2011-2015 melalui pelatihan/pembinaan
teknis

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 95

perpustakaan.uns.ac.id

Pengembangan

digilib.uns.ac.id

Sumber

Daya

Manusia

dalam

hal

ini

adalah

pengembangan kualitas SDM Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam


rangka meningkatkan kompetensi dan penguasaan teknologi informasi di
bidang lalu lintas dan transportasi. Peningkatan kompetensi dan penguasaan
teknologi

informasi

ini

dalam

rangka

mengoperasionalkan

dan

mengoptimalkan fasilitas-fasilitas APILL ITS. Pengembangan sumber daya


manusia dilakukan Dinas Perhubungan Kota Surakarta dengan cara yang
meliputi:
1.

Pembelajaran teknologi
Pembelajaran teknologi merupakan tahap dimana perkenalan teknologi
dan alat-alat yang belum ada maupun yang sudah ada. Dalam
pembelajaran ini petugas CCRoom diajak mengunjungi pabrik Pihak
Ketiga (PT Marktel) untuk memperkenalkan komponen-komponen dalam
ITS, melihat bagaimana proses pembuatan barang yang belum ada
menjadi ada dan mengetahui apa saja teknologi yang sudah berkembang
dan sudah digunakan. Dalam pembelajaran teknologi hanya diambil
perwakilan dari beberapa petugas CCRoom Diselenggarakan setiap satu
tahun sekali atau menyesuaikan kebutuhan akan perkembangan teknologi.

2.

Pelatihan Teknis
Dalam tahap selanjutnya adalah melaksanakan pelatihan teknis kepada
petugas CCRoom. Pelatihan teknis ini membahas dan mengajarkan tentang
teknik penggunaan dan perawatan rambu, system, software, dan hardware.
Pelatihan diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Kota Surakarta
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 96

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

bekerjasama dengan Pihak Ketiga setiap satu tahun sekali atau sesuai
dengan kebutuhan akan perkembangan teknologi.
3.

Sharing
Sharing diselenggarakan dalam rangka saling bertukar informasi dan
pendapat jika terjadi kesulitan dan permasalahan penggunaan teknologi
yang ada. Dalam tahap ini juga diadakan evaluasi dan pelaporan tentang
kondisi riil yang terjadi dilapangan. Sharing dilaksanakan setiap satu bulan
sekali dengan melibatkan Pihak Dishub, Petugas CCRoom dan Pihak
Ketiga.
Pusat Kontrol APILL ITS (CCRoom) di Dinas Perhubungan Kota

Surakarta merupakan sub bidang Manajemen Rekayasa Lalu Lintas di bawah


Bidang Lalu Lintas. Pusat kontrol ini mempunyai sepuluh pegawai dengan
komposisi tiga pegawai negeri sipil (PNS) dan tujuh tenaga harian lepas
(THL). Adanya THL dikarenakan tidak semua pegawai Dinas Perhubungan
mempunyai kompetensi di bidang teknologi transportasi. Dalam melaksanakan
tugasnya, kepengurusan CCRoom dibagi kedalam tiga tugas yakni Manajerial
CCRoom, teknisi, dan operator. Manajerial mempunyai fungsi mengelola dan
mengkoordinasikan semua anggota. Teknisi mempunyai fungsi pemeliharaan
dan pengembangan komponen-komponen APILL ITS. Sedangkan operator
mempunyai tugas untuk mengoperasikan komponen-komponen CCRoom.
Dari sepuluh sumber daya manusia yang ditempatkan di CCRoom,
kompetensi yang dimiliki masih kurang dalam hal teknologi transportasi
khususnya dalam pengoperasian komponen APILL ITS. Hal ini dikarenakan
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 97

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pengadobsian teknologi informasi dan telekomunikasi di bidang transportasi


terhitung baru, sehingga banyak pegawai yang belum mengetahui. Di samping
itu latar belakang pendidikan petugas CCRoom tidak semua sesuai kriteria.
Dari 10 petugas, 1 berpendidikan S2 hukum, 2 S1 dari teknik dan sejarah, 1 D4
dari teknik, 5 dari SMA/STM dan hanya 1 yang berlatar belakang Sekolah
tinggi transportasi darat (STTD).
Dalam upaya meningkatkan kompetensi dan kemampuan pegawai
tersebut Dinas Perhubungan Kota Surakarta berkoordinasi dengan pihak ketiga
melaksanakan pelatihan-pelatihan guna pengembangan sumber daya manusia
yang ada. Pengembangan sumber daya manusia dilakukan untuk menambah
pengetahuan, pengalaman, dan kompetensi dalam hal pemanfaatan dan
pengoperasian teknologi di bidang transportasi. Seperti yang disampaikan
Bapak Sri Baskoro selaku Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota
Surakarta, berikut :
Ada pengembangan SDM...itu karena SDM kita, dibidang ini
kompetensinnya masih kurang...Teknologi ini itungannya kan masih
baru didunia transportasi indonesia, sehingga SDM kita perlu
dikembangkan kemampuannya sesuai perkembangan teknologi.
(wawancara, 10 Agustus 2011)
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Kasi. Manajemen
Rekayasa Lalu Lintas, Bapak Joko Pramono, sebagai berikut :
SDMnya belum semua kompeten...kualitas kita memiliki strategi,
untuk meningkatkan kualitas dengan kita mengirimkan sdm ke
Marktel untuk pembelajaran teknologi...itu bisa gantian...jadi mereka
ke Bandung bisa lihat pabriknya sana. bagaimana pembuatannya
bagaimana prosesnya...kemudian ada juga program Bintek yang
dilakukan oleh Marktel sendiri bagi seluruh petugas, barengbareng...Beda dengan tadi, kalo tadi ke pabriknya jadi bisa lihat asal
commit
user
mulane barang ini piye,
disinitokan
sudah jadi kalo sudah jadi ini nanti

