Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan Jurnal

Hope Intervention against Depression in the Survivors of Cold Lava Flood from Merapi
Mount
Letusan besar serta erupsi Gunung Merapi telah terjadi pada 26 Oktober 2010. Letusan
tersebut mengakibatkan terjadinya banjir lahar dingin yang disebabkan oleh terbawanya material
seperti pasir dan batu yang menumpuk dilereng gunung oleh air hujan ke dataran rendah dan
menyebabkan sungai Kali Putih yang melewati Desa Sirahan, Kabupaten Magelang meluap. Hal
ini menyebabkan Desa Sirahan yang terletak di dataran rendah diterjang banjir yang cukup besar
dan menimbulkan kerusakan di sektor pemukiman, infrastruktur publik, ekonomi dan
masyarakat.
Dampak yang dialami oleh para korban bencana tidak hanya secara fisik tetapi juga
psikologis, namun upaya dalam pemenuhan bantuan psikologis sreringkali kurang efektif.
Banyak penelitian menyatakan bahwa respon yang mungkin muncul pasca bencana antara lain
kesedihan dan distress, paranoia, kecemasan, shock dan ketidakpercayaan terjadi dalam
intensitas tinggi dan apabila tidak ditangani akan menimbulkan gejala kecemasan, gangguan
afektif serta gejala Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Korban bencana biasanya juga
menunjukkan gejala seperti kesulitan untuk mengendalikan amarah, curiga, sensitif dan
bermusuhan, menghindari atau menarik diri dari orang lain, memiliki gangguan tidur karena
mimpi buruk, bangun tiba-tiba karena kilas balik dan kecemasan bencana terjadi lagi, dan respon
psikologis lainnya. Hal ini kemungkinan juga dialami oleh warga korban banjir di Desa Sirahan
yang harus mengungsi ke kamp pengungsian selama tiga bulan dan setiap waktu mengalami
perasaan takut, cemas, khawatir hingga perasaan takut kembali ke rumah karena khawatir
terjadinya banjir kembali.
Untuk mengatasi dampak psikologis yang muncul pasca bencana tersebut dapat diberikan
Hope Intervention atau terapi harapan. Pada jurnal, peserta penelitian ini adalah empat kelompok
warga Desa Sirahan, yaitu kelompok ibu, guru, relawan dan pejabat desa sebanyak 31 orang.
Kelompok kontrol adalah 31 orang warga Desa Cangkringan yang juga terkena banjir. Terapi
harapan

bisa dilakukan individu maupun kelompok, namun telah terbukti bahwa metode

berbasis kelompok lebih efektif. Intervensi ini dilakukan sebanyak 4 kali, masing-masing

berdurasi kurang lebih dua jam dan seluruh proses memerlukan waktu selama dua minggu.
Setiap pertemuan dipimpin oleh dua orang, yaitu fasilitator dan co-fasilitator, yang harus
memenuhi kualifikasi yang ditetapkan.
Proses terapi harapan terdiri dari penetapan tujuan, perencanaan strategi dan motivasi
penguatan untuk mencapai tujuan. Terapi ini terdiri dari 4 komponen sesuai dengan guideline
yang digunakan, yaitu (1) Guided Imagery, (2) dialog, (3) strategi instruksi dan (4) lembar kerja.
Guided Imagery adalah sebuah proses di mana setiap peserta diminta untuk membayangkan
tujuan hidup mereka yang akan dicapai dengan menggunakan strategi. Proses ini bertujuan untuk
melihat bagaimana pengalaman yang diperoleh dapat membantu mereka untuk mencapai tujuan
di masa depan. Selain itu, dialog dan strategi instruksi yang proses lebih ditekankan pada
kemampuan eksperimen peserta untuk membuat pertanyaan yang mendalam dan untuk
memimpin pemikiran mereka untuk perumusan strategi untuk masa depan. lembar kerja yang
dibutuhkan oleh para peserta untuk menulis tujuan mereka dan memperoleh positif self-talk.
Hubungan antara terapis dan klien dalam terapi harapan adalah kolaborasi sehingga perlu peran
kedua belah pihak. terapis sebagai pendidik, mentor dan panduan membantu klien untuk
membuat keputusan. Tingkat depresi diukur dengan pre-test dan post-test. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari rata-rata tingkat depresi antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada pre-test dan post-test dengan nilai F = 11,589;
p = 0,001 (p <0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa Hope Intervention memiliki pengaruh
signifikan pada penurunan tingkat depresi pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan
kelompok kontrol.

