Anda di halaman 1dari 19

Ruang Bebas di Bawah Jembatan Untuk Alur

Pelayaran
1. Alur Pelayaran
Alur-Pelayaran Sungai dan Danau adalah perairan sungai dan danau, muara
sungai, alur yang menghubungkan 2 (dua) atau lebih antar muara sungai yang
merupakan satu kesatuan alurpelayaran sungai dan danau yang dari segi
kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan
selamat untuk dilayari (Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor
52 tahun 2012 Tentang Alur Pelayaran Sungai dan Danau). Alur pelayaran
dicantumkan dalam peta Navigasi dan buku petunjuk-pelayaran serta diumumkan
oleh instansi yang berwenang. Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan
kapal dilintasan sungai atau danau. Penguasa alur berkewajiban untuk melakukan
perawatan terhadap alur pelayaran, perambuan dan pengendalian penggunaan
alur. Persyaratan perawatan harus menjamin: keselamatan berlayar, kelestarian
lingkungan, tata ruang perairan dan tata pengairan untuk pekerjaan di sungai dan
danau. Perencanaan Alur Pelayaran sangat penting untuk menjaga keselamatan
pelayaran.

Perencanaan

alur

pelayaran

yang

baik

dapat

mempercepat

produktivitas bongkar muat di pelabuhan, lancarnya pergerakan kapal dan dan


yang paling utama adalah faktor keselamatan kapal yang berlayar. Data-data yang
diperlukan dan harus diketahui untuk mengetahui kondisi hidrografi alur pelayaran
perairan daratan adalah:
1. Kedalaman alur
2. Pasang surut
3. Lebar alur
4. Perubahan geometri/alignment alur
5. Ruang bebas diatas permukaan air
Adapun kelas alur pelayaran berdasaran Peraturan Menteri Perhubungan no 52
Tahun 12 Tentang Alur Pelayaran Sungai dan Danau adalah sebagai berikut:
Alur-pelayaran kelas I :
a. memiliki kedalaman sungai dan danau lebih dari 10 (sepuluh) meter;
b. memiliki lebar alur lebih dari 250 (dua ratus lima puluh) meter; dan
c. memiliki ruang bebas di bawah bangunan yang melintas di atas sungai lebih
dari 15 (lima belas) meter
1

Alur-pelayaran kelas II :
a. memiliki kedalaman sungai dan danau antara 5 (lima) sampai dengan 10
(sepuluh) meter;
b. memiliki lebar alur antara 100 (seratus) sampai dengan 250 (dua ratus lima
puluh) meter; dan
c. memiliki ruang bebas dibawah bangunan yang melintas diatas sungai
antara 10 (sepuluh) meter sampai dengan 15 (lima belas) meter.
Alur-pelayaran kelas III :
a. memiliki kedalaman sungai dan danau lebih kecil dari 5 (lima) meter;
b. memiliki lebar alur lebih kecil dari 100 (seratus) meter; dan
c. memiliki ruang bebas dibawah bangunan yang melintas diatas sungai lebih
kecil dari 10 (sepuluh).
Secara umum lebar alur pelayaran untuk satu jalur dan dua jalur berdasarkan
acuan perencanaan pelabuhan dapat diperhitungkan seperti gambar berikut
ini:

Gambar 1.1 Lebar aman alur pelayaran

2. Ruang Bebas Vertikal Bawah Jembatan


Ruang

bebas

bawah

jembatan

diperuntukan

dalam

rangka

menjaga

kesinambungan arus lalu lintas kapal karena adanya objek tetap seperti jembatan
2

maka perlu ada ruang bebas untuk menjaga keselamatan pelayaran. Bila lintasan
yang bersangkutan di lewati oleh kapal berukuran besar maka ruang bebas harus
cukup tinggi.
Jarak ruang vertikal pada bentang jembatan yang digunakan sebagai jalur
pelayaran harus direncanakan untuk dapat dilalui oleh bagian tertinggi dari kapal
(misalnya: antena, tiang kapal atau cerobong asap). Jarak ruang bebas harus
memungkinkan lewatnya kapal dalam kondisi tidak bermuatan pada saat muka air
tinggi dan terdapat ruang yang cukup untuk pergerakan kapal secara vertikal, tata
cara perhitungan ruang bebas vertikal bawah jembatan didasarkan pada lampiran
peratuan menteri perhubungan no. 68 tahun 2011 tentang alur-pelayaran di laut
sebagai berikut:

