Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PEMBAHASAN UMUM
1.1.

Pendahuluan
Bidang industri semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi,

terutama dalam industri kimia. Industri kimia merupakan sebuah industri yang
menjadi prioritas untuk dikelola. Hal tersebut dikarenakan permintaan akan bahan
kimia terus berkembang. Selain itu, industri kimia memegang peranan penting
dalam memenuhi kebutuhan manusia, seperti kebutuhan pokok maupun
kebutuhan lainnya. Beraneka ragam yang dihasilkan dari industri kimia seperti
semen, pupuk, makanan, dan sebagainya.
Ketersediaan bahan baku dalam industri kimia merupakan kunci utama
agar proses industri berlangsung dengan baik. Salah satu bahan baku yang
digunakan misalnya gliserol. Kebutuhan Indonesia akan gliserol ditahun 2015
sebesar 1796,596 ton (BPS, 2015).Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PT. Sumi
Asih Oleo Chemical telah memproduksi 157.000 ton/tahun. Terdapat kelebihan
glisero l 155.000 ton/tahun yang bisa dimanfaatkan. Gliserol banyak digunakan
sebagai bahan kosmetik, di industri logam, fotografi, minuman, peledak
dansebagainya. Selain itu, gliserol juga dapatdiproses menjadi produk yang lebih
bermanfaat yaitu asam laktat dan propilen glikol.
Asam laktat atau 2-hydroxypropanoic acid (CH3CHOHCOOH) merupakan
senyawa kimia yang banyak digunakan dalam industri. Senyawa asam ini
mempunyai sifat antara lain tak berwarna sampai kekuningan, larut dalam air,
alkohol, eter dan korosif.Asam laktat digunakan sebagai bahan baku produksi
industri makanan, minuman, farmasi, kosmetik, plastic biogdegradable, polilactic
acid dan lain-lain. Kebutuhan asam laktat di Indonesia terus meningkat 10% tiap
tahunnya (Wibowo, 2004).
Propilen glikol atau 1,2-propanediol adalah salah satu dari bahan kimia
yang mempunyai banyak fungsi serta kegunaan, antara lain sebagai pengawet
makanan, didalam industri kosmetik berfungsi sebagai pelembut dan pelembab,
sebagai salah satu formula dalam industri farmasi dan sebagai addictive dalam

industri produksi cat dan polipropilen glikol. Kebutuhan propilen glikol di


Indonesia juga mengalami peningkatan 10% per tahun(Boesro Soebagio, 2008).
Berdasarkan dari patent WO 2014/081951 A1, gliserol dapat menghasilkan
dua produk dalam sekali proses yaitu asam laktat dan propilen glikol. Dilihat dari
kebutuhan dan kegunaannya, maka pabrik pembuatan asam laktat dan propilen
glikol di Indonesia sangat diharapkan untuk didirikan agar dapat memperkecil
nilai ketergantungan Indonesia akan impor bahan-bahan kimia tersebut.
1.2.

Sejarah dan Perkembangan

1.2.1. Asam Laktat


Asam laktat atau asam 2-hidroksipropanoat (CH3-CHOHCOOH), dikenal
juga sebagai asam susu merupakan senyawa kimia penting dalam beberapa proses
biokimia. Seorang ahli kimia Swedia, Carl Wilhelm Scheele, pertama kali
mengisolasinya pada tahun 1780. Asam laktat merupakan asam karboksilat
dengan satu gugus hidroksil yang menempel pada gugus karboksil. Di dalam air,
asam laktat juga terlarut dan melepas proton (H+), membentuk ion laktat. Asam
ini juga larut dalam alkohol dan bersifat menyerap air (higroskopik).
Asam laktat sebagai produk fermentasi ditemukan oleh Blondeau pada
tahun 1847, kemudian diselidiki oleh Pasteur sebagai satu-satunya masalah
mikrobiologi. Schultze (1868) menunjukkan adanya bakteri asam laktat pada
biakan yeast dari distilat. Tetapi hingga tahun 1877 bakteri asam laktat itu
diisolasikan pada biakan murni, lister yang mengisolasi Streptococcus lactis. Pada
periode yang sama Delbruck berusaha keras menentukan suhu yang paling
mendukung untuk fermentasi asam laktat dari larutan destilat, dengan hasil bahwa
suhu yang relatif tinggi memberikan yield asam laktat yang tinggi(Purwanto,
2008).
1.2.2. Propilen Glikol
Propilen Glikol pertama kali ditemukan pada tahun 1859 oleh Wurtz, hasil
sintesa dari diasetatnya. Sejak ditemukannya, propilen glikol menjadi bahan kimia
yang tidak populer secara komersil, sampai pada tahun 1931 ditemukan suatu cara
sintesa propilen glikol dengan mereaksikan propilen klorohidrin turunan dari
propilen dioksida dengan air.

