Preskas Bedah Anak Pru
Preskas Bedah Anak Pru
Disusun Oleh:
Yohanes Purbanta Soerya
G99141162
Pembimbing:
Nunik Agustriani, dr., Sp.B, Sp.BA
BAB I
STATUS PASIEN
A. ANAMNESIS
I. IdentitasPasien
Nama
: An. ID
Umur
: 6 Tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Jaten, Karanganyar
Tanggal Masuk
: 12 Oktober 2015
No. RM
: 00967507
II. KeluhanUtama
BAK keluar dari samping penis
III. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan jika BAK air kencing keluar melalui
samping penis. Keluhan mulai dirasakan pasien sejak kurang lebih 2 tahun
SMRS. Sejak pasien lahir, keluarga pasien sudah diberitahu oleh dokter
bahwa lubang kencing pasien terletak di bawah batang penis. Pasien sudah
menjalani operasi sebanyak 5x, operasi terakhir pada bulan Maret 2015.
Keluhan badan panas (-), mual (-), muntah (-), nafsu makan menurun (-).
BAK (+) 3-5 kali / hari warna kuning jernih, nyeri BAK (-), darah (-).
BAB (+) 1 kali / hari, warna kecoklatan, lendir (-), darah (-).
IV. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat operasi
: (+) 5x, operasi terakhir pada bulan Maret 2015
Riwayat trauma
: disangkal
Riwayat mondok
: (+) saat operasi
Riwayat alergi
: disangkal
V. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa
: disangkal
: disangkal
VIII. RiwayatImunisasi
Pasien telah mendapatkan imunisasi lengkap.
B. PEMERIKSAAN FISIK
I. KeadaanUmum
a. Keadaanumum : Compos mentis (GCS E4V5M6), gizi kesan cukup
b. Vital sign :
TD : 110/70 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 21 x/menit
T : 36,7o C per aksilar
II. General Survey
a. Kulit
: Kulit sawo matang, kering (-), ujud kelainan kulit (-),
hiperpigmentasi (-)
b. Kepala
: mesocephal
c. Mata
: konjungtiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-), cekung(-/-),
reflex cahaya (+/+), pupil isokhor 2mm/2mm
d. Telinga
: sekret (-/-), darah (-/-).
e. Hidung
: bentuk simetris, napas cuping hidung (-), sekret (-), keluar
f.
g.
h.
i.
darah (-).
Mulut
: mukosa basah (-), sianosis (-), lidah kotor (-), jejas (-).
Leher
: pembesaran tiroid (-), pembesaran limfonodi (-).
Thorak
: normochest, retraksi (-), gerakan dinding dada simetris
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Palpasi
Perkusi
: sonor/sonor.
: timpani
Palpasi
turgor kulitmenurun
l. Genitourinaria
1/3 distal penis (+), fistel (+) di bagian 1/3 distal penis
m. Ekstremitas
: CRT < 2 detik
Akral dingin
-
Oedema
C. ASSESMENT I
Fistel uretrocutan post repair fistel post uretroplasti
D. PLANNING I
Cek lab darah
Pro repair fistel
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
I.
LaboratoriumDarah (12 Oktober 2015)
Pemeriksaan
HematologiRutin
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Hemostasis
PT
APTT
INR
Kimia Klinik
Protein total
Albumin
Globulin
Elektrolit
Natrium darah
Kalium darah
Chlorida darah
Hasil
Satuan
Rujukan
12,1
36
8,9
384
4,65
g/dL
%
Ribu/l
Ribu/l
Juta/l
11,5 15,5
35 45
4,5 14,5
150 450
4,0 5,2
13,6
43,0
1,100
detik
detik
10,0-15,0
20,0-40,0
7,4
4,5
2,9
g/dL
g/dL
g/dL
6,0 8,0
3,8 5,4
142
4,4
109
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
132 - 145
3,1 5,1
98 - 106
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Pendahuluan
Pada abad pertama, ahli bedah dari Yunani Heliodorus dan Antilius,
era
modern
pada
bidang
ini
pada
tahun
1874
dengan
Definisi
Hipospadia sendiri berasal dari dua kata yaitu hypo yang berarti di
bawah dan spadon yang berarti keratan yang panjang.1 Hipospadia adalah
kelainan kongenital dimana muara uretra eksterna (MUE) terletak di ventral
penis dan lebih ke proximal dari tempat normalnya (ujung gland penis). 4
Kelainan ini seringkali disertai adanya fibrosis pada bagian distal MUE yang
menyebabkan bengkoknya penis (chordae).
III.
Etologi
Penyebabnya sebenarnya sangat multifaktor dan sampai sekarang
belum diketahui penyebab pasti dari hipospadia. Namun, ada beberapa factor
yang oleh para ahli dianggap paling berpengaruh antara lain :3
1. Gangguan dan ketidakseimbangan hormon
Hormon yang dimaksud di sini adalah hormon androgen yang mengatur
organogenesis kelamin (pria). Atau biasa juga karena reseptor hormon
androgennya sendiri di dalam tubuh yang kurang atau tidak ada. Sehingga
walaupun hormon androgen sendiri telah terbentuk cukup akan tetapi
apabila reseptornya tidak ada tetap saja tidak akan memberikan suatu efek
Epidemiologi
Hipospadia merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada 3 diantara
Gejala Klinis2
1. Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada lebih ke proximal
dan berada di ventral.