Gambar 2.1 Ruang Bebas Bawah Jembatan

3. Perhitungan Ruang Bebas Vertikal di Bawah Jembatan Sungai


Rico
3.1. Data Pasang Surut
Pengamatan pasang surut pada lokasi rencana jembatan dilakukan selama
setengah perioda pasang surut (15 hari) dengan metode pengamatan manual
menggunakan pielschaal yang dibaca setiap satu jam pengamatan selama 24 jam
dalam kurun waktu 15 hari. Data hasil pengamatan selanjutnya akan digunakan
untuk mencari komponen pembentuk pasang surut disekitar lokasi jembatan dan
untuk menentukan nilai elevasi-elevasi penting sebagai dasar acuan elevasi
konstruksi selanjutnya.
Data pasang surut hasil pengamatan selama 15 x 24 jam di Buluminung
selanjutnya dianalisa untuk memperoleh beberapa konstanta pasang surut.
Analisa pasang surut dilakukan untuk memperoleh elevasi muka air penting yang
menentukan dalam perencanaan.

Berikut adalah data hasil pengamatan pasang surut selama periode 15 hari (29 Juli 2016 sd 12 Agustus 2016):

3.1.1.

Menguraikan komponen-komponen pasang surut

Menguraikan komponen-komponen pasang surut adalah menguraikan fluktuasi


muka

air

akibat

pasang

surut

menjadi

komponen-komponen

harmonik

penyusunnya. Dalam kegiatan ini akan digunakan 9 (sembilan) komponen utama


pasang surut, yaitu M2, S2, N2, K2, K1, O1, P1, M4, MS4. Konstanta pasang surut
ini umumnya menentukan gerakan air dalam periode tengah harian sampai harian,
tergantung pada tipe pasang surut yang terjadi pada perairan tersebut. Penentuan
konstituen pasangsurut ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
ERGTIDE.
Tabel berikut adalah konstituen pasang surut lokasi jembatan Sungai Rico:

Table 1 Konstituen pasang surut lokasi Buluminung


KONSTIT
UEN
M2
S2
N2
K2
K1
O1
P1
M4
MS4
SO

3.1.2.

AMPLITU
DO
63.49
69.45
4.66
32.6
37.3
13.35
18.48
2.31
0.99
144.01

BEDA
FASA
14.76
204.11
-24.69
-66.10
200.43
188.11
127.39
43.83
-31.37
-

Meramalkan pasut selama satu periode pasut (18.61


tahun)

Untuk dapat menentukan tinggi muka air penting dilokasi jembatan sungai rico
selanjutnya adalah dengan meramalkan pasang surut selama satu periode penuh
pasang surut atau 18.61 tahun. Tinggi muka air selama 18.61 tahun ini didapat
dengan cara mengekstrak konstituen pembentuk pasang surut yang telah
didapatkan pada sub bab sebelumnya.
Untuk meramal pasut selama 18,6 tahun digunakan program computer bernama
ERGRAM, dengan input hasil output dari program ERGTIDE, jumlah keseluruhan
data untuk elevasi pasang surut selama 18,61 tahun adalah 162936 data. Gambar
berikut menunjukkan cuplikan data peramalan program ERGRAM
6

3.1.3.

Elevasi penting

Elevasi penting hasil peramalan pasangsurut didapat dengan cara mencari nilainilai

elvasi

pengamatan

pasang

surut

utama

seperti

HHWL,

MSL,

LLWL

berdasarkan nilai-nilai pasang surut yang telah didapatkan pada sub bab
sebelumnya.
Berikut adalah nilai-nilai elevasi penting di sekitar lokasi jembatan penyebrangan
sungai Rico
Nilai Elevasi-elevasi Penting
(m):

Highest Water Spring


Mean High Water
Spring
Mean High Water
Level
Mean Sea Level

(HWS
)
(MHW
S)
(MHW
L)
(MSL )

Mean Low Water


Level

(MLWL
)

Mean Low Water


Spring

(MLWS
)

Lowest Water Spring

(LWS )

Tunggang pasang :

4.317
m

:
:
:
:

