Anda di halaman 1dari 29

SPESIFIKSI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS

1.

UMUM
1.1. Spesifikasi Teknis ini digunakan untuk semua pekerjaan konstruksi yang
akan dilaksanakan baik untuk bangunan baru maupun yang bersifat
rehabilitasi dan peningkatan serta penambahan.
1.2. Semua hal yang menyangkut pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi
teknis ini kecuali ditentukan lain didalam gambar perencanaan atas
pengarahan dari Direksi Pekerjaan. Hal-hal menyangkut pemakaian
bahan dan lain-lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan
konstruksi, tata cara pengujian dan tata cara kerja apabila tidak
ditentukan didalam Spesifikasi ini, harus mengikuti peraturan umum
yang berlaku di Indonesia :
- SII

(Standar Industri Indonesia)

- JIS

(Standar Industri Jepang)

- BS

(Standar Industri Inggris)

- ASTM

(Standar Persatuan

Amerika untuk pengujian dan

bahan)
- IEC

(Komisi Electronic Intenational)

- AISC

(Institut Amerika mengenai Konstruksi Baja)

- AWS

(Persatuan Las Amerika)

- SSPC

(Dewan Pengecatan Bangunan Baja)

- ANSI

(Institut Standar Nasional Amerika)

- AASHTO (Asosiasi Amerika untuk Transportasi Jalan Negara dan


Transportasi Jalan Raya)
- USBR

(Biro Reklamasi Amerika Serikat)

- Standar-standar lain yang disetujui Direksi.

2.

RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup Pekerjaan Pembangunan Embung Enok terdiri dari :
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1

Mobilisasi dan Demobilisasi

1.2
1.3

Barak Kerja
Pembuatan Rangka Papan

LAPORAN PENUNJANG

SPESIFIKSI TEKNIS

Pengumuman/Peringatan
1.4

Jalan Akses

PEKERJAAN SITU
2.1

Striping

2.2

Galian Tanah dengan Alat Berat + Ponton


Buangan Tanah Hasil Galian (50 m - 500

2.3

m)
Buangan Tanah Hasil Galian (500 m - 2000

2.4

m)

2.5

Buangan Tanah Hasil Galian ( > 2000 m)

2.6

Gorong-gorong Beton Dia 0,60 m'

2.7

Pekerjaan Perapihan Tanah untuk Tanggul

2.8

Gebalan Rumput

2.9
2.1

Penanaman Pohon Perindang

0
2.1

Interblock (uk. 8 X 10.5 X 21 cm) Abu-abu

1
2.1

Kansteen (uk. 10 x 20 x 40 cm)

Cerucuk Dolken @ 8-10 cm L=2 m

PEKERJAAN BANGUNAN SITU


3.1

Galian Tanah (Manual)

3.2

Pasangan Batu dengan Campuran 1 PC : 3 Ps

3.3

Plesteran, Mortar Campuran 1 PC : 3 Ps

3.4

Siaran, dengan Campuran 1 PC : 2 Ps

3.5

Beton Bertulang dengan Bekisting (K.225)

3.6

Pintu Sorong, (B=0.80 - 1.20) dan (H=0.40 - 1.50)m'

Pekerjaan tersebut diatas tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,


kecuali untuk item pekerjaan yang dianggap terbaur dalam harga satuan
pekerjaan lainnya seperti :
a.

Pengukuran dan pemasangan bouwplank;

b.

Pengukuran dan pematokan trase saluran/kali;

c.

Gambar kerja (shop drawing) dan as-built drawing;

d.

Foto pelaksanaan pekerjaan;

e.

Papan Nama Proyek;

f.

Kantor sementara Direksi;

g.

Kantor sementara Kontraktor;

h.

Gudang/los kerja;

LAPORAN PENUNJANG

SPESIFIKSI TEKNIS

i.
3.

Dan pekerjaan-pekerjaan pendukung lainnya.

PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan/Tenaga
a.

Mobilisasi dan demobilisasi peralatan/tenaga meliputi mobilisasi


dan demobilisasi untuk peralatan baik kecil maupun besar dan
tenaga yang akan digunakan oleh Kontraktor untuk pelaksanaan
pekerjaan.

b.

Mobilisasi dan demobilisasi peralatan/tenaga dilaksanakan selama


masa pekerjaan. Segala biaya yang timbul untuk melaksanakan
mobilisasi dan demobilisasi peralatan/tenaga menjadi tanggung
jawab

Kontraktor

dan

sudah

harus

diperhitungkan

didalam

penawaran harga.
3.2. Pekerjaan Persiapan, Pengukuran dan Pematokan
a.

Sebagai titik referensi untuk ketinggian dan koordinat Kontraktor


harus menggunakan titik-titik Bench Mark yang ada di lapangan,
dan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar dan disetujui
oleh Direksi.

b.

Kontraktor harus memasang dan mengukur secara teliti patok


Bench Mark (BM) pada lokasi tertentu sepanjang proyek untuk
memungkinkan perancangan kembali, pengukuran sipat datar dari
perkerasan

atau

penentuan

titik

dari

pekerjaan

yang

akan

dilakukan. Patok monumen yang permanen harus dibangun di atas


tanah yang tidak akan terganggu/ dipindahkan.
c.

Kontraktor

harus

menentukan

titik

patok

sesuai

dengan

penampang melintang standar yang diberikan dalam gambar


rencana dan harus mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas
sebelum memulai konstruksi.
Patok yang digunakan berukuran minimal (5x7) cm 2. Patok harus
keras, dicat pakai meni dan posisinya tidak boleh berubah selama
pelaksanaan konstruksi. Sebelum pekerjaan fisik dimulai posisiposisi tersebut harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas
lapangan.
Jika menurut pendapat Direksi/Pengawas diperlukan perubahan
dari

garis

dan

kemiringan,

baik

sebelum

maupun

sesudah

penentuan patok, Direksi/Pengawas akan mengeluarkan instruksi


terperinci
LAPORAN PENUNJANG

kepada Kontraktor

untuk

perubahan

tersebut dan
3

SPESIFIKSI TEKNIS

Kontraktor harus mengubah penentuan patok untuk persetujuan


lebih lanjut.
d.

Alat ukur yang digunakan antara lain :


d.1. Theodolit

Wild

TO

atau

yang

sederajat

beserta

perlengkapannya sebanyak 1 set.


d.2. Waterpas NAK-2 atau yang sederajat beserta perlengkapannya
sebanyak 1 set.
d.3. Total Station
e. Semua alat ukur beserta perlengkapannya yang diperlukan untuk
proyek harus selalu sedia di lapangan selama pelaksanaan
berlangsung.
f.

Khusus untuk pengukuran di dalam genangan air, Kontraktor harus


menggunakan

peralatan

pengukuran

yang

sesuai

untuk

pengukuran kedalaman semacam Echosounding.


3.3. Pembuatan Jalan Akses Sementara
Pembuatan jalan akses sementara ini, meliputi jalan-jalan yang
diperlukan untuk mendatangkan alat- alat berat, jalan kerja maupun
jalan menuju Direksi Keet atau daerah pekerjaan menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Setelah seluruh pekerjaan selesai, Kontraktor harus
bersedia

membongkar

kembali

jalan

akses

sementara

ini

atas

permintaan Direksi, serta membersihkan dan membuang sisa-sisa


material ke tempat yang akan ditentukan oleh Direksi.
3.4. Pembuatan Direksi Keet
a. Direksi Keet dibuat untuk jangka waktu penggunaan minimal sama
dengan waktu pelaksanaan pekerjaan.
b. Direksi Keet terbuat dari konstruksi semi permanen yang terdiri dari
kayu dan triplek atau baja dan seng atau kombinasi keduanya,
beratap seng atau asbes semen gelombang.
c. Direksi Keet harus dilengkapi dengan fasilitas listrik, air, furniture
dan peralatan lain.
d. Kontraktor wajib memelihara kebersihan ruangan dan halaman
bangunan

dan

melakukan

perbaikan-perbaikan

selama

pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

LAPORAN PENUNJANG

SPESIFIKSI TEKNIS

e. Kontraktor atas perintah dan petunjuk Direksi, wajib membongkar


dan menyerahkan hasil bongkaran. Semua konstruksi Direksi Keet
adalah merupakan milik Pemberi Tugas/Proyek.
3.5. Kantor Kontraktor, Gudang dan Lain-lain
a.

Kantor Kontraktor dan Gudang/Barak Kerja untuk staf dan pekerja


di lapangan harus disediakan oleh Kontraktor dari bangunan semi
permanen. Bangunan ini harus dilengkapi dengan sarana listrik dan
air bersih.

b.

Papan Nama Proyek dibuat dengan ukuran dan wama sesuai


petunjuk Direksi. Papan nama proyek berisi informasi sekurangkurangnya mengenai nama proyek, nama paket pekerjaan, nama
Kontraktor, pembiayaan dan tanggal kontrak.

3.6. Lain-lain
a.

Kontraktor harus membuat papan nama proyek sebanyak yang


diperlukan minimum 2 (Dua) buah dengan ukuran dan penempatan
seperti yang ditunjukkan oleh Direksi.

b.

Jika diminta oleh Direksi, Kontraktor harus menyediakan pula papan


informasi/peringatan

dengan

ukuran

dan

penempatan

sesuai

dengan petunjuk Direksi.


c.

Kontraktor harus sudah membuat foto Phase-l (0%), sebelum


pelaksanaan dimulai dan Phase berikutnya pada saat pelaksanaan
berlangsung (50%) dan Phase pekerjaan selesai (100%), masingmasing 4 (empat) set dan disajikan dalam album foto.

d.

Kontraktor harus melaksanakan dengan biaya sendiri (Tanpa ada


biaya tambahan dari Proyek) terhadap pengeluaran ijin-ijin yang
diperlukan dari instansi terkait (misalkan DLLAJR, POLRI dan lainlain) yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.

e.

Kontraktor diwajibkan membuat Shop Drawing Pelaksanaan yang


akan dikerjakan dan mendapat persetutujuan Direksi, pemberi
tugas atau Pejabat yang ditunjuk.

f.

Kontraktor
lainnya

harus

yang

melaksanakan

berhubungan

semua

dengan

pekerjaan

kelancaran

persiapan

pelaksanaan

pekerjaan.
g.

Pada akhir pekerjaan, Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan


perapian seperti membersihkan lapangan pekerjaan dari sisa

LAPORAN PENUNJANG

SPESIFIKSI TEKNIS

bahan bangunan, tanah/lumpur, sampah, rumput dan lain-lain


sesuai petunjuk Direksi. Kontraktor harus selalu menjaga kerapian
lapangan sampai batas waktu masa pemeliharaan selesai.
h.

Kontraktor harus menyediakan fasilitas P3K dilokasi pekerjaan


untuk dapat memberi pertolongan pertama secara cepat kepada
pekerja pelaksana proyek yang mendapat kecelakaan pada waktu
melaksanakan pekerjaan.

i.

Dalam kaitannya dengan pengerukan dengan menggunakan kapal


keruk,

Kontraktor

harus

memenuhi

segala

peraturan

dan

persyaratan pelayaran yang berlaku.


3.7. Pengukuran dan Pembayaran
Semua pembayaran terhadap pekerjaan persiapan, mobilisasi dan
demobilisasi, kisdam dan pengeringan yang tersebut dalam bab VI
(Spesifikasi Teknis) ini, sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
pokok, kecuali apabila dalam Daftar Kuantitas dan Harga (Rencana
Anggaran Biaya) dicantumkan sebagai satuan pekerjaan tersendiri,
maka pembayaran pekerjaan mobilisasi/demobilisasi, kisdam dan
pengeringan diatur sebagai berikut :
a. Pembayaran mobilisasi/demobilisasi
a.1

Biaya untuk pekerjaan mobilisasi/demobilisasi dinyatakan


dalam satuan tetap (Lump Sum Price).

a.2

Pembayaran

hanya

dilaksanakan

terhadap

mobilisasi/demobilisasi peralatan mesin berupa peralatan


besar dan peralatan lainnya untuk menunjang pekerjaan
konstruksi yang telah disetujui oleh Direksi.
a.3

Penilaian bobot untuk pembayaran dibuat apabila peralatan


telah sampai di lapangan dalam keadaan baik sesuai
dengan

persyaratan

minimum

peralatan

dalam

Dokumen Kontrak dan siap untuk operasi.


a.4

Kontraktor berhak untuk menerima pembayaran sebesar 50


% untuk pekerjaan mobilisasi, apabila seluruh peralatan yang
diajukan telah seluruhnya berada di lapangan dan siap untuk
operasi. Kontraktor berhak menerima pembayaran 100%
apabila demobilisai peralatan sudah dilakukan seluruhnya
dengan ketentuan bahwa peralatan tersebut benar-benar
tidak diperlukan lagi untuk pekerjaan pada Kontrak ini.

LAPORAN PENUNJANG

SPESIFIKSI TEKNIS

4.

PEKERJAAN TANAH
4.1. Ruang Lingkup Pekerjaan
Semua

pekerjaan

tanah

yang

diminta

untuk

dilaksanakan

sebagaimana yang dimaksud dalam Dokumen Kontrak dan seperti


yang

ditetapkan

oleh

Direksi,

dilaksanakan

sesuai

dengan

ketetapan-ketetapan dan syarat-syarat. Penetapan dan syaratsyarat yang diajukan disini, akan berlaku kecuali bila dirubah
secara khusus dan tertulis oleh Direksi.
Pekerjaan tanah mencakup pekerjaan-pekerjaan yang sehubungan
dengan penggalian dan penimbunan atau pembuangan tanah,
batu-batu atau material lain dari atau ketempat proyek untuk
pelaksanaan pembuatan alur sungai, saluran, selokan, tanggul,
pembuangan material-material yang tidak digunakan, lapisan
tanah atas, pembuangan bekas-bekas longsor, yang kesemuanya
disesuaikan dengan spesifikasi ini, dan mengikuti gambar rencana
dalam hal kedudukan, kemiringan dan bentuk penampangnya.
4.2. Pembersihan
a.

Semua lahan dalam batas pelaksanaan perlu diadakan


pembersihan

seperti

ditetapkan

dalam

gambar

atau

ditentukan oleh Direksi. Lokasi pekerjaan harus bersih dari


semua pohon-pohon atau benda-benda yang mengganggu
kecuali ada ketentuan lain dari Direksi.
b.

Kontraktor

diminta

untuk

melaksanakan

pembersihan

sebelum pelaksanaan konstruksi lainnya dilaksanakan, dan


material hasil pembersihan harus dibuang ke lokasi yang
disetujui oleh Direksi.
c.

Kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan harta benda


milik

masyarakat

pelaksanaan

atau

Kontraktor

pribadi
dalam

yang

disebabkan

pembersihan,

harus

diperbaiki atau diganti atas biaya Kontraktor. Jika material


hasil

pembersihan

akan

dibakar,

Kontraktor

harus

mendapat ijin dari Direksi dan menempatkan orang untuk


mengawasinya

LAPORAN PENUNJANG

dari

kemungkinan

bahaya

kebakaran

SPESIFIKSI TEKNIS

lingkungan maupun harta benda. Bekas pembakaran harus


dirapikan sehingga tidak mengganggu lingkungan.
d.

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan stripping dibuat


menurut batas-batas yang ditunjukkan dalam gambar atau
atas petunjuk Direksi. Pembayaran akan dibuat menurut
harga satuan tiap meter persegi, dimana harga ini sudah
termasuk semua biaya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
yang diperlukan dalam spesifikasi teknis ini.

4.3. Klasifikasi Bahan


Tidak ada klasifikasi bahan yang dibuat untuk pembayaran dari
suatu bahan yang digali menurut golongan, sifatnya, asalnya atau
kondisinya seperti ditentukan dalam Kontrak.
Jenis tanah yang diperlihatkan pada gambar rencana atau yang
didapat oleh Kontraktor sebagai hasil diskusi dengan Direksi atau
dari sumber lainnya yang tidak di salah tafsirkan sebagai hal yang
sudah pasti yang dapat dipakai sebagai dasar penyusunan harga
penawaran. Kontraktor harus melihat sendiri ke tempat pekerjaan
pada waktu mempersiapkan harga penawaran dan menyakinkan
tentang jenis tanah, keadaan lapisan, volume, lokasi dan lain-lain
kemungkinan untuk dapat memenuhi syarat-syarat spesifikasi.
Setelah penandatanganan kontrak, tidak dibenarkan adanya klaim
yang diakibatkan kesalahan penilaian tersebut.
4.4. Galian Tanah/Lumpur
a. Umum
a.1. Semua galian akan dilaksanakan sesuai syarat-syarat
dalam Bab ini dan dengan profil, elevasi yang ditunjukkan
dalam gambar desain atau ditentukan oleh Direksi.
a.2. Selama berlangsungnya pekerjaan, mungkin perlu atau
diminta oleh Direksi untuk mengubah kemiringan atau
dimensi galian dengan mengadakan revisi kemiringan
ataupun dimensi gambar dengan spesifikasi ini, Kontraktor
wajib mengganti perubahan tersebut.
a.3. Setiap galian yang dibuat, untuk memudahkan Kontraktor
dengan suatu alasan atau tujuan, kecuali bila ditentukan

LAPORAN PENUNJANG

SPESIFIKSI TEKNIS

lain, harus ditimbun kembali oleh Kontraktor dengan biaya


sendiri.
a.4. Untuk memastikan hasil penggalian/pengerukkan di dalam
sungai/saluran/situ yang sebagian atau seluruhnya terisi
air, maka Direksi dapat melakukan pengukuran/pencatatan
dengan

perlengkapan

pengukuran

yang

sesuai

atau

berupa unit "echosounding" atas biaya Kontraktor.


a.5. Semua

galian

harus

dilaksanakan

sedemikian

rupa

sehingga tidak mengganggu stabilitas jalan, jalan kereta


api dan konstruksi-konstruksi yang berdekatan lainnya.
Kerusakan

bangunan

yang

ditimbulkan

karena

cara

pelaksanaan yang salah/kurang baik, menjadi tanggung


jawab Kontraktor.
b. Galian atau pengerukan tanah/lumpur
Pekerjaan pada pasal ini menyangkut seluruh kegiatan dalam
penggalian/pengerukan tanah/lumpur hingga mencapai peil
rencana maupun membentuk dasar pengerukan/penggalian
sesuai gambar dan pengarahan Direksi.
Pekerjaan dilaksanakan menurut :
b.1. Galian sungai/saluran/situ harus dilaksanakan dengan cara
sedemikian rupa sehingga menjamin stabilitas kemiringan
lereng samping dan tidak membahayakan. Bila longsor
atau pemotongan terlalu dalam karena alasan-alasan yang
dianggap kelalaian Kontraktor atau metode kerja yang
salah, Kontraktor bertanggungjawab untuk memperbaiki
kembali tanpa ada tambahan biaya.
b.2. Hasil penggalian/pengerukan tanah/lumpur harus sampai
peil yang direncanakan serta sesuai dengan gambar
desain. Kontraktor harus berhati-hati dalam melaksanakan
pekerjaan penggalian/pengerukan agar tidak melampaui
batas yang ditentukan dalam gambar desain.
b.3. Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian/pengerukan
tanah/ lumpur, Kontraktor dianjurkan memakai alat berat;
tenaga

manusia

diterapkan

apabila

keadaan

medan

kerjanya tidak memungkinkan menggunakan alat berat.

LAPORAN PENUNJANG

SPESIFIKSI TEKNIS

Apabila memakai alat berat (excavator, kapal keruk,


dredger, atau lainnya), Kontraktor harus memperhatikan
Butir b.6. di bawah ini.
b.4. Jenis alat berat yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
serta jumlah alat berat disesuaikan dengan medan dan
metode kerja, jenis dan kapasitas alat berat yang akan
dipakai dalam pelaksanaan harus mendapat persetujuan
dari Direksi.
b.5. Disamping

pekerjaan

penggalian/pengerukan,

dilaksanakan pula pekerjaan pembersihan/pengangkatan


sampah, eceng gondok/semak-semak yang ada dilokasi
pekerjaan

dan

dilaksanakan

pekerjaan

hingga

pembersihan

berakhimya

masa

ini

tetap

pemeliharaan

untuk pekerjaan tersebut di atas.


b.6. Kerusakan

bangunan,

jalan-jalan

raya

(yang

dipakai

sebagai jalan kerja) dan lain-lain yang terjadi akibat


pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor, selain itu Kontraktor harus menjaga kelancaran
lalu-lintas, kebersihan dan keselarasan lingkungan
c. Galian atau pengerukan dengan Alat Hydrolic.
c.1. Galian atau pengerukan suatu bagian pekerjaan dengan
Alat Hydrolic harus dilaksanakan oleh Operator dengan
kualifikasi baik dan Tenaga Mekanik (Montir) yang teliti,
efisien

dan

berkualifikasi

baik,

sehingga

dapat

menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi


dan gambar.
c.2. Sebelum
Alat

mengerjakan

Hydrolic,

penggalian/pengerukan

Kontraktor

harus

membuat

dengan
saluran

pelimpah/dinding pemisah atau tanggul. Saluran pelimpah


dibangun

sedemikian

rupa

sehingga

aliran

yang

diakibatkan dari hasil pengerukan Hydrolic tidak mengikis


atau merusak konstruksi, jalan, tanggul atau lereng yang
ada dan saluran pelimpah tersebut harus selalu dikontrol
sehingga aliran yang melalui saluran tersebut tidak
melimpah.
Kontraktor harus melaksanakan semua pekerjaan yang
diperlukan agar material hasil galian sampai ke lokasi
LAPORAN PENUNJANG

10

SPESIFIKSI TEKNIS

pembuangan yang ditunjukkan atau disetujui oleh Direksi


dan atas biaya Kontraktor.
Kontraktor harus menggali kembali atau melaksanakan
pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk membuang
keluar

semua

bahan

saluran

pelimpah

dari

tempat

asalnya.
c.3. Semua rembesan air tanah yang masuk kedalam saluran
yang digali, dapat digunakan oleh Kontraktor untuk
mengapungkan

dan

menjalankan

perlengkapan

pengerukan. Apabila jumlah air rembesan tidak mencukupi


untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan galian, atas
biaya Kontraktor, Kontraktor harus mencari air dari saluran
irigasi, sungai atau sumber-sumber air terdekat lainnya.
d. Bahan-bahan lereng
Bahan-bahan yang tidak dapat bertahan di atas lereng-lereng
yang sesuai dengan gambar atau ditentukan oleh Direksi dan
bahan-bahan yang mungkin longsor dan melewati sepanjang
garis galian, harus dipindahkan oleh Kontraktor atas petunjuk
Direksi, dan lereng-lereng harus dibentuk kembali agar sesuai
dengan garis-garis dan elevasi yang ditetapkan dalam gambar
atau ditentukan oleh Direksi.
e. Bahan-bahan hasil galian dan pembuangan
Bahan-bahan hasil galian dibuang ke tempat yang telah
ditentukan

untuk mengurangi kadar air dan pengotoran

selama pengangkutan harus dibuat tempat penampungan


sementara

dan kemudian dibuang ke lokasi

yang telah

ditetapkan sesuai dengan petunjuk Direksi.


f.

Pembuangan tanah/lumpur
f.1. Kontraktor diwajibkan membuang hasil galian pada lokasi
yang tidak dilarang dan harus mendapat persetujuan dari
Direksi atau pada lokasi pembuangan (Disposal Area) yang
ditentukkan oleh Pemilik Pekerjaan.
f.2. Pengadaan
tanah/lumpur

lokasi
yang

yang
tidak

diperlukan
bisa

untuk

dipakai

buangan

untuk

bahan

timbunan menjadi tanggung jawab Kontraktor, termasuk


mendapatkan ijin yang diperlukan dari Pemilik/Penguasa
Lokasi.
LAPORAN PENUNJANG

11

SPESIFIKSI TEKNIS

f.3. Jenis alat angkut dan jumlahnya disesuaikan dengan


keperluan dan medannya. Kontraktor bebas untuk memilih
serta

mempergunakan

dipergunakan

dalam

alat

angkut

pelaksanaan

yang

pekerjaan

akan

buangan

tanah/lumpur.
f.4. Cara pengangkutan harus sedemikian rupa, sehingga
angkutan tanah/lumpur tidak berceceran di jalan dan tidak
mengganggu kelancaran lalu-lintas. Apabila ada yang
tercecer,

maka

tanah/lumpur

tersebut

harus

segera

dibersihkan.
f.5. Hasil timbunan di tempat pembuangan harus dirapikan
dan

tidak

mengganggu

lingkungan

sekitar

tempat

pembuangan.
Segala akibat yang timbul pada waktu pengangkutan hasil
pengerukan tanah/lumpur ketempat timbunan (Dumping
Area) dan ditempat timbunan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
4.5. Pekerjaan Tanggul
a. Timbunan tanah
a.1. Timbunan harus ditempatkan pada garis-garis dan profilprofil yang ditunjukkan dalam gambar atau diperintahkan
oleh Direksi.
a.2. Semua bahan timbunan dan timbunan kembali terdiri dari
hasil dan disetujui Direksi, yang dihamparkan lapis demi
lapis dan dipadatkan sebagaimana ditentukan dalam
spesifikasi atau persetujuan Direksi.
a.3. Bahan-bahan

yang

berupa

tumbuh-tumbuhan

lapuk,

tonggak, dan bahan-bahan organik atau yang dapat


membusuk lainnya, atau batu-batuan besar yang lebih
besar dari 100 mm tidak boleh digunakan sebagai bahan
timbunan.
a.4. Kerusakan pada bangunan yang ada, yang diakibatkan
oleh cara kerja Kontraktor dalam melakukan pekerjaan
timbunan, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
a.5. Sebelum memulai pekerjaan timbunan, Kontraktor harus
menyerahkan
LAPORAN PENUNJANG

laporan

tertulis

kepada

Direksi,

untuk
12

SPESIFIKSI TEKNIS

memperoleh

persetujuan

tentang

rencana

kerja

penimbunan, yang meliputi alat-alat pemadatan yang


akan digunakan, cara-cara untuk mengatur kadar air, dan
bahan timbunan yang akan digunakan.
b. Bahan-bahan timbunan dari tanah hasil galian
b.1. Bahan untuk timbunan diambil dari tanah galian dan
dipilih yang baik.
b.2. Bahan timbunan tidak boleh diambil dari dekat kaki
tanggul,

paling

sedikit

harus

berjarak

seperti

yang

ditetapkan Direksi.
c. Penyiapan permukaan tanggul dan penimbunan dalam air
c.1. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi, tanah di bawah
tanggul harus dibuat sedemikian rupa sehingga bila terjadi
genangan air dapat mendrain sendiri dan timbunan dapat
ditempatkan dan dipadatkan dalam keadaan kelembaban
yang terkontrol.
c.2. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, permukaan tanah
harus di-stripping sampai kedalaman 150 mm, dibasahi
atau

dikeringkan

sesuai

kebutuhan

dan

dipadatkan

kembali secara merata sampai kepadatan yang ditetapkan


untuk timbunan. Semua pondasi untuk tanggul harus
diperiksa dan disetujui oleh Direksi setelah test sebelum
dimulai penimbunan.
c.3. Dalam rawa/bekas sungai/selokan yang direncanakan atau
bilamana diperintahkan oleh Direksi, timbunan dapat
ditempatkan dengan penumpahan ujung (end tripping)
untuk membentuk pondasi tanggul.
c.4. Bilamana suatu tanggul yang sudah ada akan diperlebar
atau dinaikkan, atau keduanya atau tanggul ditempatkan
pada lereng/talud, permukaan lereng/talud harus dibuat
bertangga (Berm) seperti ditunjukkan pada gambar atau
diperintahkan oleh Direksi.
d. Pembentukan tanggul
Pekerjaan tersebut pada pasal ini menjangkau seluruh kegiatan
pemilihan, penyediaan bahan (material), stock piling dan
pencampuran

material

(bila

diperlukan),

pengangkutan,

penempatan di lokasi rencana, menyebarkan, membasahi atau


LAPORAN PENUNJANG

13

SPESIFIKSI TEKNIS

mengeringkan, memadatkan, membentuk sesuai rencana dan


lain-lain pekerjaan yang hasilnya sesuai gambar atau petunjuk
Direksi.
4.6. Pengukuran dan Pembayaran
Harga-harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga untuk berbagai item pekerjaan tanah harus sudah meliputi
biaya

pengadaan

dan

pemakaian

semua

tenaga

kerja,

perlengkapan, bahan, pengangkutan dan lain-lain yang diperlukan


untuk membuat pekerjaan sesuai spesifikasi teknis.
a. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan stripping dibuat
menurut batas-batas yang ditunjukkan dalam gambar atau atas
petunjuk Direksi. Pembayaran akan dibuat menurut harga
satuan tiap meter persegi, dimana harga ini sudah termasuk
semua biaya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan
dalam spesifikasi teknis ini.
b. Volume galian/kerukan tanah/lumpur yang dibayarkan dihitung
berdasarkan

pengukuran

volume

hasil

galian/kerukan

tanah/lumpur di lokasi buangan galian/kerukan tanah/lumpur.


c. Pembayaran
dihitung

buangan

berdasarkan

hasil

galian/kerukan

pengukuran

volume

tanah/lumpur
buangan

hasil

galian/kerukan tanah/lumpur di lokasi buangan galian/kerukan


tanah/lumpur; dimana harga-harga ini sudah termasuk semua
biaya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan dalam
spesifikasi ini. Harga satuan ini juga sudah termasuk seluruh
biaya pengadaan lokasi buangan, pengangkutan, perapian
dilokasi buangan dan lain-lain yang tertera dalam gambar atau
perintah tertulis dari Direksi.
d.

Tidak ada pembayaran tambahan untuk galian yang dibuat


Kontraktor untuk tujuan dan alasan memudahkan Kontraktor
bekerja, perbaikan kembali galian yang rusak karena operasi
Kontraktor ataupun yang tidak memenuhi Syarat Spesifikasi
Teknis ini atau perbaikan kembali galian yang berkelebihan.

5.

