Caesar II Tutorial
Caesar II Tutorial
Table of Contents
1.
2.
3.
4.
5.
INTRODUCTION .......................................................................................................................... 2
1.1
Philosophy ............................................................................................................................... 2
1.2
2.2
Input Menu............................................................................................................................. 5
2.3
Analysis Menu....................................................................................................................... 5
2.4
2.5
3.2
4.2
4.2.1
Nomor Node.................................................................................................................. 14
4.2.2
Elements Length............................................................................................................ 14
4.2.3
4.2.4
4.2.5
4.2.6
4.2.7
5.2
5.3
Latihan................................................................................................................................... 30
Page 1
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
1. INTRODUCTION
1.1 Philosophy
Untuk merancang/modifikasi sistem perpipaan, engineer harus memahami
perilaku sistem dibawah pembebanan dan juga persyaratan Code yang harus
dipenuhi
Parameter fisik yang dapat digunakan untuk quantifikasi perilaku suatu
mechanical system antara lain : percepatan, kecepatan, temperatur, gaya
dalam & momen, stress, strain, perpindahan, reaksi tumpuan, dll
Nilai batas yang diijinkan untuk setiap parameter ditetapkan untuk mencegah
kegagalan system
Untuk menjaga tegangan di dalam pipa dan fitings tetap dalam range yang
diijinkan Code
Untuk menghitung design load yang diperlukan untuk menentukan support
dan restraints
Untuk menentukan perpindahan pipa interference checks
Untuk mengatasi problem getaran pada sistem perpipaan
Untuk membantu optimasi design sistem perpipaan
Page 2
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
1.2
Tentang Caesar II
II
dapat
membuat
permodelan
system
perpipaan
dengan
sesuai
dengan
kondisi
yang
dikehendaki.
Dengan
Page 3
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
posisi kondisi batas : restrain, anchor
aplikasi pembebanan : aplikasi gaya, berat isolasi, gempa, dll
pengambilan informasi dari hasil analisis : gaya dalam, stress,
displacement, reaksi tumpuan, dll
Dalam hal ini kita akan melakukan pemodelan piping sehingga kita pilih piping input
Kemudian klik OK
Page 4
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
2.2 Input Menu
Di dalam Input Menu ada 3 pilihan yang dapat kita pilih yaitu :
Page 5
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Di dalam analysis menu memberikan kita pilihan untuk melakukan
perhitungan yang kita inginkan sesuai dengan permasalahan yang kita
simulasikan, yaitu sebagai berikut :
Page 6
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
2.4 Output Menu
Tools menu merupakan salah satu fungsi yang penting dalam Caesar dimana
didalamnya terdapat berbagai macam fungsi,penting antara lain :
Page 7
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Konfigurasi - Pada menu ini kita dapat membuat setup yang berbeda tentang
berbagai macam hal seperti interval node, min. tebal pipa yg ditoleransi, dll.
Sesuai dengan project data atau kehendak klien.
Kalkulator Menjalankan fungsi kalkulator pada layar
Make Unit Files Membuat unit file sesuai yg kita butuhkan
Setting default CAESAR II adalah menggunakan unit English, oleh karena
itu jika kita menginginkan untuk menggunakan unit yang lain misalnya ke
dalam SI unit, maka kita harus membuat unit yang baru.
Cara untuk membuat unit file tersebut adalah seperti di bawah ini :
Kita klik review existing unit file (unit fie yang aktif saat ini), kemudian kita
create unit file dengan nama yang dikehendaki dan selanjtnya klik view/edit
file.
Kemudian akan muncul spreadsheet seperti di bawah ini :
Page 8
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Setelah kita sesuaikan dengan unit file yang diinginkan, klik OK/save dan
kemudian pada menu Tools kita pilih convert input to new unit seperti
terlihat di bawah ini :
Browse file yang ingin kita ubah unit filenya, kemudian kita cari nama unit
yang telah kita buat dan selanjtnya kita pilih OK.
Page 9
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Edit Material
Kita pilih Edit material pada slah satu tools yang terdapat di dalam
spreadsheet di atas, kemudial akan muncul :
Selanjtnya kita tinggal pilih material apa yang ingin kita edit propertisnya,
kemudian kita simpan (save), spt contoh di bawah:
Page 10
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Menambahkan Material
Dengan langkah-langkah yang sama seperti tersebut di atas kita dapat
menambahkan jenis material yang ingin kita tambahkan apabila material yang
kita inginkan tidak terdapat di dalam data base Caesar II ini.
