Anda di halaman 1dari 10

RESUME STABILITAS OBAT

Pertemuan 3

Anggota
1.
2.
3.
4.

:
Anni Lius
Dian Apriyani
Tanto Wijaya
Variandini Aldhila K

(I21112024)
(I21112022)
(I21112035)
(I21112028)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
1. Bagaimana cara membedakan suatu reaksi berorde nol, satu, dua?
Jawab :

Sebelum mengetahui apa itu perbedaan dalam orde satu, orde dua dan orde nol,
kita harus tau terlebih dahulu apa itu yang dimaksud dengan orde reaksi. Orde reaksi
adalah bilangan pangkat yang menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi. Perbedaan orde reaksi berdasarkan pada jumlah molekul yang bereaksi.
Cara membedakan suatu reaksi berorde nol, satu dan dua, dapat dilihat pada penjelasan di
bawah ini :
- Reaksi orde nol
Pada reaksi orde nol, laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi.
Jadi, berapapun konsentrasi yang diberikan, tidak akan mempengaruhi laju reaksi,
dalam arti, laju reaksi tetap, dari awal reaksi berjalan sampai reaksi telah selesai
berjalan. Laju rekasi orde nol dapat dilihat pada grafik :
Dimana nilai Vr merupakan
kecepatan
Reaksi, dan nilai A merupakan
nilai
Vr

konsentrasi

[A]
-

Reaksi orde Satu


Pada reaksi orde satu, laju rreaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi pereaksinya.
Jadi, berapapun konsentrasi yang ditambahkan, laju reaksi bertambah sama seiring
bertambahnya konsentrasi. Sebagai contoh: jika suatu konsentrasi dinaikkan sebanyak
2 kali dari nilai awal, maka laju reaksi juga bertambah 2 kali dari nilai awal. Laju
reaksi orde satu dapat dilihat dari grafik dibawah ini :

Dimana

nilai

Vr

merupakan

kecepatan
Reaksi dan nilai A merupakan
nilai
konsentrasi
Vr

[A]

Reaksi orde dua


Pada reaksi orde dia, laju reaksi berubah secara kuadrat terhadap perubahan
konsentrasinya. Misalkan jika suatu konsentrasi dinaikkan sebanyak 2 kali, maka laju
reaksi akan bertambah secara kuadrat terhadap perubahan konsentrasinya, dalam hal
ini konsentrasi yang di naikkan sebanyak 2 kali maka laju reaksi menjadi 2 2 . berarti
jika konsentrasi dinaikkan 2 kali maka kecepatan reaksinya adalah 4 kali. Laju reaksi
orde dua dapat dilihat dari grafik berikut :
Dimana

nilai

Vr

merupakan

kecepatan
Reaksi dan nilai A merupakan
nilai
konsentrasi
Vr
[A]

2. Larutan obat A dengan konsentrasi 0,001 M bila disimpan pada suhu 37 oC selama beberapa
waktu akan mengalami perubahan konsentrasi sebagaimana tabel berikut:

t (jam)
8
16
24
32
48
64
80

Konsentrasi (C)
0,00083
0,00070
0,00060
0,00052
0,00043
0,00035
0,00033

Mengikuti kinetika orde berapakah reaksi tersebut? Berapa lama sediaan larutan tersebut
terurai sebanyak 15% pada suhu 25oC jika diketahui Ea= 1,5 kkal/mol dan R= 1,987
kkal/mol? Jika ingin disimpan selama 9 jam, harus disimpan pada suhu (kelvin) berapakah
obat tersebut ?
Jawab:
Untuk mengetahui kinetika reaksi suatu senyawa obat dapat digunakan 3 metode, yaitu
metode grafik, metode waktu paruh, dan metode substitusi.
Metode grafik digunakan dengan memplotkan waktu dengan konsentrasi.
t vs C
= orde nol
t vs ln C
= orde satu
t vs 1/C
= orde dua
nilai hasil regresi yang paling mendekati nilai 1 berarti merupakan kinetika orde reaksi obat
tersebut.
t (jam)
Konsentrasi (C)
8
0,00083
16
0,00070
24
0,00060
32
0,00052
48
0,00043
64
0,00035
80
0,00033
Hasil nilai regresi:
t vs C
R= -0,44267
t vs ln C R= -0,631
t vs 1/C
R= 0,9938
berarti obat A mengikuti kinetika reaksi orde dua.

ln C
-7,094
-7,264
-7,418
-7,516
-7,751
-7,957
-8,016

1/C
1204,819
1428,571
1666,67
1923,076
2325,581
2857,142
3030,303

Setelah mengetahui orde reaksi nya, dapat diketahui nilai konstanta laju reaksi (K) dari nilai
slope (b) dari regresi yaitu 26,49.
Karena ingin mengetahui lama waktu penguraian obat tersebut sebanyak 15% pada suhu 25 oC
sedangkan data yang dimiliki merupakan data stabilitas pada suhu 37 oC maka dicari terlebih
dahulu konstanta laju reaksi (K) pada suhu 25oC dengan rumus:
K2
Ea
1
1

Ln K 1 =
(
R
T 1 T2
K2
1,5 kkal/ mol
1
1
=

Ln 26,49 M / jam 1,989 kkal/mol ( 310 298 )


Ln

K2
=
26,49 M / jam

- 0,7541 (0,0322 0,0033)

Ln

K2
26,49 M / jam

= - 0,7541 (0,0289)

Ln

K2
26,49 M / jam

= - 0,0217

K2
26,49 M / jam

= 0,9785

K2 = 25,92 M/jam
Setelah mengetahui nilai konstanta pada suhu 25 oC, dicari waktu larutan obat tersebut terurai
sebanyak 15% atau tersisa 85% (85% x 0,001 M = 0,00085) dengan rumus:
1
1
+k . t
Ct = Co
1
=
0,00085 M

1
+ 25,92 M/jam . t
0,001 M

1
1

= 25,92 M/jam . t
0,00085 M 0,001 M
1176,47 1000 = 25,92 M/jam . t
176,47 = 25,92 M/jam . t
t = 6,8 jam
jadi obat A tersebut akan terurai sebanyak 15% setelah 6,8 jam.
Obat A ingin disimpan selama 9 jam, tentukan suhu penyimpanannya:
1
1
+k . t
Ct = Co
1
=
0,00085 M

1
+ k. 9 jam
0,001 M

1
1

= k . 9 jam
0,00085 M 0,001 M
1176,47 1000 M = k . 9 jam
176,47 M = k . 9 jam
K= 19,608 M/jam

Ln

K2
Ea
1
1

K1 =
R ( T 2 T1

19,608
1,5 kkal/ mol
1
1
=

Ln 26,49 M / jam 1,989 kkal/mol ( T 2 310 )


Ln 0,74

1
1

= - 0,7541 ( T 2 310 )

310T 2
-0,301= - 0,7541 ( T 2310 )
0,399 = (

310T 2
T 2310 )

0,399 x T 2.310

= 310 T2

123,69. T2 = 310 T2
310 = 124,69 T2
T2 = 2,47 K
Jadi, suhu yang diperoleh adalah 2,47 K

3. Hasil percobaan uji stabilitas larutan tetrasiklin HCl pada pH 4 diperoleh data sebagai berikut:
T (jam)

Konsentrasi (mg/mL)

0
500
5
450
30
312,5
60
250
90
200
110
175
150
160
180
162,5
210
163,5
240
163
270
161
Berapa T kadaluarsa tersebut jika dianggap masih tersisa 85 %?

Jawab

:
T (jam)

0
5
30
60
90
120
150
180
210
240
270
Pada data ini,

Konsentrasi

Ceks
ln Ceks
1/Ceks
(mg/mL)
500
1
0
1
450
1,17
0,157
0,854
312,5
2,24
0,806
0,446
250
3,84
1,345
0,260
200
8,89
2,184
0,112
175
26
3,258
0,038
160
169
5,129
5,917 x 10-3
162,5
676
6,516
1,479 x 10-3
163,5
225,33
5,417
4,437 x 10-3
163
338
5,823
2,58 x 10-3
161
338
5,283
2,58 x 10-3
digunakan Cekstrapolasi disebabkan adanya reaksi kesetimbangan, sehingga data

yang diperoleh pada jam ke 150 sudah tidak valid lagi yang menyebabkan konsentrasi tetrasiklin
tidak konstan yaitu pada saat terjadi penurunan kemudian naik kembali.
Regresi Linear

Mencari orde

Orde 0 = t vs Ceks
R = 0,8754
B = 1,762
A = -1,769
Orde 1= t vs Ln Ceks
R = 0,9945
B = 0,0259
A = -0,028
Orde 2 = t vs 1/c
R = - 0,944

A = 0,848
B = -7,80 x 10-3
Berdasarkan nilai R yang diperoleh maka data tersebut merupakan ORDE 1 yang memiliki nilai
yang mendekati 1 yaitu R = 0,9945
Penyelesaian

160+162,5+ 163,5+ 163+161


5

Ak

Ak

= 162 mg / mL

Cektrapolasi =

Ao Ak
At Ak

Ceks 0

500162
500162

=
=1

Ceks 5

500162
450162

= 1,173
Ceks 30

500162
312,5162

= 2,24
Ceks 60

500162
250162

= 3,84
Ceks 90

500162
l
=l 200162
= 8,89

Ceks 120

500162
= l 175162 l
= 26

Ceks 150

500162
l
160162

= - 169
Ceks 180

500162
l
162,5162

= 676
Ceks 210

500162
163,5162

= 225,33
Ceks 240

500162
163162

= 338
Ceks 161

500162
l
161162

= 338
Orde 1

T kadaluarsa tersebut jika dianggap masih tersisa 85 % adalah


Kadar pada saat 85 % yaitu

85
x 500=425 mg/mL
100

Y=bx+a
Y = 0,0259 X 0,028
ln

A 0 Ak
At Ak

= 0,0259 X 0,028

ln

500162
425162

= 0,0259 X 0,028

ln 1,285

= 0,0259 X 0,028

0,2507

= 0,0259 X 0,028

0,0259 X

= 0,2787

= 10,76 jam (T)

Ani
Dian
Dilla
Tanto
Penilaian

Ani
1
4
3
2

Dian
2
1
3
4

Dilla
4
3
2
1

Tanto
3
4
2
1

Anda mungkin juga menyukai