Anda di halaman 1dari 4

Terapi OA

Non Farmakologis
1) Edukasi Pasien
Edukasi pasien, teman, dan keluarga pasien untuk mendorong
pasien berpartisipasi dalam program yang ada, misalnya program edukasi
pasien; program self-management; kelompok pendukung arthritis, dan
sebagainya. Dalam program ini pasien belajar memahami OA yang
meliputi: proses penyakit, prognosis, pilihan terapi, perubahan paradigm
bahwa OA dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat dihindari.
Pasien juga belajar bagaimana mengurangi rasa sakit, latihan fisik
dan relaksasi, komunikasi dengan staf kesehatan, dan pemecahan masalah,
dapat menghadapi secara fisik, emosi dan mental, mempunyai kendali
lebih baik terhadap OA, meningkatkan percaya diri untuk hidup aktif dan
mempunyai hidup yang tidak tergantung orang lain.
2) Terapi Fisik
a) Istirahat : pada stadium akut untuk mengurangi nyeri, edem

dan

mencegah bertambahnya kerusakan rawam sendi.


b) Modalitas fisik:
- Terapi dingin
Diberikan pada fase akut untuk mengurangi nyeri, edem serrta
mengurangi degradasi rawan sendi oleh enzim kolagenase. Efek
fisiologis terapi dingin adalah vasokonstriksi pembuluh darah dan
perlambatan perdarahan, mengurangi edem dan mengurangi inflamasi
akut. Terapi dingin dapat berupa kompres es pada bagian yang nyeri
selama 15-20 menit atau massage ice tube selama 5 menit.
-

Terapi panas

Pada stadium subakut dan kronis untuk mengurangi nyeri, menambah


kelenturan sendi, melemaskan otot dan melenturkan jaringan ikat. Efek
fisiologis terapi panas adalah vasodilatasi meningkatkan penyerapan
nutrisi, leukosit dan antibodi, meningkatkan pembuangan sisa
metabolik dan sisa jaringan, membantu resolusi kondisi inflamasi.
Beberapa mekanisme analgetik yaitu vasodilatasi yang menghasilkan
pengurangan nyeri iskemik dan pembuangan mediator nyeri, respon
mediator endorfin. Terapi panas terdiri dari:

Terapi panas superfisial : kompres hangat, hot pack, infra red.

Terapi panas dalam: Short Wave Diathermy (SWD), Micro Wave

Diathermy (MWD), Ultrasonic Diathermy (USD)


Transcutaneus Electrical Nerve Stimulators (TENS) merupakan salah
satu jenis elektroterapi yang menggunakan daya listrik kecil untuk

mengurangi nyeri.
Latihan Fisik
1) Latihan luas gerak sendi (LGS) /fleksibilitas dan peregangan/stretching
untuk penguatan.
Prinsip umum latihan LGS adalah bahwa sendi terutama sendi
lutut digerakkan pada luas gerak sendi penuh untuk mencegah motion
loss yang sering terjadi pada sendi OA. Latihan LGS aktif diberikan
apabila pasien mempunyai LGS penuh dan kekuatan otot yang cukup
untuk dapat menggerakkan ototnya sendiri. Latihan LGS aktif assistif
diberikan jika kekuatan otot pasien tidak cukup kuat untuk dapat
menggerakkan sendinya sendiri.
Latihan dimulai dengan pasien menggerakkan sendinya pada
seluruh luas gerak sendi yang ada untuk mencegah berkurangnya luas
gerak sendi. Selanjutnya ditambahkan latihan peregangan yang
dilakukan dengan pelan, gentle, dan sustained stretching. Sustained
stretching adalah menahan peregangan selama 20-40 detik, atau lebih,
kemudian relaks, dan mengulangi peregangan lagi. Peregangan yang
tiba-tiba, kasar, atau ballistic stretching harus dihindari karena bisa
menimbulkan eksaserbasi OA. Untuk pasien OA hip dan lutut otot
yang penting untuk diregangkan adalah otot quadrisep dan hamstring.
Latihan penguatan bisa dibedakan menjadi isometrik, isotonik,
dan isokinetik. Latihan penguatan isometrik adalah bentuk latihan
statik dimana otot berkontraksi dan menghasilkan force tanpa
perubahan panjang otot dan sedikit/tanpa gerakan sendi. Latihan
isometrik digunakan jika pasien tidak dapat mentoleransi gerakan sendi
berulang, misalnya pada sendi yang nyeri atau inflamasi. Latihan
penguatan isotonik adalah latihan penguatan dinamik dengan beban
konstan dimana otot berkontraksi memanjang (eksentrik) atau
memendek (konsentrik) di sepanjang luas gerak sendinya.
2) Latihan Aerobik

