Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
NUR LINTANG UTAMI
(30514051)
DAFTAR ISI
Daftar Isi ......................................................................................................
BAB I
A.
B.
C.
D.
PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1
3
3
3
5
6
8
10
11
18
18
18
18
19
21
21
22
23
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Gemala R Hatta ( 1985 )sesuai dengan tujuan yang telah
disebutkan dalam bukunya, rekam medis juga memiliki beberapa fungsi yang
sangat penting sebagai penunjang pemeriksaan. Fungsi tersebut yaitu sebagai dasar
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien, tidak hanya itu rekam medis juga
memiliki fungsi yang sangat penting sebagai bahan pembuktian dalam perkara
hukum. Selain sebagai alat penegakan bukti hukum namun juga sebagai bahan
untuk keperluan penelitian dan pendidikan, karena penelitian dan pendidikan juga
memerluka riwayat dokumen yang tertera di dokumen rekam medis pasien. Dan
untuk mengembangkan alat dan ruang yang ada di rumah sakit rekam medis juga
berfungsi untuk dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan. Sebagai alat untuk
pengukur mutu rumah sakit dan pembuatan laporan tahunan rumah sakit rekam
medis berfungsi sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.
Dalam pelayanan kesehatan terutama yang dilakukan dokter di rumah sakit,
peranan rekam medis sangat penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan
yang diberikan. Hal ini disebabkan catatan yang terdapat dalam rekam medis
merupakan bukti dokumentasi tertulis berupa perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pencatatan yang lengkap dan berkesinambungan dapat menghasilkan informasi
yang lebih akurat dan valid. Informasi yang dihasilkan akan menjadi dasar untuk
menentukan kebijakan dalam peningkatan pelayanan hal ini dikarenakan informasi
merupakan darah dan nyawa dalam sistem pelayanan kesehatan. (Huffman, 1994).
dokumen rekam medis (DRM) pada resume keluar rata rata persentase sebesar
2
94% yang terisi dan 6% yang tidak terisi. Sedangkan standar pelayanan minimal
menurut Depkes RI tahun 2006 dikatakan lengkap itu mencapai 100%, sehingga
kelengkapan DRM pada resume keluar di RSUD kabupaten Ciamis dikategorikan
belum lengkap.
Berdasarkan hasil observasi pada 29 maret 2016 di RSU, dr WAHIDIN
SUDIRO HUSODO menunjukkan dari 345 berkas dokumen terdapat 100 lembar
resume tidak lengkap.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini: bagaimanakah tingkat kelengkapan lembar
resume pada berkas rekam medis rawat inap di RSU dr WAHIDIN SUDIRO
HUSODO?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tingkat kelengkapan lembar resume pada rekam medis rawat
inap pasien di RSU dr WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA
MOJOKERTO
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan
lembar resume pada berkas rekam medis rawat inap pasien di RSU dr.
WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Manfaat penelitian ini bagi rumah sakit adalah memberikan gambaran
kepada rumah sakit tentang pemanfaatan indikator mutu pelayanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang
dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2. Fungsi Rumah Sakit
Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
fungsi rumah sakit adalah :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis.
c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang
kesehatan.
B. Rekam Medis
Pengertian dokumen rekam medis menurut PerMenKes
No.269/Menkes/Per/III/2008 pasal 1 adalah catatan dokter, dokter gigi, dan
tenaga kesehatan tertentu berisi formulir ringkasan masuk dan keluar,
anamnesis, laporan operasi, laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan
observasi dan pengobatan harian dan semua rekaman baik berupa foto
radiologi.
Catatan medik adalah catatan yang berisikan segala data mengenai pasien
mulai dari masa sebelum ia dilakukan, saat lahir, tumbuh menjadi dewasa
hingga akhir hidupnya. Data ini dibuat bila mana pasien mengunjungi
instalasi pelayanan kesehatan baik sebagai pasien berobat jalan maupun
sebagai pasien rawat inap. Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain kepada pasien di sarana pelayanan kesehatan (SK Men PAN
No 135 tahun 2002).
