KELOMPOK A1
JOHANNES EPHAN B. K.
G0012101
SYARIF HIDAYATULLAH
G0012221
ALFIAN SATRIA W.
G0012011
ILHAM RAMADHAN
G0012095
KENNY ADHITYA
G0012105
YOLANDA RAVENIA
G0012235
RESTI NURFADILLAH
G0012177
FATMANISA LAILA
G0012077
ANIKI PUSPITA
G0012017
FENTI ENDRIYANI
G0012079
SABILA FATIMAH
G0012199
ADHIZTI NALURIANNISA E. N.
G0012003
NAMA TUTOR :
KRISNA YARSA PUTRA, dr., Sp.B.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
SKENARIO III
KORBAN KDRT
Seorang perempuan, berusia 28 tahun, diantar polisi ke IGD karena
menjadi korban KDRT. Menurut keterangan pasien, sekitar 4 jam
sebelumnya, saat pasien sedang menonton televisi, suami tiba-tiba memukul
pasien dengan botol kaca namun berhasil ditahan hingga botol pecah dan
menimbulkan luka di tangan pasien. Pasien lari ke arah dapur dikejar
suaminya. Suami pasien kemudian melukai perut dan menusuk punggung
pasien dengan pecahan botol. Pasien jatuh mengenai panci berisi air mendidih
dan tersiram air panas hingga mengalami luka bakar di leher bagian depan
dan dada sampai ke perut. Pasien mengeluh nafasnya sesak dan nyeri di perut
kanan atas. Pasien masih sadar tapi merasa lemas dan ketakutan. Untung
tetangga ada yang datang menolong dan lapor ke polisi sehingga suami pasien
melarikan diri.
Dari pemeriksaan dokter IGD didapatkan kesadaran pasien GS 15, jalan
nafas bebas, vital sign didapatkan nadi 120x/menit, tekanan darah 90/60
mmHg, suhu 360 C, akral dingin dan lembab, RR 32x/menit.
Pada pemeriksaan status lokalis terdapat vulnus laceratum region palmar
sepanjang 3 cm. Pasien juga mengalami combustio grade II 15% pada region
colli anterior dan thoracoabdominal.
Pada hemithorax sinistra posterior bagian bawah terdapat jejas vulnus
penetratum, pergerakan hemithorax sinistra tertinggal, perkusi hemithorax
sinistra bagian bawah redup, auskultasi suara vesikuler menurun.
Abdomen tampak distended, vulnus penetratum region abdomen kanan
atas,bising usus menurun, pekak hepar (+), defans muskuler (-). Perut teraba
tegang, undulasi (-). Pekak beralih (+).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Seven Jump
1. Langkah I: Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah
dalam skenario
a. Vulnus laceratum adalah luka robek. (Dorland, 2008)
b. Vulnus penetratum adalah luka tusuk. Luka jenis ini kedalamannya lebih
panjang dari pada lebar lukanya. (Dorland, 2008)
c. Combustio grade II 15%
Combustio artinya adalah luka bakar. Sedangkan untuk grade II adalah
derajat kedalaman luka bakar yang dialami oleh korban. Luka bakar grade
II berarti kerusakan terjadi pada seluruh lapisan epidermis dan sebagian
lapisan dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi . 15%
menunjukkan besar luas daerah pada tubuh manusia yang mengalami luka
bakar. (ATLS, 2004)
d. Water Seal Drainage (WSD) adalah suatu sistem drainage yang
meggunakan water seal untuk mengalirkan udara atau cairan dari cavum
pleura sehingga mempertahankan atau mengembalikan tekanan negatif
rongga tersebut. (Sjamsuhidajat, 2004)
e. Visum et repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter yang
berisi fakta dan pendapat berdasarkan keahlian/keilmuan, tentang hasil
pemeriksaan medis terhadap manusia atau bagian dari tubuh manusia, baik
hidup ataupun mati, yang dibuat atas permintaan tertulis (resmi) dari
penyidik yang berwenang, yang dibuat atas sumpah/dikuatkan dengan
sumpah, untuk kepentingan peradilan. (LKUI, 1980)
2. Langkah II: Menentukan/mendefinisikan permasalahan
Permasalahan pada skenario ini yaitu sebagai berikut:
a. Mengapa pasien datang dengan keluhan napas sesak, nyeri perut kanan
atas, dan lemas?
