Bab 2 Fix
Bab 2 Fix
PERENCANAAN PABRIK
2.1.
baku yang memadai. Demikian juga dengan kebutuhan asam laktat dan propilen
glikol yang merupakan bahan kimia yang digunakan dalam industri kimia.
Jadi, beberapa faktor yang menjadi pertimbangan rencana pendirian pabrik
asam laktat dan propilen glikol ini sebagai berikut.
1. Meningkatnya produksi plastik non degradable di Indonesia sebesar 20% per
tahunnya (kemenperindag.go.id), dimana asam laktat dapat diposes menjadi
plastik biodegradable.
2. Semakin meningkatnya kebutuhan akan asam laktat dan propilen glikol di
Indonesia sebesar 10% setiap tahunnya (kemenperindag.go.id).
3. Dalam satu kali proses dapat menghasilkan asam laktat dan propilen glikol.
4. Dilihat dari segi ekonomi dan sosial, berdirinya pabrik ini dapat membuka
lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
2.2. Pemilihan Kapasitas
Pemilihan kapasitas pabrik asam laktat dan propilen glikol didasarkan atas :
a. Ketersediaan bahan baku gliserol
b. Kebutuhan asam laktat dan propilen glikol
Dalam hal ini, terdapat data impor asam laktat dan data impor kebutuhan
bahan baku plastik di Indonesia. Data tersebut diambil dari tahun 2011 hingga
tahun 2015. Dimana data-data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Tabel 2.1. Data Impor Asam Laktat
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
Kebutuhan ( ton/tahun)
2542
3150
3362
2971
2890
3000
Kebutuhan
2000
1000
0
2010 2015 2020
Linear (kebutuhan
(ton/tahun))
Tahun
Dari data diatas, maka kebutuhan asam laktat di Indonesia dapat ditentukan
dengan cara membuat persamaan regresi linear. Dari perhitungan slope (A) dan
intercept (B) maka didapatkan persamaan regresi linearnya sebagai berikut.
Y = 51,7x 101089,1
Dengan metode regresi linear didapatkan jumlah kebutuhan tahun 2025 sebesar
3.600 ton. Produksi asam laktat dapat mempengaruhi kebutuhannya sebagai bahan
baku pembuatan plastik biodegradable. Berdasarkan dari data Badan Pusat
Statistik, kebutuhan bahan baku plastik diuraikan sebagai berikut.
Tabel 2.2. Data Impor Kebutuhan Bahan Baku Plastik
Tahun
Kebutuhan (ton/tahun)
2011
1050558,949
2012
1142634,967
2013
942826,007
2014
1103934,499
2015
1108404,21
500000
0
2015
2010 2020
kebutuhan
(ton/tahun)
Linear (kebutuhan
(ton/tahun))
Tahun
Dari data diatas, maka kebutuhan bahan baku di Indonesia dapat ditentukan
dengan cara membuat persamaan regresi linear. Dari perhitungan slope (A) dan
intercept (B) maka didapatkan persamaan regresi linearnya sebagai berikut.
Y = 7699,0054x 14428426,16
Dengan metode regresi linear didapatkan jumlah kebutuhan tahun 2025 sebesar
1.160.000 ton. Berdasarkan kebutuhan akan bahan baku plastik yang tinggi, maka
besarnya kapasitas pabrik pembuatan asam laktat dan propilen glikol diperkirakan
sebesar 15% dari kebutuhan bahan baku tersebut yaitu sebesar 150.000 ton/tahun.
2.3.
propilen glikol adalah gliserol. Pemilihan bahan baku ini didasarkan atas:
a. Gliserol mudah didapat karena beberapa industri di Indonesia
memproduksinya seperti PT. Sumi Asih Oleochemical di Bekasi, PT.
Sayap Mas Utama di Bekasi, dan lain-lain. Gliserol juga dapat diperoleh
dari hasil produk samping, seperti produk samping dari pembuatan
biodiesel.
b. Penyimpanan gliserol tidak sulit, karena gliserol merupakan senyawa yang
tidak korosif, tidak berubah bentuk bila ada guncangan.
2.4. Pemilihan Proses
Dari perbandingan proses diatas, proses yang dipilih untuk pabrik asam
laktat dan propilen glikol yaitu dehidrogenasi menggunakan katalis
heterogen. Proses ini baru, dibandingkan proses-proses pembuatan
sebelumnya. Pemilihan proses ini didasarkan atas:
2.5.
Uraian Proses
+
+
CaO
H2
H2O
H2
Ca(C3H5O3)2
+
C3H8O2 +
2 Cu
2H2
+
H2O
H2O
Ca(OH)2
+
H2O
Reaksi pada reaktor (R-01) beroperasi pada 190oC. Hasil keluaran dari
reaktor berupa gliserol, propilen glikol, kalsium asam laktat, Cu, kalsium
hidroksida. Hasil keluaran tersebut diumpankan kedalam rotary vacuum Drum
filter (RVDF-01). Didalam rotary vacuum drum filter, filtrat berupa kalsium asam
laktat, gliserol dan propilen glikol dipisahkan dari filter cake (Cu, kalsium
hidroksida). Hasil filtrat kemudian diumpankan kedalam crystallizer (CR-01). Top
product crystallizer berupa propilen glikol, gliserol dan air sedangkan bottom
product berupa kalsium asam laktat. Kalsium asam laktat kemudian diumpakan ke
reaktor (R-02) bersamaan dengan asam sulfat. Dimana terjadi reaksi penguraian
kalsium asam laktat menjadi asam laktat dan kalsium sulfat. Lalu keluaran dari
reaktor diumpankan kedalam rotary drum filter (RDF-01) untuk memisahkan
asam laktat dari kalsium sulfat.
2.5.3. Tahap Pemurnian
Top product dari crystallizer kemudian diumpankan ke kolom destilasi
(KD-01) untuk memisahkan air dari propilen glikol dan gliserol. Kemudian