Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDIDIKA KEWARGANEGARAAN
PHILANTHROPY SOSIAL SEBAGAI SOLUSI MASALAH SOSIAL MENUJU
INDONESIA SEJAHTERA
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidika Kewarganegaraan
Dosen Pembimbing : Sigit Dwi Kusrahmadi, M.Si.
Oleh :
Bernardinus Adhe Setyobudi (15108241126)
Anisa Prami Dwi Cahyani
(15108241158)
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya
penuis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Philanthropy
(kedermawanan) sebagai solusi permasalahan sosila di Indonesia menuju
Indonesia sejahtera guna memenuhi tugas mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan dengan tepat waktu.
Terimakasih penulis sampaikan kepada bapak Sigit Dwi Kusrahmadi, M.Si.
selaku pembimbing makalah ini serta kepada pihak pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca.Penulis menyadari bahwa dalam
menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, isi
maupun penulisannya. Oleh karena itu kam mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Sehingga dapat menjadi perbaikan untuk kami di kemudian
hari.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab II. Pembahasan
2.1 Pengertian philanthrophy
sosial
2.2 Konsep philanthropy social
2.3 Jenis philanthropy
2.4 Potensi-Potensi Philantropy
2.5 bentuk bentuk penerapan
konsep philanthropy
2.6 Perilaku
Perilaku
Philanthrophy
2.7 Masalah Sosial
2.8 Implementasi
Konsep
Philantrophy
Guna
Mengatasi Masalah Sosial.
Philanthrophy sosial sosial
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
................................................................... i
................................................................... ii
................................................................... 1
................................................................... 1
................................................................... 1
................................................................... 2
...................................................................
...................................................................
...................................................................
...................................................................
2
3
4
6
................................................................... 7
................................................................... 8
................................................................... 10
................................................................... 13
................................................................... 13
................................................................... 14
Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Krisis kemanusiaan yang meraja lela di dunia menjadi indikasi buruknya
moral manusia. Rasa individual semakin menonjol diantara sesama
manusia, kesenjangan social tidak dapat dielakkan lagi. Berbagai masalah
social yang muncul dikarenkan krisis kemanusiaan seperti kemiskinan,
konflik social baik yang regional maupun internasional. Perlu adanya
kesadaran dari sesame manusia untuk saling menghargai, menyayangi dan
mengerti. Konsep konsep seperti clarity, philantrophy, dan diaspora
menjadi salah satu usaha preventive untuk mencegah berbagai bentuk
krisis kemanusiaan tersebut. Konsep philianthropy (kedermawanan) telah
lama lahir dan sejalan dengan kultur bangsa Indonesia. Walaupn konsep
ini baru mengemuka sekitar lima tahun yang lalu, tetapi jiwa dan
kepribadian bangsa ini sudah mecerminkan konsep tersebut.namun,
walaupun sdemikian semakin bertambah tuanya bangsa ini, rupanya
semakin pudar kepribadian kepribadian tersebut. Masyarakat yang
terbawa arus global, semakin individualis hari demi hari. Hal ini
berdampak pada kesenjangan social juga kesejahteraan warga Negara.
Padahal kesejahteraan social merupakan tujuan tertulis yang terdapat
dalam undang undang dasar 1945 maupun dalam janji dasar Negara
Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mewujudkan
janji dan tujuan Negara tersebut. Namun, berbagai usaha tersebut juga
hanya membuahkan hasil yang sedikit. Untuk itu konsep philanthrophy
sosial sosial social (kedermawaan ) ini menjadi salah satu cara yang
memangang peran penting dan harus di terapkan sejak usia dini.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu philanthropy ?
2. Apa bentuk bentuk dari penerapan konsep ini?
3. Bagaimana implementasi konsep philanthropy untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud konsep philanthrophy sosial
sosial
2. Untuk menegetahui cara cara implementasi konsep tersebut dalam
rangka untuk meningkatkan kesejahteraan IndonesiaBAB II
PEMBAHASAN
kepedulian sosial yang memunculkan perilaku perilaku tidak baik dalam sosial
masyarakat dan juga merupakan akar dari munculnya masalah sosial dalam
masyarakat. Konsep philanthrophy sosial sosial mencakup berbagai bentuk
kedermawanan, mulai dari sosial sesama manusia, relawan, bahkan beasiswa juga
menerapkan konsep philanthrophy sosial sosial sosial. Bantuan beasiswa, relawan
tanpa pamrih di segala bidan, dan bantuan - bantuan, merupakan wujud
philanthrophy sosial sosial sosial dalam bidang pendidikan yang akan menuntun
Indonesia pada kesejahteraan. Namun perlu ditekankan bahwa konsep ini bukan
menjadikan manusia sebagai individu yang malas, yang hanya meminta
kedermawana dari seseorang untuk hidupnya. Namun, philanthrophy sosial sosial
sosial juga menginginkan adanya perubahan pada individu untuk menjadi lebih
baik. Mengharapkan perubahan yang nyata dari individu tersebut, sehingga
bentuk bantuan yang telah dilaksanakan tidak tersia siakan. Pihak philanthropy
juga harus senantiasa mengingatkan dan memacu pihak yang telah diberi
kedermawanan untuk maju dan menjadi lebih baik. Sehingga ia mampu unutuk
membatu pihak pihak lainnya juga.
2.3. jenis philanthropy
Menurut sifatnya ada dua jenis philanthropy yaitu philanthropy tradisional yang
berbasis pada karitas (clarity) serta philanthropy untuk keadilan social.
a. Philanthropy tradisional
Philan thropy tradisional menurut andi agung prihatna berbasis pada
karitas (clarity) Praktek filantropi tradisional berbentuk pemberian untuk
kepentingan pelayanan sosial, misalkan pemberian langsung para
dermawan untuk kalangan miskin dalam rangka memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Lebih bersifat individual Melihat dari bentuk penyaluran dana
tersebut, bentuk filantropi seperti ini rawan adanya manipulasi dana
berbentuk pengayaan individual, egosentrisme di mata publik . di samping
kelemahan-kelemahan lainnya yakni tidak bisa mengembangkan taraf
kehidupan masyarakat miskin atau dalam istilah sehari-hari hanya
memberi ikan tapi tidak memberi pancing (kail).
b. Philanthropy untuk kadilan social
Bentuk filantropi untuk keadilan sosial (social justice philanthropy),
bentuk filantropi seperti ini dapat menjembatani jurang pemisah antara si
kaya dan si miskin. Jembatan tersebut diwujudkan dengan upaya
memobilisasi sumberdaya untuk mendukung kegiatan yang menggugat
ketidakadilan struktur yang menjadi penyebab langgengnya kemiskinan.
Dengan kata lain, filantropi jenis ini adalah mencari akar permasalahan
dari kemiskinan tersebut yakni adanya faktor ketidakadilan dalam alokasi
sumberdaya dan akses kekuasaan dalam masyarakat. Diantara lembaga
3
filantropi yang menarapkan metode tersebut dan sukses saat ini adalah
Yayasan Dompet Dhuafa dan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU).
2.4. Potensi-Potensi Philantropy
A. Diaspora Philantropy
Hamid Abidin dalam tulisannya From Rantau With Fund mengatakan
bahwa ada potensi besar pada diaspora Filantropi atau kedermawanan
sosial para perantau dan hal tersebut merupakan salah satu potensi
kedermawanan di Indonesia yang cukup unik. Kedermawanan ini
diwujudkan dalam bentuk pemberian sumbangan berupa uang dan barang
dan bentuk bantuan lainnya oleh warga yang merantau di kota-kota besar
kepada kampung halamannya.
Ada banyak organisasi perantauan yang menggalang dan mengelola
sumbangan dari para perantau. Di Jakarta saja ada sekitar 30 organisasi
perantauan diantaranya Gebu Minang (gerakan seribu rupiah masyarakat
minang), SAS (Sulit Air Sepakat), Gesor (Gerakan Sosial Orang Rantau),
PTR-JBS (Paguyuban Tukang Reparasio Se- Jawa, Bali dan Sumatera).
Yang terakhir PTR-JBS berhasil menyumbang sejumlah uang Rp 33,5 juta,
yang pengelolaannya digunakan untuk membeton jalan desa sepanjang
760 m. Sementara itu para perantau dari desa Siman, kecamatan Sekaran,
Kabupaten Lamongan Jawa Timur, yang tergabung dalam paguyuban
Siman Jaya, yang merupakan sebagian mereka menjadi perantau dengan
berjualan soto lamongan dan pecel lele, berhasil memberikan kontribusi
kepada desanya masing-masing dengan membangun sekolah, jalan, dan
masjid termegah di Lamongan.
Namun sayangnya, kepedulian dan kedermawanan terhadap kampung
halaman ini tidak diimbangi dengan upaya pendayagunaan sumbangan
secara optimal. Donasi para perantau sebagian besar masih dimanfaatkan
untuk keperluan konsumtif dan charity. Selain karena pola pemberiannya
yang dilakukan secara sendiri-sendiri, yang biasanya cenderung
konsumtif, lembaga penggalangan dan pengelolaanannya juga belum bisa
berdayaguna secara optimal. Selain itu hampir semua lembaga yang
mengelola tidak pernah melakukan need assesment dan evaluasi dampak
pemberian dana.
B. Orang-orang Kaya
Majalah Forbes terbitan akhir Juni 2002 lalu measukkan nama Presidir
PT.Gudang Garam, Rahman Halim dan Presidir HM Sampoerna,, Putra
Sampurna ke jajaran 538 orang terkaya dunia yang masing-masing
menempati peringkat 292 dan 387 dengan nilai kekayaan 20,5 triliun dan
14,8 triliun.
2.8.
10
2.
3.
4.
5.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Philianthrophy sosial merupakan salah satu solusi masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, yang akan menjadi salah satu cara terwujudnya Indonesia
sejahtera. Rendahnya kepedulian sosial yang memunculkan perilaku perilaku
tidak baik dalam sosial masyarakat dan merupakan akar dari munculnya masalah
12
sosial dalam masyarakat. Faktor munculnya masalah sosial antara lain faktor
ekonomi, faktor budaya, faktor biologis, dan faktor psikologis. Konsep
philanthrophy sosial sosial mencakup berbagai bentuk kedermawanan, mulai dari
sosial sesama manusia, relawan, bahkan beasiswa juga menerapkan konsep
philanthrophy sosial sosial sosial. Bantuan beasiswa, relawan tanpa pamrih di
segala bidan, dan bantuan - bantuan, merupakan wujud philanthrophy sosial sosial
sosial dalam bidang pendidikan yang akan menuntun Indonesia pada
kesejahteraan. Sifat kedermawanan dalam philantrophy sosial sangat membantu
dalam mengatasi masalah sosial, dengan sedikitnya masalah sosial di Indonesia
maka Indonesia bisa mencapai tingkat kesejahteraannya.
B. Saran
1) Bagi masyarakat
Apabila kita memiliki kenikmatan atau hidup yang berlebih hendaknya kita
saling membantu saudara saudara kita yang berkurangan atau sedang banyak
masalah dalam hidupnya. Kita membantu tidak hanya berupa uang , tetapi kita
juga bisa berbagi pengetahuan kepada saudara kita yang tidak bisa menikmati
bangku sekolah. Kita juga bisa memberi nasihat atau motivasi kepada teman
kita yang sedang mempunyai masalah.
2)
Bagi Pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
http://dep.blogspot.co.id/2011/12/filantropi.html
http://www.wawasanpendidikan.com/2014/10/perilaku-perilakufilantropi.html
13
http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/wakaf/16/10/12/oexwgj3
96-penggunaan-dana-zakat-untuk-infrastruktur-harus-dirumuskansecara-hatihati
14