Anda di halaman 1dari 15

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI (RC14-1372)

PAPER ALAT HAMMER TIANG PANCANG

Oleh :
Jody Inggil Pambudi

3113100004

Erlan Saputra Yudha

3113100016

Herlangga Adhi Kurnia

3113100049

Handi Firmansyah Rahmananta

3113100053

Nama Dosen :
Ir. Suwarno, M.Eng

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan dalam bidang konstrusi merupakan sesuatu yang terus
menerus ada selama manusia hidup. Sebagai khalifah di muka bumi ini sudah
sewajarnya jika manusia yang diberkahi akal akan melakukan inovasi-inovasi
untuk mempermudah aktifitasnya. Salah satunya adalah dalam bidang konstruksi.
Seiring dengan era perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini, banyak
ditemukan jenis-jenis kontruksi dengan berbagai spesifikasi dan fungsi serta
pemanfaatannya, seperti bangunan-bangunan tingkat tinggi, jalan layang (fly
over), jembatan, bendungan dan konstruksi lainnya dengan fungsi berbeda-beda.
Sebelum melaksanakan suatu pembangunan konstruksi yang pertama-tama
dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi (struktur
bawah). Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu
pekerjaan teknik sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu
beban yang bekerja diatasnya. Pondasi sebagai struktur secara umum dapat dibagi
dalam 2 (dua) jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pemilihan jenis
pondasi itu sendiri tergantung kondisi yang dipikulnya, apakah beban ringan atau
beban berat dan juga tergantung pada jenis tanahnya. Untuk konstruksi beban
ringan dan kondisi tanah cukup baik biasanya dipakai pondasi dangkal, tetapi
untuk konstruksi beban berat biasanya pondasi dalam adalah pilihan yang tepat.
Secara umum permasalahn pondasi dalam lebih rumit dari pondasi
dangkal. Untuk hal ini penulis mengkonstruksikan makalah ini pada pondasi
dalam yaitu tiang pancang. Penggunaan tiang pancang untuk konstruksi biasanya
bertitik tolak pada beberapa hal mendasar seperti anggapan adanya beban yang
besar sehingga pondasi langsung jelas tidak dapat digunakan, kemudian jenis
tanah pada lokasi yang bersangkutan relatif lunak (lembek) sehingga pondasi
langsung tidak ekonomis lagi untuk dipergunakan. Tiang pancang seperti ini telah
dipakai secara luas sebagai suatu elemen struktur bagian bawah yang serba guna.

1.2. Ruang Lingkup Materi


Makalah ini mencakup salah satu jenis pondasi tiang yakni pondasi tiang
pancang (pile cap foundation), berikut metode yang digunakan dalam
pemancangan serta proses pemancangan itu sendiri.
1.3. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang
tiang pancang, baik jenis, metode serta prosesnya.
1.4. Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi
bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi penyusun dalam memahami
materi tentang tiang pancang.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-jenis Alat Pemasang Tiang Pancang (Pile Driving Equipment)
Untuk memancangkan tiang pancang ke dalam tanah dipakai alat
pancang (Pile Driving Equipment). Bagian-bagian yang penting dalam alat
pancang antara lain :

Pemukul (hammer) : Bagian ini biasanya terbuat dari baja masif/pejal


yang berfungsi sebagai palu untuk pemukul tiang pancang agar masuk
ke dalam tanah.

Leader : Bagian ini merupakan jalan (truck) untuk bergeraknya


pemukul (hammer) ke atas dan ke bawah.
Macam-macam leader :

1. Fixed leader (leader tetap)


2. Hanging leader (leader gantung)
3. Swinging leader (leader yang dapat berputar di bidang vertikal)

Tali / kabel : Pada drop hammer kabel ini berguna untuk menarik
pemukul (hammer) ke atas sampai pada tinggi jatuh tertentu.

Mesin uap : Untuk menggerakkan pemukul (hammer) pada single atau


double acting steam hammer.

2.2 Macam Macam Hammer


Pada dasarnya hammer ada beberapa macam antara lain :
1. Drop Hammer
Drop hammer merupakan palu berat yang diletakan pada
ketinggian tertentu di atas tiang palu tersebut kemudian dilepaskan
dan jatuh mengenai bagian atas tiang. Untuk menghindari menjadi
rusak akibat tumbukan ini, pada kepala tiang dipasangkan semacam

topi atau cap sebagai penahan energi atau shock absorber. Biasanya
cap dibuat dari kayu.

Pemancangan tiang biasanya dilakukan secara perlahan. Jumlah


jatuhnya palu permenit dibatasi pada empat sampai delapan kali.
Keuntungan dari alat ini adalah:

Investasi yang rendah


Mudah dalam pengoperasian
Mudah dalam mengatur energi per blow dengan mengatur tinggi

Kekurangan dari alat ini adalah :

Kecepatan pemancangan yang kecil


Kemungkinan rusaknya tiang akibat tinggi jatuh yang besar
Kemungkinan rusaknya bangunan disekitar lokasi akibat getaran

pada permukaan tanah.


Tidak dapat digunakan untuk pekerjaan dibawah air.

2. Diesel Hammer

Alat pemancang tiang tipe ini berbentuk lebih sederhana


dibandingkan dengan hammer lainnya. Diesel hammer memiliki satu
silinder dengan dua mesin diesel, piston, atau ram, tangki bahan baker,
tengki pelumas, pompa bahan baker, injector, dan mesin pelumas.

Kelebihan diesel :
ekonomis dalam pemakaian
mudah dalam pemakaian di daerah terpencil
berfungsi dengan baik pada daerah dingin

Kekurangan alat ini adalah :

Kesulitan dalam menentukan energi per blow


Sulit dipakai pada tanah lunak

3. Hydraulic Hammer
Cara kerja hammer ini adalah berdasarkan perbedaan tekanan pada
cairan hidrolis. Salah satu hammer tipe ini dimanfaatkan untuk
memancang fondasi tiang baja H dan fondasi lempengan baja dengan cara
dicengkeram, didorong, dan ditarik. Alat ini baik digunakan jika ada
keterbatasan daerah operasi karena tiang pancang yang dimasukan cukup

pendek. Untuk memperpanjang tiang maka dilakukan penyambungan pada


ujung-ujungnya.

4. VIBRATORY PILE DRIVER

Alat ini sangat baik dimanfaatkan pada tanh lembab. Jika material
dilokasi berupa pasir kering maka pekerjaan menjadi lebih sulit karena
material tidak terpengaruh dengan adanya getaran yang dihasilkan oleh alat.
Efektifitas penggunaan alat ini tergantung pada beberapa factor yaitu

amplitude, momen eksentrisitas, frekuensi, berat bagian bergetar dan berat


lain tidak bergetar.

2.3 METODE PEMANCANGAN


Pada dasarnya metode pemancangan ada 3 cara, antara lain :
1. Metode Hammer
Metode Hammer yakni dimana proses pemancang tiang pancang
dengan memberikan tekanan beban secara Dinamik pada bagian ujung
tiang dengan cara menjatuhkan beban ke tiang pancang seperti dipukul
secara berulang ulang hingga penetrasi tiang pancang sudah maksimum.

2. Metode JACK-IN Pile


Metode

JACK-IN

Pile adalah

metode

pemancangan

dengan

menggunakan Mesin Pancang Hydraulic dimana proses pemancang tiang


pancang dengan memberikan tekanan beban secara Statis (beban tetap, baik
besarnya (intensitasnya), titik bekerjanya dan arah garis kerjanya) pada tiang
pancang, penekanan/pemancangan tiang akan berhenti bila tiang telah mencapai
tanah keras aktual (bisa sesuai data sondir report dan bisa juga kurang atau lebih
dalam dari kedalaman sondir).

3. Metode Injeksi
Cara kerja ini prinsipnya hampir sama dengan bor pile akan tetapi
setelah pengeboran pile atau pancang di tinggal. Tidak seperti bor Pile yg
cuma membuat lubang lalu di berikan tulangan untuk dilakukan
pengecoran pada tahap berikutnya.

2.4 PROSES PEMANCANGAN


Pelaksanaannya akan dijelaskan seperti dibawah ini :
1. Persiapan Lokasi Pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan,
tanah haruslah dapat menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala
tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, maka galian harus
dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus
harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar
batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.

Ambles karena kepadatan tanah kurang

Lokasi belum siap

2. Persiapan Alat Pemancang


Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang
sesuai dengan jenis tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang
tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan
atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bila
diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih
dahulu.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel
atau hidrolik. Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang
dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel

hammer berat palu tidak


boleh
setengah
tiang

total

kurang
jumlah
beserta

pancangnya
500

dari
berat
topi

ditambah

kg dan minimum 2,2 ton.

Persiapan alat pemancang

3. Penyimpanan Tiang Pancang


Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan
pemancangan. Tiang pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan
kayu 5/10. Penyimpanan dikelompokan sesuai dengan type, diameter,
dimensi yang sama.

Penyimpanan Tiang Pancang


4. Pemacangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau
mandrel.
Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik
sehingga tiang pancang masuk pada bagian alat.

Tiang Pancang Ditarik dengan Sling

Tiang Pancang Dimasukan pada Bagian Alat

Tiang Pancang Diluruskan


Kemiringan Dicek Dengan Waterpass
Setelah
kemiringan telah sesuai, kemudian
dilakukan pemancangan

dengan menjatuhkan palu pada mesin pancang.

Pemancangan Tiang Pertama

Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang


pancang satu batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang
pancang kedua, yaitu dengan pengelasan.

Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan

Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi


tertentu sesuai dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan
pemancangan di titik berikutnya dengan langkah yang sama.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan makalah yang telah disusun ini dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pondasi tiang dapat digolongkan berdasarkan kualitas materialnya, cara
pelaksanaan, pemakaian bahan-bahan dan sebagainya. Pemilihan pondasi
tiang

pun disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Baik beban,

kondisi tanah dan sebagainya.


2. Metode pelaksanaan pemancangan ada tiga cara, yaitu metode hammer,
metode jack-in pile, dan metode injeksi yang masing-masing memeiliki
kelebihan dan kekuraangan tersendiri. Penggunaannya disesuaikan dengan
kondisi di lapangan.
3.2 SARAN
1. Sebelum perenanaan pemilihan pondasi apa yang akan digunakan,
hendaknya perlu kita melakukan persiapan dengan memperoleh data teknis
yang lengkap.
2. Untuk mendapat hasil yang baik dalam pemancangan metode jack-in pile
adalah metode yang terbaik, akan tetapi perlu pengkondisian area yang
lebih kondusif serta mobilisasi yang sulit dalam pengoprasian alatnya.

Anda mungkin juga menyukai