2.226
7
1.684
3
0.930
1
0.00
0.925
6
1.612
8
2.090
4

m
m
m
m
m
m
m

Elevasi pasang tertinggi adalah pada posisi 2.23 m terhadap datum MSL, elevasi
ini selanjutnya akan digunakan pada perhitungan ruang bebas bawah jembatan
Sungai Rico

3.2. Data Kapal


Kapal-kapal yang akan melintasi jembatan sungai Rico ini adalah kapal-kapal
penelitian laut milik BPPT, LIPI, KKP serta Dishidros TNI AL, dari ke empat instansi
tersebut kapal terbesar dimiliki oleh BPPT yaitu Kapal Baruna Jaya IV dengan bobot
1219 GRT. Kapal ini sudah dapat mewakili tinggi kapal tertinggi yang akan
melintasi bawah jembatan sungai Rico sehingga kapal ini dapat dijadikan acuan
sebagai perhitungan ruang bebas bawah jembatan sungai Rico. Adapun dimensi
kapal Baruna Jaya IV adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Penampang Memanjang Kapal Baruna Jaya IV

Berdasarkan data di atas, dan hasil wawancara kami terhadap kapten kapal
Baruna Jaya dan BPPT, Bahwa untuk draft kosong kapal adalah sekitar 4 4.5 m.
Draft kosong hampir sama dengan draft mean sehingga tinggi freeboard dapat
dihitung sebagai berikut :
FR

= H-DK

FR

= 27.9 4.0
= 23.9 m

Dimana :
FR

= Freeboard

= Tinggi total kapal

DK

= Draft pada saat kosong

10

3.3. Ruang Bebas Vertikal di Bawah Jembatan


Dengan diketahuinya tinggi air pasang, serta Freeboard dari kapal Baruna Jaya IV
maka tinggi ruang bebas bawah jembatan Sungai Rico dapat diperhitungkan
sebagai berikut:
HV

= (HHWL + FR) + {(HHWL + FR)xFk)}


= (2.23 + 23.9) + {(2.23 + 23.9)x10%)}
= 26.13 + 2.613
= 28.743 ~ 28.75 m

Dimana :
HV adalah tinggi ruang bebas vertikal
FR adalah tinggi kapal kosong dan antena/cerobong (free board/air draft)
HHWL adalah tinggi muka air tertinggi pada saat pasang
FK adalah safety factor (10%)
Maka didapatkan ruang bebas Vertikal di bawah jembatan sungai Rico
adalah sebesar 28.75 m

4. Perhitungan Ruang Bebas Horisontal di Bawah Jembatan Sungai


Rico
4.1. Data Kapal
Berdasarkan data sementara yang kami peroleh, kapal terbesar yang akan
melintasi jembatan sungai Rico adalah (Research Vessel) RV Baruna Jaya IV.
Dimana data kapal yang digunakan adalah sebagai berikut:
Lebar Kapal
Length Over All

(B)
(LOA)

:
:

12.10 m
60.40 m

4.2. Ruang Bebas Horisontal Berdasarkan Alur Pelayaran


Perhitungan lebar aman alur pelayaran apabila hanya satu kapal yang melintasi
adalah sebagai Berikut:

11

Lebar alur pelayaran

= 4.8 x 12.10 m

= 58.08 m

Perhitungan lebar aman alur pelayaran apabila ada dua kapal yang melintasi
adalah sebagai Berikut:

Lebar alur pelayaran

= 7.6 x 12.10 m

= 91.96 m

Berdasarkan syarat lebar alur pelayaran yang telah diutarakan diatas lebar
minimum/bentang minimum jembatan penyebrangan sungai rico adalah 58.08m
(untuk satu alur pelayaran) akan tetapi dalam perencanaan struktur jembatan
untuk mendapatkan tinggi bebas sebesar 28.75m diperlukan bentang utama
jembatan >100m.
Agar dapat menjadikan lokasi bawah dermaga menjadi tempat yang aman untuk
alur pelayaran maka dengan ini perencana merekomendasikan agar alur pelayaran
yang ada hanya diperuntukan untuk satu alur pelayaran meskipun pada desain
bentang utama jembatan sungai rico memiliki bentang > 100m (cukup untuk dua
alur pelayaran).

5. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)


5.1. Penentuan SBNP
Berdasarkan peraturan menteri perhubungan nomor 25 tahun 2011 tentang SBNP
pasal 3 ayat (1a) bahwa pemberitahuan adanya bahaya/rintangan pelayaran
dalam hal ini adalah adanya bangunan jembatan ditengah alur pelayaran sungai
perlu dilakukan dan salah satu caranya adalah dengan cara memasang pelampung
12

suar di sekitar pier tengah jembatan sehingga dapat terlihat oleh navigator kapal
minimal sejauh 4 mil laut atau lebih seperti tercantum dalam PM Perhubungan
No.25 Tahun 2011 Pasal 1 Ayat (4).
Rencana penempatan pelampung suar pada jembatan sungai Rico ini selanjutnya
untuk mendapatkan persetujuan dari pihak kementrian perhubungan.

Berikut adalah rencana penempatan SBNP pada lokasi jembatan sungai Rico:
1. Tipe Jembatan Balanced Cantilever

13

X = 469383.345
Y = 9866110.091
Elv = 10.984

BM.04

X = 469352.525
Y = 9866109.063
Elv = 11.108

BM.04 BM.03

Rencana Pelampung Suar-1

Rencana Pelampung Suar-2

BM.02

BM.JBT-01

X = 469202.470
Y = 9865505.895
Elv = 13.514

BM.02

Gambar 5.1 Denah rencana penempatan rambu suar pada jembatan tipe
balanced cantilever

14

Gambar 5.2 Potongan rencana penempatan rambu suar pada jembatan tipe
balanced cantilever

15

BM.03

X = 469383.345
Y = 9866110.091
Elv = 10.984

BM.04

X = 469352.525
Y = 9866109.063
2. Tipe Jembatan Pelengkung
Elv = 11.108

BM.04 BM.03

Rencana Pelampung Suar-1

Rencana Pelampung Suar-2

BM.02

BM.JBT-01

X = 469202.470
Y = 9865505.895
Elv = 13.514

16

BM.01

BM.02
BM.01

Gambar 5.3 Denah rencana penempatan rambu suar pada jembatan tipe
pelengkung

Gambar 5.4 Potongan rencana penempatan rambu suar pada jembatan tipe
pelengkung

17

6. Kesimpulan
1. Nilai pasang tertinggi di sekitar lokasi jembatan sungai rico adalah 2.31m
(MSL)
2. Tunggang pasang disekitar lokasi jembatan sungai rico sebesar 4.317m
3. Lebar minimum alur pelayaran untuk satu alur pelayaran sebesar 58.08m
sedangkan untuk dua alur pelayaran adalah sebesar 91.96m
4. Lebar

bentang

tengah

jembatan

>100m

yang

artinya

dapat

mengakomodasi dua alur pelayaran, tetapi demi menjamin keamanan dan


keselamatan dibawah jembatan sungai rico perencana merekomendasikan
alur pelayaran dibawah jembatan sungai rico hanya untuk satu alur
pelayaran.
5. Tinggi ruang bebas vertikal jembatan sungai rico minimum sebesar 28.75m
MSL

18

6.

Table of Contents
1.

Alur Pelayaran.................................................................................................... 1

2.

Ruang Bebas Vertikal Bawah Jembatan..............................................................2

3.

Perhitungan Ruang Bebas Vertikal di Bawah Jembatan Sungai Rico..................3

3.1.

Data Pasang Surut.......................................................................................... 3

3.1.1.

Menguraikan komponen-komponen pasang surut.......................................5

3.1.2.

Meramalkan pasut selama satu periode pasut (18.61 tahun)......................5

3.1.3.

Elevasi penting............................................................................................ 6

3.2.

Data Kapal...................................................................................................... 7

3.3.

Ruang Bebas Vertikal di Bawah Jembatan.......................................................9

4.

Perhitungan Ruang Bebas Horisontal di Bawah Jembatan Sungai Rico..............9

4.1.

Data Kapal...................................................................................................... 9

4.2.

Ruang Bebas Horisontal Berdasarkan Alur Pelayaran.....................................9

5.
5.1.
6.

Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP).........................................................10


Penentuan SBNP........................................................................................... 10
Kesimpulan....................................................................................................... 15

19

Anda mungkin juga menyukai