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 98

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

kan ada bintek...disamping itu satu bulan sekali kita mengadakan


sharing, jadi kita saling cerita tentang kejadian yang ada dilapangan
kita sama martkel sama temen-temen di Dishub saling share. Diacara
itu kita melibatkan PT Marktel dan semua Petugas CCRoom.
(wawancara, 15 Agustus 2011)
Bapak Sri Baskoro selaku Kabid. Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota
Surakarta, menambahkan:
jadi kita kerjsama dengan PT Marktel, nanti kita ya ada semacam
konsultasi...Dalam periode tertentu SDM yang ada disini diberi
kesempatan ke bandung melihat pabriknya Marktel... kompetensi
SDMnya memang masih kurang,,,karena gak ada PNS yang ahli di
bidang itu, kita masih menggunakan outsourcing atau tenaga harian
lepas...Ada 12, pegawai negeri sipil hanya 3 yang lain tenaga harian
lepas...Kita juga tiap bulan mengadakan pertemuan, khusus CCRoom
satu bulan kita mengadakan pertemuan, disitu kita kan bisa saling
sharing, jadi tiap bulan sekali, jadi setahun ada 12 kali...semua kita
undang, artinya PT Marktel kita undang, kemudian dari crew
CCRoom kita undang disitu kita kan bisa share...item ini saya tidak
tahu ini gimana ya? (wawancara, 10 Agustus 2011)
Pernyataan ini di dukung Bapak Ari selaku Koordinator CCRoom,
mengatakan sebagai berikut :
tiap tahun pelatihan dilaksanakan satu kali, biasanya setahun
sekali...itu dari pihak ketiga...Dari internal dishub juga ada, dan juga
mengadakan evaluasi tiap bulan dari evaluasi itu kita bisa saling
sharing, cerita-cerita kalo ada kesulitan dll...kalo dulu kita masih
belum mengerti secara komponen-komponennya kita dijelaskan satu
persatu, ini komponen apa...ini untuk apa sampai kemudian kita
diajari pengaturannya, kita diajari sebagai teknisi, sebagai operator.
(wawancara, 11 Agustus 2011)
Demikian pula Bapak Danu selaku staff CCRoom, mengatakan sebagai
berikut :
ada mas...biasanya kita diajak ke pabriknya, ada latihan bintek tiap
tahun, kita diajari secara teknis perawatan dan operasionalisasinya...
trus tiap bulan kita ada kayak rapat bareng-bareng bersama Dishub
dan pihak ketiga, di rapat itu kita melakukan evaluasi dan pelaporan
tentang kondisi lalu lintas selama sebulan dan diberi waktu untuk
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 99

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

melakukan pertanyaan kalo ada kesulitan-kesulitan . (wawancara, 08


Oktober 2011).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, pengembangan
sumber daya manusia dilakukan dengan tiga cara yakni pembelajaran
teknologi, pelatihan teknis dan sharing. Pengembangan SDM ini dilaksanakan
karena sebagian besar sumber daya manusia yang ditempatkan di CCRoom
belum sesuai kualifikasi yang dibutuhkan. Sebagian besar pegawai berlatar
pendidikan SMA/STM dan Sarjana bukan dari latar belakang bidang lalu lintas
maupun transportasi. Hal ini merupakan kendala dalam pengembangan sumber
daya

manusia

karena

harus

memulai

dari

awal

dalam

proses

pengembangannya. Berikut ini data petugas CCRoom Dinas Perhubungan Kota


Surakarta tahun 2011.
Tabel 4.12
Data Petugas dan Pengembangan SDM CCRoom Tahun 2011
() Belum pernah

( ) pernah

No

Pendidikan

Status

(1)
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

(2)
S1 STTD
S1 Teknik
D3 Mesin
SMA
SMA
STM
STM
STM
S1 Sastra
S1 Hukum

(3)
PNS
PNS
PNS
THL
THL
THL
THL
THL
THL
THL

Masa
kerja
(4)
3 th
3 th
1 th
3 th
3 th
3 th
3 th
3 th
1 th
1 th

Pembelajaran IT
(5)

Keterangan
bintek
(6)

Sharing
(7)

Sumber : questionair petugas CCRoom


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengembangan SDM dengan
pembelajaran IT dan Bintek belum diikuti oleh semua petugas CCRoom.
to user
Hanya pengembangan dengancommit
sharing
yang sudah diikuti semua petugas.

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 100

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Petugas yang mempunyai masa tugas kurang dari sama dengan 1 tahun
diantara belum pernah mengikuti pelatihan teknis dan pembelajaran IT.
Adapun petugas yang sudah 3 tahun bertugas tapi belum pernah mengikuti
pelatihan serupa.
4. Monitoring dan Kendali Simpang
Strategi selanjutnya adalah monitoring dan kendali simpang yang
dilakukan dalam ruang pusat kontrol APILL ITS (CCRoom). Monitoring
merupakan kegiatan memantau status kontrol persimpangan, memantau arus
lalu lintas di jalan maupun persimpang yang terhubung dengan CCTV,
menghitung kendaraan yang masuk dan keluar Kota Surakarta, dan memantau
pergerakan BST dengan menggunakan tracking system dan ticketing system.
Sedangkan kendali simpang merupakan kegiatan mengintervensi pergerakan
lalu lintas dengan memperpanjang atau memperpendek waktu hijau; memflashing controller; update time, plan dan program; serta koordinasi antar
simpang. Seperti yang diungkapkan Bapak Ari selaku Koordinator CCRoom,
berikut :
Kita mantau tiap hari...pemantauan dari petugas piket disini
dilakukan dari jam 06.30 - 21.00...dengan dua shift, 06.30-15.00 shift
pertama terus 15.00 21.00. terus juga pemantauan kalo ini semua
direkam, semua ini kan direkam jadi sewaktu-waktu kalo kita
membutuhkanya kita bisa putar ulang...mungkin ada kejadian atau
kecelakaan diluar jam kerja. Kendali simpangnya kita lihat dari
pantauan tadi jika ada kemacetan ato kepadatan lalu lintas disimpang
tertentu kita lakukan operasionalisasi secara manual disini,
intervensi...kita lakukan intervensi jadi kita bisa hijaukan lama pada
saluran disimpang trus kita bisa lakukan pindah fase ato pergerakan.
(wawancara, 11 Agustus 2011).
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 101

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Menurut Bapak Danu Defriyanto selaku staff CCRoom Dinas


