Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit Hepatitis A sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien
dan
semakin luas penyebarannya. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya
tingkat
pengetahuan masyarakat kita tentang budaya hidup bersih dan sehat, kondisi
lingkungan pemukiman yang semakin padat, tingkat ekonomi yang rendah
dan
budaya masyarakat kita yang sulit berubah.
Untuk memberantas penyakit Hepatitis A diperlukan pembina
an peran serta
masyarakat yang terus menerus dalam memutuskan mata rantai penyebaran
virus
Hepatitis A dengan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat. Upaya
memotivasi
masyarakat dilakukan pemerintah melalui kerjasama lintas program dan lintas
sektoral te
rmasuk tokoh masyarakat dan swasta.
Namun demikian penyakit ini
masih terus endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai
daerah.
Oleh karena itu upaya untuk membatasi angka kesakitan penyakit ini
sangat
lah
penting.
Menurut data yang didapat
kan peneliti dari puskesmas Wonoayu, kejadian
Hepatitis A
d
i
Desa Ketimang, kecamatan Wonoayu kabupaten Sidoarjo pada
bulan April
Mei 2008 lebih banyak dibandingkan desa
desa lain. Dari 23 kasus di
23 Desa di Kecamatan wonoayu didapatkan 8 kasus di Desa K
etimang, tertinggi

terdapat di RT 01 RW I sebanyak 4 kasus.


Dari data tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di RT 01
RW I Desa Ketimang kecamatan Wonoayu kabupaten Sidoarjo. Seperti yang
kita
ketahui kejadian Hepatitis A dipengaruhi o
leh keadaan lingkungan seperti kualitas
air minum dan perilaku masyarakat seperti budaya mencuci tangan sebelum
makan, buang air besar di jamban.
2
Inilah yang mendorong kami untuk melakukan penelitian dengan judul

Gambaran pengetahuan, Perilaku Masyarak


at dan keadaan Sanitasi serta
upaya penanggulangan terhadap kejadian Hepatitis A di RT 01 RW I Desa
Ketimang Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo
B.
PERUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasala
han sebagai berikut :
Apakah fak
tor p
erilaku masyarakat, dan sanitasi lingkungan berpengaruh terhadap
terjadinya penyakit
H
epatitis
di
RT 01 RW I
Desa Ketimang K
ecamatan
Wonoayu
K
abupaten
S
idoarjo.
C. TUJUAN PENELITIAN
1.
Tujuan Umum
M
engetahui
gambaran
pengetahuan,

perilaku
masyarakat
dan
keadaan
sanitasi
lingkungan serta upaya penanggulangan
terhadap kejadian Hepatitis
A di
RT 01 RW I
D
esa Ketimang Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui gambaran
pengetahuan
responden tentang
1)
Gejala / tanda
tanda hepatiti
s terhadap kejadian hepatitis
A
2)
Sumber
penularan/penyebaran virus hepatitis
terhadap kejadian
hepatitis A
b.
Mengetahui gambaran
perilaku responden mengenai perilaku
pemberantasan hepatitis melalui :
1)
Budaya mencuci tangan sebelum makan
terhadap kejadian hepa
titis
A
2)
Buang air besar di jamban
terhadap kejadian hepatitis A
3)

Budaya
Mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar
terhadap
kejadian hepatitis A
4)
Kebiasaan M
emasak air minum sebelum digunakan
terhadap kejadian
hepatitis A
5)
Kebiasaan tidak makan dan m
inum diluar rumah
terhadap kejadian
hepatitis A
c.
Mengetahui gambaran responden mengenai pengaruh sanitasi lingkungan
yaitu :
1)
Kualitas air minum yang di komsumsi
terhadap kejadian hepatitis
A
3
2)
Pengaruh jamban terhadap kejadian hepatitis A
3)
Kondidsi perumahan
terhadap kejadian hepatitis A
4)
Cara pembuangan limbah keluarga terhadap kejadian hepatitis A

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati yang disebabkan oleh
infeksi atau toksin termasuk alkohol. (Elizabeth J. Corwin. 2001:573).
Infeksi virus hepatitis merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang
cukup besar di Indonesia. Dari berbagai penelitian yang ada, frekuensi
pengidap hepatitis berkisar antara 3-20%. Penelitian dari berbagai daerah di
Indonesia menunjukkan angka yang sangat bervariasi tergantung pada
tingkat endemitas hepatitis di tiap-tiap daerah. ( Soemoharjo, Soewignjo.
Buku Hepatitis virus, edisi 2 2008).
Menurut data yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit Hospital
Cinere Depok, dari bulan Januari Juni 2010 didapati pasien dengan
hepatitis berjumlah 30 orang (4,05 %) merupakan penyakit terbesar ketiga
(setelah demam berdarah dengue (4,43 %) dan diabetes melitus (4,06 %).
Yang terdiri dari laki-laki 17 orang dan perempuan 13 orang. Sedangkan
data terakhir yang diperoleh penulis dari bulan januari-juni 2011 di dapati
pasien dengan hepatitis berjumlah 29 orang (5,17 %) merupakan penyakit
terbesar ketiga (setelah demam berdarah dengue (7,46 %) dan diabetes
melitus (6,95 %). Yang terdiri dari laki-laki 15 orang dan perempuan 14
orang. Kegawatan penyakit hepatitis terhadap kesehatan individu yang
2

apabila tidak segera diberikan tindakan yaitu terus meningkatnya insiden


hepatitis, hal ini terjadi karena penyakit hepatitis mudah ditularkan, dengan
komplikasinya adalah sirosis hepatis dan gagal hati. Walaupun angka
mortalitas akibat virus hepatitis ini rendah, tetapi penyakit ini sering
dikaitkan dengan angka mordibitas dan kerugian ekonomi yang besar.
Keterkaitan peranan keperawatan dalam penanganan hepatitis di Rumah
Sakit Puri Cinere yaitu dilihat dari aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Peran perawat pada kasus ini secara promotif adalah dengan
cara menjelaskan tentang penyakit hepatitis, peran preventif dengan cara
menganjurkan untuk banyak makan makanan yang bernutrisi, tujuannya
untuk mencegah terjadinya kekurangan intake nutrisi dan mencegah
komplikasi lebih lanjut serta menganjurkan untuk menghindari narkoba.
Peran kuratif dengan memberikan perawatan dan pelayanan secara intensif
sesuai prosedur dan dan minum obat secara teratur. sedangkan peran
rehabilitatif yaitu dengan cara menganjurkan untuk istirahat yang cukup.
Berdasarkan dari data di atas, maka penulis tertarik untuk mempelajari
bagaimana memberikan Asuhan Keperawatan pasien Hepatitis dengan
pendekatan proses keperawatan di Ruang Mawar Rumah Sakit Puri Cinere

Depok.
3

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan penulisan makalah ilmiah ini secara umum adalah
diperolehnya pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan hepatitis A di ruang Mawar Rumah
Sakit Puri Cinere Depok.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada klien dengan
hepatitis
b. Mahasiswa dapat menentukan masalah keperawatan pada klien
dengan hepatitis
c. Mahasisiwa dapat menyusun rencana asuhan keperawatan pada
klien dengan hepatitis
d. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada klien
dengan hepatitis
e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada klien dengan hepatitis
f. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat pada
teori dan kasus pada klien hepatitis.
g. Mahasiswa dapat mengidentifikasi faktor faktor pendukung dan
penghambat serta dapat mencari solusinya dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien dengan hepatitis
h. Mahasiswa
dapat
mendokumentasikan
semua
kegiatan
keperawatan dalam bentuk narasi pada klien dengan hepatitis.
4

C. Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini, penulis hanya membatasi pada Asuhan
Keperawatan pada klien Tn. H dengan Hepatitis di Ruang Mawar Rumah
Sakit Puri Cinere Depok, dari tanggal 13 juni 2011 sampai dengan 15 juni
2011.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ilmiah ini penulis menggunakan metode
deskriptif dan metode studi kepustakaan. Dalam metode deskriptif
pendekatan yang digunakan adalah studi kasus dimana peserta didik
mengelola satu kasus yang menggunakan proses keperawatan dengan cara

wawancara langsung dengan klien, keluarga, tenaga kesehatan di ruang


Mawar yang terlibat dalam perawatan klien, observasi langsung melalui
pemeriksaan fisik, melihat catatan medik dan catatan keperawatan yang
berhubungan dengan klien. Sedangkan metode studi kepustakaan yaitu
dengan cara mempelajari buku-buku ilmiah dan sumber-sumber yang
berhubungan dengan judul kasus.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam makalah ilmiah ini
adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN :
Yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, ruang lingkup, dan sistematika penulisan.
5

