Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-Kota Di Propinsi Jawa Barat
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-Kota Di Propinsi Jawa Barat
Domestik
Regional
Bruto,
Pertumbuhan
ekonomi,
Latar Belakang
Pembangunan
ekonomi
pada
kesejahteraan
masyarakat,
hakekatnya
dalam
bertujuan
rangka
untuk
meningkatkan
meningkatkan
kesejahteraan
pemerintah itu sendiri, ini harus dikenali dan diidentifikasi secara tepat supaya
faktor tersebut dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi
suatu
daerah
dapat
diukur
dengan
melihat
PDRB
dan
laju
Ketimpangan antar kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat bisa saja terjadi karena
perbedaan besar sumbangan sektor unggulan propinsi Jawa Barat. Penelitian ini
berusaha untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan regional
antar kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat selama kurun waktu 1993-2006.
Apakah bahasan tersebut saling berkaitan dan seperti apa kaitannya satu dengan
yang lainnya.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan pokok yang akan dilihat dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota
di provinsi Jawa
Barat ?
2. Bagaimana pola pertumbuhan ekonomi serta klasifikasi di kabupaten/kota
di provinsi Jawa Barat menurut Tipologi Klassen ?
3. Berapa besar tingkat ketimpangan regional antar kabupaten dan antar
wilayah di kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat berdasarkan Indeks
Williamson dan Indeks Ketimpangan Entropi Theil ?
4. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan
ketimpangan regional antar kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat.
LANDASAN TEORI
Pada umumnya para ekonom memberikan pengertian yang sama mengenai
pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai kenaikkan GDP/GNP saja tanpa memandang
apakah kenaikkan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad,
1999).
Terjadinya pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari peranan sektor-sektor yang
ada dalam suatu perekonomian. Untuk melihat sektor-sektor yang memberikan
peran utama bagi perkembangan perekonomian daerah, Menurut Richardson
(2001) dan Glasson (1997), salah satu cara atau pendekatan model ekonomi
regional adalah analisis basis ekonomi (economic base), model ini dapat
menjelaskan struktur ekonomi daerah atas dua sektor, yaitu sektor basis dan non
basis. Model economic base menekankan pada ekspansi ekspor sebagai sumber
utama pertumbuhan ekonomi daerah.
Simon Kuznets dalam Sukirno, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai
peningkatan kemampuan suatu negara untuk menyediakan barang-barang
ekonomi bagi penduduknya, pertumbuhan
pertumbuhan
Clark menyusun
pertumbuhan
ekonomi
dan
struktur
pertumbuhan
ekonomi
daerah
akan
Ketimpangan
berpengaruh
dalam
terhadap
pembagian
masalah
pendapatan
ketimpangan
adalah
regional.
ketimpangan
dalam
perkembangan ekonomi antara berbagai daerah pada suatu wilayah yang akan
menyebabkan pula ketimpangan tingkat pendapatan perkapita antara daerah.
Untuk
menghitung
ketimpangan
regional
digunakan
Indeks
Ketimpangan
keserasian
pertumbuhan
antar
daerah,
mendukung
untuk
melihat
pendekatan kuantitatif.
hubungan
variabel-variabel
penelitian
dengan
berupa data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai instansi seperti: Badan
Pusat Statistik, Bapeda Provinsi Jawa Barat dan Instansi lainnya yang terkait.
Selain itu data sekunder diperoleh juga dari beberapa hasil penelitian
terdahulu yang mempunyai relevansi dengan kajian yang dilakukan.
4. Operasionalisasi Variabel
Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan dalam penelitian ini adalah
semua variabel yang terkait dalam rumusan hipotesis.
Untuk menghindari
perekonomian
dalam
penelitian
ini
merupakan
Indeks
Ketimpangan
Williamson
dan
Indeks
yaitu
pendekatan
yang
lebih
mendasar
pada
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di
provinsi
x 100 %
PDRB(t-1)
Keterangan:
PDRBt
PDRB(t-1)
tentang pola
Dan diklasifikasikan
sebagai berikut: (1) Wilayah yang Maju dan Tumbuh Cepat (Rapid Growth
Region); (2) Wilayah Maju dan Tertekan (Retarted Region); (3) Wilayah
yang Sedang Tumbuh (Growth Region)
Tabel
1.
yi < y
r
ri > r
Tumbuh Cepat
ri < r
Tumbuh
Tertekan
Keterangan :
= Indeks KetimpanganWilliamson
Yj
Yr
Pj
Keterangan :
I (y)
yj
xj
1993
1994
7,7815
1995
7,478
1996
9,468
1997
3,664762
1998
-14,1268
1999
1,954091
2000
4,358571
2001
4,755909
2002
1,895909
2003
4,658182
2004
5,064167
2005
4,9604
2006
4,9216
Total
46,83427
Rata-rata
3,345305
tapi
dan
tumbuh
berkembang
relatif
tertekan
cepat
cepat
tertinggal
1993-1994
13,5 %
13,5 %
38 %
36 %
2000-2006
15 %
21 %
30 %
34 %
1993-2006
14,5 %
16,3 %
32,6 %
36,6 %
Dari Tabel 3 diatas terlihat bahwa Provinsi Jawa Barat masuk dalam
klasifikasi daerah relatif tertinggal. Untuk mengetahui ketimpangan regional
digunakan Indeks Williamson dan Indeks Entropi Theil, serta hasilnya tertera
dalam Tabel 4 berikut ini :
Tabel 4: Indeks Williamson dan Indeks Entropi Theil untuk
Tahun 1993-2006 di Provinsi Jawa Barat
TAHUN
IW
IET
1993
0,953139745
1,220095384
1994
0,660697771
0,848660042
1995
1,2700878
1996
0,949981177
1,159234721
1997
0,957627401
1,306580732
1998
0,954513199
1,226521295
1999
0,955884039
1,242484083
2000
0,95822545
1,390682326
2001
0,957114762
1,372173383
2002
0,345890364
1,381231934
2003
0,962167477
1,564148224
2004
0,962050558
1,628494881
2005
0,313989782
1,711294483
2006
0,962411001
1,634620126
Jumlah
10,89369273
18,95630941
Rata-rata
0,778120909
1,354022101
antar
berdasarkan
kabupaten/kota
di
Jawa
Barat
terjadi
ketimpangan
regional
Data tersebut
10
1.
adanya
baik secara
11
Implikasi
Implikasi ini diharapkan dapat membantu kebijakan ekonomi daerah
Provinsi Jawa Barat di masa yang akan datang adalah sebagai berikut :
1. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik diperlukan
kebijakan pemerintah daerah yang berkaitan dengan
pengembangan
DAFTAR PUSTAKA
12
13
14