32x/menit?
Apa sajakah jenis jenis vulnus?
Bagaimana interpretasi pemeriksaan status lokalis pasien?
Apa sajakah indikasi pemasangan WSD?
Apakah indikasi visum et repertum dan isinya?
bakar
(combustio)
juga
dapat
menyebabkan
(karbon)
dan
asap
beracun
menyebabkan
maupun
rusak
akibat
vulnus
penetratum.
(Price&Wilson, 2004)
3) Lemas
Lemas yang terjadi pada pasien diakibatkan oleh beberapa
hal. Yang pertama disebabkan oleh rasa ketakutan dan gangguan
stress pasca traumatik yang dialami pasien dan yang kedua adalah
perdarahan yang dialami pasien. (Kaplan&Saddock, 2010)
c. Interpretasi hasil pemeriksaan fisik
Dari pemeriksaan fisik dapat dilihat bahwa pasien mengalami takikardi,
penurunan tekanan sistolik dan diastolik, penurunan suhu tubuh,
takipneau, dan tampak adanya penurunan perfusi ke perifer dilihat dari
akral yang dingin dan lembab. Hasil pemeriksaan fisik ini menunjukkan
bahwa pasien mengalami syok yang kemungkinan besar disebabkan
oleh penurunan volume intravaskuler karena hemothorax, luka bakar,
serta luka terbuka di tubuh pasien. Syok jenis ini termasuk syok
hipovolemik. Pada pasien syok hipovolemiknya telah memasuki grade 3
jika dimasukkan ke klasifikasi Tennis Stages of Hipovolemik Syok
dengan kehilangan darah 30-40% volume total. Penilaian derajat syok
menentukan
cara
penanganan
dengan
menyingkirkan
melapisi
atau
menutupi
thorax
dan paru-
1. Hepar
2. Vesica fellea
3. Pylorus
4. Duodenum
5. Caput pancreas
6. Flesura hepatica colon
7. Sebagai kolon ascendens
8. Kolon transversum
1. Caecum dan apendiks
2. Sebagian colon descenden
1. Lobus kiri dari hepar
2. Lambung
3. Corpus pankreas
4. Fleksura linealis kolon
5. Sebagian kolon transversum
6. Kolon descenden
1. Kolon sigmoid
2. Sebagian colon descenden
rangsangan
dari
saraf
peritoneum
parietale
yang
ke dinding dada
Selang ( chest tube ) disambung ke WSD yang telah disiapkan.
Foto X- rays dada untuk menilai posisi selang yang telah
dimasukkan. (Sjamsuhidajat, 2004)
Pasca pemasangan WSD pada pasien keluar darah sebanyak 75cc dan
RR pasca WSD 24x/menit, serta pada selang WSD tampak adanya
undulasi tetapi bubble negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pasien
(VeR)
Identitas peminta VeR
Saat dan tempat dilakukan pemeriksaan
Identitas barang bukti, sesuai dgn identitas yg tertera di
benarnya
Sifatnya : obyektif yuridis
2. Tata cara:
a) Permintaan visum et repertum
instruksi kapolri
surat permintaan VeR
b) Penyerahan VeR
(RR)
Kemungkinan
pasien
besar
32x/menit
ini
menunjukkan
disebabkan
syok
adanya
syok
berat
badan
tiap
persen
luka
bakar
untuk
pasien
masih
mengalami
perdarahan
dan
perlu
dilakukan
WSD
untuk
rontgen
thorax
samping
jika
kondisi
pasien
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Ada berbagai macam jenis luka yang dapat timbul pada suatu trauma.
2. Penanganan segera dengan cepat dan tepat dibutuhkan agar kondisi pasien
yang mengalami trauma tidak mengalami perburukan.
3. Visum et repertum sangat penting sebagai barang bukti dalam suatu kasus
dalam persidangan.
B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan lebih aktif dalam mengikuti diskusi tutorial
2. Penggunaan gadget pada saat diskusi sebaiknya dikurangi agar tercipta
suasana diskusi yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA