Blok Mata
Blok Mata
Jabatan
Blok mata
Nomor Dokumen :
ANS.TTN.SPO.001
No.Dokumen Unit:
ANS.TTN.IK.008
Disetujui Oleh :
dr. Susilo Chandra, Sp.An
NIP. 195501231980121002
Halaman :
00
1/2
Ditetapkan Oleh:
Direktur Medik dan Keperawatan,
Kepala Departemen
Anestesiologi dan Intensive
Care
Dr.dr.C.H. Soejono, Sp.PD.KGer
NIP : 196006121985121001
Tanda
Tangan
INSTRUKSI KERJA
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
1 Februari 2012
Unit Kerja :
Departemen Anestesiologi
Intensive Care
dan
Tujuan :
Mampu melakukan blok perifer pada mata dengan benar.
Ruang Lingkup :
Penilaian ini dilakukan pada seluruh pasien yang melakukan operasi mata di RSUP Nasional Dr. Cipto
Mangunkusumo.
Prosedur/Teknis Pelaksanaan :
1. Persiapkan alat untuk melakukan blok mata
2. Posisikan pasien dan pasang monitor tanda vital: EKG, pengukur tekanan darah dan pulse
oksimeter.
3. Lakukan asepsis dan antisepsis.
Retrobulbar
4. Berikan anestesi topikal pada mata pasien.
5. Pasien diminta untuk melihat lurus ke depan.
6. Gunakan jarum dengan ukuran 25G, kemudian suntikan diposisi inferiotemporal lateral dari limbus
lateral, dapat langsung dari konjungtiva atau dari kelopak mata bawah.
7. Ujung bevel mengarah ke bola mata hingga mencapai bidang tengah bola mata terlewati.
8. Kemudian jarum diarahkan sedikit medial dan ke atas untuk melewati otot pada batas posterior dari
bola mata.
9. Pastikan tidak melewati aksis sentral dari bola mata karena saraf mata berjalan pada sisi setengah
medial dari bola mata.
10. Lakukan aspirasi, kemudian suntikan 4-5 ml anestesi lokal.
11. Kemudian nilai derajat pergerakan otot mata setelah 5 menit.
Peribulbar
12. Berikan anestesi topikal pada mata pasien.
13. Pasien diminta untuk melihat lurus ke depan.
14. Gunakan jarum dengan ukuran 25G, kemudian suntikan diposisi inferiotemporal lateral dari limbus
lateral, dapat langsung dari konjungtiva atau dari kelopak mata bawah.
15. Ujung bevel mengarah ke bola mata hingga mencapai bidang tengah bola mata terlewati.
16. Jika mengenai tulang maka jarum sedikit diarahkan ke atas.
17. Ujung jaruh harus berada di ekstrakonal, dekat dengan dinding orbita, tapi berada di anterior hingga
posterior batas dari bola mata, diruang peribulbar.
18. Setelah aspirasi, suntikan 5-10 ml anestesi lokal.
19. Nilai pergerakkan otot setelah 5 menit.
Unit Terkait :
Pamess G, Underhill S. Regiional anesthesia for intraocular surgery. Di dalam: Continuing Education in
Anaesthesia, Critical Care & Pain. Vol. 5. The Board of Management and Trustees of British Journal of
Anesthesia. 2005. Hal. 93-97