BAB II
TINJAUAN TEORITIS:
Yang terdiri dari pengertian, etiologi, patofisisologi,
penatalaksanaan medis, pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan,
perencanaan
keperawatan,
pelaksanaan
keperawatan, evaluasi keperawatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS:
Yang terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan,
perencanaan
keperawatan,
pelaksanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
BAB IV
PEMBAHASAN:
Melakukan perbandingan antara teori dan praktek, serta
meninjau faaktor pendukung, faktor penghambat dan alternatif
dalam pemecahan masalahnya dalam memberikan asuhan
keperawatan di tiap tahapan yang terdiri dari: pengkajian
keperawatan,
diagnosa
keperawatan,

perencanaan
keperawatan,
pelaksanaan
keperawatan,
dan
evaluasi
keperawatan.
BAB V
PENUTUP:
Yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hepatitis adalah inflamasi pada sel
sel hati yang menghasilkan kumpulan
perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas (Baughman, 2000).
Hepatitis merupakan suatu proses peradangan difusi pada jaringan hati
yang mem
berikan gejala klinis yang khas yaitu badan lemah, mudah lelah,
nafsu makan berkurang, urine berwarna seperti teh pekat, mata dan
saluran
badan menjadi kuning (ikterus). Penyakit ini telah dikenal sejak lebih dari
2000 tahun yang lalu oleh Hippocrates, dan
semula dianggap sebagai satu
kesatuan klinik tersendiri. Hepatitis bisa disebabkan oleh virus, bakteri
dan
obat
obatan (Hadi, 2000).
Hepatitis virus B dan C masih cukup tinggi prevalensinya di Indonesia,
penderita lebih dari 30 juta penduduk Indonesia.
Sedangkan di dunia, virus
tersebut mengakibatkan 360 juta penduduk di dunia mengalami hepatitis
kronis. Tentu ini merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia

(Amarullah, 2010).
Hepatitis virus akut, khususnya di Indonesia masih
merupakan penyakit en
demis dan ditemukan sepanjang tahun. Hepatitis
virus yang masih merupakan permasalahan hangat ialah hepatitis virus
B
(HVB), karena mudah menular dan dapat menimbulkan berbagai macam
manifestasi klinis mulai dari hepatitis akut bahkan berkembang menjadi
si
rosis hati maupun karsinoma hepatoseluler.
Hasil survey tentang pandapat masyarakat di Semarang bulan juni 2011
mengetahui hepatitis. Masyarakat mengatakan tentang hepatitis sebagai
penyakit liver atau kuning, survey 3 dari 4 orang (75%) mengatakan
bahwa
hepatitis adalah penyakit yang berbahaya ada 1 orang (25%)
mengatakan bahwa hepatitis adalah penyakit yang menular.
1
2
Secara epidemiologis hepatitis virus tersebar diseluruh dunia, dan
ditemukan sepanjang tahun, khususnya di Afrika, Asia Tenggara termasu
k
Indonesia, khususnya untuk HVB prevalensinya tergolong tinggi, yaitu
berkisar antara 6
17%. Paparan infeksi virus hepatitis B diketahui dengan
cara pemeriksaan HBsAg. HBsAg (hepatitis B surface antigen) suatu
antigen yang merupakan selubung luar dari par
tikel virus hepatitis B atau
antigen yang berasal dari permukaan virus hepatitis B. HBsAg muncul
dalam sirkulasi darah pada 80% hingga 90% pasien yang terinfeksi 1
hingga 10 minggu setelah kontak dengan HVB dan 2 sampai 8 minggu
sebelum munculnya gejala at
au meningkatnya kadar transferase
(transminase). Orang dengan HBsAg yang bertahan selama 6 bulan
atau
lebih, sesudah mengalami infeksi akut dinyatakan sebagai karier HbsAg.
HBsAg menandakan adanya virus hepatitis B dalam peredaran darah
(Smeltzer dan Bare,