Perhubungan Kota Surakarta, mengungkapkan bahwa :
didalam CCRoom kita melakukan monitoring dengan memantau arus
lalu lintas yang terpantau dengan CCTV. Jika terjadi kepadatan
ataupun kemacetan kita dapat melakukan kendali simpang dari
sini...maksudnya kendali simpang, kita mengintervensi traffic lamp
ditempat terjadi kemacetan / kepadatan lalu lintas di
persimpangan...disini kita bisa meng-hold atau menghijaukan terus
lampu sehingga kemacetan tidak semakin parah...di CCRoom kita
juga mengatur VMS, menghitung jumlah kendaraan yang keluar
masuk ke Solo, menerima keluhan dan laporan masyarakat dari call
center, melakukan traffic report dengan solopos dan media lainnya.
(wawancara, 08 Oktober 2011)
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa monitoring dan kendali
simpang dilaksanakan setiap hari dari pukul 06.30 - 21.00, termasuk hari libur
dilaksanakan dalam rangka memantauan arus lalu lintas dan jika diperlukan
maka akan dilakukan kendali simpang dengan melakukan intervensi terhadap
ritme lampu lalu lintas dipersimpangan. Monitoring dilakukan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data arus lalu lintas. Monitoring juga
dijadikan sebagai bahan kajian untuk meningkatkan prasarana jalan. Dari data
lalu lintas yang telah tercatat dari tahun ke tahun, data tersebut kemudian
dibandingkan untuk mengetahui perubahan dinamika di masyarakat maupun di
persimpangan. Hal ini sesuai dengan program peningkatan pelayanan angkutan
tentang pengumpulan dan analisis data base pelayanan angkutan (dalam renstra
2011-2015). Selain itu, monitoring dilaksanakan dalam rangka memberikan
pelayanan kepada masyarakat dengan penyampaian informasi keadaan lalu
lintas. Sebelum adanya penyampaian informasi kepada masyarakat melalui call
center dan siaran langsung pantauan arus lalu lintas dilakukan monitoring
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 102

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

terlebih dahulu.
Dalam UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
dalam Penyelenggaraan Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan. Untuk melakukan monitoring dan kendali simpang dalam upaya
perekayasaan lalu lintas di pusat kendali informasi (CCRoom), dalam peraturan
tersebut dijelaskan bahwa perlunya koordinasi dengan dinas-dinas yang terkait
dalam upaya menciptakan sarana dan prasarana bahkan ketertiban dan
keamanan lalu lintas yang sesuai dinamika masyarakat. Dinas terkait tersebut
meliputi Kepolisian yang mempunyai tugas dalam hal optimalisasi operasional
rekayasa Lalu Lintas dalam rangka meningkatkan ketertiban, kelancaran, dan
efektivitas penegakan hukum; Dinas Pekerjaan Umum (DPU) sebagai
penyedia sarana jalan raya, perbaikan geometrik ruas jalan dan/atau
persimpangan serta perlengkapan jalan yang tidak berkaitan langsung dengan
pengguna Jalan, dan Dinas Perhubungan sebagai penyedia prasarana lalu lintas
yan

meliputi

pengadaan,

pemasangan,

perbaikan,

dan

pemeliharaan

perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan Pengguna Jalan. Seperti


yang disampaikan Bapak Ari selaku Koordinator CCRoom mengungkapkan
berikut :
Selama ini monitoring dan kendali simpang di CCRoom sepenuhnya
oleh Dishub...idealnya, dari study-study banding...di dalam ruang
pusat kontrol itu ada, kalo di indonesia ya sejenis Kepolisian, DPU,
dan Dishub. Tapi di Surakarta masih dishub saja belum ada koordinasi
resmi dengan pihak-pihak terkait tapi kalo ada apa-apa, misalnya
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 103

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

kecelakan, jika polisi membutuhkan rekaman CCTV mereka datang


ke sini. (wawancara, 11 Agustus 2011)
Sama halnya dengan yang disampaikan Bapak Sri Baskoro selaku
Kepada Bidang Lalu Lintas, berikut :
dalam aturan kita diperbolehkan dan harus, kan undang-undangnya
gitu, berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait penyelenggaraan lalu
lintas yang baik. Kita sudah mencoba berkoordinasi dengan
menyampaikan kalau Dishub sekarang punya CCTV yang dapat selalu
memamntau lalu lintas kepada pihak-pihak seperti Polisi dan DPU.
Mereka juga merespon positif dengan biasa berkunjung ke CCRoom
jika ada data yang dibutuhkan. Seperti halnya, saat terjadi kecelakaan
polisi datang ke CCRoom untuk meminta rekaman video untuk
dijadikan barang bukti...tapi untuk berkoordinasi bersama-sama di
CCRoom itu belum ada, merekanya yang belum merespon.
(wawancara, 10 Agustus 2011).
Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa dalam melakukan
monitoring dan kendali simpang APILL ITS Kota Surakarta belum disertai
koordinasi dengan dinas-dinas terkait seperti Kepolisian dan DPU, Dinas
Perhubungan menjadi opertor utama dan tunggal. Sebagai operator tunggal
Dinas Perhubungan melaksanakan sendiri tugas-tugas CCRoom termasuk
monitoring dan kendali simpang. Dalam melaksanakan tugasnya, petugas
CCRoom tiap hari masuk kerja. Khusus PNS hari kerja sampai jumat akan
tetapi sewaktu-waktu dapat bertugas jika ada hal yang diperlukan. Sistem kerja
dibagi dua shift dalam sehari. Setiap shift yang hanya terdiri dari 3-5 orang.
Untuk melakukan monitoring dan kendali simpang, serta tugas yang lain, di 46
persimpangan dengan 31 kamera tugas ini tidak sebanding. Padahal, selain
melakukan monitoring dan kendali simpang, petugas CCRoom juga
mempunyai tugas lain dalam pelayanan ke masyarakat. Adapun kegiatan
commitCCRoom
to user meliputi :
pelayanan yang dilaksanakan petugas

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 104

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

a. Penyampaian Informasi Kepada Masyarakat melalui traffic report dengan


Terang Abadi Televisi (TATV), setiap hari pukul 06.45, 16.45, dan 20.45
WIB, kecuali hari Minggu dan Senin sore; Solopos FM, setiap hari pukul
07.00, 08.00, 14.00,15.00, 19.00 WIB; Pro II FM RRI, setiap hari pukul
07.45, 12.30, dan 16.30 WIB
b. Pelayanan Data dan Informasi dengan pemberian data lalu lintas ke
masyarakat, penyampaian informasi kepadatan/kemacetan/kecelakan
c. Pelayanan Pengaduan Masyarakat tentang Prasarana Lalu Lintas
- Menerima keluhan, laporan, saran, masukan dan kritik masyarakat, baik
melalui telepon CCRoom (call center), website, maupun media lain
(facebook dishub)
- Menanggapi laporan, saran, masukan, dan kritikan.
- Meneruskan laporan, saran, masukan dan kritik kepada setiap
bidang/seksi/UPTD terkait.
d. Operasional ATCS
Dengan melaksanakan pemantauan network connecting, intervensi
perubahan waktu siklus/hold on/flashing dll, cheking server dan pelaporan
kondisi perangkat CCRoom, serta evaluasi.
e. Operasional VMS
Melaksanakan pemantauan connecting VMS, penulisan template dan
materi di VMS, Pantauan speed camera detector
f. Pemantauan CCTV persimpangan
g. Pemantauan CCTV shelter BST
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 105

