Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah kami. Yang bertemakan Harga
Pokok Proses dengan metode
Kelompok 10
Page | 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI 2
BAB I (PENDAHULAN)
1.2 Tujuan 4
BAB II (PEMBAHSAN)
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Page | 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang
digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa.
Didalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka
waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi dalam periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari
proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.
Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik metode Harga PoKok Proses, yaitu :
1. Pengumpulan biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi.
2. Perhitungan HPP per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang
dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang
dihasilkan selama periode yang bersangkutan.
3. Penggolongan biaya produksi langsung dan tak langsung seringkali tidak
diperlukan.
4. Elemen yang digolongkan dalam BOP terdiri dari biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja (baik yang
langsung maupun tidak langsung). BOP dibebankan berdasarkan biaya yang
sesungguhnya terjadi.
5.
Harga Pokok proses pada umumnya menggunakan metode Harga Pokok Proses-Tanpa
Memperhitungkan Persediaan Produk Dalam Proses Awal
a. Metode Harga Pokok Proses pada Perusahaan yang produknya diolah melalui 1
Departemen Produksi
Page | 3
b. Metode Hara Pokok Proses pada Perusahaan yang produknya diolah melalui 1
Departemen Produksi
c. Pengaruh Terjadinya Produk Hilang Dalam Proses terhadap. Perhitungan Harga
Pokok Produksi per satuan, dengang anggapan :
1. Produk Hilang Awal Proses
2. Produk Hilang Akhir Proses
Apabila pada awal periode terdapat persediaan awal barang dalam proses maka timbul
masalah untuk menentukan harga pokok barang jadi. Hal ini tiimbul karena persediaan
barang dalam proses tersebut telah mempunyai harga pokok yang berasal dari periode
sebelumnya. Ada tiga metode dalam penyelesaiannya, yaitu ata-rata, FIFO.
1.2 Tujuan
Memahami perhitungan Harga Pokok Proses dengan metode
Page | 4
BAB II
PEMBAHASAN
lanjutan.
Produk hilang tersebut tetap diperhitungkan dalam unit ekuivalen karena
2.1.2
Produk rusak adalah produk yang mutunya tidak sesuai dengan standar mutu yang
telah ditentukan dan tidak dapat diperbaiki lagi. Adapun perlakuan terhadap produk
rusak adalah :
A.
Apabila produk rusak tidak laku dijual maka produk rusak tersebut
kepada
masing-masing
jenis
biaya
produksi
adalah
diperhitungkan.
Kerugian atas produk rusak (selisih harga pokok dengan harga jual)
dicatat sebagai biaya overhead yang sesungguhnya di departemen tempat
terjadinya produk rusak. Pencatatan ini dipakai apabila biaya overhead
2.1.3
Produk cacat yaitu produk yang kondisinya rusak atau tidak memenuhi ukuran mutu
yang sudah ditentukan, tetapi masih dapat diperbaiki secara ekonomis menjadi
produk yang baik kembali, dalam arti biaya perbaikannya lebih rendah
dibandingkan kenaikan nilai yang diperoleh dengan adanya perbaikan.
Perlakuan produk cacat tergantung penyebab timbulnya produk cacat, yaitu :
Page | 6
Meskipun pada umumnya bahan baku dipakai pada departemen awal tetapi
adakalanya bahan baku ditambahkan di departemen lanjutan (departemen 2 dst).
Adapun pencatatan tambahan bahan baku tersebut di departemen lanjutan adalah
sebagai berikut :
A.
Apabila tambahan bahan baku tersebut tidak menambah unit produk maka
tambahan bahan baku itu hanya dicatat menambah biaya produk tanpa
B.
Page | 7
Adalah bagian dari bahan mentah yang tertinggal sesudah proses produksi dan tidak
mempunyai kegunaan untuk dipakai atau dijual kembali. Biaya dalam mengatur
bahan buangan biasanya dibebankan pada kontrol overhead pabrik.
2.1.7
Kalkulas biaya rata - rata dan biaya FIFO masing - masing mempunyai keunggulan
tersendiri. Tidak layaklah untuk menyatakan bahwa metode yang satu lebih
sederhana atau lebih akurat daripada metode lain. Pemilihan salah satu metode itu
akan tergantung seluruhnya pada sikap manajemen mengenai prosedur penentuan
biaya yang dapat memberikan angka - angka yang andal bagi pedoman manajerial.
Perbedaan mendasar antara kedua metode terutama berkaitan dengan perlakuan
terhadap persediaan awal barang dalam proses. Dalam metode rata - rata, biaya
persediaan awal barang dalam proses ditambahkan ke biaya dari departemen
sebelumnya dan ke biaya bahan, pekerja, dan overhead pabrik yang dikeluarkan
selama periode itu. Biaya perunit akan ditentukan dengan membagi biaya - biaya ini
dengan kuantitas produksi ekuivalen. Unit - unit serta biayanya kemudian ditrasfer
ke departemen berikutnya sebagai suatu angka kumulatif.
Dalam metode FIFO, biaya persediaan awal barang dalam proses dicantumkan
sebagai satu angka yang terpisah. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan unit
- unit persediaan awal ditambahkan ke biaya tadi. Jumlah kedua biaya ini kemudian
ditransfer ke departemen berikutnya. Unit yang dimulai dan diselesaikan selama
periode tersebut memiliki biaya per unit tersendiri yang lazimnya berbeda dengan
biaya per unit lengkap untuk unit - unit dalam proses. Jadi metode FIFO
mengidentifikasi secara terpisah biaya - biaya per unit.
Page | 8
3.
Page | 9
Departemen Pemotongan
Departemen Perakitan
8.00
4.
000
7.600.00
12.240.
Bahan baku
0
4.360.00
000
3.408.
0
4.080.00
000
3.144.
0
16.040.00
000
18.792.
000
periode
Biaya dari departemen
sebelumhya
Overhead pabrik
Jumlah biaya
Page | 10
PT RATIH
Departemen Pemotongan Laporan
Biaya Produksi-Metode Rata-rata Tertimbang
Bulan Februari 2008
PRODUKSI DALAM UNIT
A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan:
Unit dalam proses awal periode (tingkat
8.000
penyelesaian : bahan baku 100 %, TK dan BOP 50%
Unit yang diamsukkan dalam periode ini
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan
B. Pertanggunjawaban produksi:
Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya
Unit dalam proses akhir (tingkat penyelesaian: bahan
30.000
38.000
7.000
31.000
pabrik 60%)
Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan
38.000
Page | 11
BIAYA PRODUKSI
A. Biaya yang harus
Total
dipertanggungjawabkan:
Barang dalam proses awal periode
Bahan baku
per Unit
Rp7.600.000
4.360.00
32.300.00
0
35.240.00
Rp1.050
1.1
0
33.232.00
25
1.0
60
Rp116.812.000
Rp3.235
B. Pertanggungjawaban biaya
Biaya ditrasnfer ke departemen berikut
(31.000x Rp 3.235)
Barang dalam proses akhir periode:
Bahan baku (7.000x100%x Rp
1.050)
Tenaga kerja langsung
(7.000x60%xRp 1.125)
Overhead pabrik (7.000x60%x Rp
1.060)
Rp100.285.000
Rp7.350.000
4.725.00
0
4.452.00
0
Rp16.527.000
Rp116.812.000
31.000+(100%x7.000)
38.000
31.000+(60%x7.000)
35.200
pabrik
Biaya per unit:
Page | 12
Bahan baku
= Rp 1.050
= Rp 1.125
= Rp 1.060
PT RATIH
Departemen Perakitan
Laporan Biaya Produksi-Metode Rata-rata Tertimbang
Bulan Februari 2008
PRODUKSI DALAM UNIT
A. Produksi yang harus di pertanggungjawabkan:
Unit dalam proses awal periode (tingkat penyelesaian):
Tenaga kerja langsung dan ov. pabrik 60%
Unit yang diterima dari dept. sebelumnya
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan
B. Pertanggungjawaban produksi:
Unit yang ditransfer ke gudang barang jadi
Unit dalam proses akhir awal periode (tingkat
penyelesaina):
tenaga kerja langsung dan ov. pabrik
Jumalh produksi yang harus di pertanggungjawabkan:
4.000
31.000
35.000
30.000
5.000
35.000
BIAYA PRODUKSI
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan:
Biaya dari departemen sebelumnya
Barang dalam proses awla periode
Total
per Unit
12.240.000
( 4.000 unit)
Diterima selama periode berjalan
100.285.000
Jumlah
Biaya yang ditambahkan
(31.000 unit)
35.000 unit
112.525.000
Rp3.215
Page | 13
3.408.000
3.144.000
43.717.000
40.081.000
90.350.000
1.450
1.330
2.780
202.875.000
Rp5.995
dipertanggungjawabkan
B. Pertanggungjawaban biaya:
Biaya ditrasfer ke persediaan barang jadi
179.850.000
(3.000x 5.995)
Barang dalam proses akhir periode
Biaya dari departemen sebelumnya
16.075.000
(5.000x3.215)
Tenaga kerja langsung (5.000x50%x1.450)
Overhead pabrik (5.000x50%x1.330)
Jumlah biaya dipertanggungjawabkan
C. Perhitungan biaya per unit
Produksi ekuivalen:
Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik
3.625.000
3.325.000
23.025.000
202.875.000
32.500
30.000+(50%x5.000)
Biaya per unit
Tenaga kerja langsung (Rp 3.408.000+Rp
1.450
43.717.000):32.500
Overhead pabrik (Rp 3.144.000+Rp
1.330
40.081.000):32.500
Page | 14
Page | 15
PT RATIH
Departemen Pemotongan
Laporan Biaya Produksi-Metode FIFO
Bulan Februari 2008
PRODUKSI DALAM UNIT
A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan:
Unit dalam proses awal periode (tingkat penyelesaian : bahan
8.000
baku 100 %, TK dan BOP 50%
Unit yang dimasukkan dalam periode ini
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan
B. Pertanggunjawaban produksi:
Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya
Unit dalam proses akhir (tingkat penyelesaian: bahan baku 100%,
tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 60%)
Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan
BIAYA PRODUKSI
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan:
Barang dalam proses awal periode
Biaya yang ditambakan dalam peiode ini
Bahan baku
Tenaga kerja langsung
Overhead pabrik
Jumlah biaya yang ditambahkan
Jumlah biaya yang
dipertanggungjawabkan
B. Pertanggungjawaban biaya
Barang yang ditransfer ke dept. berikutnya
Barang dalam proses awal periode:
Barang periode yang lalu
Biaya tenaga kerja yang ditambahkan
(8.000x50%xRp 1.129)
Biaya overhead pabrik yang ditambahkan
30.000
38.000
31.000
7.000
38.000
Total
Rp16.040.000
per Unit
32.300.000
35.240.000
33.232.000
Rp100.772.000
Rp1.077
1.129
1.065
Rp116.812.000
Rp3.271
Rp16.040.000
4.516.000
4.260.000
Page | 16
(8.000x50%x Rp 1.065
Jumlah
Rp24.816.000
Rp7.539.000
4.741.800
1.129)
Overhead pabrik (7.000x60%xRp 1.065)
Jumlah biaya yang
4.473.000
Rp16.753.800
Rp116.812.000
dipertanggungjawabkan
C. Perhitungan biaya per unit
Produksi ekuivalen
Unit yang selesai dan ditransfer
Unit dalam proses awal periode
Unit yang selesai dari produksi periode
berjalan
Barang dalam proses awal periode
Barang dalam proses akhir periode
Jumlah
Biaya per unit:
Bahan baku (Rp 32.300.000:30.000)
Tenaga kerja langsung (Rp
Bahan baku
31.000
(8.000)
31.000
(8.000)
23.000
23.000
7.000
30.000
4.000
4.200
31.200
Rp1.077
Rp1.129
35.240.000:31.200)
Overhead pabrik (Rp 33.232.000:31.200)
*(23.000 x Rp 3.271)
Selisih pembulatan
Produksi yang selesai periode ini
Rp1.065
Rp75.233.000
9.200
Rp75.242.200
Tabel laporan biaya produksi departemen perakitan-metode FIFO disajikan seperti tabel
berikut ini.
Page | 17
PT RATIH
Departemen Perakitan
Laporan Biaya Produksi-Metode FIFO
Bulan Februari 2008
Page | 18
4.000
31.000
35.000
30.000
5.000
35.000
Total
Rp18.792.000
per Unit
Rp100.058.200
Rp3.228
Rp43.717.000
40.081.000
Rp83.798.000
Rp1.452
1.332
Rp2.784
Rp202.648.200
Rp6.012
dipertanggungjawabkan
B. Pertanggungjawaban biaya:
Biaya yang ditransfer ke persediaan
barang jadi:
Barang dalam proses awal periode:
Biaya periode yang lalu
Biaya tenaga kerja langsung yang
18.792.000
2.323.200
Rp 23.246.400
156.301.800*
179.548.200
(26.000xRp 6.012)
Page | 19
3.330.000
23.100.000
Rp 202.648.200
dipertanggungjawbkan
C. Perhitungan biaya per unit
Produksi ekuivalen:
Unit yang selesai dan ditransfer
Unit dalam proses awal periode
Unit yang selesai dari produksi
periode berjalan
Barang dalam proses awal periode
Barang dalam proses akhir periode
Jumlah
Biaya per unit:
Tenaga kerja langsung (Rp
1.600
2.500
30.100
Rp1.452
43.717.000: 30.100)
Overhead pabrik (Rp 40.081.000 :
Rp1.332
30.100)
*(26.000x rp 6.012)
Selisih pembulatan
Produksi yang selesai periode ini
Rp156.312.000
(10.200)
Rp156.301.800
Page | 20
BAB III
SIMPULAN
Dari pembahsan dapat disimpulkan bahwa metode harga pokok proses merupakan
metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah
produknya secara massa.
Didalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka
waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi dalam periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari
proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.
Apabila pada awal periode terdapat persediaan awal barang dalam proses maka timbul
masalah untuk menentukan harga pokok barang jadi. Hal ini tiimbul karena persediaan
barang dalam proses tersebut telah mempunyai harga pokok yang berasal dari periode
sebelumnya. Ada dua metode dalam penyelesaiannya, yaitu rata-rata, dan FIFO.
Page | 21
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
es_sm=93&biw=1366&bih=624&noj=1&sclient=psyab&q=contoh+soal+harga+pkokpr
oses+dengan+metode+lifo+dan+fifo&oq=contoh+soal+harga+pkokproses+dengan+met
ode+lifo+dan+fifo&gs_l=serp.3...237247.261606.1.261898.58.53.0.1.1.0.901.10222.39j
5j4j3.21.0....0...1c.1.56.serp..45.13.6244.DcyxQC8sDGw
https://www.google.com/search?
es_sm=93&biw=1366&bih=624&noj=1&q=contoh+soal+harga+pokok+proses+dengan
+metode+lifo+dan+fifo&spell=1&sa=X&ei=vddMVIbKIq78gW0xYKQDw&ved=0CB
kQvwUoAA
https://www.google.com/search?
es_sm=93&biw=1366&bih=624&noj=1&sclient=psyab&q=rumus+menghitung+harga+
pokok+proses+dengan+metode+fifo+dan+lifo&oq=rumus+menghitung+harga+pokok+
proses+dengan+metode+fifo+dan+lifo&gs_l=serp.12...0.0.1.217156.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0.
...0...1c..56.serp..0.0.0.lJNDqwOqNK8
Page | 22