Tujuan dibuatnya rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah
sakit, tanpa dukungan suatu sistem pengelolaan rekam medis baik dan benar
tertib administrasi di rumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang
diharapkan.Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang
menentukan upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dilihat dari tujuan
utama (primer) rekam medis menurut (Hatta, 2008) terbagi dalam 5
kepentingan yaitu untuk:
dalam map dan disimpan. Formulir Rekam Medis yaitu sebagai suatu bentuk
lembaran catatan dengan kolom-kolom di dalamnya yang harus diisi dengan
angka-angka, jawaban-jawaban, ataupun keterangan-keterangan yang sesuai
dengan pertanyaan atau instruksi yang ada. Terdapat bermacam-macam
bentuk formulir rekam medis yang dipakai oleh rumah sakit, namun
semuanya harus memenuhi keperluan-keperluan yang mendasar. Formulirformulir rekam medis sendiri tidak memberikan jaminan pencatatan data
medik yang tepat dan benar, apabila para dokter maupun staf mediknya tidak
secara seksama melengkapi informasi yang diperlukan pada setiap lembaran
rekam medis dengan baik dan benar. Sesuai dengan PerMenKes
No.269/MenKes/Per/III/2008 BAB II pasal 2 dijelaskan bahwa rekam medis
hrus dibuat secara tertulis, lengkap, dan jelas atau secara elektronik.
C. Isi Rekam Medis Rawat Inap
Isi catatan medis disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya, khususnya
lembar rekam medis rawat inap berisi sebagai berikut seperti yang dipaparkan
Fangidac (1982) : Huffman (1994) ; Joint on Accreditation of Healthcare
Organizations (JCAHO): Permenkes no 269/MENKES/PER/III/2008:
1. Identitas psien, terdiri dari nama lengkap pasien, umur, nama
suami/ayah, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, nomor rekam medis
agama, pekerjaan, nomor kartu penduduk, alamat, dan nomor telepon
rumah untuk memudahkan penyusunan dan penemuan kembali berkas
rekam medis.
2. Tahun kunjungan atau tahun dirawat terakhir, untuk mempermudah
mencari (mengklasifikasi) berkas rekam medis yang sudah tidak aktif.
3. Tanda (+) untuk pasien meninggal, ditulis dibelakang nama pasien pada
sampul luar depan dan berkas rekam medis pasien yang meninggal
menandakan bahwa berkas tersebut sudah tidak aktif.
4. Catatan mengenai data kesehatan pasien, meliputi penyebab sakit,
penentuan tindakan terapi, rehabilitasi, riwayat pasien dan keluarga,
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, perawatan dan terapi obat terakhir,
hasil konsultasi, dan lain-lain.
5. Perintah
dokter
atau
rencana
perawatan,
dokter
menuliskan
isian
resume
medis
(permenkes
No
10
11
atau dokter, selama masa perawatan hingga pasien keluar dari rumah sakit baik
dalam keadaan hidup maupun meninggal.Menurut Pedoman Pengelolaan
Rekam Medis Rumah Sakit, 1997, ringkasan dapat ditulis pada bagian akhir
catatan perkembangan atau dengan lembaran tersendiri. Bagi rumah sakitrumah sakit kecil hal ini ditentukan oleh kegunaan catatan tersebut.
Pengecualian bagi resume medis ini terutama untuk pasien yang dirawat kurang
dari 48 jam.
Dalam penelitian Pratiwi YP, FKM UI, 2009, menyimpulkan resume medis
atau disebut dengan ringkasan pulang, merupakan kesimpulan atau ringkasan
yang menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien, pemeriksaan,
pengobatan, dan tindakan yang diterima dokter. Resume medis ini harus segera
ditulis dan dibuat setelah pasien selesai dan pulang dalam perawatan oleh dokter
dari rumah sakit dalam keadaan hidup. Pemeriksaan pasien akan terlihat secara
langkap namun ringkas dalam resume medis dan dapat digunakan kembali
untuk pengobatan atau kontrol kembali dimanapun pasien kembali berobat.