Secara umum tegangan pada pipa dapat dibagi menjadi dua : tegangan
normal dan tegangan geser
Tegangan normal
1. Tegangan arah longitudinal longitudinal stress
2. Tegangan arah tangensial hoop stress
3. Tegangan arah radial radial stress
Page 11
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Tegangan geser
1. Tegangan akibat gaya geser shear stress
2. Tegangan akibat momen puntir torsional stress
PUBLICATION
REVISION
ANSI B31.1
(2004)
ANSI B31.3
(2004)
ANSI B31.4
(2002)
October 4, 2002
(2002)
October 4, 2002
ANSI B31.5
(2001)
ANSI B31.8
(2003)
February 6, 2004
(2003)
February 6, 2004
ANSI B31.11
(2002)
(2004)
July 1, 2005
(2004)
July 1, 2005
(1984)
N/A
CANADIAN Z662
(9/95)
N/A
CANADIAN Z662 Ch 11
(9/95)
N/A
BS 806
SWEDISH METHOD 1
SWEDISH METHOD 2
ANSI B31.1
(1967)
N/A
STOOMWEZEN
(1989)
N/A
RCC-M C
(1988)
N/A
RCC-M D
(1988)
N/A
CODETI
(2001)
June 2004
NORWEGIAN
(1999)
N/A
FDBR
(1995)
N/A
BS7159
(1989)
N/A
UKOOA
(1994)
N/A
IGE/TD/12
(2003)
N/A
DnV
(1996)
N/A
EN-13480
(3/2002)
N/A
GPTC/192
(1998)
N/A
Page 12
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
4. INPUT PIPING
Spreadsheet di atas adalah fungsi utama yang akan menjelaskan elemen demi
elemen tentang desain piping yang kita buat. Di dalamnya terdapat data field yang
berguna untuk memasukkan berbagai informasi tentang masing-masing kondisi
elemen piping dan beberapa menu perintah dan toolbars yang mana dapat
digunakan untuk menjalankan perintah yg kita inginkan.
Disebelah samping piping input adalah tampilan gambar dari input yang kita
buat/masukkan.
Pada contoh diatas kita masukkan panjang ke arah sumbu X dengan nilai 100 in
(unit default menggunakan English) maka secara langsung hasil inpu akan
ditampilkan pada gambar di samping piping input tsb.
Page 13
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Untuk membuat input berikutnya kita pilih continue pada navigation tools seperti di
bawah ini :
Page 14
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
II
mendapatkan
mempergunakan
thermal
data
temperature
strain/regangan
akibat
tersebut
temperature
untuk
dan
mensimulasikan
kondisi
pembebanan
ketika
kita
akan
melakukan analysis.
Caesar II menggunakan parameter standard untuk temperature
sebesar 70 deg. F, jika kita ingin merubahnya sesuai dengan kondisi
lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan Special Execution
Page 15
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Parameters Option pada box yg terdapat di spreadsheet sheet input
piping.
CAESAR II TUTORIAL I
gaya per satuan panjang), atau beban akibat tekanan angin ( beban
angin di spesifikasikan sebagai wind shape factor).
material
data
base
sendiri
dengan
Page 17
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
5. APLIKASI KHUSUS
Page 18
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Page 19
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Bend
Di dalam pekerjaan pipa terutama pipeline seringkali kita
harus melakukan bending terhadap pipa dimana biasanya
sudut yang diperlukan di bawah 900, maka kita harus
mendesain radius bending tersebut sesuai dengan besaran
yang kita inginkan/klien inginkan.
Ada 3 jenis bending yang digunakan dalam pipeline yaitu :
-
90
deg.)
kita
memerlukan
phytagoras
untuk
Page 20
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Page 21
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Kita pilih type valve / flange pada box di atas sesuai yang
dikehendaki kemudian OK maka pada node 50 60 akan
diberikan valve/flange seperti berikut ini :
CAESAR II TUTORIAL I
Ada 2 cara yang bisa kita pergunakan untuk membuat pemodelan
expansion joint pada piping system yaitu dengan :
Page 23
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Kemudian cara kedua yang dapat kita lakukan yaitu dengan klik 2
kali expansion joint pada check box seperti terlihat di bawah ini :
Page 24
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Klik reducer pada spreadsheet kemudian kita isikan diameter 2 dan
tebal pipa dan memberikan panjang reducer tersebut.
Jika kita ingin membuat tee, klik SIFs & Tees pada node yang ingin
kita beri tee kemudian isi type tee yang diinginkan dan SIF (jika
ada).
Untuk tee reducer kita dapat memodelkan dengan menggunakan
langkah yang sama namun pada elemen yang tereduksi kita ubah
diameter pipa pada spreadsheet sesuai dengan yang diinginkan.
Page 25
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
5.2 Restrain, Hanger, Noozle dan Displacement
5.2.1 Restrain
Untuk memberikan restrain pada piping kita dilakukan dengan cara memilih
restrain pada check box di atas dan memasukkan type restrain di dalam kotak
sebelah kanan yang telah tersedia.
Ada berbagai macam type restrain yang dapat di aplikasikan di dalam Caesar
II sesuai dengan fungsi yang diinginkan, yaitu :
Restraint Type Abbreviation
1 - Anchor .....................................................................................ANC
2 - Translational Double Acting ............................................ X, Y, or Z
3 - Rotational Double Acting ......................................... RX, RY, or RZ
4 - Guide, Double Acting ............................................................... GUI
5 - Double Acting Limit Stop .......................................................... LIM
6 - Translational Double Acting Snubber ..............XSNB,YSNB, ZSNB
7 - Translational Directional ............................... +X, -X, +Y, -Y, +Z, -Z
8 - Rotational Directional ..................................... +RX, -RX, +RY, etc.
9 - Directional Limit Stop ................................................... +LIM, -LIM
10 - Large Rotation Rod .....................................XROD, YROD, ZROD
11 - Translational Double Acting Bilinear ............................ X2, Y2, Z2
Page 26
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
12 - Rotational Double Acting Bilinear ......................... RX2, RY2, RZ2
13 - Translational Directional Bilinear ..................... -X2, +X2, -Y2, etc.
14 - Rotational Directional Bilinear ................ +RX2, -RX2, +RY2, etc.
15 - Bottom Out Spring ......................................... XSPR, YSPR, ZSPR
16 - Directional Snubber .........................+XSNB, -XSNB, +YSNB, etc
5.2.2 Hanger
Dengan cara klik 2 kali Hanger checkbox pada pipe spreadsheet
untuk memasukkan hanger spring data untuk node-node khusus.
Untuk modeling hanger sederhana tidak memerlukan input
tambahan karena Caesar akan secara otomatis memberikan
nilainya dengan memilih salah satu hanger table yang telah
disediakan seperti contoh berikut :
Page 27
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Funsi
tampilan
mendeskripsikan
di
atas
koneksi
adalah
sebagai
fleksibel
nozzle
pelengkap
pada
pipa.
untuk
Jika
CAESAR II TUTORIAL I
5.2.4 Displacement
Page 29
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
5.3 Latihan
Perintah :
1. Buatlah Pemodelan di atas dengan panjang seperti diketahui dengan beberapa
ketentuan sebagai berikut :
-
Page 30
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TRAINING
Table of Contents
6.2
6.3
6.4
3D - Plot ...................................................................................................... 11
6.5
7.2
Page 1
CAESAR II TRAINING
6. STATIC ANALYSIS
Metode Static Analysis adalah memperhitungkan static load, yang akan
menimpa pipa secara perlahan sehingga dengan demikian piping system
memiliki cukup waktu untuk menerima, bereaksi dan mendistribusikan load
tersebut keseluruh bagian pipa, hingga tercapainya keseimbangan.
6.1
Loading
yang
mempengaruhi
sebuah
piping
system
dapat
Page 2
CAESAR II TRAINING
sehingga hal ini akan sangat berpengaruh pada kekuatan pipa ketika
mengalami pembebanan ketika kondisi operasi.
Ada berbagai macam jenis load case yang dapat kita gunakan dalam
CAESAR II. Load case ini akan mendefinisikan pembebanan yang
terjadi pada pipa, baik beban akibat berat pipa itu sendiri ataupun
beban akibat faktor yang lain.
Berikut ini definisi load case pada CAESAR II ver 4.2 :
Load Design
W
WNC
Name
Deadweight
Weight
T1
Thermal Set 1
Temperature #1
T2
Thermal Set 2
Temperature #2
T3
.
..
T9
Thermal Set 3
Temperature #3
Thermal Set 9
Temperature #9
P1
Pressure Set 1
Pressure #1
P2
Pressure Set 2
Pressure #2
P3
Pressure Set 3
Pressure #3
P9
Pressure Set 9
Pressure #9
D1
Displacements Set 1
D2
Displacements Set 2
D3
Displacements Set 3
D9
Displacement Set 9
F1
Force Set 1
(with
CAESAR II TRAINING
F2
Force Set 2
F3
Force Set 3
Force Set 9
F9
Dsb.
Example :
Contoh desain nozzle berikut
Setelah input piping selesai, pilih error checking dan kemudian batch run
pada check box yang terdapat dalam piping spreadsheet berikut ini :
Page 4
CAESAR II TRAINING
Box tersebut di atas menjelaskan tentang desain piping yang telah kita
buat tadi apakah ada kesalahan (error), peringatan (warning) atau tidak.
Jika ditemukan error maka proses run tidak dapat dilanjutkan dan kita
harus melakukan revisi pada node yang mengalami error tersebut.
