Anda di halaman 1dari 9

No

1
2
3

4
5
6
7
8

JENIS TEST
Kadar Lumpur (%)
Kadar air (%)
Berat volume (kg/liter)

Padat
Goyangan
Lepas

Apparent Spec. Gravity


Bulk Spec Gravity (kering)
Bulk Spec Gravity (SSD)
Penyerapan Air
Analisis Saringan
Keausan (%)
Nilai Rata-rata keausan (%)
Berat Jenis Semen Rata-Rata

JENIS SAMPEL
Agregat Halus
Agregat Kasar
1,62
0,606
0,53
0,73
1,5829
1,3028
1,5756
1,3164
1,4777
1,0993
2,655
2,60
2,640
2,52
2,645
2,545
0,26 %
1,189 %
Zona 1
Tidak masuk spek.
30,788
30,788

Kepala Laboratorium,

OKTA MEILAWATY, S.T., M.T


NIP. 19770505 200501 2 022

A. Data Perencanaan
Mutu beton

: Dengan K-250
Fck = 25 MPa

Agregat kasar

: Batu Tangkiling

Agregat halus

: Pasir Pahandut Seberang (Bukit Rawi)

Semen

: Semen Portland (PPC) Type I Tiga Roda

Benda uji

: Kubus

Jumlah benda uji

: 5

Umur rencana

: 28 hari

Kondisi lapangan

: Beton yang masuk ke dalam tanah yang mengalami


keadaan basah dan kering berganti ganti.

B. Tahap Perencanaan
1. Kekuatan tekan kubus dalam MPa, maka untuk nilai kuat tekan beton dengan
nilai fck = 25 MPa, fc = 25 MPa x 0,83 = 20,75 MPa.
2. Deviasi standar
Untuk benda uji kurang dari 15 tidak tersedia nilai deviasi standar maka
memakai Tabel 8.2 Kuat Tekan rata-rata perlu, jika benda uji kurang dari 15
buah (SNI 03 2847 2002).
Tabel 8.2 Kuat Tekan rata-rata perlu, jika benda uji kurang
dari 15 buah ( SNI 03 2847 2002 )
Persyaratan kekuatan tekan,

Kuat tekan rata-rata perlu,

fc( Mpa )
Kurang dari 21
21 sampai dengan 35
Lebih dari 35

fcr ( Mpa )
fc + 7.0
fc' + 8.5
fc' + 10.0

3. Menghitung kuat tekan beton rata-rata (fcr)


Kuat tekan beton rata-rata dihitung dengan rumus :
fcr = fc + M
Dimana :
fcr

= Kuat tekan beton rata-rata (MPa)


= fc + 7,0

fc

= Kuat tekan beton yang disyaratkan = 20,75 MPa

= (k . s) Nilai tambah margin

Sehingga :
fcr = fc + 7,0
= 20,75 + 7,0
= 27,75 MPa

4. Jenis semen yang digunakan adalah semen Portland type I.


5. Jenis agregat
Agregat kasar

: Batu Tangkiling

Agregat halus

: Pasir Pahandut Seberang (Bukit Rawi)

6. Faktor air semen bebas (f.a.s)


Berdasarkan SNI T-15-1990-03:6 dengan faktor air semen 0,5 jenis semen
portland tipe I, jenis agregat kasar batu tidak dipecahkan, pada umur 28 hari
dan bentuk benda uji kubus yang biasa dipakai di Indonesia buku Teknologi
Beton Ir. Tri Mulyono, MT. Halaman 183. Berdasarkan SK SNI T-15-199003 grafik 2 untuk kuat tekan pada umur 28 hari adalah 45 MPa, maka didapat
nilai faktor air semen 0,46.
Tabel 8.3 Perkiraan Kekuatan tekan ( Mpa ) beton dengan faktor air-semen
0,5 dan jenis semen dan agregat kasar yang biasa dipakai di Indonesia
(dari tabel 2 SNI-03-2834-2000)
Jenis semen

Jenis agregat kasar

Kuat tekan Mpa pada

BENTU

umur ( hari )

BENDA
UJI

Semen Portland Tipe I Batu tak dipecahkan


Batu pecah
atau semen tahan
Batu tak dipecahkan
sulfat Tipe II, V
Batu pecah
Semen portland Tipe Batu tak dipecahkan
Batu pecah
III
Batu tak dipecahkan
Batupecah

3
17
19
20
23
21
25
25
40

7
23
27
28
32
28
33
31
30

28
33
37
40
45
38
44
46
53

91
40
45
48
54
44
48
53
60

7. Faktor air semen maksimum


Dari tabel 3 SNI T-15-1990-03:7, faktor air semen ditetapkan sebesar = 0,55.
8. Nilai slump
Batasan Slump ditetapkan setinggi 30 60 mm.
9. Menetapkan ukuran agregat maksimum
Agregat maksimum ditetapkan 40 mm.
10. Kadar air bebas

Silinder
Kubus
Silinder
Kubus

Dengan ukuran butir agregat kasar 40 mm dan nilai slump 30 60 mm, maka
pada tabel 8.5, SK SNI T-15-1990-03:13 maka kadar air bebas di dapat
kg/m3.
Tabel 8.5 Perkiraan kadar air bebas (kg/m3) yang dibutuhkan untuk
beberapa tingkat kemudahan pengerjaan adukan beton
Ukuran besar butir
agregat maksimum

0-10

Jenis agregat

Nilai Slump
10-30 30-60

60-100

(mm)
Alami
Batu pecah
Alami
Batu pecah
Alami
Batu pecah

10
20
40

150
180
135
170
115
155

180
205
160
190
140
175

205
230
180
210
160
190

225
250
195
225
175
205

11. Berat semen yang diperlukan


Berat semen dihitung dengan rumus :

Berat semen

=
=

Kadar air bebas


f.a.s

190
0,46

= 413,043 kg/m3
12. Menetapkan kebutuhan semen minimum
Dari tabel 8.4 SNI T-15-1991-03:7, untuk beton mengalami keadaan basah
dan kering berganti - ganti, maka diperoleh kebutuhan semen minimum 325
kg.
Tabel 8.4 Persyaratan jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen
maksimum untuk berbagai macam pembetonan dalam lingkungan khusus
(SK SNI T-15-1990-03)
Kondisi Lapangan

Jumlah semen

Nilai Faktor air

minimum per m3

semen maksimum

275

0.60

Beton di dalam ruangan bangunan


a. Keadaan keliling no korosif

b. Keadaan keliling korosif di sebabkan


oleh kondensi atau uap-uap korosif

325

0.52

325

0.60

275

0.60

325

0.55

6.8

Lihat tabel

6.8

Lihat Tabel

Beton di luar ruangan :


a. Tidak terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung
b. Terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung
Beton yang masuk ke dalam tanah :
a. Mengalami keadaan basah dan
kering berganti-ganti
b. Mendapatkan pengaruh sulfat alkali
dari tanah atau air tanah
Beton yang kontinyu berhubungan
dengan air :
a. Air tawar
b. Air laut
13. Menyesuaikan kebutuhan semen
Kebutuhan semen minimum = 325 kg/m3 < kebutuhan semen yang
diperlukan = 413,043 kg/m3, maka dipakai jumlah semen yang nilainya lebih
besar yaitu 414 kg/m3.
14. Menentukan daerah gradasi agregat halus
Berdasarkan analisis saringan agregat halus, gradasi agregat halus termasuk
daerah 1.
15. Menetapkan perbandingan agregat halus dan agregat kasar
Dari grafik 5 SK SNI T-15-1990-03 untuk kelompok butir agregat maksimum
40 mm pada nilai slump 30 60 mm dan nilai faktor air semen 0,46 untuk
agregat halus yang termasuk daerah 1 diperoleh harga antara 34 % - 39 %
34 +39
2

Persentase agregat halus

Persentase agregat kasar

= 100 % - 36,5 % = 63,5 %.

16. Menghitung berat jenis agregat campuran

= 36,5 %

Berat jenis campuran dihitung dengan rumus :


Bj. campuran = (PH x Bj. Agregat halus) + (PK x Bj. Agregat kasar)
Dimana :
PH

= Persentase berat agregat halus

PK

= Persentase berat agregat kasar

Sehingga :
Bj. campuran = (36,5 % x 2,645) + (63,5 % x 2,545)
= 2,582
17. Menentukan berat jenis beton
Dari grafik (6) SK SNI T-15-1990-03 dengan nilai berat jenis agregat
campuran yaitu 2,582 kandungan air 190 kg/m3 beton, diperoleh berat jenis
beton dari grafik 6 hubungan kandungan air, Berat jenis agregat campuran
dan Berat beton yaitu di dapat nilai 2350 kg/m3.
18. Menghitung kebutuhan agregat campuran
Kebutuhan agregat campuran

= berat jenis beton kebutuhan semen


kadar air bebas
= 2350 414 190
= 1746 kg/m3

19. Kebutuhan agregat halus


Kebutuhan agregat halus

= kebutuhan agregat campuran x persentase


agregat halus
= 1746 x 36,5 %
= 637,290 /m3

20. Kebutuhan agregat kasar


Kebutuhan agregat kasar

= kebutuhan agregat campuran kebutuhana


gregat halus
= 1746 637,290
= 1108,71 /m3

21. Koreksi terhadap kelembaban agregat


Koreksi air agregat x berat agregat
Koreksi jumlah air = jumlah air sebelum dikoreksi koreksi air agregat
Agregat halus :

Kadar air

= 0,53 %

Penyerapan air

= 0,26 %

Agregat kasar :
Kadar air

= 0,73 %

Penyerapan air

= 1,189 %

a. Koreksi air agregat halus

= (0,53 % 0,26 %) x 637,290


= 1,7207 kg

b. Koreksi air agregat kasar

= ( 0,73% 1,189%) x 1108,71


= -5,0890 kg

c. Koreksi jumlah air

= 190 (1,7207) (-5,0890)


= 193,3683 liter

d. Berat agregat halus

= 637,290 + 1,7207
= 639,0107 kg

e. Berat agregat kasar

= 1108,71 + ( -5,0890)
= 1103,6210 kg

C. Rekapitulasi Hasil
1. Jadi proporsi untuk 1 m3 beton adalah :
Semen

414

kg

Air

193,3683

liter

Agregat halus

639,0107

kg

Agregat kasar

1103,6210

kg

2. Untuk tiap campuran benda uji (5 kubus, ukuran diameter 15 cm dan tinggi
15 cm) jika SF = 1,2 maka
Volume beton kubus = 1,2 x 15 x 15 x 15
= 4050 cm3
= 0,004050 m3
Jadi volume total benda uji yaitu volume 5 benda uji kubus
= 0,02025 m3
Jadi setiap 1 kali adukan 1 buah sampel memerlukan :
Semen

= 414

kg x 0,004050

= 1,6767 kg

Air

= 193,3683

liter x 0,004050

= 0,7831 liter

Agregat halus

= 639,0107

kg x 0,004050

= 2,5880 kg

Agregat kasar

= 1103,6210

kg x 0,004050

= 4,4697 kg

Jadi setiap 1 kali adukan 5 buah sampel memerlukan :


Semen

= 414

kg x 0,004050 x 5

= 8,3835 kg

Air

= 193,3683

liter x 0,004050 x 5

= 3,9158 liter

Agregat halus

= 639,0107

kg x 0,004050 x 5

= 12,9400 kg

Agregat kasar

= 1103,6210

kg x 0,004050 x 5

= 22,3483 kg

PERENCANAAN CAMPURAN BETON


No
URAIAN
.
1 Kuat tekan yang disyaratkan
2 Deviasi standar
3 Nilai tambah
Kekuatan rata-rata yang
4
ditargetkan
5 Jenis semen
Kasar
6 Jenis agregat
Halus
7

Faktor air semen bebas

8
9
10

Faktor air semen maksimum


Slump
Ukuran agregat maksimum

11

Kadar air bebas

TABEL/GRAFIK/
PERHITUNGAN
Ditetapkan
-

NILAI
Fck = 25 Mpa
fc + 7,0
7,0 Mpa

Baris 1 + Baris 3

27,75 Mpa

Ditetapkan
Ditetapkan
Ditetapkan
SNI T-15-1990-03,

I (Biasa)
Batu Pecah
Pasir

grafik 2
Ditetapkan
Ditetapkan
Ditetapkan
Tabel 6
SNI T-15-1990-03:13

0,46
0,55
30 60
40 mm
190 liter/m3

Kadar air bebas


f.a.s

12

Jumlah Semen

13

Jumlah semen maksimum

14

Jumlah semen minimum

15
16

Faktor

air

semen

Tabel 3
SNI T-15-1990-03:7
yang

disesuaikan
Susunan besar butir agregat

414 kg/m3
325 kg/m3
0,46
Daerah 1

Grafik

halus

413,043 kg/m3

Grafik 5
17

Persen agregat halus

SK. SNI T-15-1990-

36,5 %

03
Ag. Halus =
18

Berat jenis relative agregat

2,645

(SSD)

Ag. Kasar =
2,545

Grafik6
19
20
21
22

Berat jenis beton

SK. SNI T-15-1990-

2350 kg/m3

03
19 - (12 + 11)
17 x 20
20 21

1746 kg/m3
637,290 kg/m3
1108,71 kg/m3

Kadar agregat gabungan


Kadar agregat halus
Kadar agregat kasar

Proporsi Campuran

Tiap m
Tiap Campuran

Semen

Air

Agregat

Agregat

(kg)

(liter)

Halus

Kasar

193,3683
3,9158

(kg)
639,0107
12,9400

(kg)
1103,6210
22,3483

414
8,3835

Anda mungkin juga menyukai