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

h. Pemantauan tracking GPS BST


i. Survey, Pengumpulan data dan analisis data arus lalu lintas
j. Pembuatan Kliping koran berita terkait Dishub Kota Surakarta
k. Penginventarisasian kebutuhan prasarana lalu lintas
l. Menerima kunjungan/study banding
m. Pemeliharaan, perangkat CCRoom di istirahatkan
n. Pengelolaan website www.dishub-surakarta.com dengan melaksanakan
o. pengumpulan data (unit kerja, media massa, artikel dll), upload data dan
check/ monitoring website-cctv live streaming.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat


Setelah melaksanakan penelitian tentang strategi Dinas Perhubungan Kota
Surakarta dalam optimalisasi APILL ITS, peneliti menemukan adanya faktorfaktor yang memengaruhi strategi yang telah ditetapkan oleh Dinas. Faktor
tersebut terdiri dari faktor pendukung dan faktor penghambat yang peneliti urai
sebagai berikut :
1. Faktor Pendukung
a. Prasarana yang sudah modern ditunjang kemajuan teknologi di bidang
transportasi.
Prasarana lalu lintas yang sudah dikembangkan sejak tahun 2006
dengan APILL ber ATCS menjadi modal awal penerapan APILL ITS di
Kota Surakarta. Dengan mempunyai teknologi yang sudah modern
tersebut APILL ITS selalu dikembang dengan adanya penambahan
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 106

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

fasilitas-fasilitas pendukung lalu lintas dan transportasi lainya. Seperti


yang diungkapkan oleh Bapak Sri Basuki selaku Kepala Bidang Lalu
Lintas, berikut :
sudah diterapkannya ATCS sejak tahun 2006 menjadi faktor
pendukung penerapan APILL ITS...sudah ada prasarana yang
modern kita tinggal mengembangkannya...kedua dengan
perkembangan teknologi kita tidak mungkin mengingkari bahwa
perkembangan teknologi itu harus semaksimal mungkin sebisa
mungkin dapat dimanfaatkan untuk mengintervensi masalah lalu
lintas. (wawancara, 15 Agustus 2011).
Hal ini senada dengan penuturan Bapak Ari selaku Koordinator
CCRoom :
ya adanya ATCS tahun 2006 ini menjadi pendukung penerapan
APILL ITS. Kalo ATCS kita hanya bisa mengontrol dan
mengoordinasikan traffic lamp di persimpangan maka kita terus
kembangkan...disamping itu kemajuan teknologi menjadi faktor
pendukung kita untuk menerapkannya...dulu kita dulu gak
kepikiran akan ada VMS, tracking system, GPS, ada gambaran
tetapi kita tidak bisa memasukan kedalam system ini, dengan
kemutakhiran teknologi sekarang bisa...itu kan karena kemajuan
teknologi. (wawancara, 11 Agustus 2011)
Dengan prasarana yang sudah modern di dukun dengan adanya
kemajuan

teknologi

di

bidang

transportasi

diharapkan

dapat

mengoptimalkan kerja dari APILL ITS Kota Surkarta dalam pengaturan


lalu lintas dan transportasi.
b. Adanya program pengembangan SDM
Adanya program pengembangan SDM dengan pembelajaran
teknologi, pelatihan teknis, dan sharing pengalaman adalah salah satu
pendukung dalam optimalisasi. SDM yang terbatas pengetahuanya dalam
hal pengoperasian komponen-komponen pendukung APILL ITS yang
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 107

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

berbasis teknologi informasi dan telekomunikasi dapat meningkatkan


keterampilan dan kompetensinya.
Menurut Bapak Ari, selaku Koordinator CCRoom mengungkapkan
bahawa :
adanya bintek dan yang lainnya merupakan pendukung...Karena
banyak sekali fasilitas baru, atau dapat merefresh kita jika kita lupa
terkait dengan prasarana dan teknik-tekniknya, selain itu juga
penembangan-pengembangan dengan gambaran-gambaran lalu
lintas ke depan. (wawancara, 15 Agustus 2011)
Hal yang sama juga disampaikan Bapak Sri Baskoro selaku Kepala
Bidang Lalu lintas, berikut :
SDM kita terbatas pengetahuaanya, dengan adanya pembinaan
teknis, pelatihan-pelatihan kepada pegawai tiap tahun mampu
meningkatkan pengetahuannya. (wawancara, 15 Agustus 2011)
Dengan adanya pengembangan SDM ini diharapkan mampu
meningkatkan kualitas SDM sehingga dapat mengopersikan prasarana
APILL ITS secara optimal dan melaksanakan kegiatan pelayanan
informasi ke masyarakat dengan baik.
c. Adanya Perhatian dan komitmen Pemerintah baik Pusat maupun Daerah
Perhatian Pemerintah di sektor lalu lintas dan transportasi
merupakan faktor pendukung dalam optimalisasi APILL ITS di Kota
Surakarta. Perhatian tersebut di tunjukan dengan adanya peraturan
perundangan dan peraturan daerah yang memperbolehkan pihak yang
terkait bidang lalu lintas dan transportasi melakukan intervensi dengan
pengaplikasian teknologi informasi dan telekomunikasi. Disahkannya
UU No. 22 tahun 2009 memberikan arah pengembangan dan penerapan
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 108

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

teknologi informasi dan komunikasi di bidang transportasi. Seperti yang


disampaikan Bapak Sri Baskoro selaku Kepala Bidang Lalu Lintas,
berikut :
Berangkat dari peraturan, peraturan kita secara normatif tentang
lalu lintas dan angkutan jalan, UU lalu lintas dan angkutan jalan
No 22 tahun 2009 kemudian peraturan daerah itu mendukung akan
keberadaan dari pada infrastruktur tersebut, dan itu memang
diamanatkan dalam rangka menjadikan Kota Solo menjadi kota
yang lebih baik, lebih ramah lingkungan, lebih tertib lebih lancar
lalu lintasnya itu mendukung untuk diterapkannya sistem ATCS
dan kearah ITS (wawancara, 15 Agustus 2011)
Perhatian pemerintah juga diperlihatkan dengan adanya komitmen
dari Pemerintah Kota Surakarta dan Pusat. Dibantu Pemerintah Pusat,
Pemerintah Kota Surakarta berkomitmen untuk pengembangan sistem
APILL

ITS

dengan

mengucurkan

dana

pemeliharaan

dan

pengembangannya setiap tahunnya. Keberadaan APILL ITS diharapkan


menjadi jawaban solusi kemacetan dan kecelakan di Kota Surakarta. Hal
ini seperti yang disampaikan Bapak Joko selaku Kasi Manajemen
Rekayasa lalu Lintas, berikut :
ada komitmen dari pemerintah Kota Surakarta bahkan DPR,
selama ini..begitu kita mengajukan sejak dari tahun 2006 mereka
selalu terus memberikan anggaran...Pemerintah pusat juga, setelah
melihat keseriusan pemerintah Kota Surakarta dalam
mengantisipasi lalu lintas di masa yang akan datang, kita kan di
jadikan percontohan tho Solo, mereka tidak segan-segan
mengucurkan dana lima miliar untuk sistem ini...pak Jokowi juga
sering mengatakan saya berharap pemimpin yang akan datang
juga meneruskan program ini, program tentang lalu lintas dan
transportasi. (wawancara, 15 Agustus 2011)

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 109

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2. Faktor Penghambat
a. Kualitas dan Kuantitas SDM yang masih terbatas
Untuk melaksanakan kegiatan optimalisasi dibutuhkan kuantitas
aparat Dinas Perhubungan Kota Surakarta, khususnya petugas CCRoom
yang memadai. Karena dalam kegiatan optimalisasi APILL ITS aparat
Dinas Perhubungan dituntut untuk menguasai seluk beluk bidang lalu
lintas dan transportasi baik permasalahan yang dihadapi maupun solusi
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu juga dibutuhkan
jumlah aparat yang memadai. Hal ini karena tugas yang dipegang
CCRoom sangatlah kompleks mulai dari pusat data dan informasi,
manajemen lalu lintas dan manajemen transportasi.
Hal tersebut senada dengan hasil wawancara bersama Bapak Ari,
Koordinator CCRoom, yaitu :
SDM kita akui masih kurang, hanya sepuluh petugas...mengingat
tugas kita cukup banyak memantau lalu lintas dan transportasi
setiap hari, menerima call center dan lainnya...nanti masnya bisa
lihat-lihat pelayanan kita apa saja ada sekitar 15an tugas yang kita
miliki...kita hanya ada sepuluh petugas itupun di bagi dua
shift...selain itu kompetensinya juga masih perlu peningkatan
lagi...tapi semuanya itu menjadikan motivasi bagi kami, jumlah
kita sedikit dan kemampuan minim kita masih bisa melangkah
maju. (wawancara, 11 Agustus 2011)
Hal ini juga sesuai dengan penuturan Bapak Sri Baskoro selaku
Kepala Bidang Lalu lintas, yaitu
SDM...human resource kita masih terbatas pengetahuaannya dan
juga jumlahnya, saat ini petugas yang ada di CCRoom hanya
sekitar 10 petugas. Gak sesuai dengan tugasnya...hari libur kan juga
masuk petugasnya. (wawancara, 15 Agustus 2011)
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 110

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa jumlah tugas


yang ada dengan petugas CCRoom tidak berimbang. Padahal tugas yang
ditangani dan dilaksanakan oleh petugas CCRoom tidak hanya
melakukan pantauan dan pelayanan, tetapi juga menginventarisasi
kebutuhan lalu lintas dan juga melakukan survey, pengumpulan data
serta analisis lalu lintas untuk kerangka acuan pengembangan kedepan.
SDM yang masih kurang dalam segi kualitas dan kuantitas ini juga
dihambat dengan adanya rotasi pegawai ke bidang lain dan perpindahan
pegawai THL yang sudah dilatih dan kemungkinan sudah kompeten
untuk memilih pekerjaan lain. Dengan adanya rotasi pegawai dan
perekrutan pegawai THL, pegawai yang sudah terlatih di bidang IT
transportasi berkurang sehingga membutuhkan pegawai lain yang
kemampuanya belum tentu seperti yang sudah terlatih. Hal ini seperti
yang disampaikan Bapak Joko, selaku Kasi Manajemen Rekayasa Lalu
Lintas, berikut :
Selain kemampuan dan jumlahnya yang terbatas, hambatan yang
lainnya itu karena adanya atau diharuskan adanya rotasi pegawai
tiap bidang ke bidang lain...lha kan pegwainya udah dilatih
sedemikian rupa kok pindah ke bidang lain...nanti kan kita harus
melatih peagwai baru lagi, padahal tidak semua pegawai bisa
menguasai bidang IT itu...kalo permasalahan di pegawai THL itu
gini mas...kita kan gak bisa maksa mereka untuk kerja terus disini,
setelah mereka kita latih, sudah bisa, berkompeten tetapi mereka
menemukan pekerjaan lain yang mungkin lebih baik, prospektif,
mereka kan bisa-bisa aja memundurkan diri...sudah ada yang
seperti itu...lha nanti kan kita harus ngrekut lagi dan nglatih lagi
dari awal. (wawancara, 15 Agustus 2011).

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 111

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Dengan demikian adanya peraturan khusus tentang pegawai


CCRoom, pelatihan dan pembinaan teknis, pegawai Dinas Perhubungan
Kota Surakarta diharapkan dapat melakukan tugasnya dengan baik,
sehingga dalam rangka optimalsisasi APILL ITS untuk lalu lintas yang
lebih baik dapat diselesaikan dengan baik dan dapat membawa dampak
yang baik bagi lalu lintas di Kota Surakarta.

b. Ketersediaan anggaran yang terbatas


Anggaran dana merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting
dalam pelaksanaan suatu program atau kegiatan pada suatu organisasi.
Begitu pula pada Dinas Perhubungan Kota Surakarta, segala kegiatan

maupun program kelembagaan pada Dinas Perhubungan Kota Surakrta


akan mengacu pada jumlah anggaran dana yang dimiliki dan
dianggarkan oleh Pemerintah Daerah pada lembaga ini.
Hal tersebut diatas menjadi salah satu kendala yang utama bagi
aparat Dinas Perhubungan Kota Surakarta, terlebih pada pegawaipegawai di Bidang Lalu lintas yang memfokuskan pada kegiatan APILL
ITS khususnya dalam optimalisasi untuk menciptkan kelancaran dan
ketertiban lalu lintas. Anggaran dalam rangka penerapan APILL ITS di
Kota Surakarta berasal dari dana APBD Kota Surakarta dan APBN.
Dalam perencanaan jumlah dana yang dibutuhkan untuk menerapkan
APILL ITS secara kompleks sebanyak Rp. 60 miliar akan tetapi sampai
tahun 2011 dana yang sudah turun baru mencapai Rp. 19 miliar. Kepala
Bidang Lalu Lintas, Bapak Sri Baskoro, juga mengungkapkan hal yang
sama, yaitu :

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 112

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dana memang masih menjadi kendala, tetep kurang...kita untuk


menjadikan kota Solo menggunakan ITS secara kompleks tentunya
membutuhkan dana Rp. 60 miliar lebih, tetapi sampai sekarang
baru Rp. 19,5 miliar...masih ada kekurangan. (wawancara, 15
Agustus 2011).
Anggaran dana ini digunakan untuk operasional dinas berupa
sarana dan prasarana, serta pemeliharaan dan pengembangan APILL ITS.
Pengembangan APILL ITS dilaksanakan sesuai urgensi melihat
ketersediaan anggaran. Seperti yang diuatarakan bapak Ari selaku
Koordinator CCRoom
dana menjadi masalah klasik...pembangunan APILL ITS kita tiap
tahun masih termin-termin atau multi years idealnya kan langsung
semua...ini kan menjadi masalah dalam pengaturan koordinasi
persimpangan nantinya...pengadaan kan tiap tahun 1miliar..1miliar,
itu kan terbatas dari situ kita melakukan prioritas melihat urgensi
arus lalu lintas dipersimpang. (wawancara, 11 Agustus 2011)
Maka dengan jumlah anggaran yang terbatas, Dinas Perhubungan
Kota Surakarta hendaknya dapat mengelola dengan sebaik mungkin agar
optimalisasi APILL ITS untuk menunjang kelancaran dan ketertiban lalu
lintas di Kota Surakarta dapat terlakasana dengan baik.
c. Kesadaran dan perilaku masyarakat dalam tertib berlalu lintas masih
rendah.
Keberhasilan suatu program tidak hanya dilihat dari program itu
sendiri akan tetapi juga dukungan dari masyarakat maupun stakeholder.
Jika sistem yang sudah sangat baik akan tetapi tidak ada dukungan dari
stakeholder membuat program tersebut mandul. Dukungan masyarakat
terhadap ketertiban dan keamanan lalu lintas masih sangat kurang. Hal
to user peraturan lalu lintas yang ada.
ini diperlihatkan dengan commit
tidak dipatuhinya

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 113

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak Joko selaku Kasi Manajemen
Rekayasa lalu lintas, berikut :
perilaku masyarakat dalam berlalu lintas itu masih kurang
mas...jika kita menyediakan sistem yang sudah baik...APILL ITS
ini...tapi tanpa didukung perilaku masyarakat yang baik itu ya
menyebabkan masalah dijalan... (wawancara, 15 Agustus 2011)
Perilaku masyarakat yang tidak mengindahkan peraturan yang ada
menjadi kunci permasalahan lalu lintas di Kota Surakata. Meskipun
semakin membaik perilaku buruk masyarakat di bidang lalu lintas masih
memerlukan perhatian khusus. Perilaku masyarakat yang memarkir
kendaraan disembarang tempat menimbulkan adanya penyempitan jalan
yang mengakibatkan perlambatan laju kendaraan yang berjalan,
menumpuk, kemudian menimbulkan kemacetan. Ketidak disiplinan
masyarakat terhadap traffic lamp di persimpangan (APILL) dan non
persimpangan (pelican croosing) menjadikan kecelakaan di Kota
Surakarta masih tinggi dan cenderung meningkat.
Menurut Bapak Ari selaku Koordinator CCRoom mengungkapkan
bahwa :
perilaku masyarakat di bidang lalu lintas masih kurang mas,
meskipun sudah ada indikasi membaik tetapi ya itu masih banyak
kurangnya...dari pantauan CCTV kita lihat masih ada yang nyobrot
bangjo lha itu kan berbahaya...Maka kita adakan sosialisasi dan
himbauan-himbauan tentang tertib lalu lintas secara kontinyu dan
APILL ITS ini sebagai sarana pendukungnya....sosilasiasi kita
lakukan sejak dini mas mulai dari sekolah-sekolah terlebih
dahulu... (wawancara, 11 Agustus 2011)

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 114

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Hal ini didukung dengan pernyataan Bapak Joko selaku Kasi


Manajemen Rekayasa Lalu Lintas, berikut :
kita akui masyarakat kota surakarta perilakunya masih
kurang...berhenti dibangjo didepan garis, malahan ada yang
melewati garisnya, tidak sabar mengantri dilampu merah ketika
hijau langsung menyalip barisan depan melewati garis tengah, itu
kan berbahaya...diberi marka malah diseberangi. Perilaku
masyarkat tentang lalu lintas yang baik juga kurang misalnya
bepergian masih menggunakan kendaraan pribadi kan sudah
disediakan BST dengan dukungan sistem ini, partisipasinya masih
kurang... (wawancara, 15 Agustus 2011)
Hal yang sama juga diungkapkan Bapak Sukamto yang hendak
bepergian ke UNS, berikut :
Lalu lintas di solo itu ruwet mas...ini karena perilaku masyarakat
tidak disiplin...lihat saja mas kendaraan melaju tidak sesuai
jalurnya, belok kanan, belok kiri itu pun gak menggunakan lampu
sein. Bus-bus berhenti disembarang tempat untuk menaik turunkan
penumpang. (wawancara, 01 Oktober 2011)
Ungkapan demikian juga disampaikan oleh Qoirul, yang hendak
bepergian ke UNS, berikut :
masih kurang mas perilaku masyarakatnya, termasuk aku
juga.hehe...misalnya kan tiap persimpangan di Solo belok kiri jalan
terus...itu seringnya, jalurnya ditempati kendaraan yang gak kekiri
jadi antriannya semakin panjang...di lampu merah masyarakat
masih ada yang berani menyerobot, atau lampu belum hijau
kendaraan sudah melaju...saya juga pernah melakukannya karena
terburu-buru...kalo ada penindakan hal-hal kecil seperti itu, aku
rasa kecelakan bisa dikurangi. (wawancara, 11 Oktober 2011)
Bapak Rahmat, pengguna motor yang melintas Pelican crossing
saat berwarna merah mengungkapkan :
ya tahu sih mas...kalau pas merah harus berhenti tapi saya tadi
lihat yang nyebrang masih jauh diseberang ya cepet-cepet aja saya
mas...buru-buru. (wawancara, 4 November 2011).
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 115

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Demikian halnya dengan Ibu Damisih yang hendak ke kota Solo,


berikut :
biasanya lewat sini lampunya hijau terus mas, ya kan kita gak
kepikiran mau berhenti, tadi tiba-tiba merah langsung cepet tak
gas. (wawancara, 4 November 2011).
Selain itu pendapat yang sama juga disampaikan oleh beberapa
pengguna Pedestarian Ligth Controlled (Pelican Crossing):
Bapak Sudarman, hendak ke Kartasura mengungkapkan :
tahu mas....tahu dari petugas yang jaga kalau siang....tapi tadi
tlengak-tlenguk (toleh kanan kiri) kok sepi ya langsung nyelonong
saja mas. (wawancara, 4 November 2011).
Mas Ari, asli Manahan yang hendak ke Moewardi, berikut :
tahu mas kalau itu buat nyebrang...tapi belum tahu makainya, tak
kirain itu malah otomatis...kan kalau pagi-siang ada yang jaga ya
tak kira udah diatur...tadi saya pas nyeberang tak lihatin kok gak
hijau-hijau ya saya menyeberang aja. (wawancara, 4 November
2011).
Bapak Parno dari stasiun Purwosari, berikut :
tahu mas...pas mau penyet semua pada nyeberang yang ngikut saja
mas padahal lalu lintasnya ramai. (wawancara, 4 November 2011).
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa kesadaran
masyarakat dalam menggunakan fasilitas lalu lintas dan menaatinya
masih kurang. Sehingga diperlukan cara untuk menumbuhkan semangat
untuk tertib berlalu lintas.