Dalam perkembangannya ditemukan cara lain memproduksi propilen


glikol seiring dengan semakin banyaknya produk yang menggunakan bahan kimia
ini baik sebagai bahan baku atau bahan penunjang. Alkalin oksida yang
direaksikan dengan karbondioksida, kemudian dihidrolisis adalah cara lain yang
dipakai untuk memperoleh propilen glikol(Chan & D., 2004).
1.3.

Proses Pembuatan
Selama ini asam laktat dan propilen glikol diproduksi secara terpisah

dengan proses yang berbeda. Berdasarkan dari patent WO 2014/081951 A1, asam
laktat dan propilen glikol dapat diproduksi dalam satu kali proses. Berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya, proses pembuatan asam laktat diuraikan sebagai
berikut.
1.3.1. Asam Laktat
1. Proses Sintesa Kimia
Dalam proses ini, hydrogen sianida direaksikan dengan asetal dehida
untuk menghasilkan lactonitrile. Reaksi tersebut terjadi dalam fase cair
dengan tekanan yang tinggi. Selanjutnya Lactonitrile yang diproduksi
dilakukan recovery dan dimurnikan dengan menggunakan alat destilasi.
Proses selanjutnya ialah hidrolisis oleh asam sulfat atau asam klorida
hingga diperoleh produk asam laktat dan garam ammonium. Asam laktat
selanjutnya dilakukan proses esterifikasi dengan menggunakan methanol
menghasilkan metil laktat. Metil laktat selanjutnya dipisahkan dan
dihidrolisis oleh air dan katalis asam dalam proses destilasi untuk
menghasilkan asam laktat dan methanol yang selanjutnya dilakukan
recycle.
Reaksi yang terjadi (Purwanto, 2008):
a. Penambahan hydrogen sianida
CH3CHO
Asetaldehida

HCN

CH3CHOHCN

hidrogen sianida

lactonitrile

b. Hidrolisis oleh asam sulfat


CH3CHOHCN + H2O + H2SO4

CH3CHOHCOOH+ (NH4)2SO4

Lactonitrile

air

asamsulfat

asam laktat

ammonium sulfat

c. Esterifikasi
CH3CHOHCOOH + CH3OH
Asam laktat

CH3CHOHCOOCH3 + H2O

metanol

metil laktat

air

d. Hidrolisis oleh air


CH3CHOHCOOCH3 + H2O
Metil laktat

CH3CHOHCOOH + CH3OH

air

asam laktat

metanol

2. Proses Fermentasi
Proses fermentasi asam laktat dapat dilakukan dengan metode sebagai
berikut.
a. Tahapf ermentasi
(2CH3CHOHCOO-)Ca2++ 2H2O

C6H12O6 + Ca(OH)2

Karbohidrat kalsium hidroksida

kalsium laktat

air

b. Tahap hidrolisa dengan asam sulfat


Kalsium laktat disaring untuk memisahkan sel. Selanjutnya
dilakukan proses pemurnian menggunakan karbon, evaporasi, dan
pengasaman untuk mendapatkan asam laktat.
(2CH3CHOHCOO-)Ca2++H2SO4

