Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
FANI FADHILLAH AZERA
SOLIDA SEPASTIKA
1321520010
113 162 5017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembuatan makalah ini dilatar belakangi oleh keingintahuan kami tentang hal-hal
mengenai unggas. Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok burung yang dimanfaatkan untuk
daging atau telurnya. Yang termasuk unggas antara lain ayam, itik, angsa, burung dan kalkun.
Yang paling populer adalah ayam ayam sangat digemari karena karena rasanya enak, mudah
dimasak, dan cepat empuk. Saat ini produksi ayam sudah banyak sehingga mudah untuk
mendapatkannya. Untuk kalkun sering dihidangkan pada hari raya Natal, atau di Amerika biasa
dihidangkan pada hari yang disebut Thanks Givings Day.
Ayam terbagi 2, yaitu ayam buras yang biasa dikenal dengan ayam kampung dan ayam
ras yang biasa dikenal ayam negeri. Setiap jenis unggas memiliki kualitas, mutu, dan hasil
olahan yang berbeda. Pengertian, struktur, kualitas, mutu dan hasil olahan unggas akan kita
bahas di makalah ini. Dan menyusun makalah ini juga didasarkan atas tugas kelompok yang
harus diselesaikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Unggas
Unggas (Bahasa Inggris : puoltry) adalah jenis hewan ternak kelompok burung yang
dimanfaatkan untuk daging dan/atau telurnya. Umumnya merupakan bagian dari ordo
Galliformes (seperti ayam dan kalkun), dan Anseriformes (seperti bebek).
Unggas secara umum dapat diartikan sebagai ternak bersayap, yang dalam taksonomi
zoologinya termasuk golongan kelas Aves. Jenis unggas cukup banyak, diantaranya adalah ayam,
itik, kalkun, dan angsa. Secara taksonomi zoology bangsa burung bisa digolongkan sebagai
unggas, tetapi sampai saat ini yang tercantum dalam undang-undang pokok kehewanan, bangsa
burung masih belum digolongkan ternak unggas. Di dalam undang-undang tersebut bahwa yang
dimaksud sebagai unggas adalah ternak bersayap yang sudah lazim dipelihara oleh masyarakat.
Tidak menutup kemungkinan bangsa burung masuk dalam jenis unggas karena burung secara
taksonomi zoology juga termasuk ke dalam kelas Aves, selain itu burung juga mempunyai ciriciri seperti unggas.
B.
Struktur Unggas
Perubahan sifat fisik daging ayam broiler post mortem telah diteliti menggunakan
bertujuan untuk mengetahui perubahan sifat-sifat fisik daging ayam broiler selama daging bagian
dada ayam broiler yang dipotong pada umur 6 minggu.
Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAL) dengan 7 perlakuan,
lama penyimpanan pada temperatur ruang, yaitu 0, 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 jam. Dengan ulangan
sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan pada temperatur 12 jam
setelah pemotongan ayam broiler, terjadi penurunan keasaman (pH), daya ikat air dan
peningkatan susut masak daging ayam broiler. Penurunan pH, daya ikat air dan peningkatan
susut masak daging ayam broiler yang nyata (P<0,05), masing-masing terjadi setelah 4 jam, 2
jam dan 12 jam penyimpanan temperatur ruang.
C.
Komposisi Unggas
Lemak jenuh daging ayam paling rendah di antara daging-dagingan, selain tinggi
kandungan lemak tak jenuhnya. Sementara itu, kelapa tinggi sekali kandungan lemah jenuhnya
dan nyaris tidak punya lemak jenuh. Ayam lebih menyehatkan ketimbang kelapa.
Daging ayam, unggas umumnya, kandati tinggi kandungan lemak totalnya, tapi rendah
saja lemak jenuhnya dan tinggi lemak tak jenuhnya.
Banyak manfaat yang didapat dari konsumsi daging ayam. Dalam daging yang termasuk
dalam jenis unggas ini terkandung 9 asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh. Asam amino
yang tergolong mudah dicerna tersebut diperlukan bagi pertumbuhan dan penggantian sel tubuh
yang rusak.
Pada semua jenis unggas dan burung juga terkandung sejumlah asam amino tyrosine,
yang dimanfaatkan oleh otak untuk menghasilkan dopamine dan noradrenalin. Zat tersebut
membuat orang menjadi lebih mudah untuk berkonsentrasi.
Komposisi lain daging ayam adalah haeme iron (kandungan zat besi haeme) yang juga
mudah dicerna bila dibandingkan dengan zat besi yang berasal dari nabati. Haeme iron sangat
dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan simpanan zat besi, sehingga kita terhindar dari
penyakit anemia.
Daging ayam termasuk jenis makanan yang jarang menimbulkan alergi. Aromanya tidak
tajam, sehingga digemari oleh semua kelompok umur. Yang terpenting dalam pemilihan daging
ayam adalah kesegaran bahannya terjamin dan pengolahannya dilakukan dengan benar.
Komposisi unggas sama dengan komposisi daging, tetapi unggas lebih tinggi persentase
bagian-bagian yang tak terpakai. Ayam lebih mudah dicerna karena serabut dagingnya lebih
pendek dan dagingnya tidak terjalin lemak. Karena itu ayam merupakan salah satu komponen
dari diet seorang yang invalid.
Lemaknya terletak tepat di bawah kulit dan disekitar organ internal (terutama sekitar
ginjal). Dagingnya lebih kering dibandingkan dengan daging lainnya. Daging yang putih
warnanya, yaitu disekitar dada dan sayap, lebih mudah dicerna dibandingkan dengan daging
paha yang jauh lebih padat dan lebih kasar karena aktivitas otot yang lebih banyak digunakan.
Bebek dan angsa dan semudah itu dicernakannya karena mengandung banyak lemak.
D.
Mutu Unggas
Penampakan
Cara termudah untuk mengetahui mutu daging adalah melalui penampakan warnanya.
Kesegaran daging ayam dapat diamati dari parameter ini. Daging ayam sangat unik, karena
memiliki perbedaan warna yang mencolok (white and dark meat). Warna normal breast meat
dalam kondisi mentah adalah pink pucat, sedangkan paha dan lengan memiliki warna merah
gelap. Adakalanya, terjadi penyimpangan warna. Hal tersebut patut diwaspadai karena dapat
menimbulkan masalah mutu yang serius.
Warna daging ayam dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain umur, jenis kelamin,
strain, pakan, lemak, intramuskular, kandungan air, kondisi sebelum disembelih, hingga
pengolahan. Warna daging sangat bergantung kepada keberadaan pigmen myoglobin dan
hemoglobin. Perubahan warna terjadi karena jumlah pigmen tersebut berkurang atau mengalami
perubahan bentuk kimia. Contoh penyebab terjadinya perubahan warna diantaranya adalah
lingkungan yang ekstrim ataupun penanganan yang buruk pada ayam, sehingga mengakibatkan
stress. Selain itu, bisa juga akibat memar yang ditandai dengan pembentukan gumpalan darah
pada daerah tertentu.
Tekstur
Tekstur merupakan salah satu parameter yang cukup penting saat daging ayam
dikonsumsi. Ketika hewan telah mati, darah akan berhenti bersirkulasi, sehingga tidak ada suply
oksigen dan nutrisi pada otot. tanpa keduanya, otot akan berusaha memenuhi kebutuhan
energinya dan akan menjadi keras, yang sering disebut dengan rigor mortis. Kemudian otot akan
kembali menjadi lunak. Apapun yang mempengaruhi terjadinya rigor mortis ataupun pelunakan
kembali tersebut, peristiwa ini akan mempengarui keempukan daging. Contohnya adalah ketika
ayam mengalami stress. Otot akan kehilangan energi lebih cepat dan rigor mortis akan terjadi
lebih cepat pula. Hal tersebut akan mengakibatkan daging akan menjadi lebih keras (liat).
Peristiwa ini juga terjadi jika terjadi pre slaughter tunning yang tinggi, serta waktu scaling yang
lebih lama atau suhunya yang terlalu tinggi.
memar maka daya tahan daging ayam terhadap serangan mikroba menurun, sehingga
daging ayam cepat/mudah membusuk.
Tidak dijumpai tulang-tulang yang patah.
Mengenali kerusakan daging ayam :
Perubahan pada bagian tertentu dari daging ayam (lengket pada bagian bawah sayap, antara
kaki dan tubuh, serta bagian atas ekor).
Terbentuk warna gelap pada bagian ujung sayap.
Daging ayam (kaya protein), tanda-tanda kerusakan bahan makanan berprotein tinggi :
Bau busuk khas protein.
Kerusakan struktur jaringan (lembek, bahan menjadi berair).
Wrna abnormal (daging unggas warna merah, putih kekuningan, abu sampai merah
suram).
E.
Bulu Patah-Patah
Bulu unggas yang patah dapat disebabkan oleh salahnya perawatan. Misalnya
memandikan unggas dengan sabun. Sabun dapat menghilangkan zat pelapis bulu yang berbahan
kimia minyak alami. Bulu yang kehilangan pelapis minyak akan mengalami kekeringan dan
akhirnya berakibat patah pada berbagai bagian. Jika bulu patah ini tidak segera diatasi, lama
kelamaan rongga-rongga bulu yang patah itu dapat didiami oleh kutu, sehingga kini bukan saja
bulu yang bermasalah, namun juga kulit karena kutu-kutu tersebut menghisap darah unggas
terutama melalui permukaan kulit yang terdekat.
Solusi untuk masalah ini adalah :
1) Kurangi frekuensi memandikan/membasahi bulu unggas karena secara alami unggas tidak
pernah mandi terlampau sering, apalagi setiap hari.
2) Hindari pemakaian shampoo.
3) Beri pakan bergizi dan suplemen, dan bisa juga dengan memberi alas sekam pada kandang,
atau juga memberi gabah sebagai makanan selingan/campuran.
2. Bulu Kusam
Bulu kusam umumnya disebabkan kekurangan gizi. Solusinya adalah dengan memberi
ransum atau pakan yang bergizi (seimbang kandungan gizinya).
3. Bulu Kutuan
Bulu yang berkutu dapat diatasi dengan penyemprotan anti kutu yang dapat dibeli di poultry
shop (banyak jenis dan aplikasinya).
4.
Efek Pendinginan
Salah satu atau lebih dari faktor yang berhubungan dengan kerusakan fisik atau kimiawi
kerusakan protein miofibrilar dan sarkoplasmik meningkat pada temperatur pembekuan -40 0C
dengan semakin lamanya penyimpanan.
Drip dapat diperkecil dengan cara pembekuan cepat setelah pemotongan tanpa melalui
pendinginan. Pelayuan sebelum pembekuan juga cenderung menurunkan drip karena adanya
perubahan hubungan ion protein, yaitu adanya pembebasan ion sodium dan kalsium, dan
absorbsi ion potasium oleh protein miofibril.
F.
G.
1. Ayam
a) Warna kulit jangan sampai ada yang kebiru-biruan ataupun kehijau-hijauan. Demikian juga
b)
c)
d)
e)
f)
warna dagingnya.
Matanya harus jernih dan tidak melekuk masuk.
Ayam itu jangan sampai berbau kurang sedap.
Pilihlah ayam yang kakinya masih lunak dan dapat dilipat.
Tubuh dan kakinya harus gem dan bulat.
Adanya bulu halus diseluruh tubuhnya merupakan indikasi bahwa ayam itu masih muda.
Kecuali itu ayam yang masih muda bagian tulang dadanya harus dapat dilipat dan terasa
d) Kalkun yang sedang ukurannya, lebih lunak dagingnya dan juga lebih halus serta lezat
dibandingkan dengan kalkun yang besar.
e) Yang betina selalu baik daripada yang jantan, terutama kalau akan dipanggang.
3. Itik dan Angsa
a)
b)
c)
d)
4. Burung Dara
a) Dadanya harus berisi dan montok.
b) Kakinya harus langsing dan berwarna kemerah-merahan.
c) Kulitnya harus berwarna muda (kulit yang warnanya muda lebih jauh lebih enak dan lezat
dari pada burung yang berwarna gelap kulitnya).
5. Memasak Unggas
a) Bangsa unggas yang sudah agak tua sebaiknya dijadikan hidangan yang membutuhkan
pengolahan dengan merebus atau mengukus. Bisa juga dijadikan jenis hidangan tim ayam
atau jenis masakan kare.
b) Unggas yang lebih muda sebaiknya dipanggang digoreng atau dibakar baik utuh maupun
dibelah.
c) Peraturan yang berlaku untuk memasak daging juga berlaku untuk cara memasak jenis
unggas.
d)
H.
dalam oven, diulas dulu dengan margarin yang telah dilelehkan agar aromanya lebih baik dan
lebih guruh. Bila terlalu panas, misalnya sampai 4500 Fahrenheit, daging menjadi kering dan
keras.
I.
Kalau dilihat sepintas abon ayam ini tak ubahnya seperti abon bebek, hanya saja
warnanya sedikit lebih gelap namun tak segelap abon sapi. Daging ayam yang sudah
dipisahkan dari tulangnya, kemudian dihaluskan dan diberi bumbu-bumbu seperti
bawang putih, bawang merah, gula serta santan untuk menambah rasa gurihnya. Barulah
kemudian daging ayam digoreng hingga kering kecokelatan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian makalah ini dapat disimpulkan bahwa ada bermacam-macam jenis unggas.
Setiap jenis unggas memiliki struktur dan komposisi yang berbeda-beda. Untuk menjaga
kesehatan unggas yang baik dikonsumsi adalah unggas yang tidak terkena penyakit dan unggas
yang tidak diberi suntik hormon untuk pertumbuhannya.
Kerusakan pada unggas disebabkan bagaimana cara kita merawat, dan mengelola unggas
yang akan dikonsumsi. Mutu pada unggas juga tergantung bagaimana kita merawat unggas.
Mutu unggas yang baik adalah unggas yang tidak mengalami kerusakan pada tubuh dan tidak
mengalami kekurangan zat-zat gizi yang ada di dalam badan unggas karena penyakit.
B.
Saran-saran
a.
b.
c.
d.