Anda di halaman 1dari 5

RESUME

PIDATO BUNGKARNO PADA PERSIPAN KEMERDEKAAN INDONESIA


1 JUNI 1945
LAHIRNYA PANCASILA
Dalam pidato bung Karno pada tanggal 1 juni 1945, bung Karno mengemukakan
pendapatnya tentang arti sebuah kemerdekaan. Seperti yang dikatakan beliau dalam
pidatonya, kemerdekaan tidak harus dicapai setelah semua urusan negara terselesaikan.
Kalau benar semua urusan ini harus diselesaikan terlebih dahulu, sampai njelimet, maka
sampai di lubang kuburpun kita tidak akan mengalami Indonesia Merdeka! Tidak peduli
apakah semua masyarakat sudah sejahtera atau belum. Kemerdekaan merupakan sebuah
jembatan menuju suatu perubahan bukan sebagai hasil yang dicapai setelah mengalami
perubahan. Jadi, di seberang jembatan itulah perubahan dapat dengan leluasa dilakukan demi
mencapai kesejahteraan rakyat.
Menurut bung Karno, Indonesia pantas menerima kemerdekaan, karena Rakyat
Indonesia telah siap sedia untuk mempertahankan kemerdekaannya hingga mengobarkan
nyawanya sendiri. Manakala suatu Bangsa telah sanggup mempertahankan negerinya
dengan darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat itu Bangsa itu telah masak
untuk Kemerdekaan. Lagipula Indonesia telah memenuhi syarat untuk menjadi sebuah
negara yang merdeka. Indonesia memiliki bumi, rakyat dan pemerintahan yang teguh. Bung
Karno mengatakan bahwa Indonesia yang didirikan nantinya bukanlah untuk orang tertentu
saja. Bukan untuk golongan bangsawan maupun golongan Islam dan sebagainya, melainkan
untuk semuanya. Saya bertanya: Apakah kita hendak mendirikan Indonesia merdeka untuk
sesuatu orang, untuk sesuatu golongan? Apakah maksud kita begitu? Sudah tentu tidak! Baik
saudara-saudara yang bernama kaum kebangsaan yang disini, maupun saudara-saudara yang
dinamakan kaum Islam, semuanya telah mufakat, bahwa bukan yang demikian itulah kita
punya tujuan. Kita hendak mendirikan suatu negara --semua buat semua. Untuk semua
rakyat Indonesia. Oleh karena itu, untuk mendirikan suatu negara Indonesia yang merdeka,
bung Karno menyatakan bahwa kita membutuhkan sebuah dasar untuk membangun
Indonesia menjadi sebuah negara yang kuat dan kokoh.
Dasar pertama yang dikatakan beliau dalam pidatonya adalah Nasionalisme
(kebangsaan). Kebangsaan yang dimaksud bukanlah kebangsaan dalam arti yang sempit,
melainkan satu nasionalistaat. Maksud dari arti yang sempit disini adalah berpikir bahwa
semuanya harus kebangsaan Indonesia. Kebangsaan Indonesia ini membentuk satu kesatuan,

persatuan antara manusia dan tempatnya yang kemudian menyatu menjadi Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia ialah seluruh manusia-manusia yang, menurut geopolitik yang telah
ditentukan oleh Allah s.w.t., tinggal dikesatuannya semua pulau-pulau Indonesia dari ujung
Utara Sumatra sampai ke Irian! Seluruhnya!, karena antara manusia 70.000.000 ini sudah ada
"le desir d'etre enemble", sudah terjadi "Charaktergemeinschaft"! Natie Indonesia, bangsa
Indonesia, ummat Indonesia jumlah orangnya adalah 70.000.000, tetapi 70.000.000 yang
telah menjadi satu, satu, sekali lagi satu!
Bung Karno mengingatkan bahwa paham kebangsaan yang seperti ini memiliki
bahaya yang cukup besar. Beliau mengatakan bahwa kebangsaan yang dianjurkan adalah
kebangsaan yang bersifat kebersamaan dan persaudaraan, bukan kebangsaan yang sifatnya
menyendiri. Dasar Kedua yang dikemukakan bung Karno adalah Internasionalisme (peri
kemanusiaan). Kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia Merdeka, tetapi kita
harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa. Justru inilah prinsip saya yang
kedua. Inilah filosofisch principe yang nomor dua, yang saya usulkan kepada Tuan-tuan,
yang boleh saya namakan internasionalime. Bukan kosmopolitisme, namun menuju kepada
kekeluargaan bangsa-bangsa.
Dasar Ketiga dikemukakan beliau selanjutnya adalah dasar mufakat (demokrasi),
dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Indonesia sekali lagi dikatakan bukanlah untuk
satu orang atau satu golongan. Tetapi Indonesia didirikan dengan artian semua untuk semua
dan satu untuk semua. Dasar permusyawaratan dan perwakilan ini diyakini oleh bung Karno
sebagai syarat mutlak yang akan menjadikan Indonesia sebuah negara yang kuat dan kokoh.
Indonesia dengan dasar perwakilan seperti inilah akan menjadi tempat terbaik untuk
memelihara agama khusunya bagi pihak Islam. Yaitu dengan cara mufakat, kita dapat
memperbaiki segala hal termasuk masalah agama dengan jalan pembicaraan atau
permusyawaratan di Badan Perwakilan Rakyat. Semuanya akan dibicarakan dan
dimusyawaratkan dalam Badan Perwakilan ini. Badan Perwakilan ini nantinya adalah tempat
bagi rakyat Indonesia untuk mengemukakan tuntutan-tuntutan islam maupun mengusulkan
pikiran-pikiran kepada para pemimpin rakyat. Tidak hanya golongan Islam saja yang harus
menerima dasar permusyawaratan ini tetapi juga semua lapisan masyarakat termasuk
golongan agama-agama yang lain contohnya golongan Kristen. Menurut bung Karno, dalam
perwakilan inilah akan dibutuhkan suatu perjuangan karena negara yang berdiri tanpa adanya
perjuangan di dalamnya bukanlah negara yang hidup.
Prinsip Dasar Keempat beliau kemukakan selanjutnya merupakan prinsip yang
keempat yaitu prinsip kesejahteraan. Beliau menekankan bahwa tidak akan ada kemiskinan di

