Non Farmakologis
1) Edukasi Pasien
Edukasi pasien, teman, dan keluarga pasien untuk mendorong
pasien berpartisipasi dalam program yang ada, misalnya program edukasi
pasien; program self-management; kelompok pendukung arthritis, dan
sebagainya. Dalam program ini pasien belajar memahami OA yang
meliputi: proses penyakit, prognosis, pilihan terapi, perubahan paradigm
bahwa OA dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat dihindari.
Pasien juga belajar bagaimana mengurangi rasa sakit, latihan fisik
dan relaksasi, komunikasi dengan staf kesehatan, dan pemecahan masalah,
dapat menghadapi secara fisik, emosi dan mental, mempunyai kendali
lebih baik terhadap OA, meningkatkan percaya diri untuk hidup aktif dan
mempunyai hidup yang tidak tergantung orang lain.
2) Terapi Fisik
a) Istirahat : pada stadium akut untuk mengurangi nyeri, edem
dan
Terapi panas
mengurangi nyeri.
Latihan Fisik
1) Latihan luas gerak sendi (LGS) /fleksibilitas dan peregangan/stretching
untuk penguatan.
Prinsip umum latihan LGS adalah bahwa sendi terutama sendi
lutut digerakkan pada luas gerak sendi penuh untuk mencegah motion
loss yang sering terjadi pada sendi OA. Latihan LGS aktif diberikan
apabila pasien mempunyai LGS penuh dan kekuatan otot yang cukup
untuk dapat menggerakkan ototnya sendiri. Latihan LGS aktif assistif
diberikan jika kekuatan otot pasien tidak cukup kuat untuk dapat
menggerakkan sendinya sendiri.
Latihan dimulai dengan pasien menggerakkan sendinya pada
seluruh luas gerak sendi yang ada untuk mencegah berkurangnya luas
gerak sendi. Selanjutnya ditambahkan latihan peregangan yang
dilakukan dengan pelan, gentle, dan sustained stretching. Sustained
stretching adalah menahan peregangan selama 20-40 detik, atau lebih,
kemudian relaks, dan mengulangi peregangan lagi. Peregangan yang
tiba-tiba, kasar, atau ballistic stretching harus dihindari karena bisa
menimbulkan eksaserbasi OA. Untuk pasien OA hip dan lutut otot
yang penting untuk diregangkan adalah otot quadrisep dan hamstring.
Latihan penguatan bisa dibedakan menjadi isometrik, isotonik,
dan isokinetik. Latihan penguatan isometrik adalah bentuk latihan
statik dimana otot berkontraksi dan menghasilkan force tanpa
perubahan panjang otot dan sedikit/tanpa gerakan sendi. Latihan
isometrik digunakan jika pasien tidak dapat mentoleransi gerakan sendi
berulang, misalnya pada sendi yang nyeri atau inflamasi. Latihan
penguatan isotonik adalah latihan penguatan dinamik dengan beban
konstan dimana otot berkontraksi memanjang (eksentrik) atau
memendek (konsentrik) di sepanjang luas gerak sendinya.
2) Latihan Aerobik
Pembedahan
Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil,
untuk mengurangi rasa sakit, dan juga untuk melakukan koreksi apabila
terjadi deformitas sendi yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Dieppe P. Osteoarthritis, a clinical features. 2008. In: Klippel JH, Stone JH, Crofford LJ,
White PH, editors. Primer on the rheumatic diseases. 13th ed. New York: Springer
Science & Business Media LLC. p.224-8.
Barrack L, Booth E, et al. 2006. OKU : Orthopaedic knowledge update 3. Hip and Knee
Reconstruction Chapter 16 : Osteoarthritis dan Arthritis Inflamatoric.