Anda di halaman 1dari 2

Contoh Kasus Salah Menggambil Jurusan :

Andi (bukan nama sebenarnya) adalah salah satu siswa SMA di


Yogyakarta. Pada awal masuk kelas 1, ia sudah mempunyai rencana untuk
melanjutkan Jurusan Kedokteran di salah satu Perguruan Tinggi Negeri
setelah lulus SMA nanti. Hal ini sangat didukung oleh kedua orang tuanya,
karena Ayah Andi juga berprofesi sebagai seorang Dokter. Namun setelah
mengikuti tes seleksi penjurusan, ternyata Andi masuk kelas IPS. Ada
kebijakan di sekolah tersebut untuk mengantisipasi terjadinya salah jurusan,
apabila siswa tidak cocok dalam penempatan kelas, karena tidak sesuai
dengan minat dan bakat siswa bisa berganti jurusan. Kemudian Andi dan
orang tuanya menemui guru BK di sekolahnya untuk minta pindah kelas IPA
karena nantinya ia ingin melanjutkan kuliah dengan jurusan Kedokteran yang
sama seperti Ayahnya. Akhirnya dengan segala pertimbangan Andi dipindah
ke kelas IPA. Satu tahun di kelas 1, ia mendapat nilai yang tidak terlalu
bagus. Setelah memasuki kelas 2 SMA, ia merasa semakin kesulitan dalam
menerima materi pelajaran, yang membuat nilai-nilainya semakin memburuk
dan rengking yang ia dapat kurang memuaskan. Begitu seterusnya sampai ia
memasuki kelas 3 SMA, semua itu membuat Andi menjadi ragu-ragu untuk
mengambil jurusan Kedokteran ketika lulus nanti. Karena selain nilainya yang
paspasan atau tidak terlalu bagus, juga karena jurusan Kedokteran
merupakan jurusan favorit yang memiliki persaingan ketat untuk masuk dan
diterima. Setelah itu dia berpikir untuk tidak melanjutkan ke Perguruan
Tinggi dengan Jurusan Kedokteran melainkan jurusan Keolahragaan. Andi
memilih Keolahragaan karena selain ia hobi berolahraga ia juga atlet bulu
tangkis. Namun ia takut bila kedua orang tuanya tidak setuju dengan jurusan
yang ia pilih ini, karena sebelumnya kedua orangtuanya setuju Andi
mengambil jurusan Kedokteran. Karena masalah ini, kemudian ia
mendatangi guru Bimbingan Konseling di sekolahnya untuk meminta
pendapat apa yang harus ia lakukan untuk menyelesaikan masalahanya.
Tips bagi calon mahasiswa sebelum memasuki bangku kuliah.

Kenali diri, minat dan bakat.

Jangan tergoda prospek jurusan dengan mudah, karena faktanya jaman sekarang
lulusan jurusan mana kerja di bagian mana.

Pilihlah jurusan lebih dahulu, universitas jadikan pilihan nomor dua

Berkonsultasilah dengan psikolog jika perlu untuk mengetahui minat dan bakat
kalian

Cari informasi sedini mungkin untuk mengetahui seluk beluk jurusan yang akan
kamu pilih.

Berdoa agar diberikan pilihan terbaik.

Latihlah bakat yang lain diperkuliahan nanti sebagai penunjang skill.

Terakhir belajar yang rajin, dan bersosialisasilah

Anda mungkin juga menyukai