ANALISIS SWOT
Strength
1. Hasil implementasi Hope Intervention atau terapi harapan yang dilakukan pada jurnal
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari rata-rata tingkat depresi
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada pre-test dan post-test dengan
nilai F = 11,589; p = 0,001 (p <0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa Hope Intervention
memiliki pengaruh signifikan pada penurunan tingkat depresi pada kelompok eksperimen

dibandingkan dengan kelompok kontrol sehingga Hope Intervention dapat menjadi


pilihan untuk menurunkan tingkat depresi pada individu ataupun kelompok orang yang
menghadapi kondisi pasca bencana.
2. Intervensi dilakukan dengan guideline yang sudah tersedia sehingga Hope
Intervention ini mudah diaplikasikan oleh tenaga kesehatan yang telah memenuhi
kualifikasi untuk menjadi fasilitator ataupun co-fasilitator. Kemudahan dalam
pengaplikasian

dapat

menjadi

kekuatan

sebagai

pertimbangan

untuk

mengimplementasikan intervensi ini.


3. Terapi harapan atau Hope Intervention merupakan tindakan yang dilakukan
memerlukan biaya yang minimal, alat yang diperlukan dalam melakukan intervensi yaitu
hanya alat tulis untuk menuliskan tujuan dan harapan dalam proses Worksheet, serta
formulir untuk kepentingan pendataan dan dokumentasi seperti inform consent,
pengkajian pre-test dan post test, dan lain-lain.

Weakness
1. Intervensi pada jurnal dilakukan pada orang-orang yang memiliki pengaruh untuk orang
lain seperti ibu, relawan, guru dan pejabat desa atau tokoh masyarakat yang masuk dalam
usia dewasa dan telah dapat mengikuti instruksi dan telah mampu menentukan tujuan dan
harapan- harapan yang ingin dicapai dengan jelas. Intervensi ini tidak dapat dilakukan
pada semua usia, misalnya untuk anak-anak, anak-anak mungkin akan kesulitan untuk
mengikuti proses-proses Hope Intervention ini.
2. Tidak semua orang dapat memberikan terapi denganHope Intervention ini. Intervensi
hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang telah memenuhi kualifikasi untuk menjadi
fasilitator ataupun co-fasilitator, yaitu psikolog atau mahasiswa program pasca sarjana
dari Psikolog Profesi di bidang klinis, orang yang telah bekerja secara profesional atau
memahami penelitian dengan baik, memiliki pemahaman yang baik tentang kondisi fisik
dan psikologis korban yang selamat dari banjir lahar dingin atau bencana secara umum,
pernah membantu atau menangani korban bencana alam, memiliki pengalaman sebagai
fasilitator dalam pelatihan, komunikatif, menyenangkan, menarik dan mampu
membangkitkan suasana.

Opportunity
1. Implementasi dari Hope Intervention di Indonesia telah diterapkan tepatnya di daerah
kabupaten Magelang desa Sirahan, hal ini dapat menjadi peluang untuk bisa diterapkan
pada daerah-daerah lainnya apabila terjadi bencana serupa atau bencana lainnya
mengingat Indonesia merupakan kawasan yang rawan akan terjadinya bencana.
2. Bencana yang terjadi tidak hanya akan berdampak pada aspek fisik tetapi juga pada aspek
psikologis para korbannya. Selama ini kebanyakan dari kita berfokus pada dampak aspek
fisik saja, namun aspek psikologis para korban juga membutuhkan perhatian penting.
Banyak dari korban yang mengalami depresi, PTSD (Post Traumatic Stress disorder) dan
lain sebagainya. Hal dapat menjadi peluang bagi tenaga kesehatan untuk memberikan
intervensi kepada para korban untuk mengatasi masalah psikologis yang dialaminya.
3. Tenaga kesehatan termasuk perawat yang telah memiliki skill secara kompeten memiliki
peluang yang cukup besar untuk dapat memberikan intervensi kepada para korban pasca
bencana yang mengalami masalah psikologis.
Threat
1. Situasi lingkungan dan kondisi di tempat pengungsian terkadang kurang kondusif seperti
adanya kebisingan yang dapat mengganggu kenyamanan para korban bencana pada saat
akan melakukan intervensi yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

Dapus
S. Retnowati et al. (2015). Hope Intervention against Depression in the Survivors of Cold Lava
Flood from Merapi Mount. Procedia - Social and Behavioral Sciences 165. Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai