Anda di halaman 1dari 8

Khutbah Jumat

Materi: Keutamaan Ilmu dalam Islam


)Yongki Sutoyo (PKU 10

Saudara-saudara

kaum

muslimin

sidang

Jum'at

rahimakumullah

Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib mengingatkan utamanya


kepada diri saya pribadi dan juga kepada jama'ah sekalian, untuk
senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah, dengan sebenarbenarnya takwa yaitu ikhlas menjalankan apa yang telah
diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang telah dilarang.
Kemudian marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada
Allah SWT semata. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian
banyak nikmat. Jauh lebih banyak nikmat yang telah kita terima
dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk bersyukur.
Selanjutnya khatib mengajak jamaah sekalian untuk senantiasa
berdoa kepada Allah agar melimpahkan setinggi-tingginya
penghargaan dan penghormatan, sholawat dan salam kepada teladan
kita bersama imamul muttaqin nabiyullah Muhammad Sallalahu 'alaihi
wa sallam, keluarganya, para shohabatnya dan para pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman. Dan kita berdo'a kepada Allah, semoga kita
yang hadir di tempat yang baik ini dipandang Allah layak dihimpun
bersama mereka dalam kafilah panjang yang penuh berkah. Amien, ya
rabbal 'aalaamien.
Jama'ah jum'ah yang dimuliakan Allah
Allah berfirman dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11:

"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu,

'Berlapang-lapanglah dalam majelis', maka lapangkanlah, niscaya


Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan,
'Berdirilah kamu, maka berdirilah', niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan."

Menurut ayat tersebut, Allah akan mengangkat derajat orang-orang


yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa tingkat. Oleh
karenanya Allah menyuruh manusia berpikir menggali ilmu
pengetahuan, membentuk majelis ta'lim, membaca ayat-ayat Allah,
baik ayat yang tertulis maupun yang tercipta yaitu segala sesuatu
yang diciptakan Allah misalnya langit, bumi, gunung, bintang, dll.
Kaum muslimin sidang Jum'at yang berbahagia,
Khalifah Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa ada sepuluh kelebihan
ilmu dibanding harta, yaitu:
1. Ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan dari
Fir'aun, Qarun, dan lain-lain.
2. Ilmu selalu menjaga orang yang mempunyainya, sedangkan harta
dijaga oleh orang yang mempunyainya.
3. Orang yang berilmu banyak mempunyai teman, sedangkan orang
yang berharta mempunyai banyak lawan.
4. Ilmu apabila diberikan kepada orang lain akan bertambah
sedangkan harta bila diberikan akan berkurang.
5. Ilmuwan sering dipanggil alim, ulama, dan lain-lain. Sedangkan
hartawan sering dipanggil bakhil, kikir, dan lain-lain.
6. Pemilik ilmu akan menerima syafaat pada hari kiamat, sedangkan
pemilik harta dimintai pertanggungjawabannya.
7. Ilmu apabila disimpan tidak akan habis, sedangkan harta bila
disimpan akan usang dan lapuk.
8. Ilmu tidak usah dijaga dari kejahatan, sedangkan harta selalu dijaga
dari kejahatan.

