PENDAHULUAN
TUJUAN PRAKTIKUM
Ada pun diadakannya praktikum kali ini mengenai tekanan darah pada manusia. Tujuan
dari praktikum ini agae para praktikan dapat memahani tentang apa itu tekanan darah pada
manusia. Agar para praktikan dapat memahami bagaimana tekanan darah pada manusia. Agar
para praktikan dapat memahami beberapa penggolongan tekanan darah pada manusia. Agar para
praktikan dapat memahami alat apa yang digunakan untuk mengukur tekanan darah pada
manusia. Agar para praktikan dapat memahami cara-caqra mengukur tekanan darah pada
manusia. Dan juga agar para parktikan dapat menggunakan alat pengukur tekanan darah dan
dapat mempraktekannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Tekanan darah adalah gaya yang darah berikan terhadap dinding pembuluh darah. Selama
sistol, gaya pada dinding pembuluh darah yang terbesar; sewaktu diastole, jatuh ke titik terendah.
Pengukuran tekanan darah adalah rasio dari kedua tekanan.
Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang pertama adalah curah jantung.
Tekanan terhadap dinding arteri lebih besar sehingga volume aliran darah meningkat. Faktor
kedua yang mempengaruhi tekanan darah resistensi perifer, atau resistensi terhadap aliran darah
dalam arteri kecil dari tubuh (arteriol). Resistensi perifer dipengaruhi oleh visikositas (ketebalan)
dari sel-sel darah dan jumlah plasma darah. Visikositas darah yang sangat tinggi menghasilkan
tekanan darah tinggi. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi oleh struktur dinding arteri. Jika
dinding telah rusak, jika tersumbat oleh endapan limbah, atau jika telah kehilangan elastisitas,
tekanan darah akan lebih tinggi. Tekanan darah tinggi, disebut hipertensi, yaitu akibat curah
jantung terlalu tinggi atau resistensi perifer terlalu tinggi
B. Hubungan Antara Tekanan, Aliran, dan Resistensi
Aliran darah yang melalui pembuluh darah ditentukan oleh dua faktor :
1) Perbedaan tekanan darah di antara kedua ujung pembuluh, kadang-kadang juga disebut gradien
tekanan di sepanjang pembuluh darah, yaitu daya yang mendorong darah melalui pembuluh.
2) Rintangan bagi aliran darah melalui pembuluh, yang disebut resistensi pembuluh darah.
C. Aliran darah
Secara sederhana, aliran darah berarti jumlah darah yang mengalir melalui suatu titik tertentu
di sirkulasi dalam periode waktu terentu. Biasanya aliran darah dinyatakan dalam milimeter per
menit atau liter per menit, tetapi dapat juga dinyatakan dalam milimeter per detik atau setiap
satuan aliran lainnya.
Secara keseluruhan aliran darah pada sirkulasi total orang dewasa dalam keadaan istirahat
adalah sekitar 5000 ml/menit. Aliran darah ini disebut curah jantung karena merupakan jumlah
darah yang dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya.
D. Pembuluh Darah
Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler,
venula dan vena. Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan
darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah di antara
denyut jantung. Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang
menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah
tertentu.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi
sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah
kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke
dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah.
Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa darah
kembali ke jantung. Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar
daripada arteri; sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan
kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.
E. Tekanan Darah Arteri Normal
Tekanan darah dalam arteri brakialis pada orang muda dewasa pada posisi duduk istirahat
duduk atau berbaring menedekati 120/70 mm Hg. Cukup kelihatan lebih rendah pada malam hari
dan pada perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Karena tekanan arteri adalah hasil curah
jantung dan tekanan perifer, dipengaruhi oleh kondisi yang mempengaruhi salah satu atau kedua
faktor tersebut. Emosi misalnya meningkatkan curah jantung, dan mungkin sulit menentukan
tekanan darah istirahat sebenarnya pada orang yang gelisah atau tegang. Secara umum,
peningkatan curah jantung meningkatkan tekanan sistolik, sedangkan peningkatan tahanan
perifer meningkatkan tekanan diastolik.
Terdapat kontroversi mengenai penentuan batas tekanan darah normal dan tinggi (hipertensi),
terutama pada orang tua. Namun, bukti tampaknya sesuai dengan apa yang terlihat pada orang
yang sehat mengenai kenaikan tekanan sistolik dan diastolik dengan peninkatan umur.