Pada PerMenKes 269 tahun 2008 pada pasal 4 ayat 1 dijelaskan bahwa
ringkasan pulang (resume medis) sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat 2 harus
dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien. Dokter
yang merawat pasien bertanggungjawab atas pengisian formulir tersebut. Masih
pada peraturan yang sama di pasal 6 dijelaskan dokter, dokter gigi dan/atau
tenaga kesehatan tertetu bertanggungjawab atas catatan dan/atau dokumen yang
dibuat pada rekam medis. Agar dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang baik, banyak syarat yang harus dipenuhi. Salah satu syarat yang dimaksud
adalah tersedianya data yang lengkap. Selain tentang keadaan kesehatan pasien
12
yang menjadi tanggung jawab dokter tetapi juga tentang keadaan lingkungan
fisik serta lingkungan non fisik masing-masing. Kesemauanya perlu dicatat
serta disimpan sebaik-baiknya. Untuk kemudian apabila diperlukan dapat
dengan mudah diambil kembali, sesuai dengan kepentingan. Berkas atau
catatan yang berisikan data dalam praktek kedokteran disebut Rekam Medis
(Medical Record) atau Dokumen Rekam Medis.(Dyah Ernawati).
Isi resume medis sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
1. Identitas pasien
Merupakan elemen informasi sebagai pengidentifikasi personal, yang
dikumpulkan sewaktu pendaftaran pasien atau pada saat kedatangan
awal ke penyedia atau institusi pelayanan kesehatan. Elemen ini
diperkirakan hanya diambil sekali atau diperbarui setiap tahun.
Pengidentifikasi personal adalah nama unik atau nomor identifikasi
yang akan membedakan informasi antar individu untuk tujuan riset dan
administratif. Nomor identifikasi unik adalah elemen yang paling
penting untuk dicatat secara seragam (Hatta GR, 2009).
2. Diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat
Diagnosis ini termasuk dalam diagnosis-diagnosis lain dalam rawat
inap. Sebagaimana rekomendasi UHDDS (Uniform Hospital Discharge
Data Set), diagnosis lain adalah semua kondisi yang hadir pada saat
masuk atau berkembang setelahnya, yang mengganggu pengobatan
yang diterima atau lama perawatan. Diagnosis yang merujuk pada
episode asuhan sebelumnya yang tidak memiliki pengaruh pada
perawatan sekarang tidak dimasukkan. Kondisi yang harus dikode
13
dokter
gigi,
dan/atau
tenaga
kesehatan
tertentu
14
15
Menurut Huffman (1990) dan Soejaga (1996) dalam Lubis (2009), mutu rekam
medis yang baik adalah rekam medis yang memenuhi indikator-indikator mutu
rekam medis sebagai berikut:
1. Kelengkapan isian resume medis.
2. Keakuratan
3. Tepat waktu
4. Pemenuhan persyaratan hukum.
Peranan dokter Nurmalita Fitriyani (2009), dengan judul Analisis
Kuantitatif Terintegrasi Lembar Resume Berkas Rekam Medis RawatInap
Pasien Penyakit Dalam RSU Banyumas. Hasil penelitian rata-rata persentase
kelengkapan lembar resume pelayanan penyakit dalam adalah identifikasi
100% terisi lengkap, bukti rekaman 41,27% terisi lengkap, keabsahan
rekaman 34% terisilengkap. Faktor ketidaklengkapan pengisian lembar
Resume medis adalah beban kerja dokter yang tinggi, sehingga dokter lebih
mementingkan pelayanan pasien dari pada kelengkapan resume medisnya.