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 116

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menganalisa data
data, keterangan dan penjelasan yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan
bahwa pelaksanaan strategi optimalisasi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
berbasis Intelligent Transport System (APILL ITS) adalah berdasarkan
Peraturan Walikota Surakata No. 14 tahun 2008 tentang uraian tugas pokok
dan fungsi jabatan struktural pada Dinas Perhubungan Kota Surakarta, maka
Dinas Perhubungan Kota Surakarta memiliki tugas membantu Walikota
dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lalu lintas, angkutan
dan teknis sarana dan prasarana. Termasuk dalam optimalisasi perekayasaan
lalu lintas dengan sistem pengendalian lalu lintas dalam bentuk APILL ITS.
Dalam optimalisasi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas berbasis
Intelligent Transport System (APILL ITS) Dinas Perhubungan Kota Surakarta
memiliki empat strategi yang meliputi :
1. Sosialisasi dan Layanan Informasi ke Publik
Sosialisasi dilaksanakan dengan memperkenalkan kepada masyarakat
tentang apa saja fasilitas APILL ITS, apa fungsi dan manfaatnya, dan cara
menggunakan atau mengakses fasilitas tersebut. Sosialisasi tersebut
dilakukan dengan disisipkan ke Progam Sosialisasi Dinas Perhubungan
Kota Surakarta, seperti sosialisasi Zoss. Sosialisasi juga dilakukan melalui
commit
user
media elektronik dan cetak,
danto membuat
leaflet. Sedangkan layanan

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 117

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

informasi kepada publik disediakan dengan melalui media elektronik dan


televisi (TATV, RRI Pro II Fm dan Solopos fm), VMS, website dishub,
dan call center.
2. Pemeliharaan dan Pengembangan APILL ITS,
Pemeliharaan prasarana APILL ITS terbagi dalam dua lingkup yakni
lingkup CCRoom dan Lingkup lapangan. Lingkup CCRoom pemeliharaan
dilakukakan dengan mematikan sistem selama satu hari penuh dalam
sebulan sehari dalam rangka pembersihan dan perawatan hardware dan
software. Dalam lingkup lapangan pemeliharaan diakukan dengan
melakukan pengecekan tiap hari ke lapangan dan pemeliharaan on
demand. Sedangkan dalam hal pengembangan teknologi APILL ITS
dilaksanakan dengan memperhatikan anggaran yang ada, kebutuhan lalu
lintas, dinamika di masyarakat dan perkembangan teknologi melalui
evaluasi dan inventarisasi keadaan real lalu lintas yang terpantau.
3. Pengembangan SDM.
Pengembangan SDM dalam rangka meningkatkan kompetensi pegawai di
di bindang IT meliputi :
(a) pembelajaran teknologi
Pengembangan ini merupakan tahap dimana perkenalan teknologi dan
alat-alat yang belum ada maupun yang sudah ada.
(b) pelatihan teknis,
Pelatihan teknis ini membahas dan mengajarkan tentang teknik
penggunaan dan perawatan rambu, system, software, dan hardware.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 118

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

(c) sharing.
Sharing diselenggarakan dalam rangka saling bertukar informasi dan
pendapat jika terjadi kesulitan dan permasalahan penggunaan
teknologi yang ada.
4. Monitoring dan kendali simpang.
Monitoring merupakan kegiatan memantau status kontrol (pengatur siklus
lampu lalu lintas) persimpangan, memantau arus lalu lintas di jalan
maupun persimpang yang terhubung dengan CCTV, menghitung
kendaraan yang masuk dan keluar Kota Surakarta, dan memantau
pergerakan BST dengan menggunakan tracking system dan ticketing
system. Sedangkan kendali simpang merupakan kegiatan mengintervensi
pergerakan lalu lintas dengan memperpanjang atau memperpendek waktu
hijau; mem-flashing controller; update time, plan dan program; serta
koordinasi antar simpang
Secara keseluruhan strategi yang sudah berjalan dengan baik akan tetapi
dalam strategi sosialisasi masih terbatas pada lingkungan tertentu belum
menyeluruh pada masyarakat umum khususnya pengguna jalan menyebabkan
belum banyak yang memahami penggunaan dan cara mengakses fasilitas
APILL ITS. Selain itu dengan terbatasnya anggaran dalam pengembangan
menyebabkan

pengembangan

APILL

ITS

tidak

dapat

langsung

diimplementasikan secara penuh.


Dalam penerapan strategi optimalisasi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
berbasis Intelligent Transport System (APILL ITS) tersebut, peneliti
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 119

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

menemukan adanya faktor pendukung dan penghambat yang memengaruhi


pelaksanaan strategi. Faktor pendukung meliputi adanya prasarana yang
sudah modern dan kemajuan teknologi di bidang transportasi, adanya
pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan kompetensinya di
bidang APILL ITS, dan adanya komitmen dari pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dalam pengembangannya. Faktor penghambat meliputi
tingkat kualitas dan kuantitas aparat masih terbatas, jumlah anggaran dana
masih terbatas untuk pengembangan APILL ITS, dan perilaku tertib berlalu
lintas masyarakat dan pengguna jalan yang masih rendah
B. Saran.
Dalam

optimalisasi

APILL

ITS

yang dilakukan

oleh

Dinas

Perhubungan Kota Surakarta, maka penulis memberikan saran yang dapat


dimanfaatkan oleh Dinas Perhubungan Kota Surakarta, berikut:
1. Dalam rangka optimalisasi fasilitas pelican crossing di depan stasiun
Purwosari, Dinas Perhubungan Kota Surakarta dapat bekerjasama dengan
pihak PJKA Purwosari untuk menempatkan satpam di pelican crossing
seperti di depan RS. Moewardi. Satpam bertugas untuk mengarahkan
sekaligus

mensosialisasikan

penggunaan

alat

tersebut.