Latihan aerobik penting untuk penderita OA lutut karena pada


penderita OA lutut sering terjadi penurunan kapasitas aerobik sebagai
akibat kurangnya aktivitas. Manfaat latihan aerobik antara lain
meningkatkan kapasitas aerobik, kekuatan otot, daya tahan, serta
pengurangan berat badan. Selain itu latihan aerobik juga dapat
menyebabkan pelepasan opioid endogen, serta memperbaiki gejala
depresi dan kecemasan.
Bentuk latihan aerobik yang dianjurkan adalah berjalan,
bersepeda, berenang, dan senam aerobik di kolam. Setiap sesi latihan
aerobik harus diawali oleh latihan pemanasan yang terdiri dari latihan
ROM dan diikuti oleh pendinginan dan peregangan.
3) Latihan Fungsional
Pasien OA lutut sering mengalami gangguan aktivitas seperti
naik turun tangga, duduk dan bangkit dari kursi atau toilet, atau
mengambil benda dari lantai. Perlu dilakukan latihan yang bertujuan
mengatasi gangguan fungsional khusus yang dialami pasien. Latihan
ini berupa latihan penguatan dengan modifikasi aktivitas sehari-hari.
Contohnya adalah sebagai berikut:
Latihan step-up dan step down : latihan naik dan turun tangga.
Latihan keseimbangan dan proprioseptif, dimulai bila pasien
mempunyai kemampuan kontrol yang baik, misalnya dengan

berjalan sepanjang garis sempit


Latihan ambulasi : penggunaan alat bantu jalan dikurangi ketika
kekutan otot quadrisep membaik ( MMT 4/5) atau nyeri berkurang.
Latihan ambulasi dilakukan pada permukaan yang bervariasi, naik

turun ramp, pertama dengan bantuan kemudian mandiri.


Istirahat dan merawat persendian
Rencana penyembuhan termasuk penjadwalan istirahat. Pasien
harus belajar mendeteksi tanda-tanda tubuh, dan tahu kapan harus
menghentikan atau memperlambat aktivitas, untuk mencegah rasa sakit
karena aktivitas berlebihan. Beberapa pasien merasakan teknik relaksasi,
pengurangan stres, dan biofeedback sangat membantu. Penggunaan bidai
atau penahan (braces) memberikan dukungan ekstra pada otot yang lemah.
Mereka juga menjaga persendian pada posisi yang benar selama tidur
maupun beraktivitas. Bidai hanya dipakai untuk masa terbatas sebab otot
membutuhkan latihan untuk mencegah kekakuan dan kelemahan.

Pengendalian berat badan


Kelebihan berat badan meningkatkan beban biomekanik pada sendi
penyangga berat. Pengurangan berat badan dikaitkan dengan pengurangan
simtom dan kecacatan. Penurunan 2,5 kg dapat menurunkan tekanan
biomekanik pada sendi penyangga beban. Diet yang sehat dan olahraga
akan sangat membantu.

Pembedahan
Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil,
untuk mengurangi rasa sakit, dan juga untuk melakukan koreksi apabila
terjadi deformitas sendi yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Dieppe P. Osteoarthritis, a clinical features. 2008. In: Klippel JH, Stone JH, Crofford LJ,
White PH, editors. Primer on the rheumatic diseases. 13th ed. New York: Springer
Science & Business Media LLC. p.224-8.
Barrack L, Booth E, et al. 2006. OKU : Orthopaedic knowledge update 3. Hip and Knee
Reconstruction Chapter 16 : Osteoarthritis dan Arthritis Inflamatoric.

Anda mungkin juga menyukai