Penyebab penting dari peningkatan tekanan sistolik adalah penurunan distensibilitas arteri;
pada tingkat yang sama dengan curah jantng, tekanan sistolik lebih tinggi pada orang tua
dibandingkan orang muda karena peningkatan volume dari sistem arteri selama sistolik lebih
sedikit untuk mengakomodasi jumlah darah yang sama.
F. Pusat Pengawasan dan Pengaturan Tekanan Darah
Pusat pengawasan dan pengaturan tekanan darah yaitu :
1. Sistem saraf : terdiri atas pusat-pusat yang terdapat di batang otak misalnya pusat vasomotor dan
di luar susunan saraf pusat misalnya baroreseptor dan sistematis.
2. Sistem humoral (kimia) : berlangsung lokal atau sistemik misalnya renin angiotensin, vasopresin,
epinefrin, asetilkolin, serotinin, adenosine kalsium, magnesium, hidrogen, dan kalium.
3. Sistem hemodinamik : lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler, serta
perubahan tekanan osmotik dan hidrostatik bagian luar dan bagian dalam sistem vaskular.
G. Komposisi dan Fungsi Darah
Volume darah orang dewasa berkorelasi dengannya (bebas lemak) massa tubuh dan sebesar
4-4,5 L pada wanita dan 4,5-5 L pada laki-laki dari 70 kg BB. Fungsi darah termasuk
pengangkutan berbagai molekul (O2, CO2, nutrisi, metabolit, vitamin, elektrolit, dll), panas
(regulasi suhu tubuh) dan transmisi sinyal (hormon) sebagai serta sangga dan pertahanan
kekebalan tubuh. Darah terdiri dari cairan plasma) elemen dibentuk yaitu sel darah merah
transportasi O2 dan memainkan peran penting dalam regulasi pH. sel darah putih dapat dibagi
menjadi neutrophilic, inti sel dan basophilic granulosit, monosit, dan limfosit.
Neutrofil berperan dalam kekebalan nonspesifik pertahanan, sedangkan monosit dan limfosit
berpartisipasi dalam respons imun spesifik. Trombosit yang diperlukan untuk hemostasis.
Hematokrit (Hct) adalah rasio volume sel darah merah untuk seluruh. Plasma adalah bagian
cairan darah di yang elektrolit, nutrisi, metabolit, vitamin, hormon, gas, dan protein yang terlarut
H. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah dan Nadi
Faktor-faktor yang mempertahankan TD :
a) Kekuatan memompa jantung.
b) Banyaknya darah yg beredar.
c) Viskositas darah.
d) Elastisitas dinding pembuluh darah.
e) Tahanan tepi.
Faktor yang mempengaruhi denyut nadi :
a) Posisi : lebih cepat jika berdiri dibanding tiduran.
b) Umur : anak lebih cepat dari pada dewasa.
c) Jenis kelamin : pria lebih cepat dari pada wanita.
d) Exercise : exercise akan meningkatkan.
e) Emosi : emosi kuat akan meningkatkan pulse.
I. Jenis Kelainan dan Penyakit Sistem Transportasi Darah
Jenis kelainan dan penyakit sistem transportasi darah adalah sebagai berikut.
1. Anemia / Penyakit Kurang Darah Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan
darah akibat kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan
oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke
seluruh badan.
2. Hemofili / Penyakit Darah Sulit Beku Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah
yang sukar membeku jika terjadi luka. Hemofili merupakan penyakit turunan.
3. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh
adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan
diastolisis kurang lebih antara 90-110 mmHg.
4. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan
sistolis di bawah 100 mmHg (milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa) (Hydrargyrum = air
raksa).
5. Varises / Penyakit Otot Nimbul Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat
pembuluh dasar membesar dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian
lipatan betis.
6. Penyakit Kuning Bayi Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan
kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu.
7. Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi keras.
8. Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung.
9. Trombus / Embolus Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh
adanya gumpalan di dalam nadi tajuk.
10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel
darah putih tidak terkontrol pada sistem transportasi.
J. Klasifikasi
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII
Kategori
Normal
Stadium 1
140-159 mmHg
Stadium 2
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah
menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor risiko
dan sebaiknya diberikan perawatan.
Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan
darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
sakit kepala
kelelahan
mual
muntah
sesak napas
gelisah
pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan
ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan
penanganan segera.
Melemahnya otot jantung yang berakibat darah yang dipompa jantung lebih sedikit, sehingga
Bradycardia atau denyut jantungyang lambat dapat mengurangi darah yang di pompa oleh
jantung. Angka detak jantung untuk seorang dewasa sehat adalah 100 dan 60 detak per menit.
Hal ini berkaitan dengan heart rate, yaitu berapa kali denyut jantung dalam setiap menitnya.
Semakin tinggi heart rate maka semakin tinggi tekanan darahnya.
Tegangan perifer atau tegangan kekakuan pembuluh darah. Kekakuan pembuluh darah akan
berefek pada semakin tingginya tekanan darah.
Gejala tekanan darah rendah
Mata sering terasa berkunang-kunang dan penglihatan kurang jelas terutama setelan duduk
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan data pengamatan
NO
NAMA
MAHASISWA
TEKANAN DARAH
Berbaring
P
Galih
90
Afrianti
80
A
110/9
0
100/8
0
Lilis
Noervita
90
10
0
80/90
120/8
0
Berdiri
P
Duduk
90
A
130/11
0
80
A
120/8
0
90
110/90
80
90/80
90
10
0
80/90
80
10
0
90/80
120/8
0
120/80
TEKANAN DARAH
NO
NAMA MAHASISWA
Otot
Otak
Galih
100
140/100
110
150/110
Afrianti
100
120/80
90
110/90
Lilis
80
80/90
90
90/110
Pembahasan
1. Cara Palpasi
Cara palpasi hanya dapat menentukan tekanan diastole dimana pada percobaan ini tekanan
diastole didapatkan berkisar antara 100 mmHg sampai 110 mmHg. Palpasi dilakukan sebelum
melakukan auskultasi karena dari pengukuran palpasi kita akan mendapatkan nilai standar
patokan untuk mengukur tekanan darah dengan cara auskultasi.
2. Cara Auskultasi
Cara auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi pada stetoskop dalm hal ini untuk menentukan
tekanan darah orang coba dan didapatkan tekanan sistolle yang sama dengan cara palpasi yaitu
110/80 mmHg. Timbulnya bunyi pada pada pemeriksaan terutama disebabkan oleh semburan
darah yang melewati pembuluh yang mengalami hambatan parsial. Semburan darah ini
menimbulkan aliran turbulen di dalam pembuluh yang terletak di luar area manset, dan keadaan
ini akan menimbulkan getaran yang terdengar melalui stetoskop yang dikenal dengan bunyi
Korotkoff.
TEKANAN DARAH
1. Pengaruh Perubahan Sikap
Pada percobaan ini didapatkan tekanan darah sukarelawan ketika baring dan berdiri 80/90mmHg
dan meningkat ketika duduk menjadi 90/80 mmHg. Peningkatan ini menunjukkan bahwa posisi
tubuh berpengaruh terhadap tekanan darah karena mungkin dipengaruhi oleh beberapa factor
misalnya kesalahan pengukuran atau kurangnya keakuratan alat. Peningkatan tekanan darah ini
terjadi karena adanya gaya grafitasi yang memepengaruhi tekanan pompa jantung lain halnya
pada saat berbaring letak estermitas atas dan bawah sejajar dengan jantung sehingga kecepatan
aliran darah standar. Tapi bila dalam keadaan berdiri bagian ekstermitas atas dan kepala lebih
tinggi dari jantung sehingga agar supaya darah dapat sampai ke tempat yang dituju dengan
pasokan yang sama dengan pada waktu berbaring, maka diperlukan tekanan pompa yang besar
sehingga sehingga curah meningkat kemudian aliran balik vena meningkat dan sleanjutnya
meningkatkan tekanan darah.
BAB V
KESIMPULAN
1. Cara-cara pengukuran tekanan darah arteri adalah dengan cara palpasi, auskultasi dan osilasi.
2. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah secra fisiologis adalah karena istirahat,
perubahan sikap, kerja otot dan pengaruh berfikir, inspirasi dan ekspirasi yang kuat.
3. Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara diantaranya yaitu
jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya,
arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, dan bertambahnya cairan dalam
sirkulasi.