PEKERJAAN BETON

LAPORAN PENUNJANG

14

SPESIFIKSI TEKNIS

5.1. Lingkup Pekerjaan


Semua beton yang dipakai dalam pekerjaan ini, harus terdiri dari
bahan-bahan yang dirinci disini dan harus dicampur dengan
perbandingan yang sesuai, dicor dan dituang sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang tersebut disini.
Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang disebutkan
disini akan berlaku, kecuali bila secara khusus dirubah oleh Direksi.
Setiap syarat dan ketentuan yang baik termaksud disini harus
sesuai dengan Standard Indonesia untuk beton N.I.2 -PBI-1971.
Kontraktor diperkenankan untuk membeli beton siap pakai (Ready
Mix) dari perusahaan pembuatan beton dengan persetujuan Direksi
terlebih

dahulu,

ataupun

membuat

sendiri

campuran

beton

sepanjang mempunyai alat dan tenaga ahli yang memadai yang


menjamin dapat tercapainya mutu beton yang disyaratkan.
5.2. Bahan
Semen portland, pasir, agregat kasar dan air, sebagai bahan harus
sesuai

dengan

syarat-syarat

dan

ketentuan-ketentuan

pada

Dokumen Lelang "Spesifikasi Umum".


5.3. Tulangan Beton (Reinforcement)
a. Bahan-bahan dan ukuran tulangan
a.1. Semua tulangan harus baru dan dari tingkatan dan
ukuran yang sesuai dengan Indonesia Standard for
Concrete NI.2-PBI 1971 dan SII untuk besi beton atau
ASTM Designation A.15 dan harus disetujui oleh Direksi.
a.2. Kontraktor dapat diminta untuk menyediakan sertifikat
pengetesan

yang

akan

dipakai

untuk

persetujuan

Direksi.
a.3. Bahan tulangan yang dipakai adalah batang tulangan
polos dan batang tulangan ulir berpenampang bulat dan
mempunyai diameter pengenal.
Untuk tulangan berpenampang 12 mm memakai
tulangan polos dengan mutu tidak kurang dari U-24,
sedangkan untuk tulangan berpenampang > 12 mm
memakai batang tulangan ulir dengan mutu tidak
kurang dari U-32.
LAPORAN PENUNJANG

15

SPESIFIKSI TEKNIS

b. Pembengkokan dan pembersihan


b.1. Tulangan beton sebelum dipasang harus bebas dari
kotoran-kotoran karat, minyak, oli dan lapisan yang
mengurangi daya lekat beton atau yang akan merusak
pengecoran, tulangan beton harus diperiksa kembali
dan dibersihkan bilamana perlu.
b.2. Tulangan harus dibengkokkan atau dibentuk dengan
tepat menurut ukuran yang ditunjukkan pada gambar
rencana dan gambar konstruksi yang harus diselesaikan
oleh Kontraktor, dengan cara toleransi yang sesuai
dengan PBI 1971 NI.2.
b.3. Tulangan jangan diluruskan atau dibengkokan kembali
dengan cara yang akan merusak bahan. Batangan
dengan

putaran/tekukan

atau

bengkokan-bengkokan

yang tidak sesuai seperti ditunjukkan pada gambar,


tidak boleh digunakan.
b.4. Batang tulangan yang sudah tertanam sebagian dalam
beton

yang

sudah

dicor

sebelumnya

tidak

boleh

dibengkokan dan diluruskan di lapangan, kecuali bila


ditentukan dalam gambar atau disetujui Direksi.
c. Pemasangan tulangan beton
c.1. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin
terhadap

pergeseran

dengan

menggunakan

ikatan

kawat yang sesuai atau klip-klip yang cocok pada


persilangan dan harus diganjal dengan keping beton
atau logam atau sesuai keperluan konstruksi. Dalam
semua hal pengganjal yang cukup untuk tulangan
mendatar harus digunakan, sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana
pengganjal digunakan untuk permukaan beton yang
direncanakan untuk mendapatkan permukaan yang licin,
pengganjalan harus dibuat dari logam yang tidak
berkarat.
c.2. Tulangan dalam plat beton di atas tanah harus ditopang
dengan

kepingan

beton

yang

dicor

sebelumnya.

Kepingan beton harus mempunyai permukaan datar


dengan ukuran 5-7,5 cm x 5-7,5 cm.
LAPORAN PENUNJANG

16

SPESIFIKSI TEKNIS

Tulangan didalam semua ukuran plat lainnya dan di


dalam balok harus ditopang dengan logam.
c.3. Jarak minimum antara batang yang sejajar dalam suatu
lapisan harus sama dengan diameter batang terbesar,
tetapi jarak bersih antara batang tidak kurang dari 1,3
kali diameter maksimum dari pada agregat kasar. Pada
permukaan pondasi, plat dinding dan konstruksi pokok
lainnya dimana beton dicor secara langsung terhadap
dasar, tulangan harus mempunyai lapisan penutup
beton minimum 7,5 cm.
c.4. Bilamana diperlukan menyambung tulangan pada suatu
titik selain dari pada yang ditunjuk pada gambar, ciri
sambungan harus ditentukan oleh Direksi. Panjang
penyaluran dalam dinding vertikal dan kolom harus
minimum 30 kali diameter tulangan dan harus disetujui
Direksi.
c.5. Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai
dengan yang ditentukan dalam gambar. Apabila tidak
ditetapkan oleh Direksi pada pemasangan tulangan
meliputi kedudukan kait dan bengkok, sengkang, lilitan
kawat, sambungan dan sebagainya harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan

dan

toleransi-toleransi

yang

tercantum dalam PBI-1971 NI.2


d. Pihak

Kontraktor

atas

permintaan

Direksi

melakukan

pengujian terhadap mutu besi beton pada laboratorium


pengujian

yang

disetujui

Direksi.

Pengujian

dilakukan

terhadap tumpukan besi beton yang diambil secara acak.


5.4. Cetakan Beton
Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang, batas dan
ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana tercantum
pada gambar-gambar atau seperti yang telah ditetapkan oleh
Direksi. Bahan yang akan dipakai dan rencana cetakan harus
mendapat persetujuan dari Direksi sebelum pembuatan cetakan
dimulai. Tetapi persetujuan demikian tidak akan mengurangi
tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun

LAPORAN PENUNJANG

17

SPESIFIKSI TEKNIS

terhadap perlunya perbaikan-perbaikan kerusakan yang mungkin


timbul sewaktu pemakaian.
Sewaktu-waktu Direksi dapat mengafkir sesuatu bagian dari
bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan
Kontraktor harus segera menggantinya atas beban sendiri.
a. Pelaksanaan konstruksi cetakan
a.1. Cetakan untuk beton yang sesuai dengan bentuk yang
dikehendaki

harus

dibuat

sedemikian

rupa

kuatnya.

Cetakan dapat dibuat dari logam, lembaran plywood tebal


18 mm, papan kayu yang dipres atau dari papan yang
diserut halus, dan dalam keadaan baik sebagaimana
dikehendaki

untuk

menghasilkan

permukaan

yang

sempurna seperti yang ditentukan.


a.2. Permukaan cetakan harus menghasilkan permukaan beton
yang halus dan rata. Cetakan tersebut harus berkekuatan
dan berkekakuan tetap dalam tempat dan bentuk selama
pembebanan

dan

selama

berlangsungnya

pekerjaan

penggetaran untuk pemadatan beton. Semua cetakan


kayu pada permukaan jalan air harus diserut rata/digosok
dengan kertas pasir untuk menghilangkan tanda-tanda
bekas dari cetakan sejauh hal ini dapat dikerjakan.
Usaha-usaha yang sesuai dan efektif harus dikerahkan
dalam pekerjaan cetakan untuk menguatkan pinggiran
batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk
menghindari
sisi-sisi

terbentuknya

pinggiran

pelengkungan-pelengkungan

tersebut.

kerusakan-kerusakan

permukaan beton yang telah diselesaikan.


a.3. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan
harus

diminyaki

dengan

minyak

yang

biasa

diperdagangkan untuk mencegah secara efektif lekatnya


beton pada cetakan dan tidak akan mengotori beton.
Semua material untuk melepaskan lekatan beton dipakai
hanya

setelah

disetujui

Direksi.

Penggunaan

minyak

cetakan harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan


besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.

LAPORAN PENUNJANG

18

SPESIFIKSI TEKNIS

a.4. Champer strip bingkai penguat harus ditempatkan disudut


dari cetakan-cetakan untuk menghasilkan tepi-tepi yang
melereng pada permukaan beton yang selalu kelihatan.
a.5. Semua cetakan harus betul-betul teliti, kokoh dan arnan
pada

kedudukannya

sehingga

pengembangan

atau

gerakan lain selarna pengecoran beton dapat dihindari.


Cetakan harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran
adukan. Selama pengecoran beton cetakan ini dapat
disanggah pada pilar-pilar beton (concrete piers), kaki-kaki
logam (metal pedestral) atau oleh cara-cara lain yang
disetujui Direksi. Penyanggah cetakan (perancah) harus
berdiri di atas pondasi yang baik sehingga tidak akan ada
kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
b. Waktu dan cara pembukaan cetakan
b.1. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan
harus sesuai dengan petunjuk Direksi dan pekerjaan ini
harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan
kerusakan pada beton. Beton yang masih muda tidak
diizinkan untuk dibebani. Segera setelah cetakan-cetakan
dibuang, permukaan beton harus diperiksa dengan hatihati dan permukaan yang tidak beraturan harus segera
diperbaiki sampai disetujui Direksi.
b.2. Waktu pembongkaran cetakan terhitung sejak selesai
pengecoran

terlebih

dahulu

disetujui

Direksi,

pada

umumnya setelah beton berumur 3 minggu. Apabila ada


jaminan bahwa setelah cetakan dan acuan dibongkar,
beban yang bekerja pada bagian konstruksi itu tidak akan
melampaui

50%

dari

beban

rencana

total,

maka

pembongkaran cetakan dan acuan itu dapat dilakukan


setelah beton berumur 2 minggu. Jika tidak ditentukan
lain, cetakan samping dari balok dan dinding boleh
dibongkar setelah 3 hari.
b.3. Cetakan-cetakan
semua

balok

kolom-kolom

cetakannya

dan

dapat

dibongkar

penunjangnya

dari

penglihatan

setelah

telah

dari

dibongkar

temyata

baik

pembetonannya.

LAPORAN PENUNJANG

19

SPESIFIKSI TEKNIS

b.4. Bagian-bagian konstruksi dimana terjadi sarang-sarang


kerikil harus diperbaiki dengan penuh keahlian.
Apabila menurut pendapat Direksi, sarang-sarang kerikil
yang

terjadi

dapat

melemahkan/membahayakan

konstruksi maka Kontraktor harus membongkar beton


pada lokasi tersebut dan melakukan pengecoran ulang
atas biaya Kontraktor.
5.5. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran dalam pekerjaan beton bertulang
dengan bekisting dihitung volume dengan satuan volume meter
kubik (m3), untuk pasangan beton bertulang dengan bekisting yang
telah selesai dikerjakan oleh kontraktor. Harga satuan untuk
pekerjaan semacam ini harus mencakup (tetapi tidak terbatas
pada) semen, air, pasir dan kerikil/batu pecah, tenaga kerja,
peralatan bahan penambah (admixture), non shrink compound,
cetakan-cetakan,
pemeliharaan,

minyak

cetakan,

temperatur,

pengolahan,

persiapan

untuk

pencampuran,
pengecoran,

pengecoran, pembukaan cetakan-cetakan, perawatan (Curing),


pengujian

mutu

beton,

perlindungan,

penyempurnaan

dan

perbaikan permukaan beton, serta semua pekerjaan-pekerjaan


lainnya, sesuai persyaratan dan keperluan yang termasuk disini.
Pembayaran dapat dilakukan pembayaran setelah pasangan beton
bertulang terpasang sesuai dengan gambar dan perintah Direksi.

6.

PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI


Pekerjaan pasangan batu harus dilaksanakan dengan menggunakan
batu sungai atau batu galian seperti yang disetujui oleh Direksi dan
harus bebas dari kotoran dan cacat. Batuan yang dipakai harus
mempunyai berat jenis tidak kurang dari 2,5.
Batu

yang

digunakan

untuk

pekerjaan

pasangan

batu

harus

mempunyai ukuran yang acak, dan dikasarkan menggunakan palu,


serta pemasangan diatur sedemikian rupa agar batuannya dipastikan
melekat dan tidak ada kekosongan besar diantara batu. Masing-masing
batu harus mempunyai berat seimbang antara 16 kg dan 25 kg, tetapi

LAPORAN PENUNJANG

20

SPESIFIKSI TEKNIS

batu

yang

lebih

kecil

kemungkinan

dapat

digunakan

sesuai

kebijaksanaan Direksi.
Ukuran

maksimum

pekerjaan

pasangan

batu

akan

diatur

dan

disesuaikan kebutuhan tebal bangunan, batuan tidak mempunyai


ukuran lebih besar dari dua pertiga ketebalan untuk pekerjaan
pasangan batu atau tidak lebih dari 30 cm garis tengahnya. Batu
pasangan yang disimpan dilapangan harus dijaga kebersihannya dan
harus dibasahi sebelum dipasang.
Batu harus bersih dari campuran zat besi, noda-noda lubang pasir,
cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil
dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini harus semen portland
cement dari perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum
memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 dan pasal 3.2 NI-2 PBI 71
atau ASTM C 150 atau standar lain yang diakui oleh Perintah Indonesia.
Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika
diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang
lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan ke Direksi untuk di tes.
Semen lain yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau
seluruhnya ditolak dan Kontraktor harus memindahkan ke luar daerah
pekerjaan.
Kualitas pasir yang dipakai untuk pasangan batu harus sama dengan
yang disyaratkan untuk pekerjaan beton , pasal 6.4.(3)b spesifikasi
umum.
Air yang dipakai juga harus sama dengan yang disyaratkan untuk
pekerjaan beton, pasal 6.4.(4) spesifikasi umum.
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan
perbandingan 1 : 4 seperti yang disebutkan dalam gambar rencana
untuk masing-masing pekerjaan. Perbandingan yang dimaksud adalah
perbandingan berat semen dan berat pasir dalam kondisi jenuh kering
permukaan (saturated surface dry).
Untuk

menghasilkan

campuran

bahan

campuran

mortar

yang

betul-betul

harus menggunakan

merata

mesin

maka

pencampur

(mixer). Kapasitas minimum mesin pencampur adalah bahwa dalam


satu kali pencampuran bisa menampung 1 (Satu) zak semen ditambah
bahan lain sesuai perbandingan. Dalam satu kali pencampuran mortar,
LAPORAN PENUNJANG

21

SPESIFIKSI TEKNIS

Kontraktor tidak diijinkan menggunakan bahan semen kurang dari 1


(Satu) zak semen 50 kg. Pengadukan mortar dalam mesin pencampur
paling tidak dilakukan selama 2 (Dua) menit. Mortar harus dicampur
sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan mortar yang tidak dipakai
selama 30 (Tiga puluh) menit harus dibuang. Pemakaian kembali dari
mortar

tidak

diperkenankan.

Tempat

penampungan

mortar

hasil

pengadukan harus terbuat dari kotak kayu atau seng atau bahan lain
yang

tidak

mempengaruhi

kualitas

mortar

selama

dalam

penampungan.
Pengisian mortar pada pekerjaan pasangan batu, masing-masing batu
harus dibasahi secara merata sebelum dipergunakan dan harus
diletakkan sesuai dengan petunjuk Direksi. Masing-masing batu harus
bertumpu di mortar, dan semua sambungan diisi dengan mortar serta
tidak diijinkan ada sambungan antara batu yang lebih besar dari 5,0
cm.
Pengukuran, untuk pembayaran, untuk pekerjaan pasangan batu akan
dilakukan

sesuai

dengan

garis,

kemiringan

dan

ukuran

yang

diperlihatkan pada gambar, atau seperti perintah Direksi.


Pembayaran kepada Kontraktor untuk pekerjaan ini akan dilakukan
dengan harga satuan per meter kubik (m 3) yang ditawarkan di Daftar
Kuantitas, harga satuan harus sudah termasuk semua biaya yang
timbul dari tenaga kerja, material dan peralatan yang digunakan untuk
melaksanakan

pekerjaan

tersebut.

Pembayaran

dapat

dilakukan

pembayaran setelah pasangan batu kali terpasang sesuai dengan


gambar dan perintah Direksi.

7. GEBALAN RUMPUT

LAPORAN PENUNJANG

22

SPESIFIKSI TEKNIS

Dimana ditunjukan dalam gambar, badan tanggul/lereng digebali


rumput. Sebelum

gebalan rumput dipasang, permukaan harus

diratakan dan diperbaiki bila perlu setelah gebalan rumput dipasang


harus disiram dengan air secukupnya sampai gebalan rumput itu
tumbuh dengan baik, gebalan rumput yang tidak tumbuh harus
dibuang dan diganti dengan yang baru dan dirawat sampai gebalan
rumput tumbuh/hidup dan akhir dari pekerjaan ini harus mendapat
persetujuan Direksi.
Daerah yang harus digebal adalah selebar 1,00 m pada kedua sisi
badan tanggul

bagian atas, atau ditentukan lain oleh Direksi.

Cerucuk-cerucuk/stik bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang


gebalan

rumput. Ukuran dari cerucuk-cerucuk paling tidak panjangnya

30 cm dengan diameter 2-3 cm.


Pengukuran, untuk pembayaran, untuk pekerjaan gebalan rumput akan
dilakukan

sesuai

dengan

garis,

kemiringan

dan

ukuran

yang

diperlihatkan pada gambar, atau seperti perintah Direksi.


Pembayaran kepada Kontraktor untuk pekerjaan ini akan dilakukan
dengan harga satuan per meter persegi (m 2) yang ditawarkan di Daftar
Kuantitas, harga satuan harus sudah termasuk semua biaya yang
timbul dari tenaga kerja, material dan peralatan yang digunakan untuk
melaksanakan

pekerjaan

tersebut.

Pembayaran

dapat

dilakukan

pembayaran setelah gebalan rumput terpasang sesuai dengan gambar


dan perintah Direksi.

8.

PENANAMAN POHON PERINDANG.


Pelaksanaan Penanaman Pohon Pelindung/Perindang harus dengan
ketentuan
-

sebagai berikut :

Sebelum dilaksanakan penanaman harus membuat lubang calon


tanaman

dengan ukuran 0,5 m x 0,5 m dengan kedalaman 70

cm.
-

Setelah itu pada lubang tersebut diberi pupuk kandang atau kompos
yang siap pakai sebanyak 1/3 dari lubang tersebut dan didiamkan
selama 2 (dua) minggu untuk menjaga suhu tanah.

Jarak tanaman antara pohon yang satu dengan pohon yang lainnya
5 m.

LAPORAN PENUNJANG

23

SPESIFIKSI TEKNIS
-

Jenis pohon yang akan ditanam antara lain :


Pohon Rambutan,
Determinasi pohon induk hasil okulasi sehat, segar, daun cukup,
tinggi minimum 1,5 m dalam polibag hitam ukuran 12 x 20 cm
berlebel.
Pohon Pete,
Determinasi pohon induk hasil okulasi sehat, segar, daun cukup,
tinggi minimum 1,5 m dalam polibag hitam ukuran 12 x 20- cm
berlebel.
Pohon Duren,
Determinasi pohon induk hasil okulasi sehat, segar, daun cukup,
tinggi minimum 1,5 m dalam polibag hitam ukuran 12 x 20 cm
berlebel.
Pohon Jati Mas,
Determinasi pohon induk hasil okulasi sehat, segar, daun cukup,
tinggi minimum 1,5 m dalam polibag hitam ukuran 12 x 20 cm
berlebel.
Penanaman Pohon .
Setelah persiapan selesai dilaksanakan maka agar dapat dilanjutkan
dengan

penanaman

yang sebelumnya pada lubang dimaksud

disiram air seperlunya, pelaksanaan penanaman pohon harus atas


persetujuan Direksi secara tertulis.
Pengajiran.
Setelah pohon-pohon ditanam maka harus dilakukan pengajiran
guna menjaga agar tanaman kuat apabila diterpa angin ataupun
gangguan binatang.
Pengukuran, untuk pembayaran, untuk pekerjaan pohon perindang
akan dilakukan sesuai dengan garis, kemiringan dan ukuran yang
diperlihatkan pada gambar, atau seperti perintah Direksi.
Pembayaran kepada Kontraktor untuk pekerjaan interblok dilakukan
dengan harga satuan per buah/pohon (bh) yang ditawarkan di Daftar
Kuantitas, harga satuan harus sudah termasuk semua biaya yang
timbul dari tenaga kerja, material dan peralatan yang digunakan untuk
melaksanakan
pembayaran

pekerjaan
setelah

tersebut.

pohon

Pembayaran

perindang

terpasang

dapat
sesuai

dilakukan
dengan

gambar dan perintah Direksi.

LAPORAN PENUNJANG

24

SPESIFIKSI TEKNIS

9.

INTERBLOCK DAN KANSTEEN


Pamasangan interblok dilakukan setelah kansteen pembatas dipasang
dan tanah dasar dipadatkan, lalu diberi pasir. Interblock dipasang saling
silang mengunci satu sama lain, setelah dipasang seluruhnya sela-sela
paving blok diisi kembali dengan pasir.
Pengukuran, untuk pembayaran, untuk pekerjaan interblok dan kansten
akan dilakukan sesuai dengan garis, kemiringan dan ukuran yang
diperlihatkan pada gambar, atau seperti perintah Direksi.
Pembayaran kepada Kontraktor untuk pekerjaan interblok dilakukan
dengan harga satuan per meter persegi (m 2) yang ditawarkan di Daftar
Kuantitas, sedangkan Pembayaran kepada Kontraktor untuk pekerjaan
kansteen dilakukan dengan harga satuan per meter panjang (m ) yang
ditawarkan di Daftar Kuantitas harga satuan harus sudah termasuk
semua biaya yang timbul dari tenaga kerja, material dan peralatan
yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Pembayaran
dapat dilakukan pembayaran setelah interblok dan kansteen terpasang
sesuai dengan gambar dan perintah Direksi.

10.

CERUCUK BAMBU
Pemasangan cerucuk bambu untuk pembatas tanggul dipasang rapat
dan kuat agar tanah hasil urugan dari galian tanah situ tidak masuk lagi
kedalam situ.

Peralatan yang digunakan untuk pemasangan cerucuk

bambu disesuaikan dengan lokasi yang ada. Jumlah cerucuk bambu


yang dipasang per meter panjang sejumlah 10-12 bambu, ukuran
bambu yang dipasang adalah panjang 4 m diameter 10-12 cm.
Pengukuran, untuk pembayaran, untuk pekerjaan cerucuk bambu akan
dilakukan

sesuai

dengan

garis,

kemiringan

dan

ukuran

yang

diperlihatkan pada gambar, atau seperti perintah Direksi.


Pembayaran kepada Kontraktor untuk pekerjaan ini akan dilakukan
dengan harga satuan per meter panjang (m) yang ditawarkan di Daftar
Kuantitas, harga satuan harus sudah termasuk semua biaya yang
timbul dari tenaga kerja, material dan peralatan yang digunakan untuk
melaksanakan

pekerjaan

tersebut.

Pembayaran

dapat

dilakukan

pembayaran setelah cerucuk bambu terpasang sesuai dengan gambar


dan perintah Direksi.
LAPORAN PENUNJANG

25

SPESIFIKSI TEKNIS

11.

PLESTERAN
Plesteran diperlukan untuk membuat permukaan pasangan batu ekspos
dan rata, campuran untuk plesteran dibuat 1 : 3 (semen : pasir) dan
harus sesuai perintah Direksi. Sebelum dilakukan pekerjaan plesteran,
permukaan pasangan batu harus basah dan bersih.
Pekerjaan plesteran harus dibuat dalam dua lapis termasuk pengacian/
finishing, secara keseluruhan dengan ketebalan 2,0 cm. Kecuali jika
diperintahkan lain oleh Direksi, permukan pasangan batu yang harus
diplester sesuai gambar dan perintah Direksi.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan plesteran dibuat berdasarkan
luas plesteran (m2) yang terpasang dilapangan sesuai batas, mutu dan
ketebalan yang ditunjuk pada gambar dan sesuai perintah Direksi.
Pembayaran untuk pekerjaan plesteran dibuat dalam harga satuan
permeter persegi (m2) dalam BOQ. Harga satuan sudah meliputi semua
material, tenaga kerja, peralatan penting bagi pekerjaan plesteran yang
mencakup persiapan, mortar, dan penyelesaiannya. Pembayaran dapat
dilakukan pembayaran setelah plesteran terpasang sesuai dengan
gambar dan perintah Direksi.

12.

SIARAN
Permukaan pasangan batu yang harus disiar dengan campuran 1 : 2
(semen : pasir) dan harus sesuai perintah Direksi. Adukan untuk siaran
harus memenuhi ketentuan material dan pencampurannya.
Pekerjaan

pasangan

batu

dengan

siaran

halus

dengan

menata

sedikitnya satu ikatan tiap-tiap meter persegi. Batu harus diambil dan
diletakkan secara hati-hati sehingga sambungan tidak rata, dengan
ketebalan 1,0 cm.
Semua pekerjaan batu permukaan jika tidak diperintahkan lain harus
menggunakan adukan 1 : 2 (semen : pasir).
Sebelum dimulai pekerjaan utama, sambungan dari semua permukaan
pasangan batu harus dikasarkan dan dibersihkan dengan sikat kawat
dalam kondisi basah.
Jenis siaran dapat berupa :

LAPORAN PENUNJANG

26

SPESIFIKSI TEKNIS

(a) Siaran Tenggelam, pengisian sambungan kira-kira 1,0 cm kedalaman


rata-rata dari permukaan batu.
(b) Siaran Rata, siaran rata dengan permukaan batu.
(c) Siaran Timbul, siaran dengan tebal 1,0 cm lebar tidak kurang dari
2,0 cm.
Kecuali jika diperintahkan lain, semua siaran harus dibuat jenis siaran
rata.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan siaran dibuat berdasarkan
luas siaran yang terpasang di lapangan sesuai batas, mutu dan
ketebalan yang ditunjuk pada gambar dan sesuai perintah Direksi.
Pembayaran untuk pekerjaan siaran dibuat dalam harga satuan
permeter persegi (m2) dalam BOQ. Harga satuan sudah meliputi semua
material, tenaga kerja, peralatan penting bagi pekerjaan siaran yang
mencakup persiapan, mortar, dan penyelesaiannya. Pembayaran dapat
dilakukan pembayaran setelah siaran terpasang sesuai dengan gambar
dan perintah Direksi.

13.

PINTU AIR
Pintu Sorong Baja yang dibuat pabrikasi harus sesuai ukuran gambar,
mutu material yang digunakan dan tempat pabrik pembuat sesuai
dengan standart bangunan Irigasi Departemen Pekerjaan Umum serta
telah disetujui Direksi, .
Jadual pelaksanaan dan pemeriksaan pekerjaan pabrikasi pintu air
harus disampaikan dan disetujui Direksi, paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum pabrikasi pintu air dikerjakan.
Pengangkutan dan pengepakan pintu air kelokasi pekerjaan harus
dijaga dari kemungkinan kerusakan, segala kerusakan yang terjadi atau
hilang dalam perjalanan adalah merupakan resiko Kontraktor untuk
memperbaiki atau menggantinya.
Penyimpanan pintu air di lapangan harus disimpan di Gudang atau
Tempat Terlindung lainnya sebelum dipasang dibangunan.
Pengecatan akhir cat epoxy dan perapihan pekerjaan harus sesuai
perintah Direksi.
Pengukuran dan pembayaran untuk pintu air dibuat dalam harga
satuan per set dalam daftar kuantitas pekerjaan sudah termasuk

LAPORAN PENUNJANG

27

SPESIFIKSI TEKNIS

tenaga, bahan, pabrikasi, pengangkutan, pemasangan, pengecatan dan


pekerjaan lainnya. Pembayaran dapat dilakukan pembayaran setelah
pintu air terpasang pada bangunan air sesuai dengan gambar dan
perintah Direksi.

14.

PEKERJAAN AKHIR DAN PEMERIKSAAN PEKERJAAN


a.

Pada akhir pekerjaan Kontraktor harus :


1.

Membongkar semua bangunan-bangunan sementara dan


mengeluarkan

dari

lokasi

pekerjaan,

kecuali

terhadap

sesuatu yang dinyatakan lain oleh Direksi.


2.

Melakukan perapian seperti membersihkan lapangan dari


sisa bahan bangunan, sisa bongkaran bangunan sementara,
sampah dan lain-lain sesuai petunjuk Direksi.

3.

Kontraktor harus melakukan perbaikan-perbaikan pekerjaan


yang rusak atau cacat dan harus sudah selesai sebelum
Masa

Pemeliharaan

berakhir.

Kontraktor

harus

selalu

menjaga kerapian lapangan sampai batas waktu Masa


Pemeliharaan selesai.
4.

Kontraktor diwajibkan membuat As Built Drawing dari


pelaksanaan pekerjaan dan mendapat persetujuan dari
Pemberi Tugas atau Pejabat yang ditunjuk.

b.

Pemeriksaan pekerjaan
1. Pemeriksa yang dilakukan Direksi :
1.a. Direksi

akan

melaksanakan

pengawasan

semua

kegiatan pekerjaan setiap hari dan mencatat semua


kegiatan pekerjaan pada Buku Harian.
1.b. Pada waktu pekerjaan akan diserahkan kepada Pihak
Pertama, Direksi akan mengadakan Pemeriksaan Akhir
untuk pekerjaan tersebut
2. Pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa Serah Terima Pekerjaan
(T.P.S.T.P) :
2.a. Sebelum diadakan Serah Terima Pertama Pekerjaan
kepada Pihak Pertama, Tim Pemeriksa Serah Terima
Pekerjaan (T.P.S.T.P.) mengadakan pemeriksaan hasil
pekerjaan tersebut.

LAPORAN PENUNJANG

28

SPESIFIKSI TEKNIS

2.b. Apabila setelah diadakan Evaluasi Pemeriksaan oleh


T.P.S.T.P

ternyata

kekurangan

masih

pekerjaan/tidak

ditemukan
sesuai

kekurangan-

dengan

syarat-

syarat teknis dan gambar desainnya, maka Kontraktor


diwajibkan

untuk

memperbaiki

sesuai

syarat-syarat

yang telah ditentukan.


b.3. Segala
untuk

keperluan
keperluan

peralatan/biaya
pemeriksaan

yang

hasil

dikeluarkan

pekerjaan

dan

segala akibat yang timbul dalam hal pemeriksaan ini


menjadi tanggung jawab Kontraktor.

LAPORAN PENUNJANG

29

Anda mungkin juga menyukai