2CH3CHOHCOOH + CaSO4

Tabel 1.1.Perbandingan Proses AsamLaktat

N
o

Nama
Proses

sintesa
kimia

fermen
tasi

Patent
WO
2014/0
81951
A1

Bahan Baku
Hydrogen
sianida, asetal
dehida
glukosa,
kalsium
hidroksida
Gliserol, dengan
katalisCaOdan
Cu2O

Pembanding
Proses
Penambahan hydrogen sianida,
hidrolisi sasam sulfat, esterfikasi dan
hidrolisis oleh air

yield
70-80%

fermentasi, hidrolisa asam sulfat

85-96%

Dehidrogenasi dengan katalis


heterogen

52,4%

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, proses pembuatan propilen


glikol diuraikan sebagai berikut.
1.3.2. Propilen Glikol
1. Proses Hidrolisis Alkalin Oksida
Pada proses ini propilen oksida langsung direaksikan dengan air
membentuk propilen glikol. Dengan reaksi sebagai berikut :
C3H6O (l)

+ H2O (l)

C3H8O2 (l)

Propilen oksida direaksikan dengan air pada suatu reaktor dengan suhu
100 0C 200 0C bertekanan 5 atm 70 atm. Proses ini menghasilkan Propilen
glikol sebagai produk utama dan dipropilen glikol dan tripropilen glikol
sebagai produk samping menggunakan katalis metal seperti metalic tungsten
atau metalic moledenum. Katalis ini juga dapat berupa garam, halida, asam,
atau oksidanya seperti tungsten dioksida, tungsten dibromide, ammonium
tungsten dan potasium tungstate. Proses pemurnian propilen glikol dari produk
samping dan katalis dapat dilakukan dengan proses destilasi(Chan & D.,
2004).
2. Proses Hidrolisis AlkalinKarbonat
Pada proses ini propilen oksida terlebih dahulu direaksikan dengan karbon
dioksida dalam suatu reaktor buble coloumn pada suhu 1500C2500C tekanan
5 bar 200 bar. Dengan kehadiran sutau katalis phosphonium, seperti
tetraalkyl phosphonium bromide. Kemudian propilen karbonat dihidrolisa
bersama dengan propilen oksida sisa dengan bantuan katalis solid anorganik
heterogen seperti seperti alumina, silika-alumina, silika-magnesia. Dianjurkan
katalis yang terdiri atas alumunium dan magnesium. Sebagaimana reaksi
berikut :
C3H6O (l) + CO2 (g)

C4H6O3 (l)

C4H6O3 (l) + H2O (l)

C3H8O2 (l) + CO2 (g)

Propilen karbonat, propilen oksida, karbon diokasida yang tidak


terkonversi serta katalis sisa dapat direcycle. Dan propilen glikol dengan
kemurnian sekitar 99% dapat diperoleh dengan proses pemurnian secara
destilasi. Proses ini lebih dipilih karena pada reaksi hidrolisis propilen

karbonat dengan kehadiran sedikit propilen oksida menghasilkan sedikit


produk samping, daripada pembentukan propilen glikol dengan proses dimana
air dan karbon dioksida terdapat pada awal proses(Chan & D., 2004).
3. Proses Hidrogenasi Gliserol dengan Acetol sebagai Intermediate
a. Dengan Produk Samping Etilen Glikol
Pada proses ini gliserol terlebih dahulu didehidrasi dalam reaktor
multi-tubular sehingga membentuk acetol pada suhu 1500C2500C tekanan
0,02 bar 25 bar dengan bantuan katalis copper chromite. Selanjutnya
acetol yang terbentuk akan dihidrogenasi dengan bantuan katalis yang
sama sehingga membentuk propilen glikol dengan kandungan etilen glikol
yang sangat rendah. Sebagaimana reaksi berikut :
-H O
2

C3H8O3 (l)

H
2

C3H6O2(v)

C3H8O2(v)

Acetol, gliserol dan hidrogen yang tidak terkonversi dapat direcycle.


Dan propilen glikol dengan kemurnian sekitar 99,5 % dapat diperoleh
dengan proses pemurnian secara destilasi. (Suppes-Sutterlin,2010)
b. Tanpa Produk Samping
Pada proses ini gliserol terlebih dahulu didehidrasi membentuk acetol
pada suhu 1500C2500C tekanan 1 bar 25 bar dengan bantuan katalis
copper chromite, kemudian acetol yang terbentuk akan dihidrogenasi
dengan bantuan katalis yang sama sehingga membentuk propilen glikol
dalam reaktor berpengaduk. Sebagaimana reaksi berikut :
-H O
2

C3H8O3 (l)

H
2

C3H6O2(v)

C3H8O2(v)

Acetol, gliserol dan hidrogen yang tidak terkonversi dapat direcycle.


Dan propilen glikol dengan kemurnian sekitar 99,9 % dapat diperoleh
dengan proses pemisahan menggunakan vapor filter, flash drum, dan
condensor.
Proses ini lebih dipilih karena bahan baku mudah didapat dan pada
reaksi hidrogenasi dengan bantuan katalis menghasilkan propilen glikol
dengan sedikit kandungan impuritis di dalamnya (Chan & D., 2004).

4. Proses Hidrogenasi Acetol dengan Laktaldehid sebagai Intermediate


Pada proses ini, acetol yang terbentuk dengan melakukan dehidrasi
gliserol dan dilakukan proses konversi acetol dengan menggunakan reaktorseparator yang dapat berupa packed bed, slurry, stirrer, atau fluidized bed
pada suhu 50-150 oC dan pada tekanan 0,2 25 bar sehingga membentuk
laktaldehid dengan menggunakan bantuan katalis copper chromite.
Selanjutnya laktaldehid yang terbentuk akan dihidrogenasi dengan katalis
yang sama sehingga membentuk propilen glikol seperti reaksi berikut:
-H O
2

C3H8O3 (l)

C3H6O2(v)

C3H6O2(v)

C3H6O2(l)

Acetol, gliserol dan hidrogen yang tidak terkonversi dapat direcycle


sehingga diperoleh kemurnian yang lebih tinggi(Chan & D., 2004).
Tabel 1.2.Perbandingan Proses Propilen Glikol
N
o

Nama
Proses

Pembanding
Tempe
Teka
ratur
nan

Bahan
Baku

Katalis

Reaktor

Kon
versi

Kemur
nian

Hidrolisis
Alkalin
Oksida

Propilen
Oksida,
air

garam,
halida, asam

100 200oC

5-70
atm

reaktor

Hidrolisisalk
alinkarbonat

Propileno
ksida,
karbondio
ksida

phosponium

150 250oC

5200
atm

buble
column

99%

copper
chromite

150250oC

0,02 25
atm

99,5 %

copper
chromite

150250oC

1 - 25
atm

CSTR

99,9 %

Hidrogenasi
dengan
acetol
a. Dengan
produk
samping
etilen glikol
b. Tanpa
produk
samping
(lebih
dipilih)

gliserol

gliserol

Hidrogenasi
acetol
dengan
laktaldehid

Dari patent
WO
2014/08195
1 A1

1.4.

gliserol

copper
chromite

50150oC

0,2 25
atm

packed
bed,
slurry,
stirrer,
fluidized
bed

Gliserol

Kalsium
Oksida
cuprous
oxide

160
270oC

34
136at
m

CSTR,
batch
reactor

70100
%

Sifat-sifat Fisika dan Kimia

Data sifat fisika dan kimia senyawa-senyawa berikut ini, bersumber pada buku
online Encyclopaedia of Chemical Technology, 3rd tahun 1992 oleh Kirk, R.E. and
Othmer, D.F.
1.4.1. Gliserol
Sifat Fisika

Rumus Molekul

: C3H5(OH)3

Berat Molekul

: 92,09 kg/kmol

Wujud

: Cair, kental

Warna

: Tidak berwarna

Titik didih

: 290oC

Titik leleh

: 18,7 K

Temperatur kritis

: 451,85 oC

Tekanan Kritis

: 65,82778 atm

Cp , kkal/kmoloK

: 254,40 kj/kmol

Densitas

: 1261 kg/m3

Tekanan uap

: 0,33 Mpa

Surface tension

: 63,4 dyn/cm

Sifat Kimia
Gliserol merupakan senyawa hidroskopis yang tidak stabil pada suhu kamar
namun gliserol dapa tlarut dalam air.