Selain itu juga diberikan beberapa informasi lain yaitu berat keseluruhan
dari piping system yang telah kita buat dan juga menjelaskan letak center
Page 5
CAESAR II TRAINING
of grafity. COG berfungsi untuk proses erection pada saat konstruksi.
Dan kedua yaitu terdapat informasi nozzle calculation.
Setelah itu anda akan mendapati box jenis load case seperti berikut ini :
temperature
5. (HYD) Hydrotest
hydrotest.
Page 6
CAESAR II TRAINING
6.2
code approximation
(OPE)
(SUS)
(EXP)
(OCC)
6.2.2 ASME B31.3 Piping for Chemical Plant & Petroleum Refinery
Sl = Slp + Fax/A + Sb < Sh
2
(SUS)
(EXP)
(OCC)
Page 7
CAESAR II TRAINING
Sb = [sqrt ( (iiMi)2 + (i0M0)2 )]/Z
6.2.3
6.2.4
(OPE)
(OPE)
(OPE)
(SUS)
(EXP)
(OCC)
(OPE)
(SUS)
(OCC)*
(OCC) *
< 0.75ST
< f[1.25(SC + SH) SL]
(SUS, OCC)
(EXP)
SP + SX + SB
Page 8
CAESAR II TRAINING
SP =
SX =
SB =
SC =
MR =
SE =
ME =
S=
T=
SH =
SC =
SU =
T=
Sh F1 S T
|SL| 0.8 S
Se 0.9 S
Page 9
CAESAR II TRAINING
6.3
Setelah kita RUN desain yang telah kita buat, akan ditampilkan static
output processor seperti di atas.
Kita dapat memilih load case dan report yang ingin kita tampilkan
seperti box di bawah ini :
Setelah kita pilih load Case dan report, akan tampil hasil analisa dari
Caesar II seperti di bawah ini :
Page 10
CAESAR II TRAINING
6.4
3D - Plot
Caesar II dapat menampilkan stress yang terjadi pada piping system
yang telah kita desain dalam bentuk 3D dengan cara memilih 3D Plot
pada box di bawah ini :
Page 11
CAESAR II TRAINING
6.5
Page 12
CAESAR II TRAINING
(stress report)
(Restrain Report)
(Displacement Report)
Page 13
CAESAR II TRAINING
7. PIPELNE BURRIED MODELLING
7.1
Soil Modeller
Masukkan soil model sesuai dengan data soil yang kita peroleh
sebagai berikut :
Page 14
CAESAR II TRAINING
Masukkan soil model yang telah kita isi di atas kedalam box yang
terlihat di bawah ini.
Pada bagian yang berada di dalam tanah (burried) kita berikan soil
model dengan model no 2 dan kita klik from end mesh dan to end
mesh yang artinya burried berada di awal dan di akhir node tersebut.
Setelah kita isikan section yang ingin di burried pada box tersebut di
atas, maka selanjutnya kita klik convert dan akan ditampilkan box
seperti di bawah ini :
Page 15
CAESAR II TRAINING
Pada spreadsheet akan terjadi perubahan setelah kita memasukkan
buried, dimana pada bagian pipa yang mengalami buried akan
memiliki nilai restrain yang secara otomatis diberikan oleh CAESAR II
seperti kita lihat box di bawah ini :
Page 16
CAESAR II TRAINING
(Gambar 7.1)
7.2
Page 17
CAESAR II TRAINING
memberikan Anchor Block pada saat sebelum pipa naik ke atas
permukaan tanah dan pada saat pipa turun kembali ke dalam tanah.
Page 18
CAESAR II TRAINING
8. LATIHAN PEMODELAN KOMPLEKS
8.1
Page 19
CAESAR II TRAINING
Page 20
CAESAR II TRAINING
9. STRUCTURAL STELL MODELLING
9.1
Pilih new file dan structural input pada main menu dan klik OK, dan
akan muncul tampilan berikut :
Pilih unit parameter yang akan digunakan dalam pemodelan input, dan
pilih sumbu vertikan yang diinginkan seperti terlihat di bawah
:
Page 21
CAESAR II TRAINING
Page 22
CAESAR II TRAINING
Page 23
CAESAR II TRAINING
Page 24
CAESAR II TRAINING
Untuk menggabungkan structural modeling ke dalam piping input
dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
-
Browse nama file structural yang telah kita buat tadi dan klik OK
-
Page 25
CAESAR II TRAINING
-
Analisa Harmonis
CAESAR II TRAINING
10.1
Analisa Modal
10.2
Analisa Harmonis
Page 27
CAESAR II TRAINING
10.3
10.4
CAESAR II TRAINING
10.5
Page 29
CAESAR II TRAINING
Page 30