2001). Hasil pemeriksaan HBsAg negatif


menunjukkan bahwa seseorang tidak terinfeksi virus hepatitis B,
sebaliknya apabila hasil pemeriksaan HBsAg positif menunjukkan
bahwa
seseorang terinfeksi virus hepatitis B. Prevalensi HVB di Indonesia
ditunjukkan den
gan banyaknya kejadian paparan HVB (HBsAg) positif
pada pemeriksaan sebelumnya. Laporan 10 cabang laboratorium Prodia
diseluruh Indonesia terkait hasil pemeriksaan HBsAg pada 40.035 orang
ditemukan HBsAg positif sebanyak 17,78% (Hadi, 2000).
Sementara it
u survey prevalensi HBsAg positif di kota Semarang
dilakukan di Laboratorium IBL (Imam Bonjol Laboratorium). Data di
Laboratorium IBL menunjukkan bahwa pada tahun 2009 tercatat 2
3
orang
(2,5%) memiliki HBsAg positif dari jumlah pemeriksa 881 orang,
sedangk
an tahun 2010 tercatat sejumlah 8 orang (0,89%) memiliki HBsAg
positif dari jumlah pemeriksa 894 orang.
Apabila seseorang melakukan pemeriksaan HBsAg hasilnya positif
(terinfeksi HVB) atau negatif (tidak terinfeksi HVB). Jika seseorang
3
menerima hasil pem
eriksaan HBsAg positif hal tersebut dapat menjadi
stres, stres tersebut dapat menimbulkan mekanisme koping. Mekanisme
pemecahan masalah yang dilakukan oleh penderita dapat berupa koping
adaptif (efektif) dan koping maladaptif (inefektif). Koping didefinisi
kan
sebagai pemikiran atau tindakan untuk menyelesaikan masalah
sehingga
dapat mengurangi stress atau tekanan yang tidak menghiraukan
akibatnya
(Suryani & Widyasih, 2008).
Berbagai penelitian menunjukkan koping yang berbeda
beda pada pasien
dan berbagai p

enyakit. Berdasarkan hasil penelitian


strategi koping
menghadapi stres pada penderita kanker paru
yang dilakukan oleh
Maulandari
(2010)
menunjukan bahwa reaksi subjek ketika divonis
menderita penyakit kanker paru yaitu terkejut, menyangkal yang diikuti
per
asaan gelisah atau cemas, pusing, insomnia selera makan yang
berubah
ubah, mudah marah sebagai bentuk gejala stres. Sedangkan reaksi
psikologisnya berupa syok, menyangkal, dan pada akhirnya mampu
untuk
menghadapi dan menerima keadaan penyakitnya. Penelitia
n
strategi
koping penderita HIV/AIDS yang dilakukan oleh
Widiyanto
(2009)
menunjukkan bahwa problem psikologis yang dihadapi penderita
HIV/AIDS adalah stres, merasa bersalah, putus asa dan ketakutan akan
kematian dalam hidup. Adapun strategi koping yang di
gunakan penderita
HIV/AIDS adalah konsultasi, berdoa kepada Allah.
Koping dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kesehatan fisik,
keyakinan atau pandangan positif, ketrampilan memecahkan masalah,
ketrampilan sosial, dukungan sosial, materi. Menurut
Mutadin (2002)
faktor
faktor tersebut dapat mengatasi masalah pada penderita. Tetapi
terkadang hal ini kurang diperhatikan penderita, maka hal ini bisa
dijadikan dasar bagi penderita untuk menyesuaikan diri dalam
menghadapi
masalah.
4

Penyakit hepatitis B
dapat menyerang semua umur, gender dan ras di
seluruh dunia. Hepatitis B dapat menyerang dengan atau tanpa gejala
hepatitis (Widoyono, 2008). Remaja termasuk salah satu kelompok yang
bisa terinfeksi hepatitis. Survey data pasien HBsAg di Laboratorium IBL
Semarang menunjukkan 100% pasien yang periksa adalah remaja dan
2,5% remaja hasil HBsAg positif. Penyakit hepatitis B merupakan salah
satu penyebab stres pada remaja. Usia remaja merupakan periode
peralihan, perubahan, mencari identitas, sebagai usia yang
menimbulkan
ketakutan, sebagai ambang masa dewasa dan sebagai usia bermasalah
(Hurlock, 2004). Masa remaja sebagai usia bermasalah, setiap periode
mempunyai masalahnya sendiri
sendiri, namun masalah remaja sering
menjadi masalah yang sulit diatasi baik ol
eh anak laki
laki maupun anak
perempuan.
Akibat ketidak mampuan remaja untuk mengatasi sendiri masalahnya
menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan
bahwa penyelesaiannya tidak selalu dengan harapan mereka.
Survey awal
pada 4 remaja
dengan HBsAg positif di kota Semarang menunjukkan
respon yang berbeda antara lain mengatakan biasa saja, tidak percaya,
bahkan mengatakan sebentar lagi mati. Hasil survey awal menunjukkan
25% remaja merasa biasa saja, 50% remaja menyangkal menunjukkan
tid
ak percaya dan stress bahkan 25% mengatakan bahwa sebentar lagi
akan mati karena penyakit
hepatitis
B.
Sehubungan dengan kondisi dan permasalahan tersebut, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang bagaimana mekanisme koping
pada
remaja dengan

HBsAg positif di Laboratorium IBL kota Semarang.


B.
Rumusan Masalah
Hepatitis B adalah penyakit inflamasi hepar kronis akibat virus yang
menyebabkan timbulnya berbagai gejala klinis. Hepatitis B diketahui
5
dengan periksaan HBsAg. Remaja dengan HBsAg positif
akan
mengganggu kehidupan psikologisnya, dan setiap individu mempunyai
respon masing
masing, respon yang positif dan respon negatif berdasarkan
fenomena tersebut penulis tertarik untuk mengeksplorasi lebih luas
tentang
mekanisme koping remaja dengan HBsAg
psitif.
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum:
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi
bagaimana mekanisme koping remaja dengan HBsAg positif di
Laboratorium IBL kota Semarang.
2.
Tujuan Khusus:
a.
Mendeskripsikan karakteristik remaja tentang HBsAg
positif.
b.
Mendeskripsikan proses penerimaan
stress pada
remaja terhadap
HBsAg positif.
c.
Mendeskripsikan mekanisme koping remaja tentang HBsAg
positif.
D.
Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi pada


masyarakat luas ten
tang mekanisme koping pada remaja dengah HBsAg
positif, mempermudah perawat dalam mengidentifikasi kemungkinan
dampak yang akan muncul pada remaja. Hasil penelitian ini juga dapat
dijadikan referensi untuk dilakukan penelitian selanjutnya yang lebih
mendal
am dengan topik yang sama.
E.
Bidang Ilmu
Penelitian ini masuk dalam bidang ilmu keperawatan medikal bedah,
khususnya tentang pentingnya mekanisme koping p
ada remaja dengan
HBsAg positi

1
Aplikasi Diagnosis Penyakit Hepatitis Menggunakan J2ME
Dengan Metod
e Certainty Factor

BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Suatu gejala penyakit dapat merupakan indikasi dari suatu

penyakit yang akan di


derita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya
masing
masing, tetapi pada kenyataannya banyak sekali orang yang lupa
atau bahkan meremehkan gejala penyakit yang dideritanya. Maka
dengan adanya kemajuan teknologi saat ini, suatu penyakit akan
terdeteksi de
ngan lebih cepat melalui gejala
gejala tersebut. Tidak hanya
hal tersebut, dalam hal proses diagnosa dikenal dengan adanya uji tes
darah di laboratorium untuk mengetahui jenis penyakit yang diderita
oleh pasien secara pasti.
Seiring perkembangan teknologi,
dikembangkan pula suatu
teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara berpikir manusia
yaitu teknologi
Artificial Intelligence
atau Kecerdasan Buatan. Sistem
pakar merupakan program komputer dapat meniru proses pemikiran dan
pengetahuan pakar untuk meny
elesaikan suatu masalah yang spesifik.
Implementasi sistem pakar banyak digunakan untuk kepentingan
komersial karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan
pengetahuan pakar dalam bidang tertentu ke dalam suatu program,
sehingga dapat memberikan k
eputusan dan melakukan penalaran secara
cerdas. Dengan adanya teknologi
mobile communication
seperti
sekarang ini, maka penyajian informasi akan lebih cepat dan mudah.
Kesehatan organ hati sangat penting maknanya bagi tubuh
manusia. Hati sebagai organ yang
memiliki tugas utama sebagai penetral
racun ditubuh menjadikan racun
racun yang selama ini masuk melalui
tubuh kita dari makanan atau lingkungan mampu dinetralisir oleh hati.
Manusia tidak akan hidup tanpa organ hati tersebut. Salah satu penyakit
yang men
yerang hati adalah Hepatitis yang terdiri atas berbagai macam
tipe.
Kebutuhan informasi yang cepat dan tepat dari seorang pakar
kesehatan atau dokter spesialis penyakit dalam sangatlah dibutuhkan.

