Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Sikap Skeptis dan Komitmen Profesional: Kajian Empiris Terhadap Auditor dan
Manager

Disusun oleh:
1. AGUS TRI WIBOWO

F0313005

2. HARDIAN LASENA

F0313037

3. LINTANG PUSPA R.

F0314054

4. SEPTALIA RAHMAWATI

F0314093

5. SHIVA DWIKHUZA

F0314095

6. THERESIA DEVITA ANGGUN

F0314102

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

2016SIKAP SKEPTIS DAN KOMITMEN PROFESIONAL: KAJIAN EMPIRIS


TERHADAP AUDITOR DAN MANAGER
1. Motivasi Penelitian
Banyaknya skandal keuangan yang terjadi seperti kasus Enron, Tyco, WorldCom,
dan Dynaco membuat dikeluarkannya Sarbane Oxley Act (SOA) untuk meningkatkan
pengawasan dan pengelolaan terhadap perusahaan yang go public. Setelah adanya SOA,
skandal keuangan ternyata masih banyak terjadi dan parahnya ada keterlibatan akuntan
dalam kasus-kasus tersebut dan yang menjadi sorotan adalah merosotnya nilai etis dan
profesionalisme di kalangan manajemen dan akuntan publik.
2. Tujuan Penelitian
Untuk membandingkan sikap skeptis dan komitmen professional antara akuntan
publik dan manajemen, menguji pengaruh sikap skeptis, pengalaman kerja, dan usia
terhadap komitmen professional.
3. Teori yang Digunakan
Bazerman et al. (2002) menyatakan bahwa ada faktor-faktor yang membuat auditor
bias dalam melakukan audit dan hal itu akan mengancam sikap skeptis dan komiten
profesional auditor.
4. Hipotesis
H1: Questioning mind auditor lebih tinggi dibandingkan questioning mind manager
H2: Suspension of judgment auditor lebih tinggi dibandingkan suspension of judgment
manager
Hipotesis diatas muncul karena perbedaan sikap skeptis antara auditor dan manajer. Sikap
skeptis merupakan perilaku yang harus dimiliki oleh akuntan publik untuk mencegah, atau
paling tidak mengurangi, konsekuensi negatif yang dilakukan oleh satu pihak (managemen)
kepada pihak lain (pemegang saham dan kreditur) karena manajer sering bias dalam
menilai resiko, terutama mengkonfirmasi bukti yang bias. Manajer lebih mendukung
ketetapan hati dari pada mengevaluasi secara obyektif permasalahan dan resiko bisnis.
H3: Komitmen professional auditor lebih tinggi dibanding dengan komitmen professional
manager
Hipotesis ini muncul karena adanya komunitas yang lebih visible dan terstruktur dalam
profesi akuntan publik daripada asosiasi manajer yang sistemnya sangat fleksibel, sehingga
dalam hal ini komitmen profesi akuntan publik relatif lebih kuat daripada manajer.
H4: Questioning mind berpengaruh positif terhadap komitmen professional
H5: Suspension of judgement berpengaruh positif terhadap komitmen professional

Sikap skeptis yang tinggi ini mencerminkan sikap kehati-hatian dan ketelitian dalam
mengkaji risiko atas keputusan yang akan diambil. Mengingat bahwa komitmen
professional menggambarkan ikatan emosi terhadap norma dan nilai-nilai profesi, maka
mereka yang memiliki sikap skeptis yang tinggi akan cenderung memiliki moral reasoning
yang tinggi.
H6: Pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap komitmen professional
H7: Usia berpengaruh positif terhadap komitmen professional
Semakin tinggi usia seseorang dan telah menekuni karir profesionalnya cukup lama,
semakin hati-hati seseorang dalam menentukan sikap, dan, dibanding dengan mereka yang
masih muda, semakin kecil kemungkinannya untuk berpindah karir. Di samping itu, mereka
yang telah cukup lama berkarir di profesinya, visibilitasnya dan intensitas hubungan dengan
kolega di komunitas professional akan lebih tinggi disbanding dengan mereka yang relatif
baru menekuni bidang profesinya.
5. Variabel dan Pengukuran Variabel
Questioning mind yaitu kehati-hatian dalam mempercayai bukti atau informasi. Kuesioner
terdiri dari tiga item. Suspension of judgement yaitu tidak terburu-buru dalam mengambil
keputusan. Kuesioner terdiri dari lima item. Komitmen professional yaitu kepedulian
terhadap profesi yang ditekuni. Kuesioner terdiri dari lima item. Ketiga variabel diatas
diukur berdasarkan instrument yang dikembangkan oleh Hurtt et al dan diberi penilaian dari
angka 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju). Selain itu, variabel lainnya adalah
umur dan pengalaman yang mempengaruhi komitmen professional yang diukur sama
dengan variabel lainnya.
6. Sample Penelitian
Responden dalam artikel tersebut adalah auditor dari akuntan publik yang mengikuti
program sertifikasi di BPK RI yang mewakili akuntan publik ada 61, dan mahasiswa kelas
eksekutif program MM FEB UGM yang mewakili manajer ada 76. Namun yang dapat
dianalisis hanya 128 kuesioner.
7. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner.
8. Analisis dan Pembahasan
a. Pengujian Hipotesis 1-3
Uji Beda t-test Komitmen Profesional, Question Mind, dan Suspension Judgment
antara Auditor dan Manager
Variabel
Komitmen

Kelompok

Mean

Auditor

55

19,87

t-hitung

Probabilitas
()

Profesional
Questioning Mind
Suspension of
Judgment

Manager
Auditor
Manager
Auditor
Manager

73
55
73
55
73

17,70
9,43
9,13
20,40
19,90

3,396
0,788

0,001
Tidak
signifikan

1,32

0,090

Hasil analisis menunjukkan bahwa :


-

Questioning mind auditor tidak lebih tinggi daripada questioning mind manager,
sehingga hypothesis null 2 gagal ditolak
Bukti empiris sesuai dengan prediksi hipotesis 2 bahwa suspension of judgment
auditor juga lebih tinggi dibanding dengan suspension of judgment manager, dengan
tingkat signifikansi sebesar 0.090.
Komitmen profesional auditor secara signifikan lebih tinggi dibanding dengan
komitmen profesional manager, sesuai dengan prediksi hipotesis 3. Perbedaan ini
signifikan pada tingkat 0,001.

b. Pengujian Hipotesis 4-7


Hasil Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Profesional
Variabel

Koefisien

Std. Error

t-hitung

Konstanta
Questioning Mind
Suspension of Judgment
Umur
Pengalaman

12,191
-0,230
0,229
0,097
0,052

3,35
0,033
0,161
0,047
0,087

3,677
-1,451
1,422
2,060
0,594

p.value
(signifikansi)
0,000
0,075
0,079
0,021
0,554

N: 118. Pengujian one-tailed test. F-test (goodness of fit model): 3,899 (0,005). R2: 0,12
Hasil analisis menunjukkan bahwa :
- Prediksi hipotesis 5 (H5) bahwa semakin tinggi suspension of judgment, semakin
tinggi komitmen profesional secara empiris didukung (tingkat signifikansi 0.021).
- Hasil analisis juga konsisten dengan prediksi hipotesis 6 (H6) bahwa semakin tinggi
usia semakin tinggi komitmen professional, koefisien suspension of judgment
signifikan dengan nilai probabilitas (p-value) sebesar 0.079.
- Hipotesis hipotesis 4 (H4) dan hipotesis 7 (H7) tidak didukung. Meski nilai
probabilitas (p-value) menunjukkan hasil yang signifikan pada tingkat 0.075, namun
karena arahnya (-) berlawanan dengan prediksi (+), maka tidak bisa disimpulkan
bahwa data empiris sesuai dengan prediksi Hipotesis 4. Selain itu, bukti empiris
menunjukkan bahwa pengalaman tidak menentukan komitmen profesional
seseorang seperti dalam hipotesis 7.

9. Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa sikap skeptis dalam questioning mind, manager maupun
auditor sama-sama mudah percaya pada bukti yang ada. Pada nilai suspension of judgment
baik auditor maupun manager cenderung tidak buru-buru dalam mengambil keputusan,
namun auditor diharapkan, lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Dalam hal
komitmen profesional, auditor secara empiris lebih berkomitmen terhadap profesi
dibanding dengan kalangan manager. Disamping itu, usia seseoranglah yang menentukan
komitmen profesional; dengan bertambahnya usia, seseorang akan lebih berkomitmen
terhadap profesi yang digelutinya. Tidak adanya pengaruh terhadap komitmen profesional
nampaknya konsisten dengan masih rendahnya tingkat questioning mind para auditor dan
manager yang menjadi responden. Maka dari itu mungkin sebaiknya tidak dihubungkan
dengan variabel lain dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji keterkaitan antara
questioning mind dan komitmen profesional.

Anda mungkin juga menyukai