PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit Hepatitis A sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien
dan
semakin luas penyebarannya. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya
tingkat
pengetahuan masyarakat kita tentang budaya hidup bersih dan sehat, kondisi
lingkungan pemukiman yang semakin padat, tingkat ekonomi yang rendah
dan
budaya masyarakat kita yang sulit berubah.
Untuk memberantas penyakit Hepatitis A diperlukan pembina
an peran serta
masyarakat yang terus menerus dalam memutuskan mata rantai penyebaran
virus
Hepatitis A dengan meningkatkan pola hidup bersih dan sehat. Upaya
memotivasi
masyarakat dilakukan pemerintah melalui kerjasama lintas program dan lintas
sektoral te
rmasuk tokoh masyarakat dan swasta.
Namun demikian penyakit ini
masih terus endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai
daerah.
Oleh karena itu upaya untuk membatasi angka kesakitan penyakit ini
sangat
lah
penting.
Menurut data yang didapat
kan peneliti dari puskesmas Wonoayu, kejadian
Hepatitis A
d
i
Desa Ketimang, kecamatan Wonoayu kabupaten Sidoarjo pada
bulan April
Mei 2008 lebih banyak dibandingkan desa
desa lain. Dari 23 kasus di
23 Desa di Kecamatan wonoayu didapatkan 8 kasus di Desa K
etimang, tertinggi
perilaku
masyarakat
dan
keadaan
sanitasi
lingkungan serta upaya penanggulangan
terhadap kejadian Hepatitis
A di
RT 01 RW I
D
esa Ketimang Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui gambaran
pengetahuan
responden tentang
1)
Gejala / tanda
tanda hepatiti
s terhadap kejadian hepatitis
A
2)
Sumber
penularan/penyebaran virus hepatitis
terhadap kejadian
hepatitis A
b.
Mengetahui gambaran
perilaku responden mengenai perilaku
pemberantasan hepatitis melalui :
1)
Budaya mencuci tangan sebelum makan
terhadap kejadian hepa
titis
A
2)
Buang air besar di jamban
terhadap kejadian hepatitis A
3)
Budaya
Mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar
terhadap
kejadian hepatitis A
4)
Kebiasaan M
emasak air minum sebelum digunakan
terhadap kejadian
hepatitis A
5)
Kebiasaan tidak makan dan m
inum diluar rumah
terhadap kejadian
hepatitis A
c.
Mengetahui gambaran responden mengenai pengaruh sanitasi lingkungan
yaitu :
1)
Kualitas air minum yang di komsumsi
terhadap kejadian hepatitis
A
3
2)
Pengaruh jamban terhadap kejadian hepatitis A
3)
Kondidsi perumahan
terhadap kejadian hepatitis A
4)
Cara pembuangan limbah keluarga terhadap kejadian hepatitis A
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati yang disebabkan oleh
infeksi atau toksin termasuk alkohol. (Elizabeth J. Corwin. 2001:573).
Infeksi virus hepatitis merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang
cukup besar di Indonesia. Dari berbagai penelitian yang ada, frekuensi
pengidap hepatitis berkisar antara 3-20%. Penelitian dari berbagai daerah di
Indonesia menunjukkan angka yang sangat bervariasi tergantung pada
tingkat endemitas hepatitis di tiap-tiap daerah. ( Soemoharjo, Soewignjo.
Buku Hepatitis virus, edisi 2 2008).
Menurut data yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit Hospital
Cinere Depok, dari bulan Januari Juni 2010 didapati pasien dengan
hepatitis berjumlah 30 orang (4,05 %) merupakan penyakit terbesar ketiga
(setelah demam berdarah dengue (4,43 %) dan diabetes melitus (4,06 %).
Yang terdiri dari laki-laki 17 orang dan perempuan 13 orang. Sedangkan
data terakhir yang diperoleh penulis dari bulan januari-juni 2011 di dapati
pasien dengan hepatitis berjumlah 29 orang (5,17 %) merupakan penyakit
terbesar ketiga (setelah demam berdarah dengue (7,46 %) dan diabetes
melitus (6,95 %). Yang terdiri dari laki-laki 15 orang dan perempuan 14
orang. Kegawatan penyakit hepatitis terhadap kesehatan individu yang
2
Depok.
3
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan penulisan makalah ilmiah ini secara umum adalah
diperolehnya pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan hepatitis A di ruang Mawar Rumah
Sakit Puri Cinere Depok.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada klien dengan
hepatitis
b. Mahasiswa dapat menentukan masalah keperawatan pada klien
dengan hepatitis
c. Mahasisiwa dapat menyusun rencana asuhan keperawatan pada
klien dengan hepatitis
d. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada klien
dengan hepatitis
e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada klien dengan hepatitis
f. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat pada
teori dan kasus pada klien hepatitis.
g. Mahasiswa dapat mengidentifikasi faktor faktor pendukung dan
penghambat serta dapat mencari solusinya dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien dengan hepatitis
h. Mahasiswa
dapat
mendokumentasikan
semua
kegiatan
keperawatan dalam bentuk narasi pada klien dengan hepatitis.
4
C. Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini, penulis hanya membatasi pada Asuhan
Keperawatan pada klien Tn. H dengan Hepatitis di Ruang Mawar Rumah
Sakit Puri Cinere Depok, dari tanggal 13 juni 2011 sampai dengan 15 juni
2011.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ilmiah ini penulis menggunakan metode
deskriptif dan metode studi kepustakaan. Dalam metode deskriptif
pendekatan yang digunakan adalah studi kasus dimana peserta didik
mengelola satu kasus yang menggunakan proses keperawatan dengan cara
BAB II
TINJAUAN TEORITIS:
Yang terdiri dari pengertian, etiologi, patofisisologi,
penatalaksanaan medis, pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan,
perencanaan
keperawatan,
pelaksanaan
keperawatan, evaluasi keperawatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS:
Yang terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan,
perencanaan
keperawatan,
pelaksanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
BAB IV
PEMBAHASAN:
Melakukan perbandingan antara teori dan praktek, serta
meninjau faaktor pendukung, faktor penghambat dan alternatif
dalam pemecahan masalahnya dalam memberikan asuhan
keperawatan di tiap tahapan yang terdiri dari: pengkajian
keperawatan,
diagnosa
keperawatan,
perencanaan
keperawatan,
pelaksanaan
keperawatan,
dan
evaluasi
keperawatan.
BAB V
PENUTUP:
Yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hepatitis adalah inflamasi pada sel
sel hati yang menghasilkan kumpulan
perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas (Baughman, 2000).
Hepatitis merupakan suatu proses peradangan difusi pada jaringan hati
yang mem
berikan gejala klinis yang khas yaitu badan lemah, mudah lelah,
nafsu makan berkurang, urine berwarna seperti teh pekat, mata dan
saluran
badan menjadi kuning (ikterus). Penyakit ini telah dikenal sejak lebih dari
2000 tahun yang lalu oleh Hippocrates, dan
semula dianggap sebagai satu
kesatuan klinik tersendiri. Hepatitis bisa disebabkan oleh virus, bakteri
dan
obat
obatan (Hadi, 2000).
Hepatitis virus B dan C masih cukup tinggi prevalensinya di Indonesia,
penderita lebih dari 30 juta penduduk Indonesia.
Sedangkan di dunia, virus
tersebut mengakibatkan 360 juta penduduk di dunia mengalami hepatitis
kronis. Tentu ini merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia
(Amarullah, 2010).
Hepatitis virus akut, khususnya di Indonesia masih
merupakan penyakit en
demis dan ditemukan sepanjang tahun. Hepatitis
virus yang masih merupakan permasalahan hangat ialah hepatitis virus
B
(HVB), karena mudah menular dan dapat menimbulkan berbagai macam
manifestasi klinis mulai dari hepatitis akut bahkan berkembang menjadi
si
rosis hati maupun karsinoma hepatoseluler.
Hasil survey tentang pandapat masyarakat di Semarang bulan juni 2011
mengetahui hepatitis. Masyarakat mengatakan tentang hepatitis sebagai
penyakit liver atau kuning, survey 3 dari 4 orang (75%) mengatakan
bahwa
hepatitis adalah penyakit yang berbahaya ada 1 orang (25%)
mengatakan bahwa hepatitis adalah penyakit yang menular.
1
2
Secara epidemiologis hepatitis virus tersebar diseluruh dunia, dan
ditemukan sepanjang tahun, khususnya di Afrika, Asia Tenggara termasu
k
Indonesia, khususnya untuk HVB prevalensinya tergolong tinggi, yaitu
berkisar antara 6
17%. Paparan infeksi virus hepatitis B diketahui dengan
cara pemeriksaan HBsAg. HBsAg (hepatitis B surface antigen) suatu
antigen yang merupakan selubung luar dari par
tikel virus hepatitis B atau
antigen yang berasal dari permukaan virus hepatitis B. HBsAg muncul
dalam sirkulasi darah pada 80% hingga 90% pasien yang terinfeksi 1
hingga 10 minggu setelah kontak dengan HVB dan 2 sampai 8 minggu
sebelum munculnya gejala at
au meningkatnya kadar transferase
(transminase). Orang dengan HBsAg yang bertahan selama 6 bulan
atau
lebih, sesudah mengalami infeksi akut dinyatakan sebagai karier HbsAg.
HBsAg menandakan adanya virus hepatitis B dalam peredaran darah
(Smeltzer dan Bare,
Penyakit hepatitis B
dapat menyerang semua umur, gender dan ras di
seluruh dunia. Hepatitis B dapat menyerang dengan atau tanpa gejala
hepatitis (Widoyono, 2008). Remaja termasuk salah satu kelompok yang
bisa terinfeksi hepatitis. Survey data pasien HBsAg di Laboratorium IBL
Semarang menunjukkan 100% pasien yang periksa adalah remaja dan
2,5% remaja hasil HBsAg positif. Penyakit hepatitis B merupakan salah
satu penyebab stres pada remaja. Usia remaja merupakan periode
peralihan, perubahan, mencari identitas, sebagai usia yang
menimbulkan
ketakutan, sebagai ambang masa dewasa dan sebagai usia bermasalah
(Hurlock, 2004). Masa remaja sebagai usia bermasalah, setiap periode
mempunyai masalahnya sendiri
sendiri, namun masalah remaja sering
menjadi masalah yang sulit diatasi baik ol
eh anak laki
laki maupun anak
perempuan.
Akibat ketidak mampuan remaja untuk mengatasi sendiri masalahnya
menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan
bahwa penyelesaiannya tidak selalu dengan harapan mereka.
Survey awal
pada 4 remaja
dengan HBsAg positif di kota Semarang menunjukkan
respon yang berbeda antara lain mengatakan biasa saja, tidak percaya,
bahkan mengatakan sebentar lagi mati. Hasil survey awal menunjukkan
25% remaja merasa biasa saja, 50% remaja menyangkal menunjukkan
tid
ak percaya dan stress bahkan 25% mengatakan bahwa sebentar lagi
akan mati karena penyakit
hepatitis
B.
Sehubungan dengan kondisi dan permasalahan tersebut, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang bagaimana mekanisme koping
pada
remaja dengan
1
Aplikasi Diagnosis Penyakit Hepatitis Menggunakan J2ME
Dengan Metod
e Certainty Factor
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Suatu gejala penyakit dapat merupakan indikasi dari suatu
1.2
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang terse
but diatas, dalam
pengerjaan proyek akhir ini timbul permasalahan yang akan dihadapi
yang diantaranya adalah :
1.
Mendiagnosa penyakit Hepatitis melalui penerapan sistem pakar
berdasarkan input gejala maupun hasil tes darah.
2.
Mengimplementasikan metode
Certain
ty Factor
guna proses
diagnosa penyakit Hepatitis.
3.
Menggunakan teknologi J2ME (
Java 2 Micro Edition
) sebagai
media untuk mengimplementasikan aplikasi tersebut ke dalam
mobile device
yang ada guna penyajian informasi secara optimal.
1.3
BATASAN MASALAH
Batasa
n yang digunakan acuan pada pembuatan proyek akhir
ini yaitu :
1.
Mendiagnosis suatu penyakit berdasarkan gejala
gejala fisik yang
diderita ditambah dengan uji tes darah.
2.
e Certainty Factor
1.4
TUJUAN PROYEK AKHIR
Proyek akhir ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem
berbasis pengetahuan kedokteran dalam mendiagnosa penyakit Hepatitis
yang dapat ditampilkan dalam perangkat
mobile
, sehingga alasan
efisiensi waktu dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan
dapat teratasi.
1.5
METODOLOGI
Dalam pengerjaan proyek akhir ini meliputi langkah
langkah
sebagai berikut :
Studi Literatur
Pada tahap ini akan diadakan studi literatur tentang diagnosa
hepa
titis, pemrograman J2ME dan implementasi
inference engine
menggunakan metode
Certainty Factor
serta pengumpulan data
pendukung yang dibutuhkan. Pada pengembangan aplikasi ini
akan menggunakan
software Netbeans
sehingga dilakukan studi
literatur tentang
sof
tware
ini.
Pengumpulan Data
Data
data atau informasi yang diperoleh adalah secara langsung
dari seorang pakar dalam hal ini adalah dokter spesialis penyakit
dalam. Teknik pengumpulan data ini adalah sebagai berikut :
a.
Metode Interview
Metode wawancara (
inte
rview
), wawancara atau tanya
jawab langsung dengan pihak
pihak terkait dalam hal ini
seorang dokter spesialis penyakit dalam, guna
mendapatkan data yang tepat sehingga perancangan sesuai
dengan tujuan semula.
b.
Metode Kepustakaan (
Library Research
)
Metode Ke
pustakaan (
Library Research
), mengumpulkan
data
data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data
melalui buku
buku dan sumber
sumber lain (
internet
)
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, dalam
hal ini tentang jenis
jenis penyakit Hepatitis dan g
ejala
gejalanya.
Perancangan Sistem
Perencanaan pembuatan sistem meliputi perencanaan sistem
pakar dalam perancangan sistem diagnosa menggunakan metode
Certainty Factor.
4
Aplikasi Diagnosis Penyakit Hepatitis Menggunakan J2ME
Dengan Metod
e Certainty Factor
Persiapan Data
Data
Simpulan
Dibuat kesimpulan dari pengujian sistem proyek akhir dengan
membandingkan apakah hasilnya seperti yang
diharapkan pada
tujuan proyek akhir sebelumnya.
Pembuatan Laporan
digunakan, tujuan,
metodologi serta sistematika
pembahasan proyek akhir ini.
BAB II
DASAR TEORI
Bab ini berisi dasar teori kecerdasan buatan dan sistem
pakar untuk melandasi pemecahan masalah serta teori
teori
sehubungan dengan metode
Certainty Factor
yang
digunakan dalam p
enyelesaian masalah. Terdapat pula dasar
teori mengenai Java 2 Micro Edition (J2ME) sebagai
teknologi yang digunakan dalam pembuatan proyek akhir
ini untuk mengimplementasikannya pada
mobile device
.
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT
LUNAK
Bab i
ni membahas tentang perancangan umum maupun
uraian lebih lanjut mengenai perancangan sistem dalam
pembuatan perangkat lunak. Uraian perancangan sistem ini
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi simpulan yang telah didapatkan dari hasil uji
coba sistem dan analisanya mengenai keterkaitan dengan
tujuan pembuatan sistem, dan s
elanjutnya akan
dikemukakan saran
saran mengenai penggunaan sistem
serta bahan masukan dari penulis bagi rencana
pengembangan proyek akhir untuk masa yang akan datang
.
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini berisi mengenai referensi
referensi yang
telah dipakai