Hal inilah yang mendorong pembangunan sebuah sistem pakar d


iagnosa
Hepatitis untuk diwujudkan.
Penanganan solusi kesehatan Hepatitis
akan sangat banyak membantu terutama dalam hal menjaga kesehatan
hati yang mungkin selama ini diabaikan oleh orang
orang.
2
Aplikasi Diagnosis Penyakit Hepatitis Menggunakan J2ME
Dengan Metod
e Certainty Factor

1.2
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang terse
but diatas, dalam
pengerjaan proyek akhir ini timbul permasalahan yang akan dihadapi
yang diantaranya adalah :
1.
Mendiagnosa penyakit Hepatitis melalui penerapan sistem pakar
berdasarkan input gejala maupun hasil tes darah.
2.
Mengimplementasikan metode
Certain
ty Factor
guna proses
diagnosa penyakit Hepatitis.
3.
Menggunakan teknologi J2ME (
Java 2 Micro Edition
) sebagai
media untuk mengimplementasikan aplikasi tersebut ke dalam
mobile device
yang ada guna penyajian informasi secara optimal.
1.3
BATASAN MASALAH
Batasa
n yang digunakan acuan pada pembuatan proyek akhir
ini yaitu :
1.
Mendiagnosis suatu penyakit berdasarkan gejala
gejala fisik yang
diderita ditambah dengan uji tes darah.
2.

Penyakit yang akan didiagnosis adalah penyakit Hepatitis A,


Hepatitis B dan Hepatitis
C.
3.
Input
berupa gejala
gejala penyakit Hepatitis yang menyerang
pasien dan hasil tes darah guna akurasi diagnosa.
4.
Output
berupa identifikasi kemungkinan jenis penyakit Hepatitis
yang menyerang pasien serta nilai kepastian terhadap penyakit
tersebut. Dita
mbahkan pula langkah
langkah sehat berupa terapi
dan pengobatan sederhana.
5.
Spesifikasi aplikasi yang dibuat adalah J2ME
Profile
; MIDP 2.1
dan J2ME
Configuration
; CLDC 1.1
6.
Perhitungan menggunakan metode faktor kepastian
(certainty
factor)
yang menunjukka
n ukuran kepastian terhadap suatu fakta.
7.
Representasi pengetahuan yang digunakan adalah sistem pakar
berbasis
rule
dan dalam penalaran menggunakan metode
backward
chaining.
8.
Terbatas pada sumber pengetahuan yang didapat, baik dari pakar
maupun dari buku d
an sumber lain mengenai penyakit Hepatitis.
3
Aplikasi Diagnosis Penyakit Hepatitis Menggunakan J2ME
Dengan Metod

e Certainty Factor

1.4
TUJUAN PROYEK AKHIR
Proyek akhir ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem
berbasis pengetahuan kedokteran dalam mendiagnosa penyakit Hepatitis
yang dapat ditampilkan dalam perangkat
mobile
, sehingga alasan
efisiensi waktu dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan
dapat teratasi.
1.5
METODOLOGI
Dalam pengerjaan proyek akhir ini meliputi langkah
langkah
sebagai berikut :

Studi Literatur
Pada tahap ini akan diadakan studi literatur tentang diagnosa
hepa
titis, pemrograman J2ME dan implementasi
inference engine
menggunakan metode
Certainty Factor
serta pengumpulan data
pendukung yang dibutuhkan. Pada pengembangan aplikasi ini
akan menggunakan
software Netbeans
sehingga dilakukan studi
literatur tentang
sof
tware
ini.

Pengumpulan Data
Data
data atau informasi yang diperoleh adalah secara langsung
dari seorang pakar dalam hal ini adalah dokter spesialis penyakit
dalam. Teknik pengumpulan data ini adalah sebagai berikut :
a.
Metode Interview
Metode wawancara (
inte

rview
), wawancara atau tanya
jawab langsung dengan pihak
pihak terkait dalam hal ini
seorang dokter spesialis penyakit dalam, guna
mendapatkan data yang tepat sehingga perancangan sesuai
dengan tujuan semula.
b.
Metode Kepustakaan (
Library Research
)
Metode Ke
pustakaan (
Library Research
), mengumpulkan
data
data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data
melalui buku
buku dan sumber
sumber lain (
internet
)
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, dalam
hal ini tentang jenis
jenis penyakit Hepatitis dan g
ejala
gejalanya.

Perancangan Sistem
Perencanaan pembuatan sistem meliputi perencanaan sistem
pakar dalam perancangan sistem diagnosa menggunakan metode
Certainty Factor.
4
Aplikasi Diagnosis Penyakit Hepatitis Menggunakan J2ME
Dengan Metod
e Certainty Factor

Persiapan Data
Data

data penunjang yang didapatkan berupa suatu kesimpulan,


fakta
fak
ta dan aturan yang mengatur proses pencarian data yang
saling berhubungan satu sama lain disimpan ke dalam basis data
RMS (
Record Management System
) sebagai media penyimpanan.

Pembuatan program komputer yang meliputi pembuatan


antar muka dan mesin inferens
i.
Dalam pembuatan program, terlebih dahulu dibuat desain antar
muka antara lain mengenai menu utama, konten dan
form
serta
link
untuk sistem navigasinya. Kemudian koneksi database dan
implementasi sistem pakar melalui metode yang sudah
ditetapkan. Sehingg
a aplikasi dapat menampilkan sistem pakar
tersebut ke dalam perangkat mobile.

Pengujian dan Analisa


Pengujian dan analisa dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana sistem yang dibuat pada proyek akhir ini dapat berfungsi
sesuai dengan proses sistem yang dih
arapkan. Hasil yang
dianalisa adalah data
data berupa hasil diagnosis jenis penyakit
hepatitis dan nilai CF (
Certainty Factor
) yang dihasilkan.

Simpulan
Dibuat kesimpulan dari pengujian sistem proyek akhir dengan
membandingkan apakah hasilnya seperti yang
diharapkan pada
tujuan proyek akhir sebelumnya.

Pembuatan Laporan

Membuat dokumentasi dari semua tahapan proses diatas berupa


laporan yang berisi tentang dasar teori, hasil proyek akhir dan
hasil analisa.
1.6
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan yang
akan diuraikan dalam buku
laporan proyek akhir ini terbagi dalam beberapa bab yang akan dibahas
sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah,
permasalahan beserta batasan
batasan masalah yang
5
Aplikasi Diagnosis Penyakit Hepatitis Menggunakan J2ME
Dengan Metod
e Certainty Factor

digunakan, tujuan,
metodologi serta sistematika
pembahasan proyek akhir ini.
BAB II
DASAR TEORI
Bab ini berisi dasar teori kecerdasan buatan dan sistem
pakar untuk melandasi pemecahan masalah serta teori
teori
sehubungan dengan metode
Certainty Factor
yang
digunakan dalam p
enyelesaian masalah. Terdapat pula dasar
teori mengenai Java 2 Micro Edition (J2ME) sebagai
teknologi yang digunakan dalam pembuatan proyek akhir
ini untuk mengimplementasikannya pada
mobile device
.
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT
LUNAK
Bab i
ni membahas tentang perancangan umum maupun
uraian lebih lanjut mengenai perancangan sistem dalam
pembuatan perangkat lunak. Uraian perancangan sistem ini

meliputi perancangan input dan output sistem, perancangan


proses mengenai bagaimana sistem akan beker
ja dengan
proses
proses tertentu, maupun perancangan antar muka
dalam desain dan implementasi yang akan digunakan dalam
pembuatan proyek akhir ini.
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
Bab ini menjelaskan tentang pengujian sistem. Pengujian
sistem secara umum aka
n membahas mengenai lingkungan
uji coba dalam penggunaan sistem ini. Selanjutnya secara
lebih terperinci dijelaskan dalam pengujian sistem meliputi
skenario pengujian oleh
user
, beserta langkah
langkah
dalam uji coba sistem. Dari seluruh hasil uji coba ter
sebut,
kemudian dianalisa kembali apakah telah sesuai dengan
tujuan pembuatan pada bab I.
6
Aplikasi Diagnosis Penyakit Hepatitis Menggunakan J2ME
Dengan Metod
e Certainty Factor

BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi simpulan yang telah didapatkan dari hasil uji
coba sistem dan analisanya mengenai keterkaitan dengan
tujuan pembuatan sistem, dan s
elanjutnya akan
dikemukakan saran
saran mengenai penggunaan sistem
serta bahan masukan dari penulis bagi rencana
pengembangan proyek akhir untuk masa yang akan datang
.
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini berisi mengenai referensi

referensi yang
telah dipakai

oleh penulis sebagai acuan dan penunjang


serta parameter yang mendukung penyelesaian proyek akhir
ini baik secara praktis maupun secara teoritis.

Anda mungkin juga menyukai