1.4.2. Kalsium Oksida


Sifat Fisika

Rumus molekul

: CaO

Berat molekul

: 56,08 kg/kmol

Warna

: Putih

Fase

: Padat

Specific Gravity

: 3,32

Indeks refraksi

: 1,837

Densitas

: 3,34 g/cm3

Titik leleh

: 2570 oC

Titik didih

: 2850 oC

Panas pembentukan

: -635.090 kJ/kmol

Energi pembentukan : -37.680,624 kJ/kmol

Energi bebas

: -604.030 kJ/kmol

Cp, KJ/kmol.K

: 6,104 + 0,443 x 10-3T 1,047 x 105T-2

Sifat Kimia
kalsium oksida (CaO), adalah hasil pembakaran kapur mentah kalsium karbonat
atau CaCO3 pada suhu kurang lebih 90oC. Jika disiram dengan air, maka kalsium
oksida akan menghasilkan panas dan berubah menjadi kalsium hidroksida.
1.4.3. Air
SifatFisika

Rumus molekul

: H2O

Berat molekul

: 18,016 kg/kmol

Warna

: Tidak berwarna

Fase

: Liquid

Specific Gravity

: 2,046

Densitas

: 1 g/cm3

Titik didih

: 100 oC

Titik leleh

: 0 oC

Panas pembentukan

: -285,830 kJ/kmol

Energi bebas

: -237,129 kJ/kmol

Cp, KJ/kmol.K

: 3,470 + 1,450 x 10-3T + 0,121 x 105 T-2

Sifat Kimia
Merupakan pelarut universal. Merupakan hasil samping dari reaksi penetralan.
1.4.4. Propilen Glikol
Sifat Fisika

Rumus Molekul

: C3H8O2

Berat Molekul

: 76,0960 gr/mol

Wujud

: cair

Titik Didih

: 172,350 0C

Densitas (pada suhu 25 0C)

: 1193,3 kg/m3

Temperatur Kritis

: 351, 85 0C

Tekanan Kritis

: 6070 kPa

1.4.5. Asam Laktat


Sifat Fisika

Wujud
Rumus Molekul
Berat Molekul
Densitas
Titik didih
Suhu Kritis
Tekanan Kritis
Volume Kritis
Kemurnian

: Cairan
: CH3CHOHCOOH
: 90,078 g/mol
: 1215 kg/m3
: 149,08oC
: 447,92C
: 6488,28 kPa
: 0,2625 m3 kg/mol
: 50% (40% air, 6% ash, 4% karbohidrat)

Sifat Kimia
Dapat terjadi reaksi substitusi dengan gugus alkohol.

1.4.6. Kalsium Hidroksida


Sifat Fisika
Rumus molekul

: Ca(OH)2

Berat molekul

: 74,10 kg/kmol

Warna

: Putih

Fase

: Padat

Specific Gravity

: 2,2

Indeks refraksi

: 1,574

Densitas

: 2,211 g/cm3

Titik leleh

: 580 oC

Panas pembentukan

: -986,090 kJ/Kmol

Energi pembentukan

: -894,957 kJ/kmol

Cp, KJ/kmol.K

: 9,597 + 5,435 x 10-3T

Kelarutan dalam air

: Larut dalam air

Sifat Kimia
Ketika dipanaskan sampai suhu tertentu akan terdekomposisi menjadi kalsium
oksida dan air.

Anda mungkin juga menyukai