9. Ilmu tidak memerlukan tempat, sementara harta memerlukan


tempat.
10.
Ilmu akan menyinari hati hingga menjadi terang dan tenteram,
sedangkan harta akan mengeraskan hati.
Nasihat yang disampaikan Ali tersebut menegaskan kepada kita
bahwa ilmu lebih mulia dari pada harta, dalam mencari harta kita
boleh jadi merugi, akan tetapi sejauh mana pun kita mencari ilmu
tidak akan pernah ada istilah merugi.
Iqra' bismirobbikalladzii khalaq, (bacalah dengan nama Tuhanmu
yang menciptakan), surat Al-'Alaq ayat 1 memerintahkan kepada
kita untuk membaca ayat-ayat Allah, memerintahkan kita untuk
mencari ilmu, hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim, baik itu
ilmu agama atau pun ilmu pengetahuan. Ilmu juga akan menambah
keimanan kita, semakin dalam ilmu yang kita gali maka akan
semakin bertambah pula keimanan kita.
Saudara-saudara kaum muslimin sidang Jum'at rahimakumullah,
Sebuah penemuan besar di abad 20 bahwa seluruh alam raya ini
yang terdiri dari langit, bumi, bintang, galaksi, semuanya diciptakan
Allah dari suatu titik tunggal yang sangat kecil tetapi mempunyai
kepadatan tak terbatas. Karena sangat kecilnya titik ini, ilmu
pengetahuan menggambarkannya dengan konsep ketiadaan.
Kemudian para ilmuwan meyakini bahwa titik tunggal ini meledak,
melemparkan semua material ke segala arah dan terciptalah suatu
sistem alam semesta ini yang terdiri dari bumi, bintang dan seluruh
galaksi. Ini adalah teori terakhir tentang terciptanya alam semesta
yang diyakini oleh para ilmuwan. Dan sebenarnya, teori yang
diyakini ini telah disebutkan Allah di dalam Al-Qur'an surat Al-Anbiya
ayat 30:

"Dan apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwa langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS. Al-Anbiya: 30)

Dalam ayat ini disebutkan bahwa awal-mulanya langit dan bumi adalah
dari sesuatu yang padu, padu di sini artinya adalah satu titik tunggal
yang telah diyakini sebagai asal muasal alam semesta. Kemudian Allah
memisahkan antara keduanya (yaitu langit dan bumi), maksudnya
dipisahkannya masing-masing bagian dari suatu yang padu ini oleh
suatu ledakan dahsyat melemparkan material-material menjadi
bintang, bumi, dan langit sebagai ruang kosong di antaranya.
Kaum muslimin sidang Jum'at yang berbahagia,
Allah berfirman dalam surat Ali-Imran 191,

"(Orang yang berpikir itu) selalu ingat kepada Allah di kala mereka berdiri, duduk,
dan berbaring, seraya memikirkan kejadian langit dan bumi, lalu mereka berkata,
'Tidak sia-sia Engkau ciptakan ini ya Allah, Maha Suci Engkau, dan lindungilah kami
dari api neraka.'"

.



Barokallahu li walakum fil quranilkarim

Wanafani waiyakum bil ayati wadzikril hakim


inahu huwa samiul alim
wastagfiru li walakum inahu huwal gofururrohim.
Khutbah kedua
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Apa yang baru saja saya sampaikan dalam Khutbah yang pertama
adalah sebuah contoh bahwa dengan mencari ilmu maka keimanan
kita kepada Allah, iman kepada Malaikat, kepada ayat-ayat Al-Qur'an,
kepada para Rasul, kepada hari akhir, dan iman kepada takdir insya
Allah akan bertambah.
Seorang pelajar atau mahasiswa jika ia berusaha sekuat tenaga untuk
mendapatkan ilmu di sekolah dan kampus, belajar matematika, ilmu
pengetahuan alam maupun ilmu sosial dengan sungguh-sungguh,
maka insya Allah dia termasuk salah seorang ahli dzikir. Orang tua
yang selalu mendidik dan mengasuh anak-anaknya untuk menjadi
pribadi-pribadi yang tangguh dan selalu berserah diri kepada Allah,
insya Allah akan menjadi pahlawan bagi peradaban manusia masa
depan.
Seorang pegawai negeri jika ia senantiasa selalu belajar untuk selalu
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan nama Allah,
maka ia termasuk sebagai seorang yang amanah. Seorang petani jika
ia selalu tekun menggarap sawah dan ladangnya semata-mata ikhlas
karena Allah sehingga kebutuhan bahan pangan masyarakat menjadi
terpenuhi, maka ia termasuk salah satu pilar bagi tegaknya kehidupan
masyarakat dan bangsa.
Dan sudah tentu jika kita semua selalu menghidupkan majelis-majelis
ta'lim maka insya Allah akan tercatatlah kita sebagai calon-calon
penghuni surga sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
Dari Abu Hurairah RA, "Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda,
'Barangsiapa yang menempuh suatu jalan bepergian mencari ilmu,
niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.'"
Marilah kita tutup khutbah ini dengan berdoa bersama-sama,






.






.




.

Anda mungkin juga menyukai