2. Penis melengkung ke bawah.
3. Penis tampak seperti berkerudung karena preputium dibagian ventral tidak
ada, berkumpul dibagian dorsal.
4. Jika berkemih, anak harus duduk.
VI.
Diagnosis
Diagnosis hipospadia biasanya jelas pada pemeriksaan inspeksi.
VII.
Kelainan Penyerta4
1. Mikropenis
2. Undescendus testis
3. Kelainan ginjal
4. Kelainan ureter / uretra
5. Kelainan buli-buli
6. Gender
7. Scrotum bifida
VIII.
Klasifikasi
1. Subglanduler
2. Penile shaft
3. Penoscrotal
4. Scrotal
5. Perineal
IX.
Penatalaksanaan
Penanganan hipospadia adalah dengan cara operasi. Operasi ini
bertujuan untuk merekonstruksi penis agar lurus dengan orifisium uretra pada
tempat yang normal atau diusahakan untuk senormal mungkin. Operasi
sebaiknya dilaksanakan pada saat usia anak yaitu enam bulan sampai usia
prasekolah. Hal ini dimaksudkan bahwa pada usia ini anak diharapkan belum
sadar bahwa ia begitu spesial, dan berbeda dengan teman-temannya yang
lain yaitu dimana anak yang lain biasanya miksi (buang air seni) dengan
berdiri sedangkan ia sendiri harus melakukannya dengan jongkok agar urin
tidak mbleber ke mana-mana. Anak yang menderita hipospadia hendaknya
jangan dulu dikhitan, hal ini berkaitan dengan tindakan operasi rekonstruksi
yang akan mengambil kulit preputium penis untuk menutup lubang dari sulcus
uretra yang tidak menyatu pada penderita hipospadia.5
Tahapan operasi rekonstruksi antara lain :6
1. Release Chordae dan Tunneling
Meluruskan penis yaitu orifisium dan canalis uretra senormal mungkin.
Hal ini dikarenakan pada penderita hipospadia biasanya terdapat suatu
XI.
PENUTUP
Hipospadia adalah kelainan kongenital dimana MUE terletak di ventral
penis dan lebih ke proximal dari tempat normalnya (ujung gland penis).
Hipospadia merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada 3 diantara 1.000
bayi baru lahir. Kebanyakan lubang uretra terletak di dekat ujung penis, yaitu
pada glans penis. Bentuk hipospadia yang terjadi jika lubang uretra terdapat di
tengah batang penis atau pada pangkal penis, dan kadang pada skrotum
(kantung zakar) atau di bawah skrotum. Kelainan ini seringkali berhubungan
dengan kordi, yaitu suatu jaringan fibrosa yang kencang, yang menyebabkan
penis melengkung ke bawah pada saat ereksi. Gejalanya adalah :
1. Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada lebih ke
proximal.
2. Penis melengkung ke bawah.
3. Penis tampak seperti berkerudung karena preputium dibagian ventral tidak
ada, berkumpul dibagian dorsol.
4. Jika berkemih, anak harus duduk.
Diagnosis bisa juga ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik. Jika
hipospadia terdapat di pangkal penis, mungkin perlu dilakukan pemeriksaan
radiologis untuk memeriksa kelainan bawaan lainnya. Bayi yang menderita
hipospadia sebaiknya tidak disunat. Kulit depan penis dibiarkan untuk
digunakan pada pembedahan. Rangkaian pembedahan diupayakan telah
selesai dilakukan sebelum anak mulai sekolah. Pada saat ini, diupayakan
dilakukan sebelum anak berumur 18 bulan. Jika tidak diobati, mungkin akan
terjadi kesulitan dalam pelatihan buang air pada anak dan pada saat dewasa
nanti, mungkin akan terjadi gangguan dalam melakukan hubungan seksual.
Daftar Pustaka
1. Sastrasupena H., Hipospadia, Dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah,
Binarupa Aksara, Jakarta, 1995: 428-435
2. http://medicastore.com/ uniceffcorporation.html. Dikutip tanggal 10 Maret
2010
3. Purnomo B.B., Uretra dan Hipospadia, Dalam Dasar-dasar Urologi,
Malang, 2000 : 6,137-138
4. Kuliah Hipospadia, Sub SMF Bedah Plastik Departemen Bedah RSPAD
GATOT SOEBROTO, 2011.
5. Suriadi . Rita, Yuliani . 2001 . Asuhan Keperawatan Pada Anak . Jakarta :
CV. Sagung Seto
6. http://lakshminawasasi.blogspot.com/2005/12/hipospadia.html.
tanggal 10 Maret 2010
Dikutip