Jenis penelitiannya adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Persamaan
dengan penelitian yang diambil peneliti adalah menganalisis kelengkapan
resume rekam medis rawat inap. Perbedaannya adalah lokasi penelitian yang
dilakukan RSU Banyumas sedangkan peneliti di RSU dr. Wahidin Sudiro
Husodo Kota Mojokerto
16
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Faktor komunikasi
Kelengkapan isi
Resume medis
Faktor waktu
Faktor beban
kerja
Faktor pengetahuan
17
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan penelitian observasional deskriptif.
Dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian deskriptif digunakan
untuk menggambarkan besarnya masalah ( variabel orang, tempat, dan waktu),
dimana peneliti hanya melakukan observasi, tanpa memberikan intervensi pada
variabel yang akan diteliti. Sedangkan pendekatan cross-sectional adalah
penelitian observasional dimana cara pengambilan data variabel bebas dan
variabel terikat dilakukan sekali waktu pada saat bersamaan.
B. Lokasi dan waktu Penelitian
Di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto yang dilaksanakn di
RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto pada tanggal 01 july- 01
agustus 2016
C. Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini tidak dibedakan antara variable bebas dengan variable
terikatnya, maka variable yang digunakan yaitu :
1. Faktor komunikasi
2. Faktor waktu
3. Faktor beban kerja
4. Faktor pengetahuan
5. Kelengkapan isi resume medis.
18
Definisi
parameter
Alat Ukur
Skala
Data
Kelengkapan
Kelengkapan resume
Resume
Checklist
Medis
data
Presentase
19
Lembar
Numerik
Komunikasi
Tingkat
pemahaman
berinteraksi.
Kategorik
jam
Lembar
ketika proses,
checklist
perbuatan, atau
data
numerik
persentase
Lembar
ketika proses,
checklist
perbuatan, atau
data
20
Numeric
Pengetahuan
Persentase .
Angket
numerik
pertanyaan
F. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar checklist dan
pedoman wawancara.
G. Prosedur Pengumpulan Data
1. Observasi
suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat,
mendengar, dan mencatat sejumlah taraf aktivitas tertentu atau situasi
tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Alat observasi
yang digunakan adalah lembar observasi yaitu suatu daftar untuk mencek
yang berisi nama subjek dan beberapa gejala serta identitas lainnya dari
sasaran pengamatan (Notoatmodjo, 2012).objek yang diobservasi adalah
formulir lembar resume medis.
21
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau perincian secara lisan
dari seseorang sasaran peneliti (responden) atau bercakap-cakap secara
langsung atau (face to face) (Notoadmodjo, 2010). Wawancara yang
dilakukan oleh peneliti yaitu kepada pengguna rekam medis formulir
resume medis dimana pengguna formulir tersebut adalah petugas
pendaftaran, dokter, dan perawat.
3. Studi Dokumen
Dekumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu (Sugiyono,
2011). Dokumentasi juga merupakan kegiatan mencari data atau variable
dari sumber berupa catatan, transkripsi, buku, prasasti dan sebagainya. Pada
penelitian ini studi dokumen yang dilakukan pada formulir resume medis.
H. Pengolahan dan Analisis data
1. Pengolahan Data
a. Collecting
lembar checklist
b. Editing
checklist.
c. Cross check
checklist
d. Penyajian data :
2. Annalisis data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
22
I. Kerangka Kerja
Menentukan populasi
Formulir resume medis berkas rawat inap
Menentukan sempel
Kurang lebih 100 berkas rekam medis
Mengumpulkan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara pada petugas
yang berkaitan dengan formulir resume medis dan lembar checklist
pada formulir resume medis
Mengolah data
Data dihimpun secara random dijadikan sampel dan diteliti
kelengkapannya
Menganalisis data
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional
23
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Savitri Citra (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum
Sinergis Media.
Depkes RI (1997). Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia.
Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik.
Huffman, Edna K. (1994). Health Information Management. United States: Physicians
Record Company.
Hatta, Gemala R. (2014). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI Press.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Hosizah (2014). Kumpulan Peraturan Perundangan Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan (Manajemen Informasi Kesehatan). Yogyakarta: aptiRMIK press
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
24