dalam Indonesia Merdeka nantinya. Oleh karena itu, itulah gunanya Badan Perwakilan
Rakyat. Badan Perwakilan Rakyat bukan merupakan suatu alat yang dapat mengantarkan
Rakyat Indonesia mencapai suatu kesejahteraan dengan cepat dan mudah melainkan suatu
badan yang menampung aspirasi rakyat, mengamalkan suatu bentuk politik demokrasi yang
bertujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat.
Setelah prinsip yang keempat, bung Karno melanjutkan kembali prinsipnya dengan
prinsip Dasar Kelima yaitu prinsip ketuhanan. Alasannya, negara Indonesia Merdeka
hendaknya disusun dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Itulah prinsip yang kelima, melengkapi 4 prinsip yang sebelumnya:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
Yang kemudian ditambah dengan prinsip ketuhanan. Bung Karno mengatakan
hendaknya negara Indonesia adalah negara yang tiap-tiap orangnya menymbah Tuhannya
dengan cara yang leluasa. Semua rakyat Indonesia hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan
yakni tanpa ada egoisme agama dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang bertuhan.
Rakyat Indonesia sebaiknya mengamalkan, menjalankan agama dengan sebaik-baiknya, baik
Islam maupun Kristen dengan cara yang beradab dan berbudaya. Yaitu dengan jalan saling
menghormati satu sama lain antar umat beragama karena negara Indonesia adalah negara
yang berketuhanan. Ketuhanan yang berkebudayaan. Ketuhanan yang berbudi pekerti yang
luhur. Ketuhanan yang hormat-menghormati satu sama lain.
Kelima prinsip inilah yang akan dijadikan sebagai dasar untuk membangun negara
Indonesia yang merdeka. Kelima dasar ini tidak disebut Panca Dharma tetapi Pancasila.
Yang dimaksud 'Sila' dalam kata tersebut adalah asas atau dasar dan diatas kelima dasar
tersebut didirikan Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi.
Berikutnya menurut Ir. Soekarno kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Tri Sila yang
meliputi:
1. Sosio-nasionalisme (kabangsaan & peri kemanusiaan)
2. Sosio-demokrasi (demokrasi & kesejahteraan)
3.

Ketuhanan

Berikutnya beliau juga mengusulkan bahwa Tri Sila tersebut juga dapat diperas menjadi
Eka Sila yang intinya adalah Gotong-Royong.
Bung Karno menyerukan negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara Gotong

Royong. Beliau berpikir Gotong Royong merupakan suatu paham yang dinamis, lebih
dinamis daripada Kekeluargaan. Kekeluargaan merupakan satu paham yang statis, tetapi
gotong royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan. Gotong Royong adalah
berjuang bersama, bekerja bersama, berpikir bersama demi kepentingan bersama juga untuk
mencapai kebahagiaan atau kesejahteraan yang nantinya dinikmati secara bersama-sama.
Prinsip Gotong Royong diantara yang kaya dan yang tidak kaya, antara yang Islam dan yang
Kristen, antara yang bukan Indonesia tulen dengan peranakan yang menjadi bangsa
Indonesia. Itulah prinsip untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Indonesia Merdeka
yang abadi.
Beliau mengusulkan bahwa Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia atau Philosophische grondslag juga pandangan dunia
yang setingkat dengan aliran-aliran besar dunia atau sebagai weltanschauung dan di atas
dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia.

Menurut Ir. Soekarno Pancasila adalah philosophische gronslag yaitu fundamen,


filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat, yang sedalam-dalamnya untuk
di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi.

Menurut Ir. Soekarno merdeka adalah political independence, politieke


onafhankelijkheid tak lain dan tak bukan ialah satu jembatan, satu jembatan emas
bahwa di seberangnya jembatan itulah kita sempurnakan kita punya masyarakat.

Didalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita.

Didalam Indonesia merdeka itulah kita menyehatkan rakyat kita untuk menyusun,
mengadakan, mengakui, satu negara yang merdeka, tidak diadakan syarat yang nekoneko. Syaratnya sekedar bumi, rakyat, pemerintah yang teguh, ini sudah cukup untuk
internationaalrecht, kemudian diakui oleh salah satu negara yang lain. kita hendak
mendirikan suatu negara semua buat semua. Bukan buat satu orang, bukan buat satu
golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan yang kaya, tetapi semua buat
semua.

TUGAS FILSAFAT PANCASILA

Oleh :
Nama

: I Made Gemet Dananjaya Suta

NIM

: 1416051107

FAKULTAS HUKUM PROGRAM EKSTENSI


UNIVERSITAS UDAYANA
2016

Anda mungkin juga menyukai