Hal

ini

dikarenakan pelican crossing tersebut belum banyak dimanfaatkan oleh


para penyeberang jalan dan pengguna kendaraan bermotor sering tidak
menghiraukannya.
2. Dalam rangka keberlanjutan pengetahuan dan pengalaman melalui
commit to user
pengembangan SDM hendaknya
siklus pelatihan teknis diperbanyak,

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 120

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

tidak hanya setahun sekali akan tetapi ditambah setahun 2-3 kali. Hal ini
supaya kemampuan setiap pegawai bertambah secara kontinyu
menyesuaikan perkembangan teknologi dan jika ada pegawai baru yang
masuk tidak tertinggal jauh soal pengalaman dan kemampuannya di
bidang teknologi dalam transportasi dan lalu lintas.
3. Perlu bekerjasama dengan pihak dan instansi lain yang berkepentingan
dibidang lalu lintas dan transportasi dalam rangka pengembangan
teknologi. Misalnya bekerjasama dengan Perusahaan Jasa transportasi di
Kota Surakarta yang sudah mengembangkan IT dalam kendaraan seperti
taksi dan Po. Rosalia Indah untuk mengembangkan sistem manajemen
transportasi di Kota Surakarta.
4. Menumbuhkan perilaku sadar dan tertib berlalu lintas serta kepada
generasi muda dan masyarakat pada umumnya melalui sosialisasi dan
kampanye tertib lalu lintas yang lebih intens dan lebih luas ke masyarakat
umum. Hal ini dapat dilakukan dengan sosialisasi ke masyarakat umum
dengan melalui kelompok, lembaga maupun forum yang ada di Kota
Surakarta seperti FAS (Forum Anak Surakarta) dan membentuk
kelompok sadar berlalu lintas dengan melibatkan masyarakat.

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 121

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA
Allison, M. & Kaye, J. 2005. Perencanaan Strategis : Bagi Organisasi Nirlaba.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Armstrong, Michael. 2003. Strategic Human Resource Management : A Guide To
Action (Terjemahan : Ati Cahayani). Jakarta : Buana Ilmu Populer.
Em Zul fajri dan Ratu Aprilia Senja. SA. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difa
Publisers.
Ezell, Stephen. 2010. Explaining International IT Application Leadership :
Intelligent Transportation System. The Information
Technology &
Innovation Foundation (ITIF). (diakses pada 5 Mei 2011, 14:25,
http://www.itif.org)
H.B. Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya
dalam Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press.
Juwita, Farida. 2009. Manajemen Lalu Lintas, Solusi Kemacetan di Kota Bandar
Lampung. Jurnal Sains dan Inovasi. Volume 5. Issue 1. pp 47-56. (diakses
pada 14 Mei 2011, 12:19)
J. Salusu. 2003. Pengambilan Keputusan Strategik : Untuk Organisasi Publik dan
Non Profit. Jakarta : PT. Grasindo
Kuncoro, Mudrajad. 2005. Strategi : Bagaimana Meraih Keunggulan kompetitif?.
Jakarta : Erlangga.
Midgley, Peter. 2011. Pengantar tentang Mobilitas Perkotaan. Jurnal Prakarsa
Infrastruktur Indonesia. Edisi #6. April. Halaman 3-8. (diakses pada 14 Mei
2011, 13:46)
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Strategis Organisasi Non Profit di Bidang
Pemerintahan. Yogayakarta: Gajah Mada University Press.
Sayeg, Phil dan Charles, Phil. Suistainable Transport: A Sourcebook for Policymakers in Developing Cities, Module 4e Intelligent Transport Systems.
Division 44 Environment and Infrastructure Sector project Transport
Policy Advice GTZ. (diakses pada 18 Agustus 2011, 18:13,
http://www.gtz.de)
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 122

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Susanto. 2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
Jurnal internsional:
Paula Jarzabkowski dan Andreas Paul Spee. 2009. Strategy-as-practice: A
review and future directions for the field. International Journal of
Management
Reviews.
Volume
11.
Issue
1.
pp
69-95.
(www.interscience.wiley.com). (diakses pada 11 Oktober 2011, 14:22)
Mahmood Samadi Largani, *Mohammad Taleghani, Azita Sherej Sharifi. 2011.
Industrial Strategic Planning and its Effects in Performance Improvement of
Industrial Enterprises and Economical Development. Journal of Basic and
Applied Scientific Research. Volume 7. Issue 1. pp 569- 578.
(www.textroad.com). (diakses pada 11 Oktober 2011, 12:41)
Penelitian :
Maimunah, Siti dan Kuswati, Atik S. 2010. Optimalisasi dan Pengembangan
Transportasi Perkotaan di DKI Jakarta. Warta Penelitian Perhubungan.
Volume 22. Nomor 10. Halaman 1064-1079.
Noviyanti. 2010. Kendala Program Pemindahan Pemanfaatan Sarana
Transportasi Pribadi ke Publik Transport (Transjakarta). Warta Penelitian
Perhubungan. Volume 22. Nomor 10. Halaman 1042 1052
Sumber lain :
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Keputusan Menteri Perhubungan No. 62 Tahun 1993 tentang Alat Pemberi
Isyarat Lalu Lintas
Badan Pusat Statistik. 2010. Hasil Sensus Penduduk Kota Surakarta
Renstra Dinas Perhubungan Kota Surakarta periode 2011-2015
Buku Wahana Tata Nugraha (WTN) periode 2009 dan 2011
Study Tatralok Kota Surakarta. 2009. Kondisi Transportasi Kota
Surakarta.
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No : 273/Hk.105/Djrd/96
tentang Pedoman Teknis Pengaturan Lalu Lintas di Persimpangan Berdiri
Sendiri dengan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 123

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Kajian Kinerja Persimpangan yang Dikendalikan oleh APILL/Traffic Light


di Kota Surakarta sebagai Dasar Proposal Usulan Penggantian/
Pengadaan/Pemasangan APILL/Traffic Light di Kota Surakarta Tahun
2006.
Perencanaan Pengembangan IT untuk Kepentingan Lalu Lintas Perkotaan
Hartiman, M Yugi. 2011. Diklat Intelligent Transport System : Overview
Intelligent Transport System.
http://www.harianjoglosemar.com
http://www.dishub-surakarta.com
http://www.soloraya.net

commit to user

Strategi Optimalisasi APILL ITS/Immanuel T.P./2011